Nazeera, seorang wanita cantik dan pintar, hidup dalam kesendirian setelah di khianati dan tinggalkan oleh suaminya. Namun, kehidupannya berubah drastis setelah di pertemukan dengan pria tampan yang merupakan seorang Presdir sebuah perusahaan besar.
Devan, yang selalu memprioritaskan perusahaan nya di desak untuk segera menikah oleh ibu nya mengingat dengan usianya yang sudah hampir menginjak kepala tiga. Akhirnya ia memutuskan untuk menikahi Nazeera dan menjadikannya sebagai istri rahasia yang di sembunyikan dari publik.
Namun walau begitu, tetap saja Intan menjodohkan Devan dengan banyak wanita lain karena tidak pernah setuju dengan pernikahannya bersama Zeera.
Lalu bagaimana dengan Zeera? akankan ia bertahan pada pernikahan ke-dua nya? atau justru memilih untuk meninggalkan Devan karena selalu di benci oleh ibu mertuanya?
Yuk simak ceritanya . . .
jangan lupa untuk selalu tinggalkan jejak berupa like, komen dan gift ya!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon chiechi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 16
Di dalam sebuah restoran, tepatnya di ruangan VIP. Devan sudah datang lebih dulu dan menunggu istrinya tiba disana. Sambil menatapi layar ponselnya, ia mengetuk-ngetukan jari nya di atas meja seolah sedang berpikir.
Tidak lama, pintu ruangan terbuka menampakkan seorang pelayan yang mengantarkan Zeera ke dalam ruangan tersebut. Zeera tersenyum seraya melangkah menghampiri suaminya.
Begitu juga dengan Devan yang segera berdiri dan menarik satu kursi untuk di duduki istri tercinta nya. Disusul oleh hidangan makan siang yang sebelumnya sudah di pesan oleh Devan.
"Bagaimana kau melakukan itu?" Tanya Zeera.
"Bukan hal yang sulit. Apa masih belum puas?"
"Sudah cukup."
Makan siang pun berlangsung begitu saja, setelah keduanya selesai, Devan menanyakan keadaan gudang saat ini. Menyinggung dengan kata gudang, sepertinya Zeera menyadari sesuatu disana. Namun ia masih penasaran siapa yang sudah memberitahu Devan mengenai kejadian tadi. Mungkinkah Devan menyuruh bawahannya untuk memata-matai nya?
"Semua stok barang aman, namun hampir saja terjadi insiden kecil. beruntungnya Aldi segera menarik ku, jika tidak mungkin aku sudah tertimbun kardus yang cukup berat itu." Jelas Zeera.
"Jadi dia menyelamatkan mu?"
Zeera mengangguk, sesuai dengan perintah kamu, Aldi selalu melindungi ku sebaik mungkin.
"Bukan hanya menuruti perintah ku, tapi dia hanya sedang mengamankan rekeningnya." Sahut Devan yang terdengar lucu membuat Zeera tertawa kecil.
"Ku rasa kamu harus memberinya bonus."
"Laksanakan." Sahut Devan tersenyum seraya memegang tangan Zeera di atas meja.
Keduanya tersenyum dan terlihat begitu senang seperti dua anak muda yang saling jatuh cinta pada umumnya.
Kediaman Santoso. . .
Fani mendapati Ragil yang sedang mengambil beberapa uang dalam brankas miliknya. Ternyata benar, Ragil bukanlah pria yang baik, setelah apa yang dia lakukan dia ingin kabur dengan membawa sejumlah uang milik keluarga Santoso.
"Kamu mau kemana?" Tanya Fani menahan lengan pria itu.
"Kemana aku pergi, bukan urusan mu!"
"Papa sedang di rumah sakit, Ragil. Dia lagi butuh uang banyak, lalu apa yang kamu lakukan? Kamu malah ingin pergi dengan membawa sejumlah uang yang sama sekali bukan milik mu, kembalikan!" Fani mencoba merebut tas yang di tenteng Ragil.
"Tandatangan itu, dan jangan pernah mencari ku!" Sahut Ragil memberikan selembar kertas berisi surat cerai.
"Enggak, kamu gak bisa ceraikan aku, aku lagi hamil!"
"Kamu pikir aku peduli, hm? ternyata aku salah karena sudah menikahi wanita bodoh seperti mu!" Ragil mendorong Fani hingga terjatuh ke lantai.
"Ragil ku mohon jangan pergi, Ragil!" Panggil Fani yang masih terduduk di lantai menahan rasa sakit di perutnya.
Dengan rasa yang tidak perduli nya, Ragil melangkah keluar meninggalkan tempat itu tanpa menoleh sedikitpun.
Villa keluarga Erlangga
Seorang pria berpakaian hitam menghampiri Intan yang sedang duduk santai sambil merangkai bunga-bunga cantik kedalam sebuah vas.
"Katakan!" Ucap Intan yang sudah mengetahui kedatangan asisten nya.
"Namanya Nazeera, gadis dari kampung Lestari yang sempat bertemu dengan tuan Devan semasa kecil dulu. Dia sempat menikah dengan pria bernama Ragil, namun di campakkan nya begitu saja. Kedua orangtuanya sudah meninggal dan tidak memiliki saudara sama sekali."
"Jadi dia hanya seorang janda yang ingin menumpang hidup enak pada Devan? Sungguh keterlaluan! Bagaimana bisa anak itu menyukai wanita seperti dia." Ucap Intan kesal sendiri.
"Untuk saat ini, dia juga merupakan owner dari produk kecantikan Vania beauty care yang di bantu oleh pak Devan dan asisten nya, Aldi."
"Benar-benar sudah di butakan oleh cinta yang tidak berguna!" Ucap Intan.
*
Di atas sebuah meja, ponsel Zeera berdering menujukkan nama Ragil disana. Zeera melirik sang suami yang sepertinya tidak suka pria itu menghubungi Zeera.
"Aku akan menolak nya." Ucap Zeera.
"Terima saja, aku ingin tau bagaimana cara dia merengek meminta maaf pada mu." Sahut Devan.
Dengan segera, Zeera menuruti apa yang di katakan oleh suaminya, ia menerima panggilan tersebut hingga terdengar suara Ragil disana yang meminta untuk bertemu dengan Zeera. Sesuai dengan apa yang di perintahkan Devan, Zeera menyetujui untuk bertemu dengan Ragil.
Disebuah jalan yang tidak jauh dari restoran tempat Zeera makan siang bersama Devan, Ragil datang menemui mantan istrinya. Ia mengakui kesalahannya dimasa lalu dan meminta untuk kembali ke sisi Zeera.
Namun dengan tegas, Zeera menolak itu. Bahkan ia sempat mengeluarkan kata cacian pada Ragil untuk meluapkan emosinya. Zeera juga menegaskan bahwa dirinya kini sudah menikah dengan pria lain yang kau lebih baik dari pada Ragil.
"Jika kamu benar sudah menikah, lalu dimana suami mu? Siapa yang mau menikahi janda seperti mu?"
"Kamu tidak perlu tau siapa yang menjadi suami ku saat ini, lebih baik kamu segera cari wanita kaya yang mau menampung pria yang selalu menjadi beban seperti mu!" Tunjuk Zeera yang kemudian bergegas pergi.
"Nazeera! Aku pastikan hidupmu gak akan pernah bahagia!" Tariak Ragil.
Zeera kembali masuk kedalam mobil dan duduk disamping Devan yang menunggunya sedari tadi.
"Apa yang dia katakan?"
"Ngajak balikan."
Devan membulatkan matanya menatap Zeera.
"Kenapa memelototi ku seperti itu?"
"Kamu terima ajakan dia?" Tanya Devan yang sudah cemas.
"Hanya wanita bodoh yang ingin kembali bersama nya." Sahut Zeera.
Akhirnya Ragil bernafas dengan lega, ia menggenggam tangan Zeera dan memberinya kecupan. "Apapun yang terjadi, jangan pernah tinggalin aku, oke?"
Zeera mengangguk, "aku janji, walau tanpa restu orangtua mu, aku akan selalu di samping kamu."
Kedua nya tersenyum bersama sebelum akhirnya bibir mereka saling berpautan satu sama lain membuat Dito panas dingin melihat nya.
Malam hari. . .
Sesuai dengan apa yang di katakan Devan, malam ini ia menghadiri acara pertemuan dengan beberapa rekan bisnis nya yang kebetulan di selenggarakan oleh keluarga Celine. Tidak hanya Devan, tetapi juga dengan kedua orangtuanya yang ikut hadir disana.
"Sudah siap sayang?" Tanya Intan pada Celine.
Gadis itu mengangguk, "sudah Tante." Sahutnya tersenyum lebar.
"Sana, temani Devan." Ucap Intan kembali.
Celine segera melangkah menghampiri Devan yang sedang berbincang dengan salah satu rekan bisnis nya. Sampai dimana Celine tiba, pria itu pun pergi ke sisi lain meninggalkan Devan bersama dengan Celine disana.
"Dimana istri mu? kenapa kau tidak mengajak nya? Ohh atau jangan-jangan... Kamu malu membawa janda miskin seperti dia?" Ucap Celine yang sedikit berbisik.
"Jaga ucapan mu, Celine!"
"Kenapa? Aku hanya mengatakan kebenaran nya, bukankah begitu?"
"Asal kamu tau, buat aku dia lebih berharga daripada kamu yang semata hanya menginginkan harta." Ucap Devan dengan suara yang menekan, "dan aku peringatkan sama kamu, sampai kapanpun kamu gak akan pernah bisa mendapatkan apa yang kamu mau." Sambung Devan yang bergegas pergi sambil membawa satu gelas minuman yang dibawakan oleh salah satu pelayan.
Baru beberapa langkah, Devan merasakan kepalanya yang begitu pusing. "Sialan Celine, beraninya kamu menaruh obat di minuman ku." Gumam Devan.
Dengan segera, Celine menghampiri Devan dan membawanya masuk kedalam salah satu kamar yang berada di tempat itu.
***
TBC. . .