NovelToon NovelToon
Cinta Untuk Ghaluna

Cinta Untuk Ghaluna

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Nikahmuda / CEO / Pernikahan Kilat / Cinta Paksa / Dijodohkan Orang Tua
Popularitas:823
Nilai: 5
Nama Author: Juniar Yasir

Luna,panggilan untuk gadis manis berhidung mancung tersebut.terbiasa hidup sederhana sejak kecil membuatnya jadi sosok yang mandiri,karna ia tinggal bersama bibi dan paman nya.
siapa sangka tiba-tiba ia harus menikah, karna paman nya terlilit hutang.
bagaimana kelanjutannya?
akankah Ghaluna bahagia?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Juniar Yasir, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Titik terang 1

Vano telah tiba di rumah nya.

Tadi ketika Aldo menelpon, Ia lagi di jalan pulang.

Setelah bersih-bersih dan mengenakan pakaian santai Vano segera turun ke bawah.

"Bibi masak apa?..." Tanyanya pada pembantu yang sedang memasak. Ia membuka kulkas untuk mencari cemilan.

"Seafood saus Padang, cah kangkung dan tempe orek den." Jawab si bibi.

Vano berhenti ngunyah, "Bi, panggil Vano aja ya!, Vano kurang suka di panggil Aden. Panggil anak juga nggak apa-apa. Vano kedepan dulu, tolong bikinin jus jeruk ya bi" Ucap nya. Dia berlalu menuju ruang tv dan menonton alakadarnya.

Tak berapa lama bibi datang membawa pesanan Vano.

"Ini Den, Eh Va..no minumannya!" Dia menyajikan di atas meja. "Nanti kalau mas Vano lapar tinggal panggil bibi saja. Kalo begitu bibi pamit ke belakang dulu." Ucap bibi dan segera kembali ke belakang.

Vano segera meminum jus nya, tangannya kembali membuka rekaman suara yang tadi di kirim Aldo.

"Tiara-tiara, Kenapa Lo jadi makin keras kepala dan jahat sih?!, Ok!, akan Gue ikuti permainan Lo. Asalkan Lo nggak nyakitin Luna. Jika itu terjadi.... Lo akan menyesal!." gumam Vano.

Vano masih tidak habis fikir, Ia kira setelah dirinya menolak perasaan Tiara,Dia akan berhenti. Ternyata, makin parah.

Vano tau itu bukanlah cinta, tetapi obsesi yang berlebihan.

"Dan tuan Ivander, Aku pastikan Dia akan menyesal telah membuang cucu nya sendiri dan malah menyayangi cucu tiri yang bukan darah dagingnya." Vano sudah menyusun rencananya dengan matang, hanya menunggu waktu yang tepat.

Lamunannya buyar ketika mendengar suara seseorang

"Assalamu'alaikum anak mommy...!" Seru suara, yang tak lain adalah mommy Vano.

"Mommy pulang kok nggak bilang?... Kan Vano bisa jemput mom." Vano berdiri menyalami sang mommy.

"Mommy sengaja nggak ngasi tau kamu, Ayo makan, mommy udah kelaparan."

"Astaga!, Apa Daddy udah nggak mampu ngasi mommy ku makan?..." tanya Vano.

Mereka beriringan menuju meja makan.

"Ishh Kamu!." Mereka mulai makan sambil ngobrol ringan.

...🌾🌾🌾🌾🌾...

Dirumah Sila.

Sila dan ibu nya sedang makan malam.

"Em, gimana kuliah mu nak?" Tanya Bu Ida.

"Alhamdulillah lancar buk, Tinggal di nilai oleh dosen. Do'akan ya buk!, semoga Skripsi nya di terima agar cepat wisudanya." Timpal nya.

"Aamiin!!, pasti nak, selalu!. Oh ya, kamu tadi pulang sama siapa?... Kok nggak di suruh masuk?..."

Uhuk.. uhukkkk..

Sila tersedak mendengar pertanyaan sang ibu.

"Pelan-pelan makannya, nggak ada yang mau merebut makanan mu." Canda Bu Ida. Ia memberi gelas berisi air ke Sila.

"He.. hehe, Semenjak ibu sakit, Sila udah lama nggak makan masakan ibu. Hari ini akhirnya Sila bisa makan masakan ibu lagi." Sila mengalihkan obrolan, tetapi ucapannya jujur soal masakan sang ibu.

"Iya nak, Alhamdulillah, Ibu juga bahagia sekali bisa pulang dan kita berkumpul lagi." Ucapnya.

Selesai makan malam mereka membereskan piring dan Sila mencucinya.

"Udah ibu ke depan duluan aja, ini Sila aja yang ngerjain. Nggak banyak kok ini!." Ujar Sila tak ingin sang ibu kecapean.

"Ya sudah ibu tungguin di sini aja." Bu Ida memilih menemani Sila di dapur.

Selesai beres-beres, anak dan ibu itu memilih duduk di kursi depan tv. Mereka tidak punya ruang khusus terpisah, seperti ruang tv/keluarga dan ruang tamu, semua menjadi satu. Sedangkan yang berskat hanya pintu menuju dapur. Rumah ini juga bukan rumah mereka, Mereka cuma ngontrak.

Setelah ngobrol Sila memutuskan masuk ke kamar. Sedangkan Bu Ida masih betah nonton Channel ikan terbang kesukaannya.

Masuk kamar Sila langsung berbaring di ranjang mininya. Tangannya menscroll layar ponselnya, tanpa sengaja Ia melihat postingan Sang mantan idola SMA nya.

Dia jadi teringat kejadian tadi siang.

🌿 Flashback on🌿

Tadi siang.

Sila menuju mobil yang di tunjuk oleh Vano. Ia membaca plat nya.

"Benar, ini mobilnya." tanpa permisi Sila membuka pintu belakang dan masuk ke mobil. "Jalan pak!". Ucapnya kepada pria yang di kiranya supir Vano itu.

"Waaaah!, Enak ya, naik di belakang dan memerintah pula, emang Gue supir Lo?!." Aldo menimpali ucapan Sila.

Sebenarnya Ia sudah diberi tahu Vano untuk mengantar Sila, tapi ia sengaja membuat Sila kesal.

Sila merasa suara sang supir familiar, dia pun melihat ke depan.

"Kamu!!, Maaf aku kira yang akan mengantarku supir kak Vano, ternyata bukan." Ucap Sila merasa malu dan bersalah.

"Hem, baiklah ku maafkan, tapi kamu harus temani aku makan!". timpal Aldo. Ia malah memberi persyaratan.

"Ya udah, makannya di cafe ini aja kita." balas Sila.

Tapi seakan tidak mendengar, Aldo segera menjalankan mobil nya tanpa menunggu persetujuan Sila.

Sila hanya mampu menggerutu di dalam hati, Ia yang dari dulu mendambakan dan mengidolakan Aldo, seketika menjadi sebal.

"Awas aja Lo, tunggu pembalasanku." batinnya.

.....

"Nak, kamu sudah tidur?" tanya Bu Ida dari luar.

Lamunan Sila hilang mendengar sang ibu memanggil.

"Belum, ibuk ada yang mau di tolong?..." Sila membuka pintu kamarnya.

"Nggak kok nak, ibu cuma mau tanya apa adekmu sudah mengabarimu?." Tanya nya lagi.

"Udah kok buk, Dia cuma mengirim pesan. Dia baik-baik saja dan sebentar lagi juga akan ujian akhir." tutur Sila menenangkan sang ibu.

"Oh gitu, syukurlah, kalo gitu ibu ke kamar dulu". pamitnya.

Sila hanya mengangguk, setelahnya menutup pintu dan kembali berselancar di Sosmed.

.

.

...🌾🌾🌾🌾🌾...

Sementara di Swedia saat ini pukul 13.30 Siang.

Kakek Ivander sedang berada di mansionnya. Ia duduk di ruang tamu bersama menantu dan anak buah nya.

"Bagaimana rencana menjebak Keluarga Givano, apakah mereka sudah menerima tawaran kerja sama?..." Tanya tuan Ivander kepada sang menantu, yang tak lain adalah Albert Gilson papanya Tiara.

"Daddy tenang saja, Tadi malam Asisten Givano telah menghubungi ku dan Vano telah menandatangani surat kerja samanya." timpal Albert.

"Bagus. Dan kalian!,. Tunjukny ke anak buahnya.

"Cari informasi dan Identitas tentang gadis itu. Ingat!, jangan sampai melukainya!, Bukankah kemarin sudah ku kirim foto nya?"

"Sudah tuan. Baik, kami akan segera menyelidikinya." Ujar salah seorang anak buahnya dan mereka segera meninggalkan kediaman bak istana itu.

"Boleh ku lihat foto nya Dad?... Tiara bilang dia mirip istriku!, Tidak mungkin jika Ia anaknya dan Pria Indonesia itu. Bukankah bayi mereka sudah tiada?..."Albert sedikit merasa takut.

"Nih" Tuan Ivander menunjukkan foto yang di kirim orang Indonesia suruhannya.

Albert mengambil ponsel itu dan melihat fotonya.

Hampir saja ponsel di tangannya terlepas.

Ia begitu ketakutan, karena wajah Wanita yang ada di foto mirip dengan istrinya, walaupun ada campuran Asia nya.

Ia mulai ketar-ketir, takut bila posisi Tiara teralihkan otomatis posisinya di perusahaan Ivander Grup pun terancam di geserkan.

Setelah mengobrol, Tuan Ivander beranjak menuju lift,untuk menuju kamarnya.

.

.

.

Sementara, dari kamar tidak jauh dari ruang tamu, seorang wanita kembali masuki kamarnya setelah mendengar obrolan sang ayah dan suami terpaksa nya.

Ya!, Dia adalah Valery Ivander. Saat Ia bangun pasca melahirkan, ia sempat depresi mengetahui sang bayi meninggal setelah beberapa jam. Padahal ia sempat mendengar tangisan bayi nya saat lahir. tak sampai di situ, kembali ia di guncang dengan kepergian sang suami. Tuan Ivander memfitnah, bahwa sang menantu telah pulang ke Indonesia setelah sesaat bayi mereka meninggal dunia.

Hancur hati Valery, semenjak saat itu ia menjadi pendiam dan jarang bersosialisasi.

3 bulan pasca melahirkan, Tuan Ivander kembali memintanya untuk menikah.

Ia hanya mengiyakan saja. Karena, semangatnya telah tiada. Menolak pun percuma.

"Apa sebenarnya bayi ku masih hidup?, sepertinya sudah cukup selama ini aku berdiam diri. Aku harus mencari tahu tentang ini."

Valery mengambil kopernya yang berada di kolong ranjang nya, setelahnya membuka almari dan memasukkan beberapa pakaian kedalam koper. Tidak lupa Visa dan beberapa lembar uang serta ATM.

Setelah selesai packing, ia menaruh kembali kopernya ke bawah kolong. Ia tidak akan pergi ke Indonesia sekarang, karena bukan hal mudah untuk mengelabuhi sang ayah.

.

.

.

.

"Segera nikah kan saja mereka!."

Segini dulu ya🙏😉

1
Juniar Yasir
bagus
Bunny
Lanjut kak! Semangat, aku suka karyamu!
Yuk, mampir di ceritaku
Dosen Licik terobsesi padaku ᐛ
Juniar Yasir: Maasyaa Allah
nanti aku mampir
total 1 replies
Bunny
Awal kalimat wajib huruf kapital ya kak😊
Bunny
Tanda titik seharusnya di dalam petik dua bukan di luar ya kak, semangat
Juniar Yasir: makasih guys masukan nya🙏🙏
total 1 replies
Bunny
Izin koreksi ya kak, untuk penulisan tanda titik dan koma sebaiknya diberi spasi ya. Semangat!
kirom hasran
Serius, ceritanya bikin aku baper
Juniar Yasir: masa sihhh...😁
makasih yaaa sudah mampir🙏🙏🙏
total 1 replies
Juniar Yasir
ini karya pertama author.
semoga setelah ini ada karya yang lain juga
Juniar Yasir
Mohon koreksi nya ya teman-teman
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!