Suami terbangsat adalah suami yang berusaha menjadi pahlawan untuk perempuan lain namun menjadi penjahat untuk istrinya sendiri. Berusaha menjadi teman terbaik untuk perempuan lain, dan menjadi musuh untuk istrinya sendiri.
Selama dua tahun menikah, Amora Juliansany tidak pernah mendapatkan perhatian sedikitpun dari sang suami yang selalu bersikap dingin. Menjadi pengganti mempelai wanita yang merupakan adiknya sendiri, membuat hidup Amora berada dalam kekangan pernikahan.
Apalagi setelah adiknya yang telah ia gantikan sadar dari komanya. Kedekatan sang suami dan adiknya hari demi hari membuat Amora tersiksa. Mertuanya juga ingin agar Amora mengembalikan suaminya pada adiknya, dan menegaskan jika dia hanya seorang pengganti.
Setelah tekanan demi tekanan yang Amora alami, wanita itu mulai tak sanggup. Tubuhnya mulai sakit-sakitan karena tekanan batin yang bertubi-tubi. Amora menyerah dan memilih pergi meninggalkan kesakitan yang tiada akhir.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Muhammad Yunus, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Lukaku untukku sendiri.
Amora berpikir, hidupnya akan lebih baik setelah Sunny dipulangkan oleh Papa Nikolas ke rumah orang tuanya. Ternyata anggapan itu salah besar.
Setelah kepergian Sunny, sikap Megan semakin menjadi-jadi. Seperti malam ini contohnya.
Pria itu baru pulang kerja setelah jarum jam bergerak menuju angka 9 malam, akan tetapi akan kembali pergi setelah mendapatkan telepon dari seseorang.
"Aku akan pergi, tak usah menungguku pulang!" Kata Megan, laki-laki itu kini berdiri di depan cermin mengenakan arloji nya.
Perhatian Amora tersita, ia pikir Megan sudah tidak mau berbicara lagi dengannya, tapi ternyata Amora salah.
"Sunny membutuhkanku. Aku harus segera kesana!"
Mendengar nama Sunyi yang disebut oleh sang suami, Amora berdiri mematung dengan perasaan terluka.
Lagi-lagi Sunny. Dalam segala situasi, Amora sudah kalah dari wanita itu.
"Megan, ada hal penting yang ingin aku bicarakan denganmu!" Amora memberanikan diri untuk berbicara, di sisa-sisa pertahanan dirinya.
Megan berdecak mendengar ucapan Amora. "CK! Aku terburu-buru Amora! Sunny sendirian di sana, bagaimana kalau terjadi sesuatu?!"
Bibir Amora seketika terkatup rapat. Jemari tangannya meremas ujung dress yang ia kenakan.
Gurat cemas tercetak jelas di wajah suaminya, betapa khawatirnya dia dengan mantan calon istrinya itu.
Saat Megan hendak melangkah ke arah pintu, Amora mencekal lengan sang suami. "nanti kamu pulang kan?" tanyanya dengan suara bergetar.
"Bukan urusanmu!!" ujar Megan melepaskan tangan Amora begitu saja.
Amora bergeming membiarkan suaminya berlalu tanpa menahannya pergi seperti hari-hari yang lalu.
Laki-laki itu berjalan terburu-buru meninggalkan Amora dan kembali pergi untuk menemui mantan yang begitu dicintainya.
Amora terdiam menatap pintu kamar yang masih terbuka dengan nanar.
Perlahan-lahan, Amora melangkah mendekati ranjang. Kepalanya mendadak terasa berdenyut-denyut.
Ia mengulurkan tangannya mengambil obat di dalam tas dan meminum beberapa butir sebelum dia berbaring.
Dalam waktu beberapa menit, Amora mulai merasa kedua matanya mengantuk, disisa kesadarannya wanita itu berusaha menghalau air mata yang lagi-lagi berlomba keluar.
Rupanya sakit hati berdampak pada kwalitas tidur seseorang, baru setengah jam tertidur, Amora sudah terjaga kembali.
Kamar masih sepi, hanya dia seorang yang berada di atas ranjang.
*****
Megan sedang menikmati makan malam bersama Sunny dan kedua orang tua Amora. Saat Sunny menuangkan air minum di gelasnya.
Sepintas ucapan Nikolas melintas di ingatan Megan.
"Ingat mantan itu wajar. Tapi tidak untuk dijadikan prioritas, lalu abai dengan tanggung jawab sama yang selalu ada di depan mata."
"Pernahkah kamu bertanya pada istrimu, apa saja yang dia korbankan demi menjadi pengganti adiknya? Apa waktu itu Amora sudah punya kekasih?"
Seketika napsu makan Megan menguap. Sepintas ucapan Papanya tentang kekasih istrinya mengganggu perasaannya.
"Kak Megan!" Megan hampir menjatuhkan sendoknya karena kaget dengan teguran Sunny.
"Oh! Ya? Kenapa?" tanya Megan berpaling dari piring dihadapannya.
"Nak, kamu kelihatan banyak pikiran, apakah ada masalah di perusahaan?" Jundi ayah Amora ikut memperhatikan Megan.
Megan menggelengkan kepalanya, seketika pria itu berdiri. "Sepertinya aku lelah, aku pulang dulu!" ujar Megan.
"Kak Megan..."
"Lain kali aku datang lagi, aku benar-benar lelah Sunny." ucap Megan sambil mengusap lembut kepala perempuan itu.
Senyum tipis muncul di bibir Sunny, perempuan itu akhirnya membiarkan Megan pulang. Dia sangat percaya jika Megan benar-benar lelah, lagi pula dia banyak cara untuk mengambil perhatian dan waktu Megan.
Karena sampai kapanpun Megan hanya miliknya.
*******
Di dalam mobil, Megan merasa gelisah dan emosi memikirkan apa yang terjadi beberapa waktu yang lalu.
"Kenapa....," gumam laki-laki itu dengan ekspresi dingin yang tercetak jelas. "kenapa tiba-tiba aku memikirkan Amora?"
kalau bisa up nya tiap hari ka...
sebelumnya makasih byk ka...