Hot Summer Boyz yang diperankan oleh anggota group THE BOYZ : Hyunjae, Juyeon, Younghoon, Sangyeon, Sunwoo, Eric, Juhaknyeon, Jacob, Kevin, Changmin (Q), Chanhee (New) tentang sebelas cowok tampan yang sedang berlibur ke sebuah pulau tropis dan bertemu dengan gadis bernama Nikita serta dua sahabatnya, Echa dan Yesha.
Kehadiran para gadis ini yang nantinya bakal memicu cinta segitiga, momen manis, dan dinamika yang tak terduga.
⚠️Ini pengalaman musim panas yang tidak bisa kamu abaikan. HOT SUMMER BOYZ menunggu DEOBI! Let’s dive in!!!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sara Budi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Eps 19 Hyunjae Ungkapin Perasaan Ke Nikita
Malam semakin larut. Villa sudah sepi setelah makan malam yang penuh ketegangan. Nikita, Yesha, dan Echa memilih kembali ke villa mereka lebih awal. Cowok-cowok yang tersisa di villa terlihat sibuk dengan pikiran masing-masing, kecuali Miyeon, yang langsung masuk ke kamarnya setelah acara selesai. Ia merasa dadanya sesak, penuh dengan rasa kecewa dan cemburu yang bercampur aduk.
Di kamarnya, Miyeon duduk di tepi tempat tidur sambil memandangi ponselnya. Matanya terpaku pada pesan yang sudah ia ketik untuk Hyunjae tapi tak pernah ia kirim. Ia ingin mengatakan semuanya tentang perasaannya, tentang betapa ia merasa Nikita telah merebut sesuatu yang sangat ia inginkan. Tapi setiap kali ia hampir menekan tombol kirim, rasa takut menghentikannya.
Sementara itu, Hyunjae duduk di ruang tamu dengan wajah kusut. Hatinya terasa berat. Ia terus memikirkan Nikita, wajahnya yang berubah setelah makan malam, sikapnya yang tiba-tiba dingin. Ia sudah mencoba menghubunginya, tapi tak ada satu pun pesannya yang dibalas. Ponselnya terus ia pegang, berharap ada tanda-tanda dari Nikita, tapi layar itu tetap kosong.
"Udah malam nggak tidur?" tanya Kevin yang kebetulan lewat.
"Belum ngantuk" jawab Hyunjae singkat, mencoba menyembunyikan kegelisahannya.
Kevin hanya mengangguk, lalu masuk ke kamarnya. Hyunjae mendesah pelan, lalu berdiri. Ia tahu apa yang harus ia lakukan.
TOK TOK TOK...
Miyeon terlonjak kaget saat mendengar ketukan keras di pintu kamarnya. Ia berjalan ke arah pintu, membuka sedikit, dan terkejut melihat Hyunjae berdiri di sana. Wajahnya terlihat serius, bahkan cenderung marah.
“Hyunjae? Ada apa?”
Hyunjae tak memberinya kesempatan bicara. Ia mendorong pintu hingga terbuka lebar, lalu masuk ke dalam. Ia menutup pintu dan menguncinya, membuat Miyeon semakin bingung dan sedikit gugup.
“Kamu ngapain kesini malam-malam begini?” tanya Miyeon, mencoba terdengar tenang.
Hyunjae menatap Miyeon tajam. “Gue mau ngomong sama lo. Sekarang!”
Miyeon mundur selangkah, tapi mencoba mempertahankan ketenangannya. “Ngomong apa?”
“Dengar ya Miyeon,” suara Hyunjae tegas. “Gue nggak suka lo bawa-bawa Nikita tadi malam. Apalagi lo bikin dia nggak nyaman”
Miyeon tertawa kecil, mencoba menutupi rasa sakit di hatinya. “Oh, jadi kamu ke sini cuma buat bela Nikita? Hebat, Hyunjae. Aku nggak nyangka kamu udah sedalam itu bakal peduli sama dia.”
“Ini bukan soal peduli, ini soal batasan!” suara Hyunjae sedikit meninggi. “Lo nggak punya hak buat ngatur hidup gue atau Nikita. Gue nggak mau lo ngelakuin hal kayak gitu lagi!! NGERTI!!”
Miyeon merasakan amarahnya mulai memuncak. Ia menatap Hyunjae dengan mata yang mulai berair. “Kamu sadar nggak sih Hyunjae? Sebelum Nikita, cewek yang suka sama kamu duluan itu aku.."
Ucapan Miyeon membuat Hyunjae terdiam. Ia memandang Miyeon, mencoba mencerna apa yang baru saja ia dengar. “Apa maksud lo?” tanyanya akhirnya.
Miyeon tersenyum pahit, lalu duduk di tepi tempat tidurnya. “Kamu nggak ingat, ya? Aku tuh cewek yang pernah kamu tolong di restoran beberapa tahun lalu”
Hyunjae mengernyit, mencoba mengingat-ingat. “Restoran? Maksud lo?”
“Ya,” potong Miyeon. “Waktu itu, ada orang yang bikin masalah sama aku, dan kamu datang nolongin aku. Kamu mungkin nggak ingat, tapi buat aku, itu momen yang nggak pernah bisa aku lupain. Laki-laki tinggi tampan berseragam putih abu-abu dengan coretan pylox kelulusan”
Hyunjae tertegun. Perlahan, ingatannya mulai kembali. Ia memang pernah membantu seorang wanita di sebuah restoran. Saat itu, ia hanya melakukan apa yang ia pikir benar, tapi setelah kejadian itu, ia sempat penasaran tentang wanita itu. Ia bahkan pernah mencoba mencari tahu, tapi akhirnya menyerah karena tidak mendapatkan apa-apa.
“Lo serius? Lo cewek itu?” tanyanya, masih tak percaya.
Miyeon mengangguk. “Iya. Dan selama ini, aku berharap suatu saat kamu bakal inget sama aku”
Hyunjae tidak tahu harus berkata apa. Ia merasa bersalah, tapi juga bingung. Ia tidak pernah bermaksud menyakiti perasaan Miyeon, tapi sekarang semuanya terasa sangat rumit.
“Miyeon... gue nggak tahu harus bilang apa. Gue nggak pernah bermaksud bikin lo sakit hati” kata Hyunjae akhirnya.
“Kamu nggak salah, Hyunjae,” jawab Miyeon dengan suara bergetar. “Aku yang salah karena terlalu berharap. Aku tahu kamu nggak pernah lihat aku lebih dari sekadar orang asing. Tapi aku nggak bisa bohong kalau aku suka sama kamu"
Hyunjae terdiam. Ia ingin mengatakan sesuatu untuk menghibur Miyeon, tapi ia juga tidak ingin memberikan harapan yang tidak nyata. Setelah beberapa saat, ia berkata pelan, “Maaf aku nggak bisa balas perasaan kamu, Miyeon”
Miyeon mengangguk pelan, meskipun hatinya terasa seperti hancur berkeping-keping. “Ya aku tahu. Kamu suka sama Nikita, kan?”
Hyunjae tidak menjawab, tapi ekspresinya sudah cukup menjelaskan semuanya. Miyeon tersenyum pahit, lalu berdiri.
“Kalau gitu, pergi aja, Hyunjae. Aku capek mau tidur” katanya sambil membalikkan badan.
Hyunjae ragu sejenak, tapi akhirnya ia memutuskan untuk pergi.
Setelah Hyunjae pergi, Miyeon jatuh terduduk di lantai. Air matanya akhirnya jatuh, mengalir tanpa henti. Ia tahu, cinta yang ia harapkan tidak akan pernah menjadi kenyataan.
Di villa lain, Nikita duduk di balkon kamarnya. Ia memandangi ponselnya yang penuh dengan pesan dari Hyunjae. Ia ingin membalas, tapi setiap kali ia mencoba, hatinya terasa berat. Ia tidak tahu harus berkata apa setelah kejadian di makan malam tadi
Yesha keluar dari kamarnya dan melihat Nikita yang termenung. Ia mendekat, lalu duduk di sebelah Nikita.
“Humhh... Kayaknya Miyeon bukan cewek biasa deh” ucap Yesha santai.
"Maksud lo?"
"Miyeon keliatannya orang kaya yang setara sama Hyunjae. Besar kemungkinan, dia datang kesini buat samperin Hyunjae" jawab Yesha.
Nikita menghela napas panjang. “Tapi kayaknya dia deketnya sama Juhaknyeon deh bukan sama Hyunjae. Soalnya tadi Juhaknyeon lebih keliatan perhatian sama Miyeon daripada Hyunjae"”
"Yes i know. Tapi, lo masa nggak ngerasa sih? Dia tadi tiba-tiba bicara sama lo ketus gitu kayak orang cemburu? Aduh my best friend... Belajar peka dong sama perasaan orang.."
Nikita masih berusaha positive thinking meskipun kebenaran yang Yesha ucapkan juga Nikita rasakan.
“Apa jangan-jangan dia calon pilihan keluarga Hyunjae?" ucap ceplos Yesha.
Nikita menoleh, terkejut. “Ha?”
Yesha tersenyum kecil. “Astaga bestie? Loe takut ya Hyunjae diambil Miyeon? Nggak susah ngelak lagi ya. Gue udah bisa nebak, Nik. Lo kelihatan beda setiap kali ada Hyunjae"
Nikita terdiam, lalu berkata pelan, “Gue nggak tahu, Sha. Gue suka dia, tapi gue nggak yakin dia punya perasaan yang sama”
“Kenapa nggak lo tanyain langsung?” saran Yesha.
Nikita tertawa kecil. “Lo pikir itu gampang?”
“Ya gampang lah kalau lo mau coba ngomong. Jaman sekarangkan cewek nembak duluan tuh sah dan wajar dimata hukum cinta. Kalau lo terus-terusan takut, lo nggak bakal tahu apa yang sebenarnya dia rasain”
Ucapan Yesha membuat Nikita berpikir. Mungkin Yesha benar. Mungkin sudah waktunya ia menghadapi perasaannya sendiri.
Malam itu, Hyunjae kembali ke kamarnya dengan perasaan campur aduk. Ia merasa bersalah pada Miyeon, tapi di sisi lain, ia tidak bisa mengabaikan perasaannya pada Nikita. Ia memutuskan untuk mencoba menghubungi Nikita sekali lagi.
“Lo di mana? Gue pengen ngomong sama lo” tulisnya di pesan.
Setelah beberapa saat, ponselnya bergetar. Balasan dari Nikita muncul di layar. “Di balkon”
Hyunjae langsung bangkit dan menuju villa cewek. Ia tidak peduli lagi dengan waktu atau tempat. Ia hanya ingin memastikan perasaannya tersampaikan.
Di balkon, Nikita terkejut melihat Hyunjae muncul. Ia berdiri, tapi tidak tahu harus berkata apa. Hyunjae mendekat, matanya menatap Nikita dengan penuh kesungguhan.
"Chat gue kenapa nggak lo bales?" ucap Hyunjae.
"Hape gue lowbet makanya nggak liat ada pesan dari loe. Ada apa lo mau ketemu sama gue malam-malam? Kan tadi udah ketemu?" jawab Nikita dengan wajah masih tersirat ngambek karena ingat Miyeon.
Tiba-tiba Hyunjae mendekati dirinya dan mencium bibir Nikita. Nikita kaget setengah mati karena Hyunjae mencium bibirnya di waktu yang tidak disangka-sangka.
“Nikita, gue nggak bisa lagi diem. Gue suka sama lo” kata Hyunjae tanpa ragu.
Nikita tertegun. Ia tidak pernah menyangka Hyunjae akan mengatakannya secepat ini. “Hyunjae, gue...”
“Gue tahu ini mungkin tiba-tiba buat lo. Tapi gue nggak mau ada yang salah paham lagi. Gue nggak peduli apa yang orang lain bilang, gue cuma peduli sama lo”
"Boleh gue tanya sesuatu sama loe?" tanya Nikita sambil menatap mata Hyunjae.
"Mau tanya apa? Soal Miyeon? Nikita dengerin gue, ya, dia cuma cewek yang disuruh bokap buat deketin gue. Kita dijodohin dan gue nggak punya perasaan apa-apa sama dia! Percaya sama gue, gue bersumpah dibawah langit malam ini wanita yang buat jantung gue debar nggak jelas sampai detik ini cuma lo, Nik. Cuma lo!"
Perkataan panjang Hyunjae membuat Nikita hampir menarik bibirnya hingga tersenyum “Gue juga sebenernya suka sama lo, Hyunjae. Tapi gue takut”
“Takut apa?”
“Takut semuanya berubah. Takut kalau kita nggak bisa kayak gini lagi karena perjodohan lo sama Miyeon bakal terus berlanjut”
Hyunjae tersenyum kecil, lalu menggenggam tangan Nikita. “Gue nggak akan biarin itu terjadi. Kita bisa hadapi semuanya bareng-bareng"
Nikita akhirnya tersenyum dan ia mencium bibirnya Hyunjae. Untuk pertama kalinya, ia merasa yakin dengan perasaannya. Ia tahu, bersama Hyunjae, ia bisa menghadapi apa pun.
Di kejauhan, Miyeon yang melihat mereka dari balik jendela kamarnya hanya bisa menahan air mata. Ia tahu, cinta yang ia harapkan telah hilang. Tapi ia juga tahu, saatnya ia melepaskan Hyunjae dan melangkah maju.
Bersambung.
Bagaimana tanggapan kalian?
■BANTU AUTHOR LIKE, FOLLOW, AND KOMENTAR YA🙏
GOMAWO CHINGU💙😉