NovelToon NovelToon
Dendam Anak Kandung

Dendam Anak Kandung

Status: sedang berlangsung
Genre:Identitas Tersembunyi / Fantasi Wanita / Bullying dan Balas Dendam
Popularitas:5.7k
Nilai: 5
Nama Author: Darmaiyah

Lila pergi ke ibu kota, niat utamanya mencari laki-laki yang bernama Husien, dia bertekad akan menghancurkan kehidupan Husien, karena telah menyengsarakan dia dan bundanya.
Apakah Lila berhasil mewujudkan impiannya. Baca di novelku
DENDAM ANAK KANDUNG.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Darmaiyah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Part 23

Ditindas

"Berhenti tidak ada yang boleh pergi dari sini." ujar Farah seraya mendekati Mario.

Mario menghentikan langkahnya kemudian membalikkan tubuhnya menatap Farah yang tertawa mengejeknya.

Farah berjalan dua langkah dan sekarang posisinya tepat berdiri di hadapan Mario dengan wajah sombong dan angkuh.

"Penampilanmu boleh juga." ujar Farah seraya mengulurkan tangan kemudian meraih dasi Mario dan menariknya agar Mario sedikit menunduk.

"Berapa sewa baju yang kau pakai? kau tidak perlu pura-pura kaya di hadapanku." ujar Farah lagi.

Mario mengepal tinjunya dengan sangat kuat, dia menahan diri agar emosinya tidak meledak-ledak lalu menarik nafas dalam, dan menghembuskannya ke sembarang tempat.

"Apa hubunganmu dengan wanita ini? apakah dia simpananmu?" tanya Farah seraya melepaskan dasi Mario, kemudian telunjuknya menuding ke arah Lila.

"Nyonya! Jaga ucapanmu." bentak Lila menyela dia merasa risih saat mendengar ucapan Farah yang melecehkan Mario.

"Hei.. anak manis, kamu dan dia sama-sama sampah." bentak Farah seraya mengusap pipi Lila dengan kasar.

Tangan Farah kemudian berpindah ke geraham Lila, Farah mencengkram dagu Lila dengan kuat. Melihat perlakuan Farah pada Lila, Mario dengan cepat menarik tangan Farah.

Plak.. tiba-tiba tangan Mario melayang di udara dan sebuah tamparan menempel di pipi Farah. Farah yang sama sekali tak menduga, kalau Mario berani menamparnya, menatap Mario dengan mata melotot.

"Kau berani memukulku? Apa kau tidak tahu siapa aku sekarang?" Farah memegang pipinya yang terasa panas

"Kau hanya wanita jalang yang tak tahu diri." ujar Mario menudingkan tunjuknya ke wajah Farah.

Mario bergerak cepat menarik rambut Farah dibagian belakang, hingga Farah dipaksa menengadahkan wajahnya ke arah Mario.

"Jangankan memukulmu. Membunuhmu saja aku berani." bisik Mario seraya menarik rambut Farah lebih kuat.

"Lepaskan!" teriak Farah. Namun Mario tak memperdulikan ucapan Farah.

"Lepaskan mamaku! lepaskan! kalau tidak kau akan menyesal." teriak Yura seraya ingin menyerang Mario. Namun dengan cepat dihalangi oleh Lila.

"Minggir kau!" teriak Yura sambil mendorong Lila ke samping.

Melihat Yura memperlakukan Lila, Mario melepaskan cengkraman nya dengan paksa, tubuh Farah pun terdorong kuat ke arah Yura, hingga ibu dan anak itu berjatuhan saling menindih. Belum puasa sampai di situ, Mario kemudian menarik kembali rambut Farah dengan kasar.

"Kenapa kalian diam. Hajar si miskin ini." teriak Farah pada pengawalnya.

Serentak delapan orang pengawal Farah mengelilingi Mario, dengan terpaksa Mario melepaskan tangannya dari rambut Farah, lalu mendorong tubuh Farah ke salah satu bodyguard Farah.

"Nyonya tidak apa-apa?" sang bodyguard menangkap tubuh Farah yang hampir terjerembab ke lantai.

"Lepaskan! Jangan pegang-pegang saya." Farah marah pada bodyguardnya yang menurutnya mengambil kesempatan.

"Sekarang tak ada yang bisa menolong kalian berdoa. Ini akibat karena kalian menyinggung mama ku." teriak Yura seraya tertawa lepas.

Begitu pengawal Farah bergerak, Lila bergerak cepat melindungi Mario. Mario yang sama sekali tidak mengetahui Lila pandai bela diri, merasa cemas akan keselamatan Lila.

"Berlindung di belakang Om." bisik Mario.

"Om tidak usah khawatirkan Saya." Lila membalas bisikan Mario.

Sekarang posisi Mario dan Lila saling membelakangi, Mario dan Lila sudah siap siaga untuk memberikan balasan, jika diserang.

"Hati-hati! Jangan sampai kena pentungan mereka." Mario memperingati Lila sambil tetap siaga.

Hiyaaat... bodyguard Farah menyerbu.

Lila sempat kewalahan karena gaun yang dipakai sangat membatasi gerakan tubuhnya, selain itu dikeroyok oleh delapan orang pengawal Farah, untung Mario juga menguasai beladiri, walaupun tidak sehebat Lila.

Tab.. Tab.. Tab.. Dengan beberapa tendangan bodyguard Farah berjatuhan satu persatu.

"Ternyata kau bela dirinya lebih jago dari Om." ujar Mario kagum.

"Nona cantik itu hebat sekali." celetuk para tamu undangan.

Banyak mata menatap kagum pada penampilan Lila dalam mengalahkan anak buah Farah.

"Kalian tak berguna." teriak Farah marah saat melihat pengawalan nya tak berdaya dan terkapar di lantai.

Tiba-tiba Marisa mengambil pentungan dari bodyguard Farah dan memukul kepala Lila dengan keras, pukulan itu mengakibat luka robek yang mengucur darah segar. Lila yang sama sekali tidak menyangka akan mendapat serangan dadakan, tidak bisa mengelak dia pun jatuh luruh ke lantai dan pingsan.

"Bagus Marisa, Kau hebat!" teriak Yura bersorak saat melihat Lila tak berdaya.

"Mampus Kau!" sumpah Marisa seraya melemparkan pentungan yang dipegang ke tubuh Lila. Namun dengan sigap dihalangi Niko.

Melihat Marisa menyakiti Lila, Mario menarik tangan Marisa dan menamparnya berkali-kali, hingga Marisa merasa pipinya panas, tidak sampai di situ, Mario bergerak mengambil pentungan yang tadi dilepas Marisa.

"Tante lindungi aku." Marisa berlari dan bersembunyi di belakang Farah.

"Hentikan! Jika kau tidak ingin bernasib seperti gadis sampah itu." teriakan Farah malah membuat Mario semakin emosi.

"Tuan! lebih baik kita bawa Nona Lila ke rumah sakit." usul Niko saat melihat Mario masih ingin menghajar Marisa.

"Urusan kita belum selesai." ujar Mario seraya mengangkat tubuh Lila.

"Kau tidak bisa keluar dari ruangan ini dengan mudah." teriak Farah, dia ingin membuat Mario sama nasibnya dengan Lila.

"Biarkan Mereka pergi Nyonya, sebentar lagi Husien akan sampai ke sini."bisik Bambang.

Mario bergerak cepat dan membawan Lila keluar dari ruangan itu.

Mario menggendong Lila menuju ke pintu lift begitu pintu lift terbuka Mario dan Niko masuk. sementara di lift yang bersebelahan Vito, Husien dan Nora baru keluar dan segera menuju ruang pertemuan.

"Selamat datang tuan Husein Tuan Vito dan ibu Nora." ujar salah satu usher.

Kedatangan Husein, Vito dan Nora disambut meriah oleh para tamu dan petinggi direksi, ruangan terlihat bersih dan rapi seperti tidak terjadi apa-apa. Tadi setelah Lila, Mario dan Niko keluar dari ruangan pertemuan Farah memerintahkan anak buahnya untuk segera merapikan kembali ruangan yang sudah berantakan.

"Papa!" panggil Farah menyambut kedatangan Husien.

Tentu saja Husien terkejut saat melihat Farah sudah berdiri di hadapannya, dia sama sekali tak menyangka kalau istrinya itu sudah kembali ke Indonesia.

"Kenapa kamu ada di sini?" tanya Husien seperti tidak menyukai kehadiran Farah.

"Kenapa papa bertanya begitu? aku ke sini karena kangen sama papa dan Yura." ujar Farah seraya meraih pergelangan tangan Husien dan berusaha terlihat romantis di depan para tamu.

Vito sama sekali tidak terusik dengan kedatangan Farah, dia mencari-cari sosok Lila dan Niko tapi tidak terlihat di ruang pertemuan. Vito merogoh saku celana, mengambil ponsel kemudian menghubungi nomor kontak Niko. telepon terhubung tapi Niko tidak mengangkatnya.

"Niko angkat teleponnya." gumam Vito.

Sementara Husein sudah berbaur dengan para tamu dan petinggi direksi perusahaan tak seorangpun yang menceritakan kepada Husein tentang kejadian yang menimpa Lila. Karena Farah sudah memberi ancaman pada mereka.

"Tuan! Group Alexsa membatalkan kontrak kerjanya." Nora menunjukkan chat WhatsApp di ponselnya ke Husien.

"Apa! Ini tidak mungkin." Husein tidak percaya.

"Benar tuan! ini Chat dari tuan Alex." Nora berusaha meyakinkan Husien.

Husien kembali membaca isi chat itu, lalu dia memegang dadanya yang seketika terasa sesak.

Melihat gelagat Husein Vito dan Nora segera membimbingnya dan mendudukkan di kursi. Nora mengambil air putih dan memberikannya kepada Husein, hingga sesak di dada Husien sedikit berkurang.

"Tenangkan diri papa. Tarik napas yang dalam, buang." ujar Vito mengikuti teori Lila.

"Bagaimana aku bisa tenang, jika kerjasama ini gagal, maka perusahaan kita berada di ujung tanduk." ujar Husin seraya mengelus dadanya.

"Hanya kerjasama ini yang bisa menyelamatkan perusahaan kita." ujar Husien lagi.

Detik berikutnya para petinggi dan direksi perusahaan group Harahap mulai riuh dengan berbagai spekulasi dugaan.

"Siapa yang telah menyinggung orang group Alexsa?" tanya Husien seraya menatap Farah, Yura dan Marisa secara bersamaan.

Farah dan Yura saling berpandangan dari tadi mereka belum bertemu dengan orang group Alexsa, jadi siapa sebenarnya yang telah menyinggung orang grup Alexsa.

"Apa jangan-jangan pak Mario orang Alexsa." Marisa buka suara.

"Siapa Mario?" tanya Husien.

"Bukan siapa-siapa pa! hanya seorang pengemis yang tadi sempat mengacau di tempat ini." ujar Yura menjelaskan, dia tidak ingin mengorek keterangan pria itu.

"Iya benar sekali! Mario itu hanya orang miskin yang pura-pura jadi kaya." ujar Farah, dia sangat yakin kalau Mario bukan orang dari grup Alexsa karena dia tahu betul bagaimana dulu kehidupan Mario.

"Nora! hubungi pak Alex tanyakan padanya. Apa alasannya membatalkan kontrak kerja dengan group Harahap." titah Husien.

Nora mencoba menghubungi nomor kontak Alex, namun teleponnya tidak diangkat, karena menelpon Alex tidak diangkat Nora akhirnya menghubungi sekretaris grup perusahaan Alexsa.

"Dengan saya Yucan sekretaris grup Alexsa Ada yang bisa saya bantu." terdengar suara seseorang dari sambungan telepon seluler Nora.

"Selamat siang sekretaris Yucen, Saya Nora sekretaris group Harahap ingin berbicara dengan Tuhan Alex."

"Maaf ibu Nora, Tuan Alex sedang dinas di luar " jawab sekretaris Yucen.

"Bisakah anda menghubungkan telepon saya dengan Tuan Alex, ini sangat darurat." ujar Nora lagi.

"Maaf ibu Nora! Tuan Alex tidak ingin diganggu jika ada keperluan ibu Nora bisa meninggalkan pesan kepada

asisten pribadinya." ujar Yucen seraya mengirimkan nomor kontak asisten pribadi Alex.

Nora mengirim pesan pada asisten pribadi Alex karena asistennya tidak menerima telepon, beberapa menit kemudian Nora mendapat balasan.

"Kalau Tuan Husien ingin membicarakan kembali tentang kontrak kerjasama itu silahkan Tuan Husein datang ke hotel MK tiga hari lagi." balasan chat dari asisten Alex.

"Siapapun di antara kalian yang telah menyinggung orang group Alexsa kalian harus bertanggung jawab dan meminta maaf kepada Tuhan Alex." ancam Husien.

"Vito! selidiki siapa yang telah menyinggung orang dari group Alexsa." perintah Husein.

"Mama! mama yakin kalau Mario bukan orang group Alexsa." bisik Yura khawatir, karena tadi mereka hanya menindas Lila dan Mario.

"Mama sangat yakin." ujar Farah membalas bisikan Yura.

**********

Bagaimana nasib Lila setelah mendapat pukulan.

Baca kisah selanjutnya di part 24

Jangan lupa tinggalkan like, komentar dan hadiahnya.

Terima kasih🙏🙏

1
Anto D Cotto
menarik
Anto D Cotto
lanjut crazy up Thor
Rajuk Rindu
Alur cerita bikin degdegan
Rajuk Rindu
Tinggal koment dan like ya para reader
thanks you
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!