NovelToon NovelToon
Dosenku Istriku

Dosenku Istriku

Status: tamat
Genre:Janda / Beda Usia / Wanita Karir / Romansa / Terpaksa Menikahi Murid / Tamat
Popularitas:4.8M
Nilai: 4.7
Nama Author: Siska Dewi Annisa

Asyifa Nadira harus menerima kenyataan pahit disaat dirinya hamil besar justru ditinggalkan sang suami mengejar wanita lain.
Dengan bekal pendidikannya dia terus berusaha membesarkan sang anak seorang diri dengan menjadi dosen di salah satu kampus terkenal.
Tanpa disangka dirinya terlibat kesalah pahaman dengan seorang mahasiswa yang mengharuskan mereka untuk menikah.
bagaimana perjalanan kisah cinta dua insan beda usia tersebut? ikuti terus ceritaku ya

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Siska Dewi Annisa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 32 Kehangatan keluarga

Setelah mengantarkan Kedua orang tuanya menuju bandara kini Syifa, Bella dan Dion kembali ke rumah. Di perjalanan tampak wajah sedih sang istri yang melamun sembari menatapi jalanan dari balik jendela kaca mobil. Sementara Bella tampak terlelap di car seat. Entah kenapa Syifa merasa begitu sedih. Selama ini dia selalu hidup terpisah dengan kedua orang tuanya. Hanya bertemu kadang-kadang saja. Namun tak mengurangi rasa sayangnya terhadap kedua orang tuanya. Padahal didalam hati kecilnya dia ingin sekali selalu bersama orang tuanya.

Dion menyadari perubahan suasana hati Syifa. Kemudian dia meraih tangan istrinya itu dan mengusapnya pelan.

"Kenapa sayang?" tanya Dion sambil sibuk menyetir.

Syifa kemudian menoleh menghadap Dion. Tampak wajah cemas juga murung.

"Nggak apa-apa sayang, aku hanya sedih kenapa Mama harus kembali secepat ini. Padahal aku masih merindukannya." ujar Syifa pelan.

"Sabar ya, mama lagi sibuk. Nanti kalau sudah sama-sama nggak sibuk kita bisa berkunjung kesana." ujar Dion sembari mengusap lembut kepala istrinya.

Mendapat perlakuan begitu membuat suasana hati Syifa sedikit membaik. Buktinya kini dia sudah mulai menyunggingkan senyumnya.

...****************...

Sampai di rumah rupanya Bella sudah terbangun dari tidurnya. Syifa sedang menggendong bayi mungil itu menuju ke dalam.

"Paaa... Paaa.." tiba-tiba Bella berteriak memanggil papanya yang masih memasukkan mobil ke garasi.

"Iya sayang, sebentar ya Papa masih menaruh mobil." ujar Syifa menenangkan sang putri.

Sampai di dalam rumah Bella langsung disambut oleh Mama Rina juga Papa Wira.

"Waah.. Cucu kakek sudah datang. Sini mau sama kakek?" tawar Wira sembari mengulurkan kedua tangannya.

"Noo..Paa.. Paa.." Bella langsung menolak sembari melipat kedua tangannya di dada. entah kenapa Bella sama sekali tak antusias untuk ikut orang lain selain Dion.

Hingga akhirnya Dion pun tampak berjalan menghampiri mereka. Seketika Bella langsung melonjak-lonjak di gendongan Syifa dan ingin ikut Dion.

"Paaa... Paaa.." dengan wajah imutnya tampak Bella menatap Dion dengan wajah memelas.

Pipi gembul mata bulat serta bibir yang mungil siapa yang mampu menolak sosok Bella yang begitu menggemaskan.

"Kangen sama papa? Mau ikut papa?" ucap Dion yang disahuti dengan celotehan Bella. Tak sabar bocah itu ingin meloncat ke gendongan Dion.

"emmm.. No.. Papa mau sama mama aja." Dion sengaja menggoda Bella dengan memeluk Syifa.

Tentu saja si kecil Bella langsung meraung-raung karena hal itu. Bahkan air matanya mulai keluar dan membasahi pipi gembulnya.

"Dion ih, mulai deh.. Tuh Bella nangis loh tanggung jawab." omel Syifa seketika.

"Papa.. Akal.." racau Bella yang ingin mengatakan bahwa papa nakal.

"Ohh.. I'm sorry, sini-sini sama Papa. Kiss dulu tapi." Dion mendekatkan pipinya kepada Bella dan bocah itu langsung mencium Dion dengan menempelkan bibir serta hidung mungilnya yang merah.

"iiih.. Kok papa diingusin sih." protes Dion ketika pipinya basah oleh ingus yang keluar dari hidung Bella sehabis menangis tadi.

Tentu saja semua orang dibuat tertawa dengan tingkah gemas bocah itu.

Bella langsung menggelayut manja di gendongan Dion. Bahkan kepalanya disandarkan di bahu Dion sambil tangannya membelai lembut rahang papanya.

"Paa... Hooaamm.." Bella kembali menguap. Sepertinya bocah itu belum puas tidurnya sebab di mobil hanya tidur sebentar tadi.

"Mau bobok? Sama papa?" tanya Dion kepada Bella. Bocah kecil itu mengangguk pelan sambil memeluk leher Dion.

Kemudian Dion berjalan lebih dulu menuju kamarnya untuk menidurkan Bella. Syifa yang melihat interaksi dua manusia beda generasi itu tampak bahagia sekaligus terharu.

"Maaf ya Pa, Bella nya memang suka begitu kalau minta ikut satu orang nggak mau ikut yang lain." ujar Syifa kepada papa mertuanya karena merasa tidak enak hati.

"nggak apa-apa lagi Syifa. Memang Bella lagi kangen Dion kan. Nanti kalau sudah puas sama Dion pasti juga mau sama papa." ujar Papa Wira.

"Oh iya sayang, rencana kalian jadi tinggal disini saja kan?" tanya Mama Rina.

Syifa sedikit bimbang. Memang tak ada salahnya tinggal bersama mertuanya toh Dion juga sudah berdamai dengan kedua orang tuanya.

Tapi kehadiran Bella kadang ditakutkan akan mengganggu mertuanya. Bocah sekecil Bella kadang masih suka rewel. Tapi jika tinggal sendiri dia juga bingung siapa yang akan menjaga Bella saat dirinya bekerja nanti. Sementara Bi Ida saat ini masih cuti karena mengurus suaminya sakit.

"Syifa..?" panggilan Mama Rina kembali mengejutkan dirinya dari lamunan.

"Eh, iya ma. Maaf.." jawab Syifa.

"Kamu kenapa sayang? Ada masalah?" tanya Mama Rina.

"Emm.. Begini ma. Syifa mau-mau aja tinggal di sini. Tapi Syifa takut kalau Bella akan ganggu Mama sama Papa. Bella masih suka rewel." ucap Syifa ragu-ragu.

"Syifa, kenapa kamu berpikiran seperti itu. Papa sama mama malah sangat senang kalau Bella ada di rumah ini. Sudah sejak lama papa ingin sekali ada anak kecil di rumah ini. Dan kehadiran Bella tentu akan membuat rumah ini kembali ceria." balas Papa Wira.

"Benar Syifa, lagian kalau kamu kembali ke rumah kamu nanti siapa yang akan menjaga Bella saat kamu dan Dion ke kampus?" ucap Mama Rina.

"Emm.. Itu ma, Syifa juga belum tahu sih ma. Mungkin rencananya mau taruh di tempat penitipan anak. Tapi Syifa sendiri tidak tega." ucap Syifa ragu.

"Jangan... Jangan titipkan Bella ke orang lain. Biar mama yang menjaganya. Nggak rela kalau sampai cucu mama diurus orang asing. Lagian disini juga ada mbak yang bantuin kok." ujar Mama Rina tegas.

"Tapi ma, apa mama nggak merasa repot nantinya. Bella makin lincah banyak tingkah dia." ujar Syifa.

Tampak raut wajah yang sedih sekaligus bimbang. Mama Rina sebagai sesama perempuan pun paham akan apa yang dirasakan oleh Syifa.

"Syifa, Mama sama papa itu menyayangi kamu juga Bella. Jadi jangan pernah berpikiran kalau kami merasa terganggu ya." ujar Mama Rina lagi.

Mendengar kata-kata dari mertuanya entah kenapa membuat hati Syifa begitu terenyuh. Tak terasa kedua netranya terasa menghangat dan bulir air mata jatuh meluruh begitu saja.

"Sayang kok nangis?" Mama Rina tampak panik melihat Syifa menangis langsung memeluknya.

Namun tangisan Syifa semakin menjadi. Isakan tak terbendung lagi. Dengan derai air mata Syifa terus memeluk Mama Rina hingga tubuhnya gemetar. Mama Rina hanya bisa mengusap lembut kepala menantunya agar sedikit mereda.

Cukup lama Syifa menangis di dalam pelukan mama Rina hingga pakaian ibu mertuanya itu basah oleh air matanya.

Hingga beberapa saat kemudian tangisan Syifa sedikit sedikit mulai mereda. Tentu saja hal itu membuat kedua mertuanya merasa lega.

"Ma.. Syifa.. Syifa.." karena nafasnya yang masih sesak membuat Syifa kesulitan bicara. Mama Rina mengusap bahu Syifa dan mencoba membuatnya tenang.

"Syifa.. Syifa nggak nyangka. Sejak hamil Bella tidak pernah mendapat kasih sayang dari ayah dan keluarganya. Bahkan keberadaannya seolah tak pernah dianggap. Tapi kini dia mendapatkan sosok papa juga kakek dan nenek yang begitu menyayanginya. Rasanya ini seperti mimpi." dengan berlinang air mata Syifa mengungkapkan isi hatinya.

Untuk pertama kalinya Syifa merasa begitu disayangi. Mendapatkan keluarga baru yang sangat peduli dan menjaganya.

Sementara itu Dion tampak tersenyum melihat kedekatan Syifa bersama kedua orang tuanya. Kehadiran wanita itu pula yang mampu membuat hubungan Dion dengan orang tuanya membaik.

...****************...

1
Mareta Minthul
zhaoliying
Suharsi Suharsi
Buruk
WwW
dmana mana ada sulaiman wk/Facepalm/
WwW
dmana mana ada sulaiman
Safa Almira
suka
Prafti Handayani
Di tgu season2nya y thor...
Apakah di season2 Hana akan hamil thor...🤔🤔🤔
Prafti Handayani
Hmm,,Sultan mah bebas euy...☺
Prafti Handayani
Masih itu.
Lom lagi lo tau siapa yg udah lo jambak.
Kalok sampek lo tau siapa kakak tuh gadis???
Mampus lo...
Macem"sama keluarga papa Wira...
kayla: Hallo jangan lupa mampir di karya terbaru ku
" My Baby Girl"
Tentang Baby Charll yang mengejar cinta seorang William Kenneth seorang laki-laki berkebangsaan Amerika Serikat selama 2 tahun lebih

kalau suka jangan lupa di like, komen, sama subscribe yah
THANKYOU 😊🙏🏻😘😘💗
total 1 replies
Prafti Handayani
Ada yg kebelet Hamil nich...
Ayo Mas Dion,Hamilin tuh bu Dosen /Facepalm//Facepalm/
Prafti Handayani
Biar Bella cepet dapet dedek y mas Dion...☺
Cusslah Gasskeun...💪💪💪💪💪
Jangan kasih kendor...
Hajar truss sampai gemporrr...😄😄😄
Prafti Handayani
Mantaaappp Dion...👍👍👍
Pujianto Ajha
Luar biasa
secret
👍🏻👍🏻👍🏻👍🏻👍🏻
Sri Wahyuni
setelah melewati Lika-liku yg panjang, drama kehidupannya, akhirnya semua berbahagia, 👍👍👍👍💪💪💪💪🌹🌹🌹
Wahyu Sasmito
sapa salah seleh(siapa salah musti ketahuan)
Yani
Sabar Dion
Yani
Harus Dion hatimu hanya untuk Syifa
Yani
Udah lama baru mampir lagi
Almira Tsania
lanjut kk sampek bella udh dewasa
Siti Aminah Mmh Fidi
kusa
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!