NovelToon NovelToon
Terpaksa Menikah Pangeran Jin

Terpaksa Menikah Pangeran Jin

Status: sedang berlangsung
Genre:Kutukan / Misteri / Horor / TKP / Mata Batin / Anak Yatim Piatu
Popularitas:15k
Nilai: 5
Nama Author: Arias Binerkah

Anisa gadis yatim piatu bekerja sebagai pelayan. Demi keselamatan Sang Majikan dan di tengah rasa putus asa dengan hidupnya, dia terpaksa menikah dengan Pangeran Jin, yang tampan namun menyerupai monyet.

Akan tetapi siapa sangka setelah menikah dengan Pangeran Jin Monyet, dia justru bisa balas dendam pada orang orang yang telah menyengsarakan dirinya di masa lalu.

Bagaimana kisah Anisa yang menjadi istri jin dan ada misteri apa di masa lalu Anisa? Yukkk guys ikuti kisahnya...
ini lanjutan novel Digondol Jin ya guys ♥️♥️♥️♥️

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Arias Binerkah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab. 18.

Di saat Anisa dan Hegar masih mencoba mengingat ingat memori di dalam otaknya, tiba-tiba suara Syahrul memecah keheningan malam.

“Karena ketiga gadis sudah berada di sini,” ucapnya dengan nada dalam, “saya akan sembahyang untuk berkomunikasi dengan khodam saya. Saudara saudara, mohon bantuannya untuk berdoa menurut keyakinan masing-masing, atau setidaknya duduk dengan tenang.”

Tatapan Syahrul menyapu orang-orang yang telah berkumpul. Seketika suasana terasa hening dan berat. Semua duduk di kursi, sebagian menunduk, sebagian menatap penuh waswas. Jantung mereka berdetak tak beraturan, seolah menunggu sesuatu yang tak kasat mata akan turun dari langit malam.

Syahrul menutup mata, menangkupkan tangan, dan mulai bersemedi. Udara terasa berubah. Suara jangkrik di halaman perlahan meredup, digantikan oleh keheningan yang menggantung tebal di udara.

---

Sementara itu, dari atas pohon besar di halaman, Sang Ratu Jin menurunkan diri dengan gerakan yang nyaris tak bersuara. Ia melangkah perlahan menuju teras rumah mayat tempat acara pemilihan berlangsung, namun tetap dalam wujud tak kasat mata bagi manusia.

Matanya, tajam dan berkilau seperti batu giok, mengamati dua gadis yang duduk menunduk, gadis yang datang pertama kali, dan Anisa. Ia tak lagi menaruh minat pada Angela.

“Aku bingung dengan dua gadis ini,” gumamnya dalam hati. “Keduanya cantik... dan tampak berhati baik.”

Udara di sekitarnya bergetar halus. Tiba-tiba, di samping Sang Ratu muncul sosok Pangeran Dewa Anum, sang putra yang juga datang dalam wujud gaib. Wajahnya tenang, namun auranya memancarkan wibawa dan kekuatan.

“Kau sudah datang, Putraku,” ujar Sang Ratu dengan lembut namun berwibawa. “Lihatlah ketiga gadis itu. Semuanya memesona, tetapi dua di antaranya menarik hatiku. Aku tak bisa memutuskan, maka aku memanggilmu ke sini.”

Pangeran Dewa Anum menunduk hormat, lalu memandang ke arah tiga gadis manusia itu. Saat pandangannya jatuh pada Anisa - yang tengah menunduk berdoa - dadanya bergetar. Ada rasa yang tak bisa dijelaskan: tenang, damai, dan lembut, seperti menatap wajah Fatima, sosok yang pernah menghuni kenangannya.

“Ibu...” suaranya bergetar pelan, “aku memilih yang duduk di tengah itu.”

Sang Ratu menatap putranya dengan senyum penuh arti. Di matanya terlihat binar bahagia - sebuah kebanggaan seorang ibu yang melihat cinta kembali tumbuh di mata anaknya.

“Baiklah,” katanya pelan, “aku akan sampaikan pada Kakek Pikulun. Malam ini, kita bawa gadis pilihanmu itu.”

Tatapan Sang Ratu lalu beralih ke arah Syahrul yang masih khusyuk dalam semedi. Pangeran Dewa Anum berdiri tegak di sampingnya, tak bisa mengalihkan pandangan dari wajah Anisa yang menunduk penuh ketulusan.

---

Pak Dokter, yang sedari tadi berusaha membuka mata batinnya, merasakan hawa dingin menjalar dari tengkuk hingga ke punggung. Ia berdoa dalam hati, namun tak juga bisa melihat wujud makhluk halus yang diyakininya kini berada di dekat mereka. Hanya bulu kuduknya yang berdiri, tanda sesuatu memang hadir di sekitar mereka.

Sesaat kemudian, Syahrul membuka mata perlahan. Nafasnya berat, namun mantap. Di tangannya masih tergenggam keris kecil pusaka yang berkilau samar di bawah cahaya lampu.

Tatapan Syahrul beralih pada Angela. Hegar yang memperhatikan perubahan arah pandang itu tersenyum licik - pikirannya sudah melayang membayangkan harta Pak Hasto yang akan mudah dikuras jika Angela terpilih.

“Angela yang dipilih, ya, Mas?” tanya Hegar cepat cepat, matanya berbinar penuh harap.

Syahrul menggeleng pelan. “Maaf. Bukan.”

Seketika wajah Hegar menegang, sementara Angela tersenyum senang.

“Mas, kenapa ditolak?” protes Hegar. “Bukannya Angela lebih cantik, matang, dan modern?”

Bibi gadis pertama ikut menyela. “Sudahlah, Mas. Mungkin bukan seleranya Sang Ratu. Selera makhluk halus itu tidak bisa ditebak.”

Ia lalu menoleh pada Syahrul, suaranya bergetar menahan harap. “Ayo, Mas Syahrul... siapa gadis yang terpilih?”

Syahrul menarik napas panjang, menatap satu per satu wajah yang hadir, lalu pandangannya berhenti pada Anisa yang masih menunduk.

“Mbak Anisa yang dipilih,” katanya pelan namun tegas.

Sejenak suasana terdiam. Lalu tangisan pecah. Ibu Kepala Pelayan - yang duduk di samping Anisa - langsung bangkit dan memeluk nya erat erat.

“Nis... hu...hu...hu... Ibu kehilangan kamu, Nak...” tangis nya pecah, menggetarkan hati semua yang mendengar.

Anisa memeluk balik dengan lembut. “Semoga semua masalah keluarga Hasto segera berakhir, Bu,” bisiknya lirih.

Dari dunia tak kasat mata, Pangeran Dewa Anum menatap adegan itu dengan senyum penuh rasa. Jantungnya berdegup semakin cepat, seperti hendak meledak. Ia bahkan menekan dadanya, berusaha menahan debar yang tak biasa itu. Sang Ratu di sampingnya tersenyum, paham betul makna dari debar itu.

Sementara itu, dua gadis lain yang tak terpilih tersenyum bahagia , meski orang-orang yang membawa mereka mulai menunjukkan wajah tidak terima.

“Mas! Kamu pasti salah dengar!” teriak bibi gadis pertama, nadanya tinggi.

“Iya, Bro, coba diulangi lagi!” sahut Hegar, emosi membara.

Pak Dokter segera menengahi. “Tolong, saudara saudara, jangan berteriak. Kita harus menerima hasil nya dengan lapang dada,” kata nya pelan tapi tegas. “Bagaimana selanjutnya, Mas Syahrul? Apakah pertemuan ini boleh diakhiri?”

Hegar menatap sinis. “Kami butuh bukti kalau benar Sang Ratu yang memilih dia!”

“Iya!” sambung bibi gadis pertama. “Bisa saja ini permainan agar uang bisa dibagi bagi!”

Syahrul hanya menatap mereka dengan tenang. “Bukti akan datang sebentar lagi,” ujarnya. “Malam ini juga, Anisa akan dibawa oleh Sang Ratu dan Pangeran Dewa Anum ke kerajaan jin.”

Kalimat itu membuat semua orang tertegun. Suasana menjadi kacau oleh tangisan dan teriakan. Ibu Kepala Pelayan jatuh berlutut, memeluk Anisa erat-erat.

“Mas Syahrul... tolong jangan malam ini... tolong...” suaranya serak, diiringi tangis memilukan. Suasana menjadi haru, seperti ratapan perpisahan terakhir.

Syahrul menatap keduanya, air matanya nyaris jatuh. “Baiklah, Bu. Saya akan coba memohon agar Anisa tidak dibawa malam ini.”

“Dan buktinya mana, Mas?” desak Hegar.

“Iya, kami ingin bukti!” sambung bibi gadis pertama.

Syahrul mengangguk tenang, lalu menutup mata. Ia kembali bersemedi.

Beberapa menit kemudian, ia membuka mata dan menatap Ibu Kepala Pelayan yang masih memeluk Anisa erat-erat. “Sudah diizinkan, Bu. Kita akan mengantar Mbak Anisa di lain hari, agar Ibu bisa bersiap melepasnya dengan tenang.”

Belum sempat yang lain merespons, angin tiba-tiba berhembus kencang. Daun-daun dan ranting pohon bergoyang hebat, menimbulkan suara gemerisik yang membuat malam terasa semakin mencekam. Udara berubah dingin menusuk. Semua orang merinding, kecuali Syahrul yang tetap duduk tenang.

Tiba-tiba Hegar dan bibi gadis pertama membelalak.

“Haaa... h-hantuuuu!” jerit Hegar sambil menunjuk ke depan, wajahnya pucat pasi.

Bibi gadis pertama tak mampu bersuara , matanya membulat, mulutnya terbuka kaku, dan keringat dingin membasahi seluruh tubuhnya.

Di depan mereka, sesuatu memang berdiri...

1
≛⃝⃕|ℙ$°Siti Hindun§𝆺𝅥⃝©☆⃝𝗧ꋬꋊ
Suamimu sangat meratukan mu Anisa, semoga saja ibu mertuamu bukan tipe ibu mertua di sinetron ikan tenggelam🤣🤣
≛⃝⃕|ℙ$°Siti Hindun§𝆺𝅥⃝©☆⃝𝗧ꋬꋊ
Nah kan, rombongan cacing di perut udah demo tuh minta di isi/Facepalm/
Ai Emy Ningrum
itu mah aryani lapar wind..lg ngidam makan nasi biryani 😙😽😋😋
neni nuraeni
aduuh psti windy comel deh,,, semoga aja ratu g mrh" lagi dan ga niat lagi buat windy jdikn abdinya
💜⃞⃟𝓛 ☘𝓡𝓳❤️⃟Wᵃf•§͜¢•🍒⃞⃟🦅
tp mlh ke temu sang ratub
💜⃞⃟𝓛 ☘𝓡𝓳❤️⃟Wᵃf•§͜¢•🍒⃞⃟🦅
beyuhhh sepiyek2 e gntek sak endok2 r /Facepalm/
💜⃞⃟𝓛 ☘𝓡𝓳❤️⃟Wᵃf•§͜¢•🍒⃞⃟🦅
dan wuss tiba2 sudah di kontrakna
💜⃞⃟𝓛 ☘𝓡𝓳❤️⃟Wᵃf•§͜¢•🍒⃞⃟🦅
meleduk bget ini si dasih
g di sana g di sini sama aja mbingumhi 🤣🤣🤣
💜⃞⃟𝓛 ☘𝓡𝓳❤️⃟Wᵃf•§͜¢•🍒⃞⃟🦅
gagal ora iki 🙈🙈
💜⃞⃟𝓛 ☘𝓡𝓳❤️⃟Wᵃf•§͜¢•🍒⃞⃟🦅
weleh guendut kyo gono sok2an deh ora ngoco nek wis kyo buntelan🤭
💜⃞⃟𝓛 ☘𝓡𝓳❤️⃟Wᵃf•§͜¢•🍒⃞⃟🦅
ketahuan deh
tp nnti pennjelasan panheran yg masuk akal dpt meruntuhkan ego samg ibunda dan nnit mlh jd baik se lam jin jd muslim.🤣
💜⃞⃟𝓛 ☘𝓡𝓳❤️⃟Wᵃf•§͜¢•🍒⃞⃟🦅
ini dasih dayang jin monyet klo di seah dsih gendeng sing mbingungi karep dewe gntek modyar ora iso2 🙈
💜⃞⃟𝓛 ☘𝓡𝓳❤️⃟Wᵃf•§͜¢•🍒⃞⃟🦅
dasar ini dayang suler kepo belum lernah kena damprat 🙈
💜⃞⃟𝓛 ☘𝓡𝓳❤️⃟Wᵃf•§͜¢•🍒⃞⃟🦅
dan akhirnya nnti windy lah yg oertama kali azdan di alam jin 👻👻👻
💜⃞⃟𝓛 ☘𝓡𝓳❤️⃟Wᵃf•§͜¢•🍒⃞⃟🦅
ohh tentu tidak dong ada di selip anata bantal 🤣🤣
neni nuraeni
lnjut
≛⃝⃕|ℙ$°Siti Hindun§𝆺𝅥⃝©☆⃝𝗧ꋬꋊ
Haduuhhh cepetan kalian pulang!
≛⃝⃕|ℙ$°Siti Hindun§𝆺𝅥⃝©☆⃝𝗧ꋬꋊ
Tuan Vampir bener² bikin repot ya/Facepalm/
≛⃝⃕|ℙ$°Siti Hindun§𝆺𝅥⃝©☆⃝𝗧ꋬꋊ
Ayo cepat.. Kalian harus segera melarikan diri
neni nuraeni
😁 rasain kau dasih ..lnjut thor
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!