cerita ini menurut sudut pandang Luna.
tentang Luna gadis introvert yang menyukai Raka, anak rajin dan pintar di sekolah nya. Namun ada Erlan yang menyukai Luna diam diam
selamat datang di cerita author, semoga suka dengan ceritanya.
Terima kasih.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon I&p, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 20
setelah selesai makan, Erlan berpamitan pulang karena waktu sudah sore. Erlan menyalami tangan ibuku.
"Pamit dulu, bu! " ucap Erlan lalu pergi mengendarai motornya.
aku dan ibuku di depan melihat kepergiannya.
"nam Erlan ini orang yang langka, jangan sampai di ambil orang dulu baru kamu menyesal! " ucap ibuku menasehati.
"Bu!! "
"Iya iya ibu gak paksa! udah kamu cepetan masuk kamar, tidur. udah sore, besok sekolah kan? " tanya ibuku.
"Iya bu. aku tidur dulu ya. " Aku menaiki tangga menuju kamarku.
Aku masuk ke dalam kamar dan mengunci kamarku. setelah itu aku berbaring ke atas kasur.
Aku mengambil diary yang ada di laci.
"Sepertinya aku harus membakar diary ini! masalalu dan cinta ku dengan Raka secara diam-diam aku ingin melupakan nya. aku akan mempertimbangkan kak Erlan! "
"Lagian, masalaluku pahit, aku tidak ingin mengingat itu. harapanku, setelah buku ini hangus, aku tidak ingin mengingat masalalu pahit ku. welcome kehidupan baru! "
Aku membakar buku itu dan memasukkan nya ke tong sampah. aku membuka instagram ada pesan dari Raka.
Raka: "Apa kabar? tumben gak chat aku. "
Luna: "Maaf Raka. Tapi aku harus pamit. "
Raka: " kenapa? "
Tak menjawab pesan terakhir dari Raka, Aku menghapus akun anonim itu. aku membuat akun instagram ku yang baru.
"Dengan begini, kalau ada yang bertanya instagram ku gak ada yang curiga aku adalah miss hana itu. "
Aku tiduran di kasur ku hingga tertidur lelap.
Keesokan paginya aku bagun, mandi, ganti baju sekolah dan keluar rumah. seperti biasa ada Erlan yang menungguku untuk mengantarkan aku ke sekolah.
"Selamat pagi kak. "
"Selamat pagi. "
Erlan memasang kan helm ke kepalaku. aku menatap kedua mata Erlan, Erlan juga menatap kedua mataku.
"Tumben banget, biasanya kamu pasti malingin muka"
"emang gak boleh aku liat kak Erlan? aku kan juga ingin lihat ketampanan kakak" ucapku sambil menggoda Erlan.
"Kamu ini, berani juga. kalau aku balas seperti kemarin gak bisa berkutik kan. haha... " ucap Erlan sambil tertawa renyah.
senyuman Erlan yang hanya bisa aku lihat di teman temannya gini bisa aku lihat langsung di hadapanku. senyuman yang sangat manis dan membuat ketagihan untuk melihat nya.
"Bisa gak kak Erlan senyum seperti itu terus? "
"Kenapa? "
"Karena aku suka senyuman kakak. sangat manis. " ucapku sambil tersenyum.
"Kamu juga. boleh tersenyum untuk ku seperti ini. "
"kalau gitu, kak Erlan gak boleh senyum seperti ini dengan gadis lain selain aku, seli, ibu kak Erlan dan ibuku"
"udah mulai cemburu ya kamu? " ucap Erlan menggoda.
"gak tau juga. "
"dah, ayo naik nanti kamu telat! "
"hm.. oke. "
Aku menaiki motor trail Erlan. aku duduk di jok belakang. Erlan melakukan motornya dengan kecepatan sedang.
15 menit kemudian kami sampai di parkiran sekolah. Erlan menghentikan motornya dan memarkirkannya dengan rapi. aku turun dari motor Erlan. Erlan melepaskan helm yang aku pakai.
Erlan merapikan rambutku yang terlihat berantakan. Aku sangat malu dengan penampilan ku di depan Erlan. Dengan rambut yang acak acakan karena terkena angin.
"maaf tadi aku agak ngebut sampai sampai buat rambut kamu kayak gini. " ucap Erlan sambil menyisir rambut ku dengan jari jarinya.
"Yang penting udah kak Erlan rapiin kan? "
"Udah. masuk ke kelas dulu gihh, " Perintah Erlan.
"Siap kak! " ucapku memberikan hormat lalu berjalan menjauh.
Erlan tersenyum menatap kepergianku. Erlan merasa senang akhirnya perasaan yang ia pendam selama ini bisa ia ungkapan. Dan saat ini Erlan sangat bahagia. rasanya ingin menghentikan waktu saat bersama ku.
Aku memasuki kelas. mereka mengintip di balik pintu saat aku membuka pintu kelas.
"kalian lagi apa? " tanyaku heran.
"Um.. hahaha... kami sedang cari gosip kok! "
Padahal mereka sedang mengintip orang yang sedang bermesraan di parkiran motor. apalagi kalau bukan aku dan Erlan yang mereka intip.
aku duduk di samping Seli yang sedang sibuk membaca buku pelajaran. tumben sekali seli terlihat rajin, pasti ada sesuatu.
Oh iya lupa! hari ini kan ada ulangan!!!!!
Aku juga belum belajar apapun!
Aku membuka buku pelajaran dan mulai membacanya. mumpung ada waktu aku menyempatkan untuk membaca buku.
Suasana menjadi hening setelah bu anggi datang memasuki kelas. seisi kelas membaca buku pelajaran pkn.
"Apa kalian sudah belajar di rumah? Sudah siap ulangan? " ucap bu anggi.
"belum siap bu! " ucap kami kompak.
"Oke ibu beri waktu 10 menit untuk belajar. "
Kalau begini kami jadi tiba-tiba belajar. dari orang yang tidak pernah membaca buku jadi membaca buku.
10 menit berlalu, buku paket pkn di kumpulkan di meja guru. setelah itu bu anggi membagikan sebuah kertas yang berisikan soal soal pelajaran pkn. serta ada kertas kosong untuk mengisi jawaban.
"Luna, kamu di rumah belajar juga kan? aku lupa kalo hari ini ada ulangan, bisa gak kita bertukar jawaban kalo ada yang tidak mengerti ? " Ucap Seli sambil berbisik.
"Aku juga lupa kalau ada ulangan. tapi kalau bertukar jawaban boleh sih. "
"oke"
Kami berdua mengerjakan tugas seperti bekerja kelompok. mendiskusikan nya berdua.
Setelah 20 menit lamanya tugas kami di kumpulkan. Bu anggi juga memberi kata penutup untuk berganti pelajaran. bu anggi membawa kertas ulangan itu pergi.
"Kalian tadi soal nomor 5 jawabannya apa? "
"Aku juga gak tau. "
"yah kayaknya nilai ku bakal jelek. "
seisi kelas di sibukan dengan pembahasan tentang ulangan PKN yang di kerjakan tadi. Aku sibuk membuka buku memastikan jawabanku benar.
"Hm.. untuk banyak yang benar dari pada yang salah. yang penting gak remidial! "
"Aku juga berharap begitu, Luna. " jawab Seli.
Raka di kelas tampak pendiam tidak seperti biasanya. dia terlihat sedang galau. soal ulangan PKN juga Raka tidak fokus mengerjakan nya. padahal dia tidak pernah tidak mendapat nilai terbaik di kelas.
"kenapa sih, Raka? tumben banget kamu jadi pendiam. ulangan tadi juga kamu yang paling lama ngerjainnya. padahal kamu yang biasanya duluan numpuknya. "
"Iya ada apa Raka? "
Teman temannya menanyakan dan mencoba menghibur Raka.
"Kayak habis di putusin aja."
Aku mendengar pepembicaraan mereka. mungkin kah Raka merasa sedih karena kemarin malam? maaf Raka, tapi aku harus melupakan cinta sepihak ini. Karena aku tau kamu tidak menyukai ku.
"Tumben banget Raka seperti ini! " ucap seli tiba-tiba padaku.
"Iya. " jawabku tak tertarik.
Seli memandangiku seperti ada yang aneh.
"Eh, kamu juga sekarang udah gak peduli lagi sama Raka. jangan jangan udah suka sama kakak ku ya? "