DOKTER TAMPAN ITU SUAMIKU

Danish menatap pria yang kini berdiri di hadapan nya, dia terus menatap tubuh itu, tampan dan sepertinya juga pria terhormat, namun dia juga tidak mungkin menyerahkan Raya begitu saja kalau hanya dengan sebuah perkataan, bagaimana kalau orang jahat, begitulah pikir Danish

"Maaf, tapi mana mungkin saya bisa percaya" ujar Danish pada Marquez dengan sedikit hormat.

Marquez yang paham pun mengambil ponselnya, dan menunjukkan beberapa foto Raya yang ada di ponselnya, sehingga membuat Danish percaya, mau tidak mau Danish membiarkan Raya di bawa oleh Marquez. 

"Dasar menyusahkan!" Gerutu Marquez, Marquez mengambil ponselnya dan menghubungi seseorang untuk menyiapkan kamar di hotel keluarganya. 

"Apa yang kamu pikirkan, kenapa bisa kamu minum alkohol coba, bagaimana kalau tante Moana tau, pasti dia akan kecewa" Marquez terus saja menggerutu, dia sedikit kesulitan membawa Raya ke dalam mobilnya, Marquez tidak akan mengantarkan Raya pulang, bisa-bisa nanti akan ada Masalah baru. 

Raya yang merasa cemburu membuat dia tidak sadar telah menghabiskan beberapa minuman beralkohol, sehingga dia tidak sadarkan diri. 

Hoekkk hoekkk.... Raya tiba-tiba memuntahkan semua isi perutnya di baju Marquez saat pria itu hendak memasangkan seat belt ke tubuh Raya.

"Raya!" Bentak Marquez, pria itu kesal karena seluruh bajunya penuh dengan muntahan Raya, pria segera melepas kemeja yang iya kenakan dan membuang nya ketempat sampah, sepertinya Marquez lupa kalau kemeja yang iya gunakan itu dari sang kekasih Alin.

"Sebelum kamu menikah, akan gua Pepet terus sampai kau jatuh cinta padaku" racau Raya, Raya memejamkan kedua matanya dan tertidur, sedangkan Marquez masih repot membersihkan tubuhnya.

Marquez melajukan mobilnya sehingga tidak lama pria itu sampai di hotel keluarganya, dia memapah kembali Raya dan membawa wanita itu masuk kedalam sebuah kamar yang sudah iya siapkan, "Dasar menyusahkan sekali!" Marquez membaringkan Raya di atas tempat tidur itu dan dia berjalan ke arah kamar mandi untuk membersihkan dirinya. 

Tidak lama Marquez keluar dari dalam kamar mandi, namun tiba-tiba kepalanya berasa pusing, "Ah ada apa lagi ini" gumam Marquez.

Raya kembali muntah, namun kali ini dia muntah dan mengenai gaun yang iya kenakan.

"Astaga!" Geram Marquez yang melihat Raya kembali muntah, "kenapa dia menyusahkan sekali jadi orang!" Marquez segera menggunakan kaos yang sudah tersedia di sana dan segera menghampiri Raya, pria itu hanya menggeleng dengan apa yang iya lihat.

"Kalau tidak kuat minum, kenapa minum! Dasar gadis bodoh!" Marquez bingung sendiri cara membersihkan tubuh Raya, pria itu menggaruk tengkuknya yang tidak gatal, seraya berpikir cara membersihkan wanita ini tanpa menyentuh tubuhnya. 

"Ah ini bukan salahku, dia sendiri yang telah berulah!" Marquez perlahan membuka gaun Raya, pria itu berusaha tidak menatap tubuh itu, namun tidak mungkin di pungkiri kalau sesekali pria itu melihat sesuatu yang tidak pantas pria itu lihat, "wanita ini selalu saja menyusahkan ku, menyesal tadi aku melihat dia dan menawarkan diri untuk mengantarnya, tau begini sudah aku tinggalkan saja tadi!" Gerutu Marquez, "dasar gadis jorok."

Marquez kini sudah membuka resleting Raya, punggung mulus itu kini nampak di pandangan Marquez, membuat pria itu menelan Saliva nya dengan susah payah, bagaimanapun dia pria normal, apa lagi didepannya ada tubuh wanita yang cukup menggoda di pandangan pria.