NovelToon NovelToon
Ijabah Cinta

Ijabah Cinta

Status: sedang berlangsung
Genre:Romansa
Popularitas:4.7k
Nilai: 5
Nama Author: Reza Ramadhan

[ OST. NADZIRA SAFA - ARAH BERSAMAMU ]

Kejadian menyedihkan di alami seorang Adiyaksa yang harus kehilangan istrinya, meninggalkan sebuah kesedihan mendalam.

Hari - hari yang kelam membuat Adiyaksa terjerumus dalam kesedihan & Keputusasaan

Dengan bantuan orang tua sekaligus mertua dari Adiyaksa, Adiyaksa pun dibawa ke pondok pesantren untuk mengobati luka batinnya.

Dan di sana dia bertemu dengan Safa, anak pemilik pondok pesantren. Rasa kagum dan bahagia pun turut menyertai hati Adiyaksa.

Bagaimanakah lika - liku perjalanan hidup Adiyaksa hingga menemukan cinta sejatinya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Reza Ramadhan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

19

Seorang perempuan memakai seragam pelayan tengah berjalan menyusuri lorong dengan mendorong trolley makanan. Dia adalah Shafa yang saat itu tengah bekerja di sebuah restoran yang ada di dalam hotel ternama.

Di sana, Shafa bekerja di bagian Food Runner. Di samping dirinya harus membawa pesanan makanan di masing - masing meja, dia juga harus membawa pesanan makanan yang di pesan di tiap - tiap kamar hotel.

Dan saat itu tepat gilirannya yang mengantar pesanan dan dia harus membawa makanan tersebut ke kamar yang berada di ujung lorong.

Dan saat tiba di depan kamar yang di maksud perempuan itu segera mengetuk pintu sembari berkata. "Pesanan sudah datang."

Tak lama kemudian, pintu terbuka dan tampak seorang lelaki berwajah misterius, lelaki itu hanya memakai kaos putih dan juga celana pendek selutut.

"Kak, saya mau mengantarkan pesanan makanan." Ucap Shafa ramah.

Lelaki itu tanpa banyak bicara berpindah posisi dan menyuruh Shafa untuk masuk ke dalam kamarnya. Tak ada firasat apapun yang ada di benak Shafa. Perempuan itu dengan cekatan memindahkan semua hidangan yang ada di nampan ke atas meja yang ada di sudut kamar.

Bergegas, Shafa segera keluar dari kamar namun langkahnya terhenti ketika pintu tertutup oleh sebuah tangan kekar dan membuat bunyi pintu berdebum dengan kencang.

"Mau kemana kau cantik?" Lelaki itu menyeringai tajam pada Shafa.

"Sa... Saya mau..... "

Belum sempat untuk melanjutkan kata - katanya, lelaki itu menghampiri Shafa dengan wajah beringasnya. Shafa yang kini terlihat ketakutan perlahan mundur menghindari tatapan dan juga lelaki beringas yang kini langkahnya semakin dekat dengan Shafa.

"Wajahmu terlihat sangat cantik namun sayangnya kau tak pantas memakai hijab itu." Dengan cepat lelaki itu menarik hijab Shafa hingga rambut panjang Shafa terlihat terurai sembarangan.

Tubuh Shafa kini gemetar, air mata seolah tak dapat terbendung dan kini berlinang membasahi wajahnya. Perempuan itu mencoba untuk berlari namun sayangnya lelaki itu begitu cepat menggapai punggung Shafa dan segera menjatuhkan tubuh Shafa ke atas ranjang.

"Mau kemana kau cantik. Aku sudah lama menantikan dirimu karena saat aku pertama kali masuk ke hotel ini aku sudah tertarik padamu." Lagi - lagi, lelaki itu menyeringai menatap Shafa seolah Shafa adalah hasil buruan yang berhasil dirinya tangkap.

Shafa dengan menangis menjerit mulai memundurkan tubuhnya. "Jangan... Jangan... Jangaaaaaaaaaaaaaaan.. "

Shafa lantas terbangun dari tidurnya. Terdengar nafas memburu dari perempuan itu. Perempuan itu tak menyangka kejadian yang sudah lama berlalu itu kini hadir kembali di dalam mimpinya.

"Ya Allah, Kenapa kejadian itu hadir kembali di kehidupanku... " Ucap Shafa dengan terisak. Perempuan itu segera memeluk seluruh tubuhnya.

...🕌🕌🕌...

Di lain tempat, tepatnya di kamar Ibu Dewi dan juga Pak Sapto. Terlihat Ibu Dewi yang sedang membersihkan riasan setelah mengunjungi masjid untuk acara pengajian.

Derit bunyi pintu terdengar dan tampak Pak Sapto yang keluar dari kamar mandi dan bergegas hendak membaringkan tubuhnya di atas ranjang.

"Mas, aku ingin berbicara padamu dan sesuatu yang penting untuk di bicarakan, mengenai Adiyaksa." Ucapan itu membuat Pak Sapto mengurungkan niat untuk membaringkan tubuh dan tidur.

Tak lama kemudian, Ibu Dewi mulai menghampiri dan duduk di samping suaminya itu. "Ini mengenai Adiyaksa. Aku ingin sekali melihat Adiyaksa memulai hidup baru kembali."

Pak Sapto yang mendengar ucapan itu pun terlihat antusias. "Apa maksudmu?"

Ibu Dewi lantas menceritakan tentang acara pengajian itu dan niatnya untuk membawa Adiyaksa menuju ke kehidupan lebih baik dengan membawanya ke pondok pesantren.

"Jujur saja, setelah kepergian Almarhumah Yulianti, hidup Adiyaksa semakin rapuh dan aku ingin berniat untuk memulihkan hatinya yang rapuh dan beruntungnya saat aku di acara pengajian aku bertemu dengan seorang ustad dan menyarankan untuk berkunjung ke pondok pesantren."

"Dan hari ini aku ingin membicarakan padamu tentang usulan aku ini dan aku meminta pendapatnya padamu, apakah kau setuju dengan usulan aku ini?"

Terlihat kedua mata teduh dari Pak Sapto. Lelaki itu juga mengharapkan yang sama, sama seperti apa yang di pikirkan oleh Ibu Dewi.

Namun, yang menjadi pertanyaan adalah apakah langkah ini akan berhasil? Terlihat kebimbangan karena dia meyakini bahwa Adiyaksa akan menolak usulan tersebut.

"Tapi, apakah langkah ini akan berhasil? Karena aku melihat sifat Adiyaksa yang sangat keras?"

Ibu Dewi yang melihat keraguan dari Pak Sapto lantas meyakinkan Pak Sapto bahwasanya Adiyaksa akan menerima usulan tersebut.

"Aku yakin, Adiyaksa akan menerima usulan kita kali ini?"

...🕌🕌🕌...

Keesokan harinya, saat acara sarapan pagi berlangsung, Ibu Dewi lantas membicarakan hal tersebut pada adiyaksa. Terlihat Ibu Dewi dan Pak Sapto saling pandang dan segera Ibu Dewi mulai berbicara.

"Adiyaksa.. "

Adiyaksa yang sedang sibuk dengan sarapannya bergegas mengangkat wajahnya.

"Ada apa, Bu?"

"Aku ingin berbicara padamu tentang sesuatu dan ini tentang dirimu, Adiyaksa." Ucap Ibu Dewi pelan.

Adiyaksa yang semula sibuk dengan makanannya kini menyimpan sendok di atas piring dan menatap Ibu Dewi dan juga Pak Sapto secara bergantian.

"Ketika melihat dirimu, kami jujur merasa kasihan padamu. Setiap hari selalu saja ada di rumah, selalu melamun, uring - uringan dan terakhir kali kami melihat kau sempat mabuk dan tak sadarkan diri."

"Dan kami berdua sepakat akan membawa kamu ke pondok pesantren."

Ucapan itu membuat Adiyaksa terdiam cukup lama. Ibu Dewi yang melihat perubahan di wajah Adiyaksa merasa tidak enak hati pada Adiyaksa.

"Karena kami ingin melihat perubahan hidupmu yang menjadi lebih baik lagi dan ini bukan tentangmu saja melainkan tentang anak kamu. Anak kamu butuh sosok figur seorang ayah yang nantinya menjadi teladan untuk Damar di masa mendatang."

Adiyaksa terdiam cukup lama dan tak lama, Adiyaksa pun bereaksi. "Tapi, kenapa harus di pondok pesantren?"

"Karena di pondok pesantren hidup kamu akan terjamin, belajar ilmu agama dan juga sekaligus berbaur dengan orang - orang yang baik perlahan akan membuat hidup kamu lebih baik lagi."

Adiyaksa buru - buru berdiri, membuat Ibu Dewi dan juga Pak Sapto tertegun. "Aku akan memikirkannya lagi."

Setelah mengatakan hal itu, Adiyaksa kembali ke kamar meninggalkan Ibu Dewi, Pak Sapto dan juga Damar dengan tanda tanya.

"Sudahlah, mungkin apa yang kau ucapkan tadi membuat Adiyaksa berpikir cukup lama dan butuh waktu, doakan saja semoga niat kita bisa di terima dengan baik." Ucap Pak Sapto. Lelaki itu menenangkan Ibu Dewi.

...🕌🕌🕌...

Valerie kini membuka pintu kamarnya, perut yang sedari tadi berbunyi membuat perempuan itu kini kelaparan. Perempuan itu mulai membuka lemari pendingin dan mengeluarkan bahan makanan untuk di buat masakan.

Namun, di saat akan mengiris bahan makanan tersebut, dia merasakan mual di perutnya dan tenggorokan ingin sekali mengeluarkan sesuatu.

Buru - buru, Valerie mengayunkan langkah ke kamar mandi dan...

"Huek.. Huek..."

Entah kenapa perut yang mual membuat perempuan itu merasakan pusing di kepala dan terlihat bulir - bulir keringat di wajah perempuan itu. Apakah dia sedang mengandung sebuah benih di perutnya? Entahlah...

Tiba - tiba seseorang yang berada di depan pintu kamar mandi bersuara. "Sedang apa kau Valerie?"

...Bersambung....

1
Andi Budiman
pembuka yang menarik
Sinchan1103: terima kasih 🙏🙏
total 1 replies
LISA
Sedih bgt..baru nikah istrinya udh dipanggil Tuhan
LISA
Aq mampir Kak
Sinchan1103: terima kasih... 🙏🙏🙏
total 1 replies
Rowan
Pokoknya ini cerita wajib banget dibaca sama semua orang!❤️
Matilda
Jangan bikin penggemarmu menderita terus thor 😭
Kiritsugu Emiya
Pokoknya karya ini singkatnya kereeeeen banget! Makasih author sudah membuat karya yang luar biasa😄
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!