NovelToon NovelToon
When It Rains I Find You

When It Rains I Find You

Status: sedang berlangsung
Genre:Romansa / Slice of Life
Popularitas:3k
Nilai: 5
Nama Author: Putu Diah Anggreni

Nana, gadis pemberani yang tengah berperang melawan penyakit kanker, tak disangka menemukan secercah keajaiban. Divonis dengan waktu terbatas, ia justru menemukan cinta yang membuat hidupnya kembali berwarna.

Seorang pria misterius hadir bagai oase di padang gurun. Sentuhan lembutnya menghangatkan hati Nana yang membeku oleh ketakutan. Tawa riang kembali menghiasi wajahnya yang pucat.

Namun, akankah cinta ini mampu mengalahkan takdir? Bisakah kebahagiaan mereka bertahan di tengah bayang-bayang kematian?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Putu Diah Anggreni, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chapter 18: Pelukan hangat

Setelah capek ngurusin booking tiket, hotel, dan segala macem buat liburan kita, gue sama Arga mutusin buat santai-santai aja malem ini. Kita sepakat nonton film di Netflix, tapi dasar Arga jail, dia milih film horor.

"Lo yakin nih, Ga? Nggak serem?" gue nanya ragu-ragu sambil ngeluarin masker wajah dari laci.

Arga nyengir. "Tenang aja, kan ada gue. Lagian, kalo takut tinggal peluk gue aja."

Gue cuma bisa geleng-geleng, tapi nggak bisa nyembunyiin senyum gue. "Dasar modus."

Kita duduk di sofa ruang keluarga, udah pake masker wajah yang bikin muka kita keliatan kayak alien hijau. Lampu gue matiin, biar makin dapet feel seremnya katanya.

Film baru jalan sepuluh menit, tiba-tiba...

"AAAAA!" Arga teriak kenceng, loncat ke pelukan gue.

Gue kaget, refleks ikutan teriak. "Apaan sih lo?! Katanya nggak takut!"

Arga nyengir malu. "Hehe... kaget doang kok. Tapi enak juga nih meluk lo gini."

Gue nyubit lengan dia, tapi nggak ngelepas pelukannya. "Dasar pembohong!"

Belom sempet gue ketawa, tiba-tiba muncul jump scare di layar. Kali ini gue yang teriak dan meluk Arga erat-erat.

"Nan, masker lo nempel di baju gue nih," Arga protes, tapi tangannya tetep meluk gue.

"Bodo amat! Yang penting gue nggak mau liat layarnya!"

Arga ketawa, tangannya ngusap-ngusap punggung gue. "Yaudah, kita matiin aja ya filmnya?"

Gue ngangguk cepet. Arga buru-buru matiin TV, tapi nggak nyalain lampu.

"Kok nggak nyalain lampu?" tanya gue bingung.

"Soalnya..." Arga ngedeketin mukanya ke gue. "Gue pengen liat muka lo yang imut pake masker ini. Lo tau nggak, Nan? Bahkan dengan muka ijo gini pun, lo tetep bikin gue jatuh cinta."

Jantung gue berdetak kenceng. Muka kita deket banget, cuma keliatan samar-samar karena gelap.

"Dasar gombal," bisik gue.

"Tapi lo suka kan?" Arga balas berbisik.

Gue cuma ketawa pelan. Arga makin ngedeketin wajahnya, dan...

JDEERRR!

Suara petir menggelegar, bikin kita berdua kaget. Belom sempet ngomong apa-apa, tiba-tiba lampu mati total.

"Anjir, mati lampu!" gue teriak panik.

"Tenang, Nan. Gue ambil senter dulu ya," kata Arga, suaranya kedengeran agak gemetar.

Gue ngedenger suara Arga ngerogoh-rogoh tas, nyari senter. Sementara itu, gue mutusin buat ke dapur, ngambil lilin.

"Ga, gue ke dapur dulu ya. Mau ambil lilin," gue ngasih tau Arga.

"Oke, hati-hati Nan," jawab Arga.

Gue meraba-raba dinding, pelan-pelan jalan ke arah dapur. Pas udah dapet lilinnya, gue balik ke ruang keluarga.

"Ga, lo dimana?" gue manggil pelan.

Nggak ada jawaban.

Gue jalan pelan-pelan, tangan gue di depan buat mastiin nggak nabrak apa-apa. Tiba-tiba, kaki gue kesandung sesuatu.

"Aduh!" gue mengaduh pelan.

Bersamaan dengan itu, gue denger suara Arga teriak kenceng.

"SETAAAAN!"

BUGH!

Gue ngerasain ada yang nabok kepala gue keras.

"Aduh! Arga! Ini gue, bego!" gue teriak kesakitan.

"Na-Nana?" suara Arga kedengeran kaget dan bingung.

Tiba-tiba, lampu nyala lagi. Gue ngeliat Arga berdiri di depan gue dengan muka pucet, tangannya masih terangkat habis nabok gue.

"Lo ngapain sih nabok gue?!" gue ngomel sambil ngusap-ngusap kepala.

Arga masih bengong. "So-sorry, Nan. Gue kira tadi lo setan. Abisnya lo muncul tiba-tiba, terus muka lo..."

Gue baru inget kalo setengah muka gue masih ada sisa-sisa masker wajah yang belom dibersihin.

"Yaelah, ini mah masker wajah, Ga! Bukan muka hantu!" gue ketawa geli ngeliat ekspresi Arga yang masih shock.

Arga ikutan ketawa, tapi masih keliatan malu. "Sori, Nan. Gue beneran kaget tadi. Abisnya gelap banget, terus lo muncul tiba-tiba dengan muka ijo gitu."

Gue nyubit lengan dia gemes. "Dasar penakut! Katanya tadi berani nonton film horor."

Arga narik gue ke pelukannya. "Maafin gue ya, Nan. Sini gue obatin."

Dia nyium kening gue lembut, bikin gue ketawa geli.

"Udah dong, geli nih! Mending lo bantuin gue bersihin sisa masker ini deh," gue dorong dia pelan.

"Siap, Nona!" Arga hormat ala tentara, bikin gue makin ngakak.

Sambil ngebantuin gue bersihin sisa masker, Arga tiba-tiba ngomong dengan nada serius.

"Nan, sorry ya gue tadi nabok lo. Gue janji bakal lebih hati-hati dan selalu mastiin kalo itu beneran lo, bukan hantu atau apapun."

Gue ketawa. "Emangnya lo pikir gue bakal berubah jadi hantu?"

Arga nyengir. "Ya nggak tau, Nan. Tapi yang jelas, hantu atau bukan, gue bakal tetep sayang sama lo."

"Ih, gombal!" gue mukul pelan dada dia, tapi nggak bisa nyembunyiin senyum gue.

Arga ngelus pipi gue lembut. "Beneran, Nan. Lo tau nggak? Pas tadi gelap, yang bikin gue takut bukan karena film horornya atau petirnya. Tapi karena gue takut kehilangan lo. Makanya pas gue nggak bisa ngeliat lo, gue panik."

Gue terdiam, terharu sama kata-kata Arga.

"Ga..."

"Ssst," Arga naro jarinya di bibir gue. "Lo nggak perlu ngomong apa-apa. Cukup tetep di sini, di samping gue. Itu udah lebih dari cukup buat gue."

Gue ngangguk pelan, lalu meluk dia erat. "Makasih ya, Ga. Gue juga sayang banget sama lo."

Setelah melepaskan pelukan gue, gue ngeliat masker wajah gue nempel baju dan pipi Arga. Ekspresinya tercampur aduk antara kaget, jijik, dan geli.

Gue nggak bisa nahan ketawa ngeliat ekspresinya. "HAHAHA! Muka lo lucu banget, Ga!"

Arga ikutan ketawa. "Sialan! Padahal tadi udah romantis-romantisan."

Gue masih cekikikan sambil bantuin bersihin celana Arga. "Sorry ya, Ga. Tapi emang dasarnya kita berdua nggak ada romantis-romantisnya."

Arga senyum, narik gue ke pelukannya.

"Yang penting kan kita happy. Lagian..." dia nyium kening gue lembut.

"Lo tetep cantik kok, mau pake masker, nggak pake masker, bahkan kalo maskernya nyangkut di celana gue sekalipun."

Gue meluk dia erat. "Thanks ya, Ga. Buat segalanya."

Malam itu berlanjut dengan obrolan ringan, diselingi candaan dan godaan soal 'hantu bermuka ijo'. Meskipun kepala gue masih agak nyut-nyutan, tapi kehangatan pelukan Arga dan kata-kata manisnya bikin gue ngerasa jadi cewek paling beruntung di dunia.

Dan sepertinya, habis kejadian ini, Arga bakal mikir dua kali kalo mau ngajak nonton film horor lagi. Tapi ya nggak apa-apa, toh kita berdua udah punya cerita horor-romantis sendiri yang bakal selalu kita inget dan ketawain.

1
Kia Shoji
Hu hu hu... ❤️
Putu Diah Anggreni
Aku juga pas buatnya nangis kak/Sob/ Apalagi ini hasil imajinasi aku yg lagi di kemo/Sob//Cry/
dee zahira
nangis baca di part ini
dee zahira
semangat
dee zahira
keren kak...
azura Shekarningrum
Luar biasa
azura Shekarningrum
Lumayan
ㅤㅤZ
Paporitin dulu besok lanjut lagi
ㅤㅤZ
Keren
Protocetus
min kunjungin ya novelku Bola Kok dalam Saku
🍾⃝ʙͩᴜᷞʟͧᴀᷠɴͣ sᴇᴘᴀʀᴜʜ
dah sampe sini dulu bacanya. besok lagi. mau tidur 🫶
🍾⃝ʙͩᴜᷞʟͧᴀᷠɴͣ sᴇᴘᴀʀᴜʜ
ini terlalu sweet 🥹
🍾⃝ʙͩᴜᷞʟͧᴀᷠɴͣ sᴇᴘᴀʀᴜʜ
hey kenapa favorit kita sama semua 😌🤌
🍾⃝ʙͩᴜᷞʟͧᴀᷠɴͣ sᴇᴘᴀʀᴜʜ
aaaaaa jd ikutan excited
🍾⃝ʙͩᴜᷞʟͧᴀᷠɴͣ sᴇᴘᴀʀᴜʜ
🥹 bertahan ya say
🍾⃝ʙͩᴜᷞʟͧᴀᷠɴͣ sᴇᴘᴀʀᴜʜ
milih latarnya Borobudur doang 😍
🍾⃝ʙͩᴜᷞʟͧᴀᷠɴͣ sᴇᴘᴀʀᴜʜ
aaaargggh gemas
🍾⃝ʙͩᴜᷞʟͧᴀᷠɴͣ sᴇᴘᴀʀᴜʜ
baca NT rasa WP 😆👍
Ms S.
Gak sabar nih nungguin kelanjutannya, update cepat ya thor!
Putu Diah Anggreni: Halo kak, sudah update lagi ya/Heart/
total 1 replies
Aerik_chan
wahhh untuk ada secercah harapan....
yuk kak saling dukung #crazy in love
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!