Bagaimanapun takdirnya nanti, tiga raga akan tetap satu jiwa.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon wayan adi suastama, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
SUSAH UNTUK MELUPAKAN
Cukup banyak risiko yang akan Dandi dapatkan setelah kejadian disekolah. Entah itu dari Ayah, atau masalah lain yang akan muncul secara tanpa diduga. Padahal jika saja mereka mau mendengarkan, Dandi juga punya alasan kuat dan masuk akal. Dandi itu nakal bukan tanpa sebab. Dandi melawan dan berani menentang kepala sekolah juga bukan semata-mata disengaja. Dandi hanya membela diri dari perlakuan biadab kepala sekolah. Lagipula pukulan dibalas pukulan bukannya seimbang ? tapi kenapa jika di posisi sebagai murid ,hukumannya malah yang paling berat.
Kadang Dandi merenung, sekecil ini ya kejadian untuk manusia sepertinya? hanya karena tidak punya apa-apa, si kaya rasa dan si punya jabatan berlaku seenaknya.
Dulu sebenarnya Dandi adalah anak paling manja dari adik-adiknya, meskipun ia laki-laki diantara adik-adiknya, Dandi selalu ingin dimanja oleh Ayah dan Ibu. Ia akan merasakan kesepian jika tidak ada tempat untuk ia bermanjaan. Jadi, jika hal seperti ini terulang , itu artinya Dandi sedang ingin mendapatkan perhatian lebih.
Pagi itu suasana begitu menyedihkan yang dirasakan Dandi, rentetan kejadian tidak mengenakan ia alami dari kemarin, mulai dari berantem dengan kepala sekolah, dikeluarkan dari sekolah, hingga yang paling membuat ia sangat sedih adalah melihat Ayahnya bersama perempuan lain dan tidak mengakui dirinya sebagai Anak kandung oleh Ayahnya sendiri.
Untuk melupakan hal itu yang masih terbayang-bayang dipikirannya, Dandi lantas mengambil barang haram lagi untuk ia gunakan sekedar melupakan masalah yang sudah terjadi. Duduk santai di teras rumah sambil menghisap barang tersebut dengan rokok yang menimpali Dandi.
Kemudian mengambil gitar untuk ia petik sembari melihat keatas langit, berharap ada sebuah keajaiban yang akan menerangi hidup kelam Dandi, Ayu dan Ani.
"wajar bila saat ini
Kuiri pada kalian
yang hidup bahagia berkat suasana indah dalam rumah
Hal yang selalu
aku bandingkan dengan
hidupku yang kelam
tiada harga diri
yang kan hidupku terus bertahan"
Penuh semangat Dandi menyanyikan lagu itu sambil berteriak kencang, hingga kedengeran sampai ke kamar Ayu dan Ani.
" Widih suaramu begitu merdu kak, merusak dunia ". Ledek Ani yang datang dari dalam rumah dengan membawa teh angat manis
" aah sialan ". Jawab Dandi dengan memainkan gitarnya tanpa arah setelah diledek Ani barusan.
Perihal kesedihan Yang Dandi rasakan, tidak bohong jika detik ini Ayu dan Ani juga merasakan nelangsa yang sama di hatinya. Hanya saja, mereka tidak tahu ada satu rahasia yang Dandi tidak ingin ceritakan ke adik-adiknya.
" ngomong-ngomong Ayah dimana ya kak?, Tanya Ani sambil melihat ke arah Dandi.
" kakak juga tidak tahu Ni, Apa Ayah tidak kangen sama kita ya? padahal kakak ingin bercerita banyak ke Ayah," Sambil memainkan gitarnya Dandi terpaksa bohong kepada Ani.
" aah jangan ngomongin Ayah lagi Ni, kalau ia kangen sama kita pasti Ayah pulang kok ". Lanjut Dandi yang terus memainkan gitarnya tanpa arah.
" sini "
Ani lantas mengambil gitar yang ada dipangkuan Dandi dengan wajah yang sedikit kesal. Dandi yang melihat Ani kesal pun hanya bisa tertawa melihat Ani.
" Main gitar kok begitu, bikin kesel aja". Ucap singkat Ani dengan wajah cemberut.
" emang kamu bisa main gitar? " Tanya Dandi dengan wajah yang tertawa keras kearah Ani.
" yee, ngeledek ya? jangan salah aku ini pemain gitar handal lo, ya sudah kakak mau nyanyi lagu apa?,. Ani lantas bersiap-siap memainkan gitar didepan Dandi.
" Aaah kelamaan berfikir ".
semua kata rindumu
semakin membuat ku
tak berdaya a a a
menahan rasa ingin jumpa a a a a
percayalah padaku
aku pun rindu kamu
ku akan pulang.....
melepas semua kerinduan
yang terpendam....
Alunan gitar yang Ani mainkan semakin kencang dan terdengar seperti ajakan untuk Ayu yang masih ada di dalam rumah yang semula tidak tertarik, menjadi pergi keluar kamar untuk menuju ke tempat Ani dan Dandi menyanyi bersama.
" Hey kalian, ganti lagu lah, aku mau lagunya Slank". kata Ayu yang tiba-tiba menghentikan nyanyian mereka.
Ani pun mengangguk dan mulai mengganti chord gitar dengan lagu yang akan mereka bawakan selanjutnya.
Dan sekarang setelah mendengar chord gitar yang Ani mainkan berubah, Ayu terlihat begitu antusias ingin menjadi vokalis ketiga meski tidak mendapat persetujuan dari siapa pun. Sedangkan Dandi semakin terbawa suasana, laki-laki itu mulai bertingkah seolah ia adalah pemain drum legendaris yang sedang menampilkan sebuah lagu diatas panggung besar yang meriah. Tangannya mulai memukul meja diiringin dengan petikan gitar yang Ani mainkan.
Aku nggak mau menjadi setan
Yang menakutimu
Aku nggak mau menjadi iblis
Yang menyesatkanmu
Yang aku mau kau mencoba 'tuk mengenal aku
Yang aku mau kau belajar 'tuk mencintai aku (tulus)
Dan apa adanya
Aku nggak ingin seperti api
Membakar hatimu
Aku nggak ingin seperti duri
Yang melukaimu, woo!
Yang aku tahu ku mencoba terbuka
Yang aku tahu ku sengaja 'tuk s'lalu bicara, Bali! (jujur)
Dan apa adanya, oh-oh-oh, yeah, u-woo, yeah
Aku bisa saja menjadi virus yang melumpuhkanmu
Mereka menyanyikan lagu itu penuh dengan semangat membara, hanya untuk melampiaskan rasa kangen yang begitu besar kepada seseorang yang tidak akan mereka lihat lagi.
Entah berapa lagu sudah mereka mainkan hari itu, hingga Ani merasa capek untuk memainkan gitar tersebut. Lalu Dandi mengambil alih gitarnya dan mengajak mereka untuk memainkan dan bernyanyi satu lagu lagi.
are u ready guys?
Dandi pun memainkan petikan chord lagu yang berjudul " KUPU-KUPU MALAM " lagu yang sesuai dengan kehidupan Ayu dan Ani di hari-hari kedepannya.
Ada yang benci dirinya
Ada yang butuh dirinya
Ada yang berlutut mencintainya
Ada pula yang kejam menyiksa dirinya
Ini hidup wanita si Kupu-Kupu Malam
Bekerja, bertaruh seluruh jiwa raga
Bibir senyum, kata halus merayu, memanja
Kepada setiap mereka yang datang
Dosa kah yang dia kerjakan?
Suci kah mereka yang datang?
Kadang dia tersenyum dalam tangis
Kadang dia menangis di dalam senyuman
Wo-oh, apa yang terjadi, terjadilah
Yang dia tahu Tuhan, penyayang umat-Nya
Wo-oh, apa yang terjadi, terjadilah
Yang dia tahu hanyalah menyambung nyawa
Uh-oh, ah-ah-uh
Wo-oh-ho, apa yang terjadi, terjadilah
Yang dia tahu Tuhan, penyayang umat-Nya
Wo-ho, apa yang terjadi, terjadilah
Yang dia tahu hanyalah menyambung nyawa
Oh-ah-oh-oh
Karena Ayu dan Ani hanya hafal reffnya saja , mereka tidak ikut bernyanyi dari awal, tetapi pas masuk ke reff Ayu dan Ani bernyanyi sambil berdiri dengan memegang gagang sapu yang mereka arahkan ke dekat mulutnya, seolah merekalah penyanyi asli dari lagu tersebut.
Puas seharian bernyanyi, Mereka pun masuk kedalam rumah , lalu mandi dan bersiap-siap untuk melakukan aktivitasnya masing-masing.
Oiya, ekhem... Jangan lupa mampir juga ya ke ceritaku "Racun Kesesatan" ceritanya sedih juga, siapa tau berkenan mampir dan suka ...