Naina, seorang gadis muda berbakat, adalah salah satu penghuni panti asuhan. Saat ia bersekolah di sekolah menengah elit, dia pintar dan cantik, dinaksir oleh banyak laki-laki, dan juga iri dari banyak gadis.
Tapi dia tidak peduli dengan semua itu, situasi ekonomi ibu panti semakin memburuk, bahkan dia mendapat kesempatan untuk belajar di luar negeri, dia harus melepaskannya, dia harus lulus secepatnya dan mencari pekerjaan yang stabil untuk membantu saudara-saudaranya di panti asuhan, dan juga untuk meringankan beban ibu panti.
Namun, tidak ada yang tahu, termasuk ibu panti, bahwa Naina adalah seorang hacker dan dikenal sebagai "UZZA", yang merupakan singkatan dari "Yang Terkuat", dan menghasilkan banyak uang dari bisnis lain.
"Naina, mengapa kamu masih bekerja jika kamu begitu kaya?"
"Aku tidak ingin ibu panti mengira aku mencuri uang!"
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nike Julianti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Meminta Restu
"Kamu kenapa bee?" tanya Rania seraya ikut melihat ke sekeliling, walau ia tak tau apa yang sedang di cari oleh Rei
"Tadi putri kita ada di sini, yang." jawab Rei
"APA?! Sekarang dia dimana bee?" tanya Rania yang sibuk kembali melihat ke sekelilingnya, tempat yang cukup ramai, namun tak membuat dirirnya berhenti memperhatikan para pengunjung yang ada di sana.
"Sepertinya dia sudah pergi dari sini.." jawab Rei, ia kembali menggeser foto-foto tersebut.
Putrinya tidak sendiri, di foto itu.. putrinya selalu bersama orang yang sama.
"Siapa dia?" gumam Rei, namun masih terdengar oleh Rania. Rania langsung meminta ponsel Rei, ia melihat dengan seksama foto tersebut.
"Siapa pria tampan ini bee, sepertinya ia kekasih putri kita? Lihat senyuman dan tawa Xena, terlihat tulus juga bahagia saat bersamanya." ucap Rania ikut menyunggingkan senyumannya.
"Bee, apa mungkin putri kita akan menikah? Lihat tempat-tempat yang di kunjunginya? Butik dan juga toko perhiasan." tanya Rania, yang membuat jantung Rei berdebar kencang.
"Tidak mungkin, putri kita baru berusia 16 tahun. Ia belum genap 17 tahun sayang." sela Rei tidak terima
"Yang namanya jodoh ga ada yang tahu hubby, seperti aku dan kamu." jawab Rania menenangkan Rei
"Kita tidak bisa menundanya lagi, sebaiknya kita segera ke Panti tempat Xena tinggal." ucap Rei
Ia pun menarik pelan tangan Rania, di ikuti oleh Miriam dan sang putra.
"Mama, warum haben mama Rania und onkel Rei es eilig?/ mama, kenapa mama Rania dan om Rei tergesa-gesa" tanya Mirza
"Sssttt... lass uns gehen/ ayo jalan." ucap Miriam, seraya menuntun tangan sang anak
Mereka pun segera keluar mall dan berniat segera ke panti asuhan.
.
.
.
Sedangkan Naina kini ada di suatu tempat, di mana anak asuh lainnya berkumpul untuk mencari uang juga belajar. Ia mengajak Ken ke tempat dimana Ilham mengajar anak-anak asuhnya.
"Assalamu'alaikum"
"Wa'alaikumsalam"
"UZZAAAAA" teriak anak-anak dan tentu saja hal tersebut mengejutkan Ken, ternyata...
Ken tertawa kecil dan menggeleng-gelengkan kepalanya, ternyata ini salah satu kejutan baru dari Naina. Tak ada kata risih untuknya berada di tempat ini, justru ia senang bisa masuk ke dunia baru.
'Ternyata kamu benar-benar malaikat tak bersayap, sayang' ucapnya dalam hati
"Halo sayang-sayangnya kakak, baru selesai belajar ya?"
"Iya kak, baru saja lepas buku." jawab Cio tersenyum
"Alhamdulillah, pintarnya adik-adik kakak. Makanya kakak sayang, tambah sayang sama kalian." ucap Naina bangga, ia memeluk adik-adiknya dengan sangat erat.
"Apa kabar Nai?" tanya Mae yang baru selesai merapihkan tempat mereka belajar.
"Teh Mae, Alhamdulillah teh. Gimana kabar teteh?" jawab Nai, seraya balik bertanya dan mencium punggung tangan Mae. Dan di susul oleh Ken yang bersalaman seraya tersenyum.
"Kenalin teh, ini mas Ken."
"Senang berkenalan dengan anda nona, saya calon tunangan Naina." ucap Ken
"Hah? Nai?" tanya Mae terkejut, ia pun menatap kaget pada Nai.
"Iya teh, makanya Nai datang ke sini karena ingin mengundang kalian untuk datang ke pertunangan kami hari minggu ini." jawab Nai, belum ia bertanya keberadaan Ilham. Di belakangnya terdengar suara bass Ilham
"Apa Nai? Kamu mau bertunangan? Dengan dia? Minggu ini? Kenapa sangat mendadak? Bukankah baru beberapa hari kemarin kamu ke sini belum ada pasangan, kenapa sekarang tiba-tiba?" tanya Ilham beruntun, membuat Ken dan Nai memutar tubuh mereka dan berhadapan dengan Ilham
"Kak Ilham" panggil Naina seraya mencium punggung tangannya
"Abang" tegur Mae
"NAI" ucap Ilham meminta penjelasan pada Nai
"Sebaiknya duduk terlebih dahulu, tidak enak berbicara dengan cara berdiri" ucap Mae
Kini mereka berlima sudah duduk melingkar, kenapa berlima? Karena di belakang Ilham tadi, tak lama Rambo menyusul.
Di sebuah bangunan yang di bangun hanya dari triplek, namun bisa melindungi mereka dari hujan dan juga panas.
Naina bercita-cita membangunkan sebuah sekolah gratis untuk adik-adiknya, tidak harus besar. Yang penting mereka semua nyaman
"Jelaskan Nai?" tanya Ilham
"Kak, kenalkan ini mas Ken. Dia calon tuangan Nai, kami..."
Naina pun menjelaskan semuanya, kapan ia bertemu, dimana ia bekerja dan bagaimana Ken melamarnya kemarin. Ilham terdiam sebentar, ia mengalihkan tatapannya pada Ken. Ken tidak marah di tatap seperti itu, tatapan seorang kakak yang berat melepaskan adik perempuannya. Begitu pun dengan Rambo, yang merasa berat melepas putri kesayangannya.
Ken justru bersyukur, ternyata sangat banyak yang menyayangi calon tunangannya. Ken pun membalas tatapan Ilham juga Rambo.
"Apa kamu yakin akan mempersunting putriku?" tanya Rambo dengan tatapan tajamnya
"Apa kamu benar-benar mencintai dan menyayangi adikku?" tanya Ilham
Sebelum menjawab, Ken menarik nafas dan menghembuskannya dengan pelan. Ia lalu menatap bergantian pada Ilham dan Rambo, lalu ia tersenyum.
"Saya sangat yakin dan saya juga sangat mencintai Naina" jawab Ken dengan tenang, dan tatapan yang meyakinkan
"Naina adalah cahaya kami di sini, ia adalah kebanggan kami." ucap Rambo
"Kami sangat menyayanginya, ia yang tulus menerima dan membantu kami tanpa pamrih." lanjut Ilham
"Kami tak ingin Naina salah memilih pasangan hidupnya." ucap mereka serempak
Naina menundukkan kepalanya, tak terasa air matanya menetes. Mae yang ada di sampingnya merangkul dan mengusap bahu Naina.
'Ya Allah, tanpa kasih sayang kedua orangtuaku. Ternyata aku mendapatkan kasih sayang dari begitu banyak orang, yang ada di sekitarku. MasyaAllah, Alhamdulillah ya Allah.' ucap Naina dalam hati
"Saya memang tidak bisa berjanji untuk tidak membuat Naina menangis, tapi saya bisa berjanji bila akan selalu berusaha membuatnya bahagia sepanjang hidupku." ucap Ken
"Seperti yang kalian katakan, Naina juga merupakan cahaya yang menyinari kehidupan ku yang gelap. Karena itu, aku takkan pernah melepaskannya. Saya benar-benar mencintai Naina." lanjut Ken
Ilham dan Rambo saling berpandangan, mereka berdua melihat adanya ketulusan dan juga kejujuran di mata Ken.
"Aku titip adikku padamu, jangan pernah membuatnya bersedih atau menggores hatinya. Di luar Naina memnag terlihat wanita kuat dan tangguh, namun sebenarnya hati Naina sangatlah lembut dan juga rapuh." ucap Ilham
"Jangan kamu sakiti putriku, bila kamu kelak sudah tidak menginginkan Naina lagi. Katakan pada kami, biar kami yang akan menjemputnya nanti." lanjut Rambo
Di situ, tubuh Naina bergetar menahan isak tangisnya. Ia langsung memeluk tubuh Mae dan meluapkannya pada Mae. Mae hanya bisa diam dan mengusap punggung Naina.
Ken pun terdiam, menatap punggung Naina yang bergetar. Ken sangat paham dengan apa yang di rasakan Naina, merasakan kasih sayang yang bukan dari kedua orangtuanya. Naina pasti sangat merindukan pelukan dari kedua orangtuanya, walau ia selalu tersenyum dan terlihat tenang di luar.
"Aku akan menjaga putri dan adik kalian." ucap Ken dengan suara tercekat, ia juga menahan tangisannya.
Setelah Naina selesai menangis, ia pun berpamitan. Karena masih ada beberapa tempat yang harus ia kunjungi.
Seperti halnya saat bertemu dengan Rambo dan Ilham, kini Ken merasa lebih tegang berhadapan dengan Calvin dan Sam. Lebih tepatnya saat ia berhadapan dengan Calvin, karena Sam hanya mendukung siapapun pilihan adiknya.
"Punya apa kamu berani melamar putriku?" tanya Calvin dengan mengintimidasi Ken, walau Calvin bukanlah termasuk mafia di lapangan. Namun Calvin juga di takuti karena keahliannya dalam bidang IT, ia adalah mafianya hacker.
Berani melawan Calvin, itu artinya ia membuka pintu menuju kebangkrutan dan juga tekanan bila rahasianya ter ekspose.
Itulah sebabnya, data Naina tidak bisa di dapatkan oleh Ken. Kenapa Rei sang ayah bisa? Karena Sam sengaja memberikan kelonggaran padanya, agar mereka segera bertemu.
Glek
...****************...
Hahahaha.... Semangat mas Ken, masih banyak orang yang harus kamu hadapi.
...HAPPY READING ALL 😘😘...