NovelToon NovelToon
Salah Pilih

Salah Pilih

Status: sedang berlangsung
Genre:Ibu Mertua Kejam
Popularitas:3.1k
Nilai: 5
Nama Author: yu odah

mengabdi pada imamnya dengan sepenuh hati tetapi Justru derai air mata dan darah yang Inara terima.
Suami yang sangat ia cintai ternyata menghianatinya, hancur hati Inara mengetahuinya dan semakin membuatnya terpuruk saat kehancuran rumah tangganya ternyata ada campur tangan ibu mertuanya sendiri.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon yu odah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Siapa Merubahmu

"Ayo Na....jangan melamun, kita harus cepat..fokuskan fikiranmu ke meja ini"bisik Tina yang melihat Inara sering melamun dan tak fokus.

"I iya Mbak...maaf."

Tina menghela nafas panjang, Inara yang ia kenal dengan sikap lembut dan ceria kini berubah menjadi murung dan dingin, bahkan membalas kata pun selalu singkat.

"Kamu yang masak aku yang racik ya Na, waktu kita tinggal tiga puluh menit lagi" Tina mengingatkan Inara.

"Ya baik Mba."

Endah yang terus memantau dari kejauhan pun tak henti melihat jam di pergelangan tangannya, kipas mungil selalu bergerak lincah untuk menutupi kegugupannya.

Sementara dari barisan para pengunjung, Egi berdiri dengan tenang dengan kaca mata hitam yang bertengger di atas hidung mancungnya, dari Edo ia dapat informasi kalau di antara para tamu undangan pihak panitia salah satunya adalah Tun Kenzi, pemilik rumah megah itu rupanya salah satu chef terkenal dan hari ini dia adalah salah satu tamu kehormatan.

"Ck ..sialan, di mana dia berdiri, mana si blekok kirim poto burem" umpat Egi kesal karena matanya pegal mencari sosok Kenzi di antara para tamu yang duduk berjejer di kursi kehormatan.

"Waktu tersisa sepuluh menit lagi" suara MC nyaring terdengar dari pengeras suara membuat peserta memasak semakin panik.Begitupun Endah, ia bahkan berjingkrak tanpa sadar.

Tibalah para juri menilai hasil masakan para peserta, dua orang chef wanita cantik dan satu chef pria berjas hitam berjalan menuju barisan meja peserta.

Ada beberapa kategori yang akan menjadi penilaian para juri, dan tiga tim yang dapat nilai paling panyak akan di pilih sebagai juara.

Tibalah pengumuman yang akan di bacakan para dewan juri.

Endah meremat tangannya karena terasa dingin, dan ia bersorak girang saat tim Inara berhasil menjadi juara dua.

Egi pun tersenyum puas.

"Rupanya wanita itu yang sudah membuatmu tergila-gila."

Sontak Egi memutar tubuh kala suara Edo tiba-tiba sudah berada di belakangnya.

"Ck sejak kapan Lu ada di sini?" tanya Egi cengo.

"Sejak tepuk tangan Lu terdengar paling keras di antara penonton lain."

Egi hanya menggaruk kepalanya yang tak gatal, baru kali ini dia merasa bak seorang pencuri yang tertangkap basah.

"Kau lihat pria tampan berjas hitam itu?dia adalah tuan Kenzi" sambung Edo.

Tepukan riuh para penonton bersorak membuat suasan siang nan terik itu semakin terasa bising.

Namun pekikan aneh terdengar di selingi beberapa orang berlari ke tengah lapangan di mana seorang peserta rupanya jatuh pingsan.

Egi yang melihat Endah berlari menuju tenda posko kesehatan pun ikut mengikuti Tantenya, begitu pula Edo.Debar jantung Egi serasa berhenti saat melohat Endah duduk sambil menangis di samping ranjang dinas kesehatan.

"Ina..kenapa kamu Na..."isak Endah sementara Inara berbaring di ranjang pasien dengan mata terpejam dan keringat membasahi keningnya.

"Kenapa dengan dia dokter ?"tanya Egi yang juga panik.

"Sebentar kami akan periksa istri anda dulu Tuan."

Ingin Egi membantah namun tak ingin mengganggu dokter tersebut.

Kenzi yang melihat Edo di dalam tenda tersebut pun terkejut.

"Kau , bukankah kau Edo?"

"Ya benar Tuan" jawab Edo sambil menyalami Kenzi.

"Ehm bisa kita bicara nanti?"

"Ya tentu saja Tuan."

"Kalau begitu tolong temui saya nanti setelah acara ini di hotel x."

"Baik tuan."

Edo melambaikan tangan pada Kenzi yang meninggalkan acara setelah semuanya selesai.Pemuda berkaca mata itu tertegun melihat Egi yang biasanya selalu di layani bawahannya kini tampak membereskan peralatan Inara lalu memasukan ke dalam mobil.

"Sebesar itu dia merubahmu bro" ia membatin haru.

Endah memapah Inara yang berjalan gontai menuju mobil karena Tina sudah lebih dulu pulang di jemput oleh suaminya Tono.

"Kenapa kau belum sarapan Na?" tanya Endah sambil menyodorkan minuman sari buah pada Inara.

"M maaf Bu."

Kau selalu saja minta maaf" sambar Egi sinis."

Inara hanya memandang Egi sekilas, pria tampan yang selalu menjelekan Rusdi bahkan meminta Inara untuk meninggalkannya itu selalu bersikap kasar, tapi kenapa hari ini berubah menjadi perhatian, ia membawa sepatu tas dan barang bawaannya ke dalam mobil, ada sedikit rasa bersalah di dada Inara karena vitamin yang pria itu berikan belum ia minum setetespun.

Egi memarkirkan mobil di halaman, lalu mengekor Endah yang menuntun Inara ke kamar tamu.

"Kau istirahatlah di sini, sore nanti kau baru pulang, ibu mau antar makanan ini ke kantor Ayah...Egi, kau temanilah Ina..jangan biarkan dia pulang" pesan Endah dan Egi mengangguk patuh.

Suasana menjadi hening sepeninggal Endah.

"Kau tak ingin membuka hadiahmu?" tanya Egi menunjuk tote bag dengan dagunya.

"Hm nanti saja" jawab Inara enggan.

"Coba kau lihat dulu, siapa tahu ada barang yang kau inginkan."

Dengan malas Inara membuka tote bag yang Egi asongkan padanya.

Sebuah kotak berukuran sedang menarik perhatian Inara.

Dahinya mengerut kala melihat box bergambar ponsel, bagaimana mungkin hadiah memasak ada ponselnya, ia membatin.

"Wah ..ponsel terbaru" pekik Egi antusias lalu membukanya.

"Tapi aku tak tahu cara memakainya"cicit Inara jujur.

Egi dengan telaten memasukan kartu lalu mensettngnya, dan tentu saja ia tak lupa memasukan nomor kontaknya ke daftar kontak di ponsel tersebut.

"Nih ..kau bisa mencari berita apapun di aplikasi ini."

"Apapun?" tanya Inara ragu.

"Ya ..apapun itu, tentang makanan, nama artis, nama kota atau berita yang ingin kau tahu ..semua ada di sini."

Mata Inara membulat dengan senyum manis.

Drrt drrt.

"Ah ..ini ada yang menelfon" cicit Inara antusias.

"Kau tinggal geser lingkaran hijaunya."

"Hmm ..tapi tidak ada suaranya."

"Ha ha ..itu berarti penelpon sudah mematikan panggilannya."

Inara hanya ber oh ria sambil manggut-manggut.

"Oke aku harus pergi, sebelum kau istirahat kau harus minum ini dulu."

"T tapi di rumah masih ada yang seperti ini."

"Tapi kau tidak meminuknya kan?"

Inara menggeleng jujur.

"Sudah ku duga, sekarang minumlah."

"N nanti aku minum."

"Sekarang ..."titah Egi tegas, dengan pasrah Inara pun membuka mulutnya saat Egi menuangkan obat dengan sendok.

"Oke...aku berangkat."

Inara mengangguk dan hanya tersenyum tipis kala Egi melambaikan tangan.

Tatapan Inara kini kembali fokus ke layar ponsel, sebuah nama kontak membuat hatinya tergelitik.

"Egiku ganteng ...cih."

*

*

Egi memarkirkan mobil di sebuah parkiran gedung hotel mewah di mana Edo mengirimkan alamat hotel tersebut padanya.

"Ayo kita ke atas."

"Hah ..kemana?apa kau tak merasa aneh?"tanya Egi jujur.

"Aneh kenapa?"

"Rumahnya mewah dan luas dan hanya satu jam lebih dari sini, tapi kenapa Tuan Kenzi justru memilih tidur di sini?"

"Entahlah ..orang kaya memang terkadang aneh kelakuannya."

Tet.

Mata Edo membulat penuh rasa takjub, suit room yang mewah dan belum pernah ia lihat sebelumnya, sebuah televisi besar terpasang diatas meja kayu panjang, dan satu set sofa empuk nan nyaman lengkap dengan bermacam-macam buah segar tersaji di atas meja.

Glek.

"Silahkan duduk" ucap suara berat di depan pintu menyadarkan ke takjuban Edo.

"Ah eh ..emm..t terima kasih Tuan."

Dua pemuda tersebut duduk setelah Kenzi persilahkan.Dua buah kaleng minuman segar dan Satu piring cake menggugah selera Kenzi hidangkan.

"Baik...mari kita mulai langsung ke inti pembicaraan" ucap Kenzi tegas.

Edo dan Egi saling pandang.

"Dari mana kalian bisa tahu kegiatan menjijikan wanita murahan itu di belakangku?"

"Maksudnya?"tanya balik Edo.

"Sebelumnya saya telah melihatnya secara tidak sengaja Tuan"sela Egi jujur.

"Apa kalian punya salinan rekamannya?"tanya Kenzi tegas.

"Tenanglah, aku tak akan memintanya ..aku hanya ingin agar rekaman ini tidak kalian sebarkan....."

"Tidak akan Tuan...karena kami hanya ingin bukti untuk kami tunjukan pada istrinya."

Kenzi menatap Edo dan Egi bergantian.

"Jadi kalian mengenal lelaki bejat itu?"

"Dia suami dari peserta lomba memasak yang pingsan tadi Tuan."

"Maksudmu nona Inara...?

Egi mengangguk pasti.

💦💦💦💦💦💦💦💦💦💦💦

Jangan lupa like koment dan vote nya ya bestie 😘😘😘

1
Holipah
Inara tolol suami penyakit masih mau aja
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!