NovelToon NovelToon
Jerat PINJOL

Jerat PINJOL

Status: sedang berlangsung
Genre:nikahmuda / Pihak Ketiga / KDRT (Kekerasan dalam rumah tangga) / trauma masa lalu / Slice of Life
Popularitas:4.7k
Nilai: 5
Nama Author: Setia Anak mihaw

Hanya tulisan yang diangkat dari cerita sekitar saya, mohon maaf apabila ada kesamaan nama, tempat dan waktu.

"Rumah tangga adalah Ibadah terpanjang," mungkin kalimat baik itu sering kita dengar.

Cobaan dan ujian rumah tangga setiap keluarga pastilah berbeda, dan yakinlah kita mampu melewatinya tapi ada saat manusia itu menyerah, diam lalu akhirnya mundur untuk menjaga kewarasannya sendiri.

Hal ini yang terjadi pada Pasangan Dea dan Andi, Di usia perkawinan yang sudah berjalan 17 tahun, sudah di lengkapi dan di Anugerahkan 3 anak yang luar biasa, Ujian rumah tangga nya terasa lebih berat.

Apa yang menjadi keputusan Dea selanjutnya?

Silahkan dibaca di bab-bab selanjutnya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Setia Anak mihaw, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Uang Cash 20 Juta

Mau tidak mau akhirnya Dea memberanikan diri untuk membuka pintu rumahnya, Tamunya yang bernama Martinus menekan bel rumah ini hingga 4 x.

Masih dengan Mukena birunya, Dea akhirnya membuka pintu pagar besi, Dea sebetulnya takut dengan tamunya ini tapi Dea juga malu pada tetangga di sekitar rumahnya bila tamunya ini berteriak menagih hutang di depan rumah ini, jadi keputusan membuka pintu rasanya sudah tepat.

"Dengan Ibu Dea?" suara laki-laki khas orang sebrang begitu kental saat pertama kali Dea membuka pintu pagar besinya, Motor Thunder berwarna hitam terparkir di luar pagar, gambaran sosok penagih hutang yang selama ini Dea takutkan kini berada di depan matanya.

"Iya...Saya Dea, silahkan masuk Pak," ajak Dea membiarkan laki-laki bertubuh tinggi besar itu mengikuti langkah kakinya untuk duduk di teras depan rumah.

"Tunggu sebentar yah Pak," pamit Dea setelah tamunya itu duduk, Dea masuk ke dalam rumah, Dea mengambil botol air minum untuk dia minum sendiri saat ini, Jujur Dea takut bukan main. Dea juga mengambil handphone nya lalu membawa teh manis dalam kemasan kotak untuk di suguhkan pada tamunya itu.

Dea kembali ke teras lalu duduk berhadapan dengan tamu nya ini. Teh dalam kotak Dea simpan diatas Meja.

"Dengan Ibu Dea sendiri?" laki-laki itu memastikan lagi identitas Dea, Dea menganggukkan kepalanya, tangan Dea sudah siap dengan handphonenya, siap melakukan transaksi mbangking dengan uang jajan anak-anak bulan ini.

"Bapak dengan Bapak Martinus dari aplikasi uangkaget kan?" Kini Dea yang bertanya, Dea sudah membuka aplikasi uangkaget dan siap untuk mengcopi nomor virtual pembayaran di aplikasi itu.

"Iya betul saya Martinus,"

"Ok...Saya bayar sekarang, kan bapak udah chat saya dari malem, jatoh temponya aja hari ini, belum lewat pukul 00" jawab Dea dengan ketus.

"Tadi ibu bilang saya dari uang apa itu?" Tamu yang datang ke rumah Dea kini bertanya balik pada Dea.

"Pinjol Uangkaget," jawab Dea acuh dan tamu laki-laki itu tertawa.

"Saya Martinus Bu, tapi saya bukan dari pinjol yang ibu sebut tadi," balas Martinus dan Dea membulatkan matanya.

"Trus dari aplikasi pinjol apa, Pak?"

"Rasanya belum ada yang jatuh tempo lagi deh selain Uangkaget ini," balas Dea lagi disambut tawa keras dari Martinus.

Merasa dibuat malu dan bodoh oleh tamunya sendiri, Dea mulai memasang wajah kesal dan emosinya.

"Terus bapak dari mana? Tolong lebih serius," pinta Dea, Dea malas mengobrol dengan orang yang tidak dikenalnya apalagi ini laki-laki.

Laki-laki itu akhirnya berhenti tertawa dan mengulurkan tangannya terlebih dahulu, dengan rasa malas Dea menerima salam perkenalan itu.

"Saya Martinus, Saya Adiknya Kak Marta, jadi kalo boleh saya panggil Kakak saja bagaimana?"

"Terserah, tapi Marta mana yah?" jawab Dea sambil menarik tangannya lagi.

"Kak Marta," Martinus mengulang lagi nama itu dan Dea mencoba mengingat nama Marta tapi Dea tidak menemukan bayangan temannya yang bernama Marta.

"Mungkin Kak Dea kenalnya dengan nama Mama Dion," laki-laki itu berkata sambil menunjukan photo Dion di layar handphone dan Dea akhirnya tersenyum.

"Ih...Bapak ini, saya mana kenal nama Marta, saya kenalnya Mama Dion," jawab Dea dan Martinus tersenyum.

"Dion gimana kabarnya, Maaf saya belum bisa datang lagi ke rumah Dion," Dea berkata dengan suara menyesal, Menyesal karena tidak bisa membantu Dion dan Mama nya lebih banyak lagi kondisinya beberapa bulan ini Dea juga sedang sulit dengan tagihan pinjol-pinjolnya.

Martinus tersenyum lalu dia ijin untuk membakar rokoknya, Dea mempersilahkannya dan meminta Martinus untuk meminum teh kotaknya.

"Dion dan Kak Marta sekarang sudah di kampung, Kak." Cerita Martinus sambil menghisap rokoknya.

"Tapi Dion sehat kan, Pak ?" Dea bertanya lagi tentang kesehatan Dion dan Martinus tersenyum, Dea benar-benar orang baik, seperti yang di ceritakan Marta dan Dion di depan semua keluarga mereka di Medan.

"Sehat Kak, oh yah...jangan panggil saya Bapak, Kak. Saya pasti lebih muda dari Kakak cuma wajah saya boros seperti ini," canda Martinus dan Dea tertawa.

"Ok, Siap Bang," Dea mulai cair dengan pembicaraan tamunya ini.

"Kami dari pihak keluarga Kak Marta mengucapkan terima kasih atas bantuan dan pertolongan Kak Dea pada Dion, Kami berhutang budi," ucap Martinus dengan suara serius dan Dea menggelengkan kepalanya, Dea tidak berbuat lebih, hanya memberikan bantuan uang dan itu bukan hutang budi.

"Mama dan Papa rasanya ingin jumpa langsung dengan Kak Dea tapi kemarin kondisi Mama sedang tidak sehat, Mama saya shock dengan cerita hidup anak perempuannya itu," cerita Martinus lagi dan Dea membuang nafasnya perlahan, Marta atau Mama nya Dion, sempat bercerita tentang rumah tangganya itu pada Dea, Dea juga bersimpati dan itu menjadi salah satu alasan kuat Dea membantu Dion saat Dion harus di operasi.

"Trus Mama abang gimana kondisinya saat ini?" Dea semakin bersimpati dan Martinus tersenyum lagi.

"Luka hatinya terobati dengan kedatangan anak dan cucunya, Mama sangat merindukan anaknya yang merantau itu," balas Martinus dan Dea menganggukkan kepalanya, Dea sempat berpikir tentang dirinya dan keluarganya di kampung juga, "Apa keluarga gue bakal terima gue kalo gue balik lagi," tanya Dea sendiri tapi pikiran itu langsung Dea buang jauh-jauh, kisah cerita keluarga Dea lebih rumit dari pada Marta.

"Kami sudah dengar semua cerita tentang Kak Dea dari Kak Marta, tentang uang pinjaman dan saat ini saya mewakili keluarga besar saya, saya datang untuk mengucapkan terima kasih, permintaan maaf dan juga saya mohon kakak berkenan menerima ini dari keluarga kami," ucap Martinus dan langsung mengeluarkan amplop coklat dari dalam jaket kulit hitamnya.

Amplop itu Martinus simpan di atas meja lalu mendorong pelan agar lebih dekat ke arah Dea.

"Tolong di terima Kak,"

Dan Dea menarik nafasnya dalam.

"Saya malu terima uang ini," jawab Dea apa adanya apalagi amplop itu terlihat padat sudah pasti berjumlah lebih dari uang yang di pinjam oleh Marta.

"Saya dengar dari Kak Marta, Kakak itu berhutang pada Pinjaman Online untuk membantu biaya operasi Dion, itu luar biasa untuk kami, kak. Kakak yang bukan keluarga nya Dion berani mengambil resiko dibanding mantan suami kakak saya," Martinus bicara lagi, rupanya Marta benar-benar cerita tentang uang pinjol ini pada keluarganya.

Dea diam sejenak dan Martinus kembali membakar rokoknya.

"Saya jadi tambah Malu, Mama Dion ceritanya polos banget gak disaring gitu," ucap Dea dan Martinus tertawa.

Obrolan semakin cair, Dea kemudian bercerita tentang hutang di pinjolnya karena Martinus terus memaksa Dea menerima uang di dalam amplop.

Dea bercerita tentang teror pinjaman online, bunga yang tinggi dan jangka waktu pinjaman yang singkat dan Martinus merogoh saku celananya sendiri.

Martinus mengeluarkan bisnis cardnya dan memberikan langsung pada Dea, Dea menerima lalu membacanya dalam hati.

"Martinus Robert Hutapea, SH," pengacara dan Advokat.

"Wow," Dea menunjukkan kekagumannya.

"Perkara hutang tidak bisa di pidanakan, itu ada undang-undang nya," Martinus yang mengerti hukum membalas keluhan Dea yang takut dengan ancaman pidana dari salah satu Pinjol, itu yang menjadi alasan Dea tutup lubang gali lubang, karena Dea buta dengan hukum.

"Kalo Kak Dea merasa terganggu dengan ancaman dan intimidasi pihak pinjol, saya akan proses secara hukum," ucap Martinus lagi dan Dea langsung menjawab, "Jangan Bang, Saya gak mau masalah saya jadi konsumsi publik, saya Ibu yang punya 3 orang anak,"

Dan Martinus mengerti, Martinus juga bercerita tentang kasus-kasus pinjol yang akhir-akhir ini meresahkan dan menjerat banyak orang tapi sayangnya banyak orang berpikiran sama seperti Dea, tidak ingin diangkat ke Publik karena banyak nama yang mereka jaga.

"Belum lagi korban Pinjol pasti berpikir masalah uang untuk biaya pengacara, padahal banyak pengacara-pengacara yang mau membantu dengan cuma-cuma," cerita Martinus dan Dea setuju,

Dea pun berpikir seperti itu, lalu Dea menjawab " Dari pada membayar pengacara lebih baik bayar langsung ke pinjol dan masalah selesai,"

"Dan pihak pinjol akan merasa menang karena hutangnya di bayar oleh nasabah dan mereka puas mengancam nasabah mereka. Pinjol enggak dapet efek jera nya kalo dia tidak di laporkan, Teror nya ini yang harus di laporkan," Martinus semakin mengedukasi Dea tentang hutang, undang-undang bahkan Martinus menyebut pasal-pasal yang melindungi hak warga negara.

Dan akhirnya obrolan panjang ini segera di akhiri, 2 jam Dea mengobrol dengan Martinus, Panggilan masuk ke Handphone Martinus dan mengharuskan Martinus segera pergi untuk kegiatan nya yang lain.

Martinus pamit, "Jangan sungkan hubungi saya, Kak." pinta Martinus dan Dea tersenyum.

Motor hitam Martinus akhirnya pergi dengan cepat, Dea menutup pintu pagar besi, Uang di dalam amplop Dea bawa masuk ke dalam rumah.

"Ya Allah....20 juta," Dea mengucapkan syukur saat membuka amplop coklat berisi uang pecahan 100 ribu dengan 2 Pita bank yang masih utuh.

"Terima kasih Ya Allah, makasih banyak Mama Dion, ini benar-benar diluar dugaan gue,"

1
Tutik Sriwahyuni
jeratan setan kotak sungguh meresahkan..... jd hidup kudu ati-ati
Kanaya: terima kasih sudah mampir kak
total 1 replies
Hkaaid Anz
/Facepalm/
Siti Sugiarti
si andi bener2..bukannya jagain anak
Siti Sugiarti
mantap bun..selamat idul adha..
Umma Nina: selamat idul adha juga kak...sehat terus yah kak, titip salam buat jagoan🥳 nya kakak
total 1 replies
Siti Sugiarti
mantep banget dah si andi..
aku selalu suka sama tokoh karakter utama nya bunda..disemua cerita bunda tokoh utamanya selalu kuat ..tangguh ..gak menye2...kayak si dea ini keren banget tenang..semangat dea ..
Siti Sugiarti
semangat mama dea..
Siti Sugiarti
kaya pinjol ilegal begitu bun..
temeku pernah ngalamin..semua no kontak di teror..temenku cuma bayar uang yg di pinjam doang..bunganya ga dibayar..jadilah semua orang di teror..
Siti Sugiarti
bikin curiga aja andi..jangan2 bukan duit vendor lagi..duit buat selingkuhanya..
Siti Sugiarti
makasih bun udah update lagi..
☠⍣⃝𝑴𝒊𝒔𝒔🍾⃝𝚀ͩuᷞεͧεᷠnͣ ᵗⓂꪶꫝ 𝐀⃝🥀
hem betul pinjol tuh sangat menggiurkan bagi mereka yang hobi utang sana sini,😁 tanpa sadar telah melompat kedalam lubang sebenarnya. tak jarang yang suka terlibat pinjol tuh stress kadang berujung Bundir😱 serem amat dah yg namanya pinjol tuhhhh
☠⍣⃝𝑴𝒊𝒔𝒔🍾⃝𝚀ͩuᷞεͧεᷠnͣ ᵗⓂꪶꫝ 𝐀⃝🥀: Aamin terimakasih 🙏 Doa yang sama buat akak dan keluarga ya
pasti bisa kak. semangat terus ya
Umma Nina: terima kasih buat dukungan nya Kakak, semoga saya bisa ikutin jejak kakak dalam menulis novel...

sukses selalu buat kakak❤️❤️❤️❤️❤️
total 2 replies
Siti Sugiarti
apa jangan2 andi selingkuhnya ama ifa ya ??
Siti Sugiarti
uodate lagi ya bun ntar malem..
Siti Sugiarti
semangat terus dea..and happy
birthday.
Siti Sugiarti
sabar ya de..insya allah ada jalan keluar klo niat kita emang baik de..
Siti Sugiarti
semangat bun...
Siti Sugiarti
sungguh seperti kisah nyata..gali lobang tutup lobang bun..
semangat .
MindlessKilling
Karya ini adalah perpaduan sempurna antara bakat penulis dan ide cerita.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!