NovelToon NovelToon
Sambat!

Sambat!

Status: sedang berlangsung
Genre:Bad Boy
Popularitas:63k
Nilai: 5
Nama Author: Dfe

Besar tanpa rasa takut, sering ditindas dan di bully dari kecil membuat lelaki ini kebal oleh hinaan serta ejekan.

Awalnya dia selalu diam, tapi karena diamnya malah ditertawakan, dianggap sebagai bentuk ketakutan, dan justru makin membuat orang lain senang mempermainkannya. Kini dia berubah menjadi apa yang orang label kan pada dirinya.. Menjadi penjahat yang sesungguhnya!

Tapi.. Hati kecilnya selalu ingin sambat akan ketidak adilan yang selama ini dia rasakan. Dia lelah berpura-pura kuat.. Dia juga manusia biasa.. Yang ingin Sambat!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dfe, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

19. Keputusan yang diambil sendiri

Merebahkan diri pada bentangan kasur king size di kamarnya, Aini merutuki dirinya sendiri. Dadanya bergemuruh, ada apa dengan dirinya? Dia mencium Alka? Bukan ciuman di pipi atau di tangan seperti yang dilakukan lumrahnya saudara pada umumnya tapi dia mencium Alka di bibir! Ada yang salah dengan dirinya. Ya, Aini tahu dia sudah kehilangan kendali pada dirinya.

Selama ini dia tidak pernah merasakan perasaan seperti ini pada siapapun juga, tapi bersama Alka ada letupan tidak terlihat di dada yang membuat dirinya ingin terus bersama Alka. Perasaan macam apa ini?

Sekali lagi dia memegangi bibirnya, menyentuh bagian yang tadi menyapu lembut bibir Alka. Bagaimana jika aksi spontan nya tadi meninggalkan rasa risih, tak nyaman bahkan menimbulkan kebencian Alka pada Aini?

"Bodoh.. Bodoh.. Bodoh!! Kenapa aku tadi lepas kendali gitu sih? Harusnya aku bisa tahan diri. Iih udah kayak cewek apa aja aku ini, main sosor bibir orang! Mana itu tadi ciuman pertama ku lagi hiih!!" Aini membenamkan wajahnya pada bantal.

"Susah payah menahan diri, tapi dia bikin aku luluh karena pelukannya. Sebenarnya siapa yang salah di sini? Dia lah, dia yang salah! Eh tapi dia kan nggak ngapa-ngapain?? Uuuuh my... Aku udah nggak waras!!" Aini makin frustasi.

Sementara Alka masih berada di tempat yang sama, dia belum beranjak dari taman besar penuh bunga di belakang rumah ayahnya. Apa dia juga memikirkan ciuman bersama Aini? Tidak! Dia bahkan tidak menganggap pertemuan antara bibirnya dengan bibir Aini tadi adalah suatu yang perlu diingat.

Bocah itu benar-benar pandai mengontrol emosi di usianya yang masih sangat muda. Tepukan di pundak membuat Alka memutar kepalanya ke arah belakang, sumber tepukan itu berasal.

"Udah makan kak?" Tanya Shopiah penuh perhatian.

"Udah buk."

"Ibuk mau ngomong sama kamu kak," Alka menatap ibunya tanpa bersuara.

"Hmm.. Kalau ibuk ngajak kamu kembali ke kampung, kamu mau kak?"

Netranya berputar, seakan ada rasa kesal dalam diri Alka ketika ibunya berucap demikian.

"Kenapa buk?" Tanya Alka terkesan dingin.

"Mungkin kamu sendiri juga sudah tahu rencana ayahmu menyekolahkan mu ke luar negeri, ayahmu hanya memanfaatkan kamu sebagai obsesinya saja. Dia ingin mempunyai anak laki-laki yang bisa meneruskan kerajaan bisnisnya, tapi dia lupa kalo kamu bukan anak kandungnya yang harus menuruti semua keinginannya! Ibuk nggak kuat liat kamu kayak gini kak, kamu seperti robot yang dia setir sesuka hatinya. Cukup, ibuk mau kamu hidup di kampung saja. Kita mulai semua dari awal. Kita lupakan semua kejadian yang ada di sini.. Anggap semua itu mimpi buruk. Sekarang waktunya bangkit, waktunya bangun menata masa depan yang lebih baik kak.. Kakak mau kan ikut ibu pulang ke kampung?"

Senyum getir muncul pada wajah Alka.

"Apa bedanya ayah sama ibuk?" Tanya Alka menciptakan ekspresi kebingungan pada diri Shopiah.

"Maksud kamu apa kak? Kamu membandingkan kami?"

"Bukan membandingkan. Tapi menyamakan. Dulu ibuk mengajakku ke sini, ke kota. Tanpa bertanya aku mau atau nggak. Nggak masalah, mungkin waktu itu aku masih terlalu kecil untuk membuat keputusan sendiri. Masih terlalu kecil hingga suaraku tidak perlu untuk didengarkan."

"Ibuk membuat keputusan menikah lagi dengan ayahnya Aini. Juga tanpa bertanya dulu padaku. Sekali lagi, nggak masalah.. Mungkin waktu itu ibuk benar-benar butuh pendamping hidup. Butuh seseorang yang bisa menemani ibuk, setuju atau nggak nya aku dengan pernikahan itu tetep saja pernikahan itu tetap terlaksana. Apa pedulinya ibuk pada perasaanku waktu itu?"

"Sebenarnya aku nggak mau mengungkit ini semua buk. Tapi, aku rasa kalian orang-orang dewasa sama saja.. Egois."

Saat Alka akan beranjak dari tempat duduknya, tangan Shopiah lebih dulu menahan langkah anak itu.

"Kak.. Ibuk pikir dengan mengajakmu ke kota, maka trauma mu pada pembullyan yang kamu alami dulu bisa hilang, ibuk tidak pernah berpikir membawa mu pada sesuatu yang buruk. Jika kamu tidak suka di sini, ibuk akan mengajakmu ke kampung halaman kita saja.."

"Apa itu solusi? Apa itu jalan keluar untuk semua masalah ini buk? Ibuk ngotot mengajak ku pulang kampung supaya apa? Ibuk punya suami di sini, jika nanti aku udah tinggal di kampung dan suami ibuk tiba-tiba datang mengajak ibuk kembali ke sini, bagaimana dengan ku? Harus ikut kembali ke sini?? Dengan embel-embel kalimat 'mulai dari awal'. Ya Tuhan.. Ini nggak akan berakhir, berputar di situ-situ aja buk."

Semua yang dikatakan Alka seperti menampar Shopiah dari kenyataan jika sebenarnya semua yang dia lakukan selama ini hanya untuk memenuhi kesenangannya, keinginannya, tidak pernah melibatkan anaknya ketika akan mengambil keputusan. Dia lupa atau mungkin melupakan jika anaknya juga berhak terlibat dalam apapun keputusan yang melibatkan hidupnya.

"Aku nggak apa-apa buk. Nggak ada yang perlu ibuk cemaskan. Ibuk berbahagia saja dengan pernikahan ibuk, aku juga akan mencoba mencari kebahagiaan ku sendiri dengan caraku. Aku setuju pada keputusan suami ibuk, jika sudah lulus dari pondok nanti, aku akan melanjutkan pendidikan di luar negeri. Sesuai keinginan suami ibuk." Ucap Alka santai.

Akhirnya tinggal Shopiah saja yang menangis tergugu di taman belakang tanpa ada siapapun yang tahu setelah sebelumnya Alka meninggalkan ibunya begitu saja.

"Kamu sudah jauh berubah kak.. Maafkan ibuk jika perubahan di hidupmu adalah hasil dari kekecewaan mu terhadap ibuk.."

________________

Alka sudah menyiapkan tas yang berisi baju serta keperluan lainnya untuk kembali ke pondok pesantren. Di beberapa kesempatan santri yang mondok memang diberikan izin untuk pulang kembali ke rumah.

"Udah siap mas?" Dani memperhatikan anak majikannya menenteng tas ransel sambil mengangguk mantap.

"Kamu mau pergi sekarang?" Tanya Aini yang tengah pura-pura sibuk dengan gadget di tangannya.

"Huum."

Mendapat jawaban singkat terkesan ketus, Aini berpikir jika Alka pasti marah karena sosoran yang dia lakukan tadi pagi pada Alka.

"Dih jawabnya gitu banget!!" Aini melempar asal gadget nya. Melipat kedua tangannya ke dada sebagai tanda jika dirinya sedang merajuk.

Alka memberikan ransel yang dia tenteng kepada asisten ayahnya itu, memberi isyarat agar menunggu dirinya di depan. Dani mengangguk mengerti.

"Apa, ada apa hmm?" Alka duduk dengan melipat kaki kanannya di atas kaki kiri.

"Budu amat!!" Ya seperti itulah wanita, mau salah atau benar mereka selalu ingin dimengerti, dipahami, dengan segala macam kode tak kasat mata yang njlimetnya melebihi rumus-rumus pelajaran kimia.

"Aku pergi dulu ya Ai, jangan marah.."

"Siapa juga yang marah?? Aneh deh. Pergi ya tinggal pergi kok, hus hus sana jauh-jauh!!"

"Bener ngusir nih?"

"Iya!! Udah sana pergi, ngapain masih ngejogrok di sini??"

Alka bangun dari duduknya. Dia beneran melangkah menjauh dari Aini. Membuat remaja itu kesal setengah mati karena ketidak pekaan Alka. Harusnya di saat dia merajuk gini kan Alka bisa membujuknya, memberikan kata-kata manis atau mungkin.. Sebuah kecupan di ujung kepala nya. Aini menggeleng cepat mengusir pikiran ngawurnya.

Kaki itu sudah berayun di luar rumah mewah milik ayah tirinya. Dia berputar haluan, memandang pemandangan megah dari tempatnya berdiri.

"Untuk pertama kali, aku mengambil keputusan untuk diriku sendiri.." Alka bergumam.

Saat dia ingin memasuki mobil, Aini mencegah tangannya. Alka mengerutkan kening tak mengerti.

"Apa hmm?" Tanya Alka.

"Kamu nggak peka banget sih jadi orang!! Aku tuh pengennya kamu pamit sama aku!! Bukan main selonong kayak gini!!" Aini menghentakkan kakinya.

"Tadi udah pamit kok. Kamu malah ngusir aku, lupa hmm?"

"Aah tau ah tau!!" Ujar Aini frustasi.

Alka mendekat. Menyelipkan anak rambut di belakang telinga Aini, lalu membisikkan sesuatu yang membuat Aini menegang.

"Aku tau apa yang kamu mau. Jadi gadis manis ya selama aku pergi, hadiahnya ambil sendiri nanti pas aku pulang mondok." Sebuah tiupan tepat di telinga Aini mengunci pergerakan remaja itu dari tempatnya. Dia diam mematung bahkan setelah deru mobil terdengar menjauh dari rumah itu.

"Alka gila!!!" Teriaknya kesal.

1
Eka Kaban
sering update dong author
Erl: saya usahakan.
karena semangat saya untuk terus berkarya di sini sudah setipis tisu dibelah tujuh
total 1 replies
Lyta Thalita
bukan cuma alka , aku juga gemes pingin mites koe.
sabar sabar kok malah emosi😌
Lyta Thalita
ish
seharusnya baca sambat dulu baru Rungkat 🤦🏻‍♀️
baca sambat jerohanku ikut tegang😳, semoga alka gk kenapa2
𝗝꒤🤫ᵇᵃˢᵉ
aduh... bikay apakah tertembak karena menjadi perisai untuk alka..
Waspray Aja
bikin mampus aja alka thor.. kalau cuma nyari mati nggak dari dulu aja sewaktu belum banyak dosa,?
🍊 NUuyz Leonal
berasa uji nyali di bagian ini
kesel ia deg degan iya tegang nya juga ada rasanya nano nano
Me mbaca
waduh bikay mati demi melindungi alka.....
atau malah pasukan ayahnya yang nembak Johan dulu
🌸Ar_Vi🌸
yaaahhhh.. siapa yg kena tembakkk.. /Whimper/
尺o𝐙⃝🦜
sambat sama othor aja Al yang udah bikin nasib kamu ngenes terus
𝐔 𝐏 𝐈 𝐋 𝐈 𝐍🌼
kesian kamu Al..
sedari kecil sudah dipaksa kuat dan dewasa lebih awal..
bahkan utk jalan hidup saja harus mengikuti keinginan org lain..
giliran memiliki pilihan, malah ditentang..😞
smoga aja kelak kamu bisa mendapatkan kebahagiaanmu itu ya Al
ⓉᵃᵗᵅⒽ ᵃˡⒷᶥⓇᵘnʸ 𒈒⃟ʟʙᴄ
mengsad banget jadi alka pura² baik saja ternyata makin hancur🥺🥺🏃‍♀️🏃‍♀️🏃‍♀️
Eka Kaban
katanya sultan mah bebas tapi tapi buat bernafas aja ada aturan nya, mending aku hidup serba pas Pasan makan tempe Ama terasi goreng daripada hidup segan bawaannya burdir
🌸Ar_Vi🌸
lanjuut
𝗝꒤🤫ᵇᵃˢᵉ
kenapa alka berkata seperti ini.. apakah kamu tidak ingin hidup berbahagia seperti yang lain kah 🥺🥺
Lyta Thalita
tertekan ya kayaknya jadi alka, tapi pak Jawir misahin starla dan alka kan ada sebab nya karena starla ponakannya Johan.
kenapa author harus ngenalin alka sama starla
padahal Lita tetangga sebelah jomblo akut

yaampun jangan lah ketemu Johan, kok aku takut.. takut trauma mu kumat Al.. kamu gk tau aja Johan penyuka sesama.
ngeriii😖😖😖
Me mbaca
kok aku malah nangis ya baca paragraf terakhir, alka bakal harakiri, saking putus asa po ya?
🍊 NUuyz Leonal
a few moment later 😴😴😴
eh bener gak sih tulisan nya gini 😅😅
pokoknya itu plan cukup alka dan author yang tau yang baca cukup ikutan nyimak aja
🍊 NUuyz Leonal
ko aku sedih ya saat alka mengatakan kata kata ini 🥺🥺
Lyta Thalita
bisa jadi Johan gk pernah kesenggol hukum karena Johan penyedia jasa esseekkkk2 bagi kaum elit
Lyta Thalita
ngeriiii...merinding seluruh tubuh
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!