NovelToon NovelToon
Jerat Cinta Sang Teknisi

Jerat Cinta Sang Teknisi

Status: tamat
Genre:Tamat / Duda
Popularitas:5k
Nilai: 5
Nama Author: Deyulia

Jabar, Teknisi senior yang jatuh cinta lagi pada Operator di mesin yang ia pegang. Setelah beberapa tahun menduda, ini kali pertama dia jatuh cinta lagi. Operator baru itu namanya Clara masih muda dan cantik, tapi pemalu.

  Mungkin inilah jalan cinta Jabar yang mulus bak jalan tol. Ketika Jabar memberi tumpangan pada Clara untuk berteduh di rumahnya karena hujan yang lebat, beberapa orang tetangga sempat heran dan curiga. Namun, Jabar tidak kalah gertak, dia mengaku kalau Clara adalah istri barunya yang baru beberapa hari dinikahi.

  Apakah kebohongan Jabar akan terendus massa ataukah ini jalan cintanya untuk yang kedua kali naik pelaminan? Natikan kisah serunya di karya "Jerat Cinta Sang Teknisi".

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Deyulia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 19 Kebersamaan

  Hampir jam 11 malam, Clara sudah berada di luar rumah dan mengunci pintu. Dia sudah siap untuk pergi bekerja. Detik itu juga Hp Clara berbunyi. Sebuah panggilan dari Jabar tertera di layar.

  "Assalamualaikum, Sayang. Kamu sudah siap?"

  "Waalaikumsalam. Sudah, ini baru saja mengunci pintu. Cla, sedang jalan Abang."

  "Ok, coba kamu vidio call saja supaya abang bisa lihat kamu."

  Clara mengubah mode telpon menjadi vidio call. Dan kini Jabar dan Clara sudah bisa saling tatap. Tapi karena masih ada perasaan malu, Clara tidak kuasa menatap Jabar lama-lama.

  "Cantik banget bini abang. Kenapa malu-malu? Padahal kemarin pagi semua sudah abang lihat. Ok, deh, Hp nya tidak usah kamu tatap, tapi tetap biarkan modenya vidio call. Biar abang tetap bisa ngawasin kamu. Kamu jalan saja seperti biasa, biarkan Hpnya di telinga," titahnya dipatuhi Clara.

  Clara berjalan sembari meletakkan Hp nya di telinga. Tidak terduga, dari arah kiri Carmen dan Cori muncul dan menyamai langkah Clara.

  "Cla, bareng," ujar Cori yang disejajari Carmen di sampingnya.Clara hanya menoleh sekilas dan tersenyum tanpa menoleh pada Carmen.

  "Sayang, kamu bareng teman kamu, ya. Ok, deh kalau gitu, abang tutup telponnya, ya? Assalamualaikum," pungkas Jabar.

  "Waalakiumsalam," sahut Clara mengakhiri percakapannya di telpon bersama Jabar, dia melepas telpon lalu mengakhiri sambungan telpon, kemudian memasukkan Hp nya ke dalam tas kerjanya.

  Tanpa Clara sadari, saat Clara melepaskan Hp nya dari telinga, Cori yang berjalan tepat di samping Clara melihat dengan jelas pria yang menghubungi Clara. Cori sempat tersentak dan bertanya-tanya. Apakah Clara sedang menjalin hubungan kasih dengan Jabar atau sekedar telponan biasa saja, dengan kata lain Teknisi menghubungi Operatornya kaitannya dengan mesin?

  Pertanyaan itu terus berputar di telinga Cori sampai dia tidak sadar mereka bertiga sudah tiba di depan gerbang pabrik.

  "Cla, siapa tuh tadi yang telpon? Pacar kamu, ya? Pandai banget masih beberapa bulan di sini sudah ada gebetan," goda Cori membuat muka Clara berubah merah ceri.

  "Apaan sih, kamu ini kepo deh, Ri. Siapa saja deh yang penting bukan cowok kamu," sahut Clara diiringi tawa renyahnya lalu memukul pelan pinggang Cori. Carmen yang mendengar cukup penasaran, siapa sebenarnya cowok yang dimaksud Clara? Apakah Hardi, Teknisi yang selama ini dia taksir ataukah cowok lain.

  Sejenak Carmen menoleh ke arah Clara, tanpa kata, Clara yang berjalan mendahuluinya sama sekali tidak menoleh atau menegurnya. Carmen merasa heran dan sedikit kesal karena kini Clara mencuekkannya.

  "Ih kok cuek si Clara? Kenapa dia berubah, biasanya juga dia negur duluan walaupun aku cuekkan?" heran Carmen kecewa dengan sikap Clara yang kini malah berbalik cuek padanya bahkan sama sekali tidak menegurnya saat bertemu tadi di pengkolan.

  Di dalam pabrik, tepatnya di mesin 10. Seorang lelaki yang bagi Clara sangat tampan, sudah menatapnya dari jauh dengan binar bahagia. Clara juga senang, tapi sebisa mungkin kebahagiaan dan romansa bersama Jabar harus dia rahasiakan dari teman-temannya.

  "Cla, apa kabar? Ini pertama kali kamu masuk malam, jadi usahakan kamu tetap semangat dan jangan ngantuk, ya." Tiba di mesin, Ira sudah menyapa dan memperingatinya. Clara mengangguk seraya meraih kertas report dan mengisi laporan di sana.

  "Cla, kamu mau tahu tidak, Bang Jabar sejak aku sampai duluan di mesin, dia senyum-senyum sambil bersenandung cinta. Sepertinya si duda akut itu sudah menemukan tambatan hatinya deh. Biasanya wajahnya datar saja. Sepertinya Bang Jabar sedang kasmaran dan jatuh cinta," info Ira seraya sengar-sengir, merasa lucu melihat Jabar tiba-tiba happy.

  "Oh, ya? Mungkin saja Bang Jabar jatuh cinta ya, Mbak." Clara pura-pura tidak mengetahui apa-apa tentang Jabar, padahal dalam hatinya sedang was-was jika hubungannya diketahui yang lain.

  "Kira-kira siapa yang membuat Bang Jabar se-happy itu? Jangan-jangan dia jatuh cinta sama kamu, Cla. Soalnya saat keributan kemarin dengan Bang Hardi, selentingan terdengar mereka berdua ribut gara-gara rebutin kamu."

  "Ah masa sih, Mbak? Tapi mana mungkin?"

  "Mungkin saja dong Cla, orang kamu cantik dan single. Jadi wajar saja mereka memperebutkan kamu." Ucapan Ira sontak membuat jantung Clara berdebar, terlebih saat ini Jabar tiba-tiba sudah berada di dekat Ira dan Clara.

  "Kalian, jangan ngerumpi dulu. Cek part jangan lupa," peringat Jabar sebelum mesin benar-benar berjalan. Ira dan Clara tersipu malu, lalu bangkit menuju mesin dan membuka kaca penutup mesin. Mereka melakukan cek part sesuai feeding list.

  Mesin kembali berjalan setelah part sudah sesuai dengan feeding list. Sementara itu Jabar, sejak tadi menatap gerak-gerik Clara. Alangkah senangnya hati Jabar, karena untuk dua minggu ke depan dia akan selalu bersama dengan Clara.

  Tiba waktunya istirahat, Ira terlebih dahulu ambil jam pertama, sementara Clara sengaja ambil jam kedua sesuai permintaan Jabar, supaya mereka bisa istirahat sama-sama.

  Setelah Ira pergi, Jabar mengajak Clara ke depan. "Sayang, pindah ke depan. Biarkan PCB itu keluar sampai penuh satu magazine. Kamu jangan khawatir ngecek part keteteran, mesin ini ok dan tidak banyak problem, jadi abang yakin tidak akan banyak reject," yakin Jabar seraya berjalan duluan ke hulu mesin.

  Walaupun was-was, Clara patuh dan mengikuti Jabar ke depan. Di sana Clara dan Jabar duduk saling berhadapan, tidak jarang Jabar memberi kode dan meremat jemari Clara menyalurkan kerinduan.

  "Besok jangan lupa, pulang kerja kita langsung olah raga," rayunya seraya menjawil dagu Clara gemas. Clara khawatir aksi Jabar ini diketahui yang lain atau CCTV.

  "Jangan khawatir, tidak akan ketahuan orang kok, lagipula CCTV tidak menyorot ke arah hulu mesin," ujar Jabar seakan tahu kegelisahan yang dirasakan Clara. Clara tersipu dia tidak mampu menyembunyikan perasaan malunya.

  Jabar dan Clara memisahkan diri saat Ira mulai datang dan menyudahi istirahatnya, lalu kebersamaan mereka dilanjutkan saat mereka bergegas untuk sama-sama istirahat. Jabar memberi kode supaya Clara mengikutinya ke kantin samping pabrik.

  Besoknya, tiba kepulangan. Jabar sengaja membiarkan Clara pulang duluan, sementara dia akan menyusul. Beberapa menit kemudian Jabar keluar dari pabrik, dengan segera ia melajukan motornya untuk menyusul Clara.

  Beruntung, Clara masih bisa disusul dan menyuruhnya naik ke atas motor. Motor Jabar kembali berjalan menuju rumah dengan suasana hati yang gembira. Tangan Jabar tidak henti meremas jemari Clara dengan tangan kirinya.

  Keromantisan mereka terpantau jelas oleh seseorang, dia mengepal kecewa dan marah. Tanpa ragu orang itu mengikuti motor Jabar sampai rumah, sampai tubuh Jabar dan Clara memasuki rumah Jabar.

  "Mereka satu atap?" kejutnya tidak percaya.

1
Noviyanti
Ceritanya menarik dan cukup menghibur, alurnya juga bagus. semangat terus authornya
Lina Zascia Amandia: Hehhe... mksh Kak Novi. Karya Kak Novi lebih bagus.
total 1 replies
Noviyanti
eh kok cepet amat udahannya, udah happy ending aja nih.
Lina Zascia Amandia: Iya Kak Nov. Soalnya udah kehilangan ide.
total 1 replies
Noviyanti
syukurlah hardi sadar diri
Teteh Lia
ikut senang untuk kebahagiaan semuanya.
Lina Zascia Amandia: Terimakasih Teh kehadirannya...
total 1 replies
Teteh Lia
ya kan bang... ada yang ngarep lho. ngapain jadi pebinor. ok
Teteh Lia
begitu donk bang Hardi. jangan bermusuhan
Nasir
Bagus, ceritanya pendek gak bertele2.
Teteh Lia
padahal Clara nya juga ga pernah ngerespon bang Hardi kan ya.
Lina Zascia Amandia: Nggak kayaknya Kak...
total 1 replies
Teteh Lia
lagian si Hardi. Maruk banget... udah punya cewe, malah ngincer cewe lain juga.
Noviyanti
hehe kasian si hardi itu
Noviyanti
ya dia udah nikah cuma belom pesta doang di
Noviyanti
wah apa orang itu si hardi ya?
Lina Zascia Amandia: Mungkin..
total 1 replies
Teteh Lia
malah kena skak balik. wkwk
Lina Zascia Amandia: Mksh Teh...
total 1 replies
Teteh Lia
malu ga tuh. udah ngata-ngatain. eh salah ...🤭
Teteh Lia
mereka udah nikah. kali. yang ada elu yang bakal malu.
Noviyanti
hore jeboll juga
Lina Zascia Amandia: Wkwkkwk
total 1 replies
Noviyanti
persiapannya sungguh sangat matang ya, baru pulang jabar maen hajar aja
Noviyanti
wah bisa jadi
Lina Zascia Amandia: Hehheheeh
total 1 replies
Noviyanti
bukan naksir lagi, tapi udah jadi bini bang
Ihda Rozi
lanjut
Lina Zascia Amandia: Ok....
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!