Caca…
Mahasiswi baru di kampus pertanian yg mendadak jadi pusat perhatian cowo-cowo di kampusnya dari mulai teman seangkatan hingga para seniornya, gegara maen basketnya yg jago.
Namun karna hal itu juga beberapa senior cewe tidak menyukainya hingga ada yg berusaha mencelakainya. Kesialan Caca pun datang bertubi-tubi. Inginnya Caca pindah kampus.
Tapi dia juga masuk kampus itu karena eyang tercintanya sudah menjodohkan dia dengan seseorang yg juga berkuliah disana.
Kira-kira siapa yaa jodoh Caca? Akankah Caca mencintainya? Atau membatalkan perjodohannya?
Ikutin kisahnya yuk readers… Happy reading!💙
Updatenya hampir setiap hari lho…☺️
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Clairecha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Ada Apa dengan Barra
Waktu sudah menunjukkan pukul 3 sore. Perkuliahan Caca dan kawan-kawan telah selesai untuk hari ini. Tapi bagi mereka yg mengikuti exkul basket harus bersiap menuju lapangan. Yaa ini hari kedua latihan basket di minggu ini. Dalam seminggu, ada 3 kali latihan basket, senin, rabu dan sabtu.
Di sepanjang koridor Caca dipaksa mengikuti latihan oleh Dodo. Walaupun tidak bisa mengikuti gerakan karena tangannya yg sakit, Dodo ingin Caca pun ikut hadir meramaikan latihan basketnya.
Tapi Caca menolak karena adanya Siska yg membuat exkul basketnya jadi ga asik! Cuma dia ga bilang terus terang aja ke geng Geje kalo alesannya itu. Dia beralasan akan istirahat di asrama.
"Ayo.. lu kudu hadir ah! Gw kan pengen diajarin biar bisa lempar kya lu gtuh!" keukeuh Dodo.
"Mana bisaa Dodol! Ga liat apa tangan gw cedera!”
“Ah… lu mah akting yaa! Gara-gara apa sih,, kok bisa ampe kaya gtuh!” Kini Dodo mulai kepo. Setelah tadi di kantin dia sibuk ngepoin Dustin dan Elzi yg baru saja jadian. Sekarang dia meminta penjelasan Caca tentang kejadiannya kemarin.
“Addaa Ajaaa!” Caca malah sengaja makin membuat Dodo penasaran.
Yaa begitulah kelakuan Dodo dan Caca bagai kucing dan anjing, selalu aja rame klo ada mereka. Dodo itu si paling kepo dan Caca si paling lempeng, jadi klo ada satu hal yg dibahas mereka ga bakal nyambung, pastinya selalu bentrok.
Kalo dilihat-lihat sih jadi lebih Dodo yg kaya cewe. Hihihi… Caca yg emang dasarnya tomboy ga terlalu peduli dengan sekitarnya beda sama Dodo yg slalu ingin tahu.
Evan juga tak mau kalah, dia memblokir jalan agar Caca tak bisa melewatinya untuk pulang. Caca yg lelah terus dibecandain mereka berdua akhirnya marah. Dia langsung memasang muka juteknya.
“Minggiiirrr!!!” teriaknya kepada Evan.
“Dih… marah!” Evan kembali menggoda sambil mencubit dagu Caca.
Ini pertama kalinya seorang cowo menyentuh bagian di wajahnya. Tapi disentuh Evan seperti itu Caca merasa biasa saja. Yaa.. selalu Caca merasa bahwa Evan tak pernah menganggap dia wanita.
Akhirnya Evan membiarkan dia pulang dengan membolehkannya pergi melewatinya.
“Wleee” Caca pun pergi sambil mengejek Evan dan Dodo. Merasa ditipu oleh Caca, Evan pun mengejarnya. Namun baru beberapa langkah Dodo sudah memanggil Evan untuk berkumpul di lapangan karena latihan akan segera dimulai.
Caca yg masih setengah berlari mengatur nafasnya menuju parkiran dengan berjalan masih melihat ke arah Evan di lapangan.
Brukk!
“Aw..!” Caca berteriak sambil memegang tangan kanannya yg diperban.
“Up’s, sorry yaa…” sahut cewe sexy yg menabraknya. “Kita lagi buru-buru nih klo tangan lu kenapa-napa lu cari gw besok yaa, nama gw Monica angkatan 21.” sahutnya lagi memperkenalkan dirinya sambil bergelayut manja ditangan kekar Barra!
Yaa itu cewe yg tadi pagi ketawa-tawa sama Dafin dan kawan-kawan. Barra yg kini ada disebelahnya hanya terdiam seperti tak kenal pada Caca.
“Ok klo lu maunya gtuh! Mulai sekarang kita ga kenal Barra!” batin Caca melihat sikap Barra yg seperti itu.
“Ooh…!” Caca menjawab sekenanya sambil lalu meninggalkan mereka berdua. Tangannya berdenyut sakit, tp ada yg berdenyut lebih sakit dari itu.
Setelah cukup jauh Caca meringis kesakitan, sepertinya luka itu kembali terbuka sebab perban yg sedari tadi bersih kini tampak muncul warna darah.
Dari jauh Barra diam-diam memperhatikannya. Monica yg sedari tadi berbicara dengannya tidak didengarkan hingga dia penasaran apa yg membuat Barra seperti itu.
“Kamu kenal sm cewe itu?” sahutnya penuh curiga.
“Gak, gak kenal!” Barra menjawab ketus.
“Oh..” Monica tau klo bertanya terus pun akan percuma pasti ga bakal Barra jawab. Udah syukurlah Barra mau jalan bareng dia digelendotin pula.
Monica sudah lama menyukai Barra, namun Barra tak pernah menggubrisnya. Bisa jalan bareng seperti itu pun paling karena Barra terpaksa. Klo bukan diancam Monica, mungkin karena Barra yg lg ga mau debat.
Sebenarnya Barra emang selalu bodo amat sama cewe yg mencoba dekat dengannya. Kebanyakan memang cewenya yg agresif, makanya digelendotin kaya gtuh diem aja.
Cewe itu ribet, banyak maunya, banyak ngatur, males klo udh berurusan dengan cewe manapun. Jadi Barra lebih banyak diam terserah mereka maunya apa selama masih dalam batas wajar menurutnya.
Namun kemarin Dafin terheran-heran melihat sikap Barra yg begitu perhatian kepada Caca. Karena Caca cewe pertama yg membuat Barra peduli sama yg namanya wanita. Itu Dafin baru melihat yg di lapangan saja, apalagi klo sampe tau kelakuan Barra di apartemen pasti bakalan curiga, ada apa dengan Barra?
visualnya Barra klo ngampus 🤭
**
karena berantem juga butuh energi...
masih ingat aja si Caca, keras kalii si bara megangnya 🤭