NovelToon NovelToon
Pelahap Dosa

Pelahap Dosa

Status: sedang berlangsung
Genre:spiritual / Reinkarnasi / Misteri Kasus yang Tak Terpecahkan
Popularitas:5.1k
Nilai: 5
Nama Author: Kara_Sorin

Berlatar era Dinasti Shang Tiongkok.

Bermunculan beberapa Aliran Perguruan terkemuka, Aliran Tao, Aliran Giok Putih, dan Aliran Pedang Iblis. Ketiga Aliran bersaing dalam hal bela diri termasuk mendapatkan pengakuan sebagai Pelahap Dosa terkuat.

Wang Yi, seorang pemuda buta dari Aliran Tao yang terbuang dari keluarga. Takdir membawa dirinya menjadi seorang Pelahap Dosa atau Pemakan Dosa. Wang Yi memiliki tugas memakan dosa orang lain. Kutukanlah yang membawanya menjadi pemuda buta dan memakan dosa manusia lain. Akibat karma buruk dari kehidupan sebelumnya.

Bagaimanakah petualangan Wang Yi melawan makhluk misterius yang terbentuk dari tumpukan dosa? dan memecahkan misteri pembunuhan dari setiap perjalanannya?

Mampukah Wang Yi mematahkan kutukan dirinya sebagai Pelahap Dosa?

Yuk ikuti ceritanya😆

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Kara_Sorin, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Energi Qi yang Berbenturan

Biksu Sesat Song tertawa membahana. Lantas menggerakkan akar tanaman menyerang Rong Rui.

Slur!

Rong Rui menghindari serangan dengan memutar tubuhnya lantas menangkis dengan pedang miliknya.

Trang!

Pedang putih miliknya menebas akar tanaman. Lantas melesat dengan cepat memotong akar tanaman yang melilit Wang Yi. Wang Yi terkesiap sesaat.

"Jangan salah paham. Aku tidak memiliki keinginan untuk menolongmu. Pedangku hanya terlepas begitu saja," ucap Rong Rui.

Wang Yi hanya mengulas senyum di sudut bibirnya.

"Rupanya pedangmu masih memiliki hati," balas Wang Yi.

Keduanya lantas menyerang Biksu Sesat Song. Sang Biksu Sesat hanya tertawa meremehkan. Baginya kedua orang ini hanyalah serangga kecil yang dengan mudah diinjaknya.

Wang Yi hanya bisa menggunakan Jurus Nancen untuk menyerang. Pemuda itu melompat ke udara sembari memberikan tendangan. Namun akar tanaman yang merambat di seluruh tubuh Sang Biksu Sesat menjalar dengan cepat. Melilit di kaki Wang Yi. Pemuda itu terkesiap, namun sayangnya terlambat. Akar tanaman dengan cepat menghempaskannya hingga mengenai dinding batu dengan keras. Menimbulkan suara berdebam. Wang Yi mengaduh kesakitan.

Rong Rui mengulas senyum menyaksikan Wang Yi yang tumbang hanya dalam satu serangan akar tanaman.

“Jika belum memiliki kemampuan, sebaiknya kau duduk diam di tempatmu.”

Ucapan Rong Rui membuat telinga Wang Yi merah padam. Pemuda itu menunjukkan raut wajah kesal. Wang Yi bangkit dan malah menyerang Rong Rui. Keduanya terlibat pertarungan. Giliran Biksu Sesat Song yang terlihat jengkel.

“Hei! Hei! Bocah tengik! Jangan mengabaikanku,” ucapnya sembari menyerang Wang Yi dan Rong Rui dengan akar tanaman.

Slur!

Rong Rui bersiaga dengan menangkis menggunakan pedangnya.

Trang!

Wang Yi yang hanya menggunakan pendengarannya untuk mengetahui serangan akar tanaman Biksu Sesat Song, segera memutar tubuhnya. Namun akar lain segera menyerangnya kembali. Melilit tubuhnya dengan erat. Wang Yi meronta namun semua sia-sia.

“Ha!Ha! kau sungguh pemuda yang lemah. Kasihan sekali kau bocah tengik!” ejek Biksu Sesat Song.

Rong Rui tak tinggal diam, dia mengambil kesempatan dan menyerang dengan Jurus Tarian Pedang Jinshan. Pedang putih bercorak kebiruan melesat dengan cepat ke arah Biksu sesat Song. Ujung pedangnya kurang beberapa inci dari leher Sang Biksu. Namun, lagi-lagi akar tanaman melilit pedang Rong Rui dengan cepat.

“Ha!Ha! seranganmu lumayan. Tetapi masih jauh dibandingkan dengan Gurumu,” ejek Biksu Sesat Song.

Telinga Rong Rui merah padam mendengar ejekan Sang Biksu. Harga dirinya sebagai murid terbaik diantara Aliran Giok Putih merasa diinjak.

“Jangan banyak bicara! Dasar Biksu Sesat!” ucap Rong Rui dengan nada suara tinggi.

Dia memusatkan energi Qi-nya. Berkonsentrasi penuh pada pedang putih miliknya.

“Jurus Tarian Pedang Jianshu,” ucap Rong Rui.

Rong Rui melayang di udara, pedang putihnya terhunus mengarah pada Biksu Sesat Song. Sang Biksu Sesat mengerahkan akar tanaman menghalau serangan Rong Rui. Gerakan pedang Rong Rui begitu lincah. Menangkis dan menebas akar tanaman dengan cepat. Sesekali wanita itu memutar tubuhnya. Berguling ke sana kemari menghindari serangan akar tanaman.

Lantas dengan gerakan pedangnya yang begitu cepat menyerang Biksu Song. Sang Biksu waspada, dan memutar kepalanya dengan cepat tatkala pedang Rong Rui mengarah padanya. Sang Biksu tak tinggal diam, lalu mengerahkan akar tanaman untuk menyerang Rong Rui. Gadis muda itu dengan cepat memainkan pedang dengan pergelangan tangan.

Gerakannya begitu lincah. Membuat Biksu Sesat Song mengerahkan tenaga Qi-nya yang bersatu dengan akar tanaman.

Wang Yi yang sudah berhasil bebas dari lilitan akar tanaman. Bergegas menyerang Sang Biksu Sesat.

“Rasakan pukulanku ini!” ucap Wang Yi.

Dia melangkah dan menyerang ke arah Si Biksu. Pada saat bersamaan pedang Rong Rui juga mengarah pada Biksu. Namun, karena Wang Yi yang bergerak sembarangan malah tepat berada di depan Rong Rui. Rong Rui segera menarik pedangnya kembali. Jika tidak dia tarik, pedang miliknya pasti sudah menghujam ke tubuh Wang Yi.

Biksu Sesat Song melihat kesempatan, dia mengerahkan seluruh akar tanaman dan menghantam keduanya dengan keras.

Duak!

Duak!

Membuat Wang Yi dan Rong Rui terpental. Tubuh keduanya menghantam dengan keras ke dinding batu. Sebelum bisa bangkit kembali. Akar tanaman melilit kaki Wang Yi dan Rong Rui lantas menggantungnya secara terbalik.

Tak ketinggalan Pedang putih milik Rong Rui juga dikerubuti akar tanaman yang begitu banyak. Membuat Rong Rui tak dapat menjangkaunya.

“Kau sungguh pendeta busuk yang tidak berguna!” gerutu Rong Rui.

“Kau yang menghalangi seranganku, dasar wanita gila!” balas Wang Yi.

Keduanya malah beradu mulut. Melihat hal itu membuat Biksu Sesat Song terkekeh.

“Huahahaha!!! Ckckck kualitas murid dari Aliran Tao dan Giok Putih sungguh mengecewakan. Pasti Pendeta Wu Wei dan Tetua Dai Lu sangat kecewa."

“Diam kau!” jawab Wang Yi dan Rong Rui secara bersamaan.

Keduanya tak terima dianggap remeh temeh oleh seorang Biksu Sesat yang tersohor karena membantai banyak orang secara sembarangan.

“Murid tidak berguna seperti kalian, akan aku kirim ke alam baka Ha!Ha!Ha!” ucap Biksu Song.

Kumpulan energi Qi berwarna kuning keemasan menjalar di seluruh tubuhnya yang terantai pada batu. Akar tanaman disekelilingnya ikut terhubung dengan energi Qi milik Sang Biksu. Wang Yi dan Rong Rui yang melihat itu, berusaha melepaskan diri dari akar tanaman yang menjerat. Keduanya tak ingin mati sia-sia.

“Matilah kalian!” teriak Biksu Sesat Song.

Dipenghujung kalimatnya, dua akar tanaman dengan ujung tajam melesat dengan kecepatan tinggi mengarah pada Wang Yi dan Rong Rui yang masih berusaha melepaskan diri dari akar tanaman.

Slur!

Wang Yi dan Rong Rui membelalakkan mata, sampai ujung tajam akar tanaman terhenti beberapa inci dari tubuh keduanya.

“Hoek!” Biksu Sesat Song tiba-tiba muntah darah.

Kertas berwarna kuning yang dimantrai menyala dengan terang. Menghentikan serangan akar tanaman.

“Dasar Pendeta Wu Wei sialan! kau selalu menghalangiku!” teriak Biksu Song dengan kesal.

Rupanya saat dahulu kala, Pendeta Wu Wei dan Tetua Dai Lu mengurungnya di Lembah Kematian, memasang mantra untuk menghentikan Biksu Sesat Song membunuh sembarangan. Dia tak lagi bisa menggerakkan akar tanaman. Energi Qi-nya menjadi lemah.

Biksu Sesat Song mengepalkan tangannya. Menggigit bibir dengan penuh amarah.

Jika seperti ini, Jurus yang aku ciptakan dengan mencuri dari Aliran Tao maupun Aliran Giok Putih akan sia-sia. Aku tidak ingin hal itu terjadi. Satu-satunya cara supaya kemampuanku di akui, akan aku wariskan jurus ini pada orang lain, ucapnya dalam hati.

Biksu Sesat Song menatap Wang Yi maupun Rong Rui bergantian.

Benar, hanya salah satu diantara keduanya yang akan aku wariskan Jurus Naga Memerangkap Matahari, ucapnya dalam hati.

Jauh dalam lubuk hati Biksu Sesat Song, jurus miliknya akan diwariskan pada Rong Rui yang memiliki energi Qi cukup tinggi. Jika disatukan dengan energi Qi miliknya. Maka dipastikan, akan membuat pemiliknya tak terkalahkan.

“Terimalah ini!” ucap Biksu Sesat Song.

Sebuah akar tanaman yang dipenuhi energi Qi Biksu Sesat Song mengarah pada Rong Rui. Gadis itu hanya bisa membelalakkan mata. Dia berpikir nyawanya akan berakhir saat ini juga. Rong Rui memejamkan mata rapat-rapat.

Slur!

Jleb!

“Gyaaargtttt!!!” teriak Wang Yi.

Pemuda buta itu mengayunkan tubuhnya dan menjadi tameng melindungi Rong Rui. Dia mengetahui, arah serangan akar tanaman mengarah pada gadis itu melalui pendengarannya yang tajam.

Melihat Wang Yi menyelamatkannya, Rong Rui membuka mata lebar-lebar tak percaya.

“Ke…ke…kenapa?” tanya Rong Rui setengah tak percaya dengan apa yang dilakukan Wang Yi.

Wang Yi hanya mengulas senyum di sudut bibirnya.

“Sama seperti pedangmu yang lepas kendali. Tubuhku juga lepas kendali,” ucap Wang Yi.

Lantas beberapa saat kemudian, Wang Yi merasakan sakit disekujur tubuhnya. Erangan kesakitan membahana memantul pada dinding-dinding batu. Energi Qi Biksu Sesat Song terlanjur masuk ke dalam tubuh Wang Yi tanpa bisa dihentikan. Kini, cahaya keemasan berpendar masuk ke dalam tubuh pemuda itu.

Hingga tanpa dinyana, seberkas sinar hitam tiba-tiba muncul entah darimana. Siluet wanita dengan tatapan tajam mengganggu perpindahan energi Qi ke tubuh Wang Yi. Menimbulkan energi yang saling berbenturan.

“Gyaaarhttt!!!” teriak Wang Yi semakin kesakitan.

Duar!

Suara dentuman keras membuat tubuh Wang Yi maupun Biksu Sesat Song terpental. Begitu juga dengan Rong Rui. Ketiganya berakhir dengan muntah darah. Tanpa sengaja energi Qi milik Biksu Sesat Song bersatu dengan energi Qi dalam tubuh Wang Yi. Membuat energi Qi pemuda itu meningkat pesat. Akan tetapi, tubuh Wang Yi belum siap menerima energi yang sangat besar tersebut. Membuat Wang Yi merasakan tubuhnya terbakar hebat.

Apakah Wang Yi berhasil menekan energi Qi besar yang berada dalam tubunya?

1
herry bjb
kebanyakan halu ceritanya juga cerita tokohnya naif....cukup sekian saja baca novel ini....
Kara: lhoh klo cerita gak halu itu gmn? kecuali ceritanya tentang kehidupan sehari-hari. kirain udah lama berhenti baca novel ini bang? gpp, klo nggak mau baca yg penting aku ucapkan terimakasih sudah mampir. aku tunggu ceritamu fantasi timur yg gak halu ya bang😆
total 1 replies
herry bjb
bunyi teriakan kok gyaaaart gitu..sesuaikan bunyi teriakan dg kata yg sesuai..
Kara: baik, terimakasih sarannya 😁
total 1 replies
herry bjb
kebanyakan ingatan dan halusinasi yg gak penting..setiap tokohnya pinsan selalu ada ingatan...klo begini terus ceritanya pada malas baca novel ini
Kara: terimakasih udah memberikan kritik tanpa saran. klo abang malas baca jngn lanjut lagi, tp aku ttp lanjutin kok ceritanya😆
total 1 replies
Alta [Fantasi Nusantara]
Aku curiga ini penulisnya penggemar Wei Wuxian/Wei Ying /Facepalm//Facepalm//Facepalm/
Alta [Fantasi Nusantara]: /Chuckle//Chuckle/
Kara: 😆 aah bukan, cuma kebetulan aja ini mah
total 2 replies
Alta [Fantasi Nusantara]
Aduh tolong kenapa mesti TaiJiGong sih/Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm/ ini namanya tarian bau banget/Grin//Grin//Grin//Grin//Grin/
Alta [Fantasi Nusantara]: Aku ngakak tauk pas baca nama/Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm/
Kara: 😁😁😁 itu di real namanya memang begitu
total 2 replies
Alta [Fantasi Nusantara]
nama jurusnya /Grin//Grin//Grin/
Alta [Fantasi Nusantara]
Prinsip yang bagus
Darien gap
adegan terseru
Darien gap
sadiiisss/Casual/
Darien gap
perubahsn yg keren. mirip prubahan senjaya../Good/
Kara: blm sampai sana bacanya, jadi nggak tau😁
Darien gap: ada di bab penempaan diri bag 39. cuma bedanya tubuh senjaya diliputi duri hijau
total 3 replies
Alta [Fantasi Nusantara]
Tulang memang bersumsum, tapi tidak ada yang namanya tulang sunsum. Sumsum meman bagian dari tulang, tapi bukan nama tulang ☺️☺️☺️☺️☺️☺️
Alta [Fantasi Nusantara]: Bener banget/Grin//Grin//Grin//Grin//Grin//Grin/
Kara: haha hooh bener tuh🤣🤣 tp gpp kan klo gak gini pikiran jd gak terbuka
total 10 replies
Alta [Fantasi Nusantara]
Ini tatapan si gadis hanya ada dalam khayalan Wang Yi kan? Jadi macam penglihatan gitu
Kara: ini semacam penglihatan
total 1 replies
Alta [Fantasi Nusantara]
Cukup pake "bergeming" aja Thor. Soalnya "tak bergeming" itu artinya bergerak atau tidak diam.
Kara: siap, nanti diperbaiki. terimakasih perbaikannya 😁
total 1 replies
Darien gap
nice thor. bunga mlincur/Rose//Rose/
Kara: terimakasih banyak🙏😁 bunganya
total 1 replies
Darien gap
mengenaskan/Panic//Panic/
Alta [Fantasi Nusantara]
Dah biasa kek gini emang ya. Koruptor merajalela 🥲🥲🥲
Kara: iya, 😆😆 dah jd kebiasaan
total 1 replies
herry bjb
krn alur ceritanya bolak balik dan juga gak detail akar permasalahannya jadinya novel ini kurang di minati
Kara: siap, terimakasih 😆
Alta [Fantasi Nusantara]: Dukung ceritaku juga donk, Kak. Yang judulnya Altair. Terima kasih sebelumnya🙏
total 4 replies
herry bjb
susun ceritanya dengan baik terlalu kebanyakan flashback jadi males ngebacanya
Kara: siap, terimakasih atas masukannya. ini mau di susun ulang
total 1 replies
Nobby
😍🌹
Kaia
lanjutkan
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!