Nggak Dapat Ibunya, Anaknya Pun Jadi

Selesai makan mereka berencana ingin menonton televisi bersama. Ken menunjukkan koleksi filmnya pada Hanum. Gadis itu begitu antusias melihat koleksi film suaminya.

Manik indah Hanum terpaku pada CD berwarna biru yang ada di rak. Covernya sungguh vulgar, menampilkan para cewek-cewek cantik tanpa mengenakan busana. Mata Hanum segera melotot, wajahnya memerah seketika, terkejut dengan apa yang dilihatnya. Ken, yang menyadari tatapan Hanum, dengan sigap langsung meraih CD tersebut.

"Eh, maaf ya, Sayang. Ini bukan yang kita cari," kata Ken berusaha mengalihkan perhatian Hanum dari CD tersebut.

"Hubby mengoleksi itu?" tanya Hanum dengan menahan rasa malu.

Ken meringis, "Untuk koleksi saja!"

"Koleksi sebanyak ini?" tanyanya.

"Hihihi, ya maklumlah. Aku kan pria lajang waktu itu. Jadi kalau nggak ada kerjaan dan bosan ya, aku nonton itu!" Ken terkekeh, "Tapi sekarang kan ada kamu, Sayang. Kalau aku ingin ya, tinggal masukin saja!" ujarnya lagi. Matanya sambil kedip-kedip nakal.

"Ish, mesum!" Hanum mendorong tubuh suaminya agar tidak terlalu dekat.

Suaminya itu gampang on, berdiri jarak satu meter saja sudah bangun tarsannya. Apalagi jarak 1 cm, bisa habis tubuh Hanum digempur terus.

"Hihihi!" Ken terkikik melihat istrinya memasang tembok besar diantara mereka.

Oh, tidak bisa. Akan aku buat kau basah malam ini!

Ken sudah menemukan film yang pas untuk mereka tonton. Film bergenre romantis, tapi banyak mesumnya sih. Hahahaha....

"Film apa itu, Bie?" tanya Hanum berjalan ke dapur untuk mengambil cemilan dan minuman.

"Film romantis!" jawab Ken, bibirnya tidak berhenti berkedut.

Hanum kembali ke sofa. Ia meraih tempat CD tersebut. Memang benar sih, covernya pria dan wanita sedang beradegan romantis. Berpegangan tangan, tidak ada yang mencurigakan. Tapi yang membuat Hanum bertanya-tanya, kenapa si pria hanya memakai koteka saja ya????

"Sini, Sayang. Lebih dekat dengan suamimu ini!" ujarnya sambil menepuk sofa, agar Hanum duduk mendekat.

"Emmm, itu bukan film yang aneh-aneh kan, Bie?" tanya Hanum penuh intimidasi.

"Hehehe, ya bukanlah, Sayang. Lihatlah, covernya saja nggak sedang na ni nu ne no!" ucap Ken terkikik geli.

"Oh!" Hanum hanya ber'oh ria.

Lima belas menit menonton memang tidak ada kegiatan na ni nu ne no-nya. Semuanya normal-normal saja. Hanya adegan kissing dan tembak-tembakan saja.

Tapi semakin kesini kok semakin menegangkan. Hanum sampai menjerit ketakutan, sampai-sampai ia tanpa sadar memeluk tubuh Ken begitu saja. Ken sih senang senang saja saat dipeluk istrinya dengan erat. Ia seperti mendapatkan durian runtuh, apalagi dua durian monthong yang kenyal dan lembut menyentuh dadanya.

"Bie, tadi seram. Kenapa sekarang adegannya begitu?" tanyanya dengan polos.

"Ish, sudah lihat saja kelanjutannya!" ucap sang suami, menyuruh Hanum untuk duduk tenang saat menonton.

Adegannya sudah tidak karuan, bikin jantung deg-degan. Apalagi cewek dan cowoknya saling melumat begitu, bikin jantung Hanum nggak aman. Bagian bawah sana sudah basah dengan sendirinya. Hanum langsung memejamkan mata, merasa malu sendiri melihat adegan tersebut.

Suara tv yang menggema di ruangan itu malah justru membuat Hanum penasaran. Tak ingin melihat, tapi penasaran. Hanum pun mengintip dari celah jari-jarinya. Apa yang dilakukan Hanum membuat Ken terkekeh geli. Istrinya ini benar-benar sangat lucu dan menggemaskan, siapa coba yang tidak gemas dengan sikapnya.

Ken meraih pundak Hanum dan meremasnya, tangannya dengan lihai melepaskan satu persatu kancing piyama Hanum. Setelah berhasil membukanya, ia langsung melepaskan pengait bra, dan melemparkan ke sembarang arah.

"Bir, kenapa dibuang?" tanya Hanum mendelikkan matanya.

"Biar gampang!" jawabnya terkekeh.

Hanum hanya pasrah, dua duriannya di permainkan oleh sang suami. Ken memang menyukai durian Hanum yang besar dan kenyal. Buah duriannya sudah menjadi candu baginya.

"Bie, tidak adakah film lainnya? Kenapa semakin lama adegannya seperti itu?" protes Hanum.

"Yah namanya saja film blue! Sudah tonton saja!"

Bibir Hanum mengerucut lucu. Bibir Ken sudah mendarat di dada istrinya, seperti biasa Ken menyesap benda kenyal milk Hanum secara bergantian.

Tangannya tidak tinggal diam, tangan itu terus menggerayang kemana-mana. Tentu saja membuat Hanum mendesah tidak karuan. Mendengar Hanum mendesah, Ken tersenyum lebar. Dan langsung melanjutkan aksinya. Akhirnya mereka pun.....(Readers taulah apa yang terjadi selanjutnya, author sengaja skip karena puasa....🤭😁).

Setelah pergulatan panjang itu mereka pun langsung membersihkan diri di kamar mandi, mencuci dan menggosok gigi. Barulah mereka naik ke tempat tidur. Tapi sebelum naik ke tempat tidur, Ken mengambil sesuatu ditas kerjanya.

Lalu ia mengeluarkan sebuah kotak beludru berwarna merah. Yang ternyata isinya cincin.

"Pakailah!"

"Untuk apa ini?" tanya Hanum dengan polosnya.

"Ini cincin pernikahan. Sengaja aku pesankan khusus untuk kita. Disini ada inisial nama kita. Inisial K dan H. K untuk namaku, dan H untuk namamu!" jelas Ken menunjukkan cincin kawin berinisial tersebut.

"Ta-tapi Hubby kan sudah membelikan satu set perhiasan. Kenapa membeli lagi?"

"Ini cincin kawin khusus pasangan, Hanum. Kau harus memakainya. Tidak boleh dilepas! Jika ada seseorang bertanya, kau bisa menunjukkan cincin ini, kalau kita adalah suami istri."

"Hemm, okey!" Hanum menganggukkan kepalanya.

"Bagus." Ken tersenyum senang karena Hanum menurutinya.

Ken merengkuh tubuh kecil Hanum ke pelukannya, setelah mengecup kening istrinya, mereka pun tertidur saling berpelukan.

*****

Keesokan harinya, setelah sarapan Ken akan bersiap-siap ke kantor. Maksudnya kantor Ken sendiri. Perusahaan yang dibangun oleh dirinya dengan dibantu oleh Dave. Perusahaan tersebut sudah berdiri sekitar 7 tahunan, namun tidak seorangpun yang tahu kecuali Dave dan Uncle Err. Bahkan Ambar saja tidak tahu, apalagi kedua kakak tirinya.

"Bie, apakah Hubby akan melamar pekerjaan?" tanya Hanum.

Yang Hanum tau, Ken telah keluar dari perusahaan, berarti Suaminya tidak memiliki pekerjaan. Dan suaminya akan keluar untuk mencari pekerjaan.

"Hem!" Ken menganggukkan kepalanya sembari mencium puncak kepala Hanum.

"Doakan saja agar semuanya berhasil dan lancar!" ucap Ken.

"Bie bolehkah aku bekerja membantumu?" Hanum merasa iba melihat suaminya berjuang sendiri mencari nafkah. Maka dari itu ia menawarkan diri mencari pekerjaan.

"Untuk apa kau bekerja?"

"Aku ingin membantumu, Bie!"

Ken tersenyum, lalu mengangkat tubuh Hanum, dan mendudukkannya di pangkuan, "Kau hanya boleh bekerja di rumah untuk melayaniku di atas ranjang!" ucap pria itu, mandinya kedip-kedip menggoda Hanum.

"Bieee!" rengek Hanum terdengar manja. Ken sangat menyukai Hanum bersikap manja terhadapnya.

"Apakah di otak setiap pria dewasa selalu mengarah pada hal-hal yang berbau mesum?" tanyanya, sontak Ken terbahak.

"Ya begitulah. Kau tau kenapa aku selalu mesum padamu?"

"Tidak!" Hanum menggelengkan kepalanya.

"Kau ini seperti Isuzu Panther! Tau kepanjangannya?"

"Apa?"

"****Ih****, Sungguh Zungguh Pantatmu bikin Gemeter!" Hanum melongo, Ken ngakak-ngakak.

"Mana ada seperti itu!" Hanum langsung mengerucutkan bibirnya.

"Ada. Itu yang membuatku ketagihan padamu!" kekehnya lagi.

"Ck," Hanum mencebikkan bibirnya, padahal didalam hati ia sangat senang.

"Kau juga pande di dapur. Tahu kepanjangannya lagi?"

"Maksudnya aku pintar masak, begitu,?"

"Ish, bukan. Itu ada kepanjangannya."

"Hah, ada lagi kepanjangannya, Bie? Hubby ini ada-ada saja!"

"Mau tau?"

Hanum mengangguk-angguk.

"Pan-tatnya ge-De, Da-da Siap Tem-Pur! Hahaha!" Ken tertawa sendiri dengan banyolan garingnya, sementara Hanum sudah mengerucut sebel.

Bersambung...

jangan lupa tap love, rate bintang 5, like, kasih kopi dan bunga juga boleh. Apalagi vote.....

Hihihi, authornya ngarep!!!!!!🤭😁

Terimakasih atas dukungannya....🙏🙏

Siapa coba yang nggak tertarik dengan wajah polos dan menggemaskan Hanum😁😁,,,,,

Visual bisa ngehalu sendiri ² ya, ini haluan authornya....🤣🤣🤣