CINTA TAK TERDUGA

Jian Luo melihat seorang laki-laki di samping Ji Yu, laki-laki itu pun menyapa Jian Luo.

"Jangan berbasa basi lagi, kau bawa ini semua kita akan menjualnya ke restoran," ujar Ji Yu pada temannya.

Jian Luo melongo, "Apa harus aku yang membawanya? hewan ini sangat bau," keluh Jian Luo.

"Aku tak peduli kau yang harus membawanya," ujar Ji Yu langsung melangkah pergi meninggalkan kedua laki-laki itu.

Jian Luo menatap Fang Zhi, "Kau jangan menatapnya terus, dia wanita sedikit gila, jangan tertipu oleh kecantikannya," ujar Jian Luo dengan serius.

Fang Zhi mengangguk, meski ia tak begitu percaya dengan ucapan Jian Luo.

Jian Luo menyeret babi hutan itu dengan mudah, tentu saja ia sudah di latih oleh saudara perempuannya ya itu Jian Mu, karena dirinya menjadi pengawal Permaisuri jadi ia harus pandai ilmu bela diri, selama di istana mereka sering berlatih dan berkultivasi agar jika sedang di butuhkan mereka dapat di andalkan.

Di restoran, Ji Yu sedang berhadapan dengan orang kepercayaan pemilik restoran.

"Tuan, kenapa sangat murah? aku begitu susah payah mendapatkannya," ujar Ji Yu dengan kesal.

Fang Zhi sedikit tersenyum mendengar Ji Yu yang sulit di bohongi, lalu ia maju ke depan ke arah Ji Yu, "Tuan, jika kau menghargainya terlalu murah, kami akan membawanya ke restoran yang lain saja, mereka pasti membeli dengan harga mahal," ujar Fang Zhi santai.

"Ah kalian ini, baiklah tunggu aku, aku akan mengambil koinnya," ujar orang kepercayaan lalu pergi.

Ji Yu menatap Fang Zhi dengan kagum, "Wah, kau pintar juga."

"Nona Ji, Kamu terlalu memuji ku, itu hanya sedikit trik ketika kita berjualan," ujar Fang Zhi.

"Lumayan, kau berbakat," puji Ji Yu lagi.

"Kau jangan pergi dulu, aku akan mentraktir mu dulu, setelah mereka membayar hewan bau itu," ujar Ji Yu dengan serius.

Tak lama orang kepercayaan pemilik restoran itu datang membawa kantung berisi koin, "Ini dua puluh koin emas."

"Nah, seperti ini lebih baik," ujar Ji Yu lalu membuka kantungnya lalu menghitung.

"Hem, aku akan mentraktir kalian berdua makan. Tapi bukan di sini," Ji Yu melihat ke arah Tuan tadi, "Itu karena Tuan mempersulit ku tadi," ujar Ji Yu lalu pergi dari restoran itu.

Padahal Fang Zhi yang mengalahkan babi hutan itu. Tapi seolah Ji Yu yang mendapatkannya.

Orang kepercayaan pemilik restoran hanya melongo, merasa heran dengan sikap Ji Yu yang berterus terang, tanpa merasa tak enak atau malu.

Di restoran yang tak jauh dari tempat tadi, Ji Yu membuka cadarnya lalu bersiap makan.

Fang Zhi begitu terpesona melihat kecantikan Ji Yu, ia merasa lucu dengan sikap Ji Yu saat makan, yang tak menjaga image nya sebagai seorang Nona.

Ji Yu tak peduli dengan Fang Zhi, begitu juga dengan Jian Luo, ia hanya fokus makan tak peduli dengan yang lain.

Setelah makan selesai Ji Yu bersandar dan mengelap bibirnya dengan sapu tangan, lalu memakai cadar tipisnya lagi.

Siapa pun yang melihat Ji Yu sekarang, tak akan ada yang menyangka jika ia dulu hanya seorang pelayan, Ia dan dua temannya memakai pakaian yang biasa di beli oleh bangsawan, begitu juga dengan perhiasan. Itu semua karena Permaisuri.

"Aku sudah kenyang," ujar Ji Yu.

"Tentu saja, kau sudah menghabiskan banyak makanan, bahkan Tuan Fang haya makan sedikit," ujar Jian Luo, ia baru menyadari nama itu.

Jian Luo memperhatikan wajah Fang Zhi, "Kebetulan atau memang masih satu marga?" batin Jian Luo.

Ji Yu hanya tersenyum tanpa merasa bersalah, "Ini sudah sore, kita harus kembali," ujar Ji Yu.

"Hem, silakan Nona," ujar Fang Zhi dengan sopan.

Setelah membayar makanan Ji Yu 0un keluar dari restoran di ikuti dua laki-laki tampan.

Ji Yu menoleh ke arah Jian Luo, sambil tersenyum, ''Kau pindah kan rusa itu ke kuda mu saja," ujar Ji Yu.

"Baiklah," jawab Jian Luo lalu memangku rusa itu dan memindahkannya ke atas punggung kuda miliknya.

Ji Yu membayar upah pada penjaga kuda, lalu ia pun menaiki kudanya, dan tersenyum ke arah Fang Zhi.

Fang Zhi pun tersenyum tipis, "Berhati-hatilah!"

Ji Yu hanya mengangguk lalu pergi dari restoran itu.

Fang Zhi tersenyum tipis melihat Ji Yu yang menjauh, "Marga Ji... " gumam Fang Zhi.

Di istana.

Ji Yu berjalan ke arah taman, untuk melihat Teman-teman nya.

Saat sampai Teman-teman nya sudah bersiap untuk membakar daging.

Ji Yu tersenyum lalu berjongkok, "Wah sudah wangi."

"Tuan putri dari mana saja?" tanya Jian Luo dengan kesal.

"Pengawal Jian, aku habis beristirahat," ujar Ji Yu lalu terbahak.

Jian Luo memasang wajah datar, bagai mana pun ia berusaha menyindir Ji Yu, ia tak akan mampu, karena Ji Yu sangat pandai berkata kata apa lagi berdebat.

"Kalian selalu bertengkar. Tapi selalu bersama," ujar Shi Fei.

Ji Yu pun membantu temannya membalik daging panggang itu, "Karena Jian Luo tak bisa hidup tanpa ku," jawab Ji Yu sambil tersenyum.

Jian Mu melemparkan kayu kecil ke arah Ji Yu, "Berhenti lah bercanda"

Ji Yu memanyunkan bibirnya. Tapi tak protes, ia merasa tak perlu mencandai Jian Mu lagi, lagi pula semenjak mereka kenal, Jian Mu tetap lah pendiam tak suka bercanda.

Maaf ya telat, Author agak sibuk.

Terimakasih dukungannya 🥰😍