Asih begitu mencintai Rahmat, sampai sang biduan yang begitu terkenal dengan suara indahnya itu rela menyerahkan mahkotanya kepada pria itu. Sayangnya, di saat ada biduan yang lebih muda dan geolannya lebih aduhay, Rahmat malah berpaling kepada wanita itu.
Saat tahu kalau Asih mengandung pun, Rahmat malah menikahi wanita muda itu. Asih tersingkirkan, wanita itu sampai stres dan kehilangan calon buah hatinya.
"Aku akan membalas perbuatan kamu, Rahmat!"
Bagaimana kehidupan Asih setelah mengambil jalan sesat?
Gas baca, jangan ketinggalan setiap Mak Othor update.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon cucu@suliani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 12
Setelah pertengkaran Rahmat dengan Mirna terjadi, Rahmat begitu dingin dan juga cuek terhadap Mirna. Dia merasa kesal saja hawanya terhadap wanita itu, padahal dulu dia begitu bangga saat berselingkuh dengan Mirna.
Namun, setelah dia memperistri Mirna, justru Rahmat merasa bosan dan malah teringat terus akan Asih. Mirna begitu berbeda dengan Asih, wanita itu lebih galak dan juga tidak pernah sopan kalau berbicara dengan dirinya.
Saat malam hari berada di atas pelaminan juga Rahmat tetap bersikap dingin terhadap istrinya, sedangkan Mirna terus tertawa dengan teman-temannya.
Bahkan, wanita itu sempat naik ke panggung dan menyumbangkan sebuah lagu. Dia meminta ditemani oleh Asih saat menyanyi, wanita itu sempat berpikir kalau dirinya terlihat lebih muda dan pastinya akan memukau.
Namun, nyatanya suara Mirna malah kebanting dengan suara Asih yang begitu bagus. Geolan Mirna juga kebanting dengan geolan Asih, banyak yang membandingkan keduanya.
Padahal Mirna sengaja memakai baju pengantin seksi malam ini, karena dia ingin mendapatkan pujian dari banyak tamu undangan. Sayangnya, justru yang mendapatkan banyak pujian adalah Asih.
Padahal wanita itu memakai gaun malam panjang yang menutupi tubuhnya, tetapi pundaknya memang terbuka lebar. Namun, justru Asih malah terlihat lebih seksi dengan gaunnya yang menutup tubuhnya itu.
"Yang, nggak pengen?"
Mirna dan juga Rahmat ini sedang berada di dalam kamar, acara resepsi pernikahan di hari pertama sudah selesai. Mirna sudah membuka gaun pengantinnya, wanita itu kini berdiri di hadapan Rahmat dengan hanya menggunakan kaca mata pengaman dan juga segitiga pengaman.
Wanita itu juga nampak mere mas kedua dadanya, Mirna berpikir dengan seperti itu Rahmat akan tergoda. Namun, Rahmat malah menatap Mirna dengan tatapan datar.
Mirna kembali mencoba untuk menggoda pria itu, dia mengelus lembut miliknya sambil menggigit bibir bawahnya. Rahmat hanya memutarkan bola matanya dengan malas.
"Yakin ga mau?" tanya Mirna sambil membuka sisa kain yang melekat di tubuhnya.
"Nggak," jawab Rahmat yang langsung melangkahkan kakinya menuju kamar mandi.
Marah?
Tentu saja Mirna tidak marah, dia malah tertawa kecil lalu berjalan menuju tumpukan kado yang ada di dalam kamar itu. Daripada dia marah-marah, Mirna memilih untuk membuka kado yang dia dapatkan hari ini.
"Waww! Duit," ujar Mirna ketika dia membuka kado pertamanya.
Dia terlihat begitu bahagia karena nominalnya lumayan besar, kembali wanita itu membuka kado yang ada di sana. Wanita itu tertawa-tawa karena banyaknya orang yang memberikan kado berisikan uang.
"Widih! Banyak sekali duitnya," ujar Mirna.
Di saat Mirna sedang sibuk membuka banyaknya kado di dalam kamarnya, Rahmat keluar dari dalam kamar mandi. Dia hanya menjalankan kepalanya melihat tingkah istrinya, lalu pria memutuskan untuk tidur terlebih dahulu.
"Bodo amat, kamu mau cuek sama aku, aku tidak peduli. Yang terpenting aku sudah jadi istri kamu, aku bisa mendapatkan banyak uang dari kamu."
Mirna kembali membuka kado berisikan barang, dia tersenyum-senyum karena barang-barang yang diberikan kepadanya itu sangatlah bermanfaat.
"Apalagi nanti kalau aku sudah melahirkan, ayah pasti akan langsung memberikan apa yang sudah dia janjikan."
Mirna tersenyum-senyum sendiri ketika mengingat apa yang dijanjikan oleh pak Lurah, jika wanita itu berhasil melahirkan anak laki-laki, maka dia akan diberikan rumah dan juga mobil.
"Hihihi, bentar lagi aku jadi orang kaya yang punya uang banyak dan juga harta benda," ujar Mirna lirih.
Jika Mirna saat ini sedang sibuk membuka kado yang diberikan oleh tamu undangan, berbeda dengan Asih. Wanita itu saat ini baru saja mengganti pakaiannya, dia kini menggunakan kemeja panjang dipadupadankan dengan celana jeans berwarna abu-abu.
Asih juga sudah menghapus riasan di wajahnya, walaupun seperti itu dia tetap cantik tanpa make up. Sama seperti biduan dangdut lainnya, mereka juga sudah berganti pakaian dan menghapus make up.
Namun, bedanya mereka akan menginap di kediaman pak Lurah. Karena kalau untuk pulang ke kota cukup jauh, sedangkan mereka akan manggung 2 hari lagi di kediaman pak Lurah. Sedangkan Asih akan pulang.
"Pak Dedi, Asih pulang dulu."
Asih sudah merapikan barang-barangnya di dalam mobil, lalu dia berpamitan kepada pemilik orkestra dan juga biduan dangdut lainnya.
"Pulanglah, besok jam sepuluh jangan lupa datang lagi. Harus sudah siap," ujar Dedi.
"Ya."
Setelah berpamitan masih nampak melangkahkan kakinya menuju parkiran, saat dia ingin masuk ke dalam mobilnya. Asih dikagetkan dengan suara deheman yang cukup kencang.
"Ya ampun! Pak Lurah? Kenapa mengagetkan saya?" tanya Asih karena ternyata yang berdehem dengan cukup keras itu adalah ayah dari mantan kekasihnya.
"Cuma mau nawarin aja, kamu mau diantarkan pulang atau tidak?"
Asih tersenyum sambil mengedipkan matanya, sepertinya yang kesengsem terhadap dirinya bukan hanya Rahmat saja. Namun, pak Lurah juga sudah terkena susuk yang dia pasang.
"Oh, gak perlu. Saya bawa mobil kok, Pak. Terima kasih atas tawarannya, saya permisi pulang."
Pak Lurah tiba-tiba saja mencekal pergelangan tangan Asih, wanita itu begitu kaget dan langsung menarik tangannya.
"Nggak baik wanita pulang sendirian, saya antar saja ya?"
"Justru tidak baik kalau saya diantarkan oleh Bapak, yang ada nanti saya jadi bulan-bulanan warga."
"Loh, kok gitu?"
Pak Lurah nampak kaget dengan apa yang dikatakan oleh Asih, lebih tepatnya dia merasa kaget mendapatkan penolakan dari Asih. Wanita itu dirasa sangat jual mahal, pikirnya.
"Bapak itu sudah mempunyai istri, kalau bapak mengantarkan saya pulang nanti akan menjadi gosip baru. Bisa-bisa saya nanti dilabrak istri Bapak, nanti yang ada saya dibikin pepes sama istrinya Bapak."
Pak Lurah menolehkan wajahnya ke kanan dan ke kiri, dia seolah sedang mengamati keadaan apakah aman atau tidak. Asih sampai menggelengkan kepalanya, karena ternyata tidak anak dan tidak bapak sama-sama merupakan pria hidung belang.
"Istri saya sudah tidur loh, aman kalau kamu memang mau diantarkan sama saya."
"Bapak itu kenapa sih maksa banget pengen nganterin saya? Padahal dulu Bapak maksa banget loh buat bikin saya dan Rahmat berpisah?"
Asih berkata dengan lembut, tetapi ucapan wanita itu sangat menusuk ke dalam hatinya. Pak Lurah langsung salah tingkah, karena memang dulu dia merasa tidak setuju dengan hubungan Asih dan juga anaknya.
"Itu hanyalah masa lalu, tolong maafkan saya ya?"
Pria itu berbicara dengan canggung, entah kenapa saat ini dia begitu ingin dekat dengan Asih. Kalau saja bisa, bahkan pak Lurah ingin menjadikan Asih sebagai istri keduanya.
"Saya sudah memaafkan Bapak, lagi pula bener apa yang Bapak katakan. Saya dan keluarga Bapak itu tidak sederajat, saya akan menjaga jarak dengan keluarga Bapak."
Pak Lurah nampak ingin menimpali ucapan Asih, tetapi wanita itu malah langsung masuk ke dalam mobilnya dan menutup pintunya. Kasih bahkan dengan cepat melajukan mobilnya, dia sudah tidak tahan berlama-lama berbicara dengan pria paruh baya itu.
"Sial! Lihat saja nanti, Asih. Aku akan membuat kamu bertekuk lutut di kakiku," ujar Pak Lurah dengan seringai licik di bibirnya Karena dia sudah memikirkan jalan kotor untuk mendapatkan Asih.
*
Hayo tebak, kira-kira apa yang akan dilakukan oleh pak Lurah terhadap Asih?
niat hati mau menutupi perbuatannya justru dengan kata-katanya malah menunjukkan kalau pak lurah ada sesuatunya dengan Mirna... ini kayak senjata makan tuan... wkwkwkwkwkwk....
jadi bukannya Rahmat percaya, dia malah makin curiga...
banyak-banyakin minum air putih kak...