NovelToon NovelToon
Teruji Dengan Nikmat

Teruji Dengan Nikmat

Status: sedang berlangsung
Genre:One Night Stand / Hamil di luar nikah / Pernikahan Kilat
Popularitas:10.1k
Nilai: 5
Nama Author: Eva Siboro

ikatan pernikahan yang pada umumnya dilakukan oleh manusia normal, adalah ikatan yang memiliki kekuatan dasar yakni tujuan dan perasaan yang sama, keterikatan seseorang dengan pernikahan tentunya sudah melalui proses yang matang dan melibatkan logika yang kuat, tidak hanya emosi semata. seseorang berani mengambil sikap untuk menikah tentunya sudah mempertimbangkan baik dan bahkan buruknya. maka aku melakukan hal yang berbeda. menikah bagiku adalah menikah. tidak ada perdebatan dan pertimbangan karena memang tidak ada yang bisa dipertimbangkan dan diperdebatkan semua seakan sudah harus dipaksa seperti itu, mengalir begitu saja. bahkan aku muallaf pun seakan berjalan begitu saja tanpa ada paksaan dan kesadaran dari diri. semua sudah seperti diskenariokan begitu, aku hanya mengikuti arahan sutradara kemana hidupku akan dibawa dan harus menerima ujian begitu saja, sampai aku harus benar - benar masuk dalam peran dan menjiwai dengan begitu nikmat.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Eva Siboro, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Muallaf karena suami

Seperti yang dijanjikan oleh nenek, begitu mertuaku kembali ke luar kota, aku diam-diam setiap hari belajar bagaimana caranya salat dan wudhu.

Ini hal yang sangat sulit bagiku, mengingat banyaknya aturan dalam menunaikan salat. mulai dari melakukan wudhu, belum lagi untuk menghafal bacaan-bacaan yang harus dilakukan pada saat salat.

Aku harus menghafal dengan bahasa Arab sementara bahasa Indonesianya saja aku belum tentu bisa langsung menghafalnya.

Nenek bilang aku mengalami kesulitan itu karena aku mualaf tidak berdasarkan dari hati ataupun kesadaran diri melainkan karena ikut suami semata.

Maka dari itu nenek memintaku untuk melakukan segala sesuatu itu dari hati, walaupun mungkin cara salah tetapi bisa saja hasil benar.

Menurut nenek salah satu cara orang mendapatkan kebenaran itu karena adanya kesalahan, begitupun dengan aku.

Keislaman yang saat ini aku anut, bukan semata terjadi begitu saja, tetapi sudah jalan dari Allah dan alam pun menyaksikannya.

Yang harus kulakukan saat ini adalah menerima dengan ikhlas, belajar memahami dan terutama membuka diri dan hati.

Masa lalu adalah sesuatu yang tidak bisa terulang lagi tetapi bukan berarti harus dilupakan, namun mempelajari masa depan adalah cara terbaik menghargai masa lalu. Maka aku harus lebih baik dari sebelumnya.

Butuh waktu yang lama bagiku untuk menghafal 1 ayat yaitu surat Al-fatiha , belum lagi hafalan lainnya.

Begitu rumit sekali.

"Nek...mengapa diislam dipersulit sih hanya untuk sekedar berdoa saja? mana harus pake bahasa Arab segala lagi? harusnya kan berdoa itu bermakna kita berbicara dengan Tuhan kita? artinya kita bebas dong menggunakan bahasa yang kita mau?", tanyaku suatu waktu pada nenek.

Nenek tersenyum mendengar pertanyaanku yang lebih tepat ocehan.

" Ndok...nenek percaya suatu saat kamu akan menjadi islam yang paling taat, manakala kamu memahaminya, tapi yang jelasnya nenek hanya bisa memberi gambaran atas pertanyaanmu, mengapa harus ada wudhu, artinya membersihkan diri terlebih dahulu agar lebih pantas, kita saja jika hendak bertemu seseorang harus terlihat bersih dan rapi, masa mau bertemu Sang Kuasa ndak bersih sih?, kenapa bahasa arab? ya karena meneladani cara Rasulullah, sebagai bukti bahwa kita pengikutnya dan biasanya disebut i'tida".

Nenek selalu sabar mendengar segala keluh kesahku selama aku belajar sholat dengannya. HIngga suatu hari nenek berniat akan lebih baik jika aku mencari guru mengaji saja, dengan alasan agar segala pertanyaanku lebih bisa dijawab oleh yang sudah berilmu.

namun, belum sempat niat nenek terlaksana untuk memanggil guru mengaji untukku, masalah baru muncul dalam kehidupanku.

" Jangan sering - sering bersama nenek dan mengobrol dengannya, bisa - bisa kamu akan bernasib sama denganku",

Begitulah ucapan mama mertuaku via telpon. Aku tidak tau siapa yang sudah memberitahu kepada mertuaku tentang keakrabanku bersama nenek. Yang jelas aku merasa bahwa keluarga suamiku terutama mama mertuaku tidak menginginkan aku berkomunikasi dengan siapapun bahkan nenek.

Aku tidak mengerti apa yang terjadi antara nenek dan mama mertuaku, karena beliau tidak pernah menjelaskan karena selalu melakukan komunikasi satu arah saja. Mereka keluarga yang terkesan egois.

Semenjak aku menikah, aku tidak pernah bisa bertemu dengan temanku, padahal aku tetap tinggal dikota yang sama dan bahkan terbilang dekat, tetapi itupun tidak bisa, apalagi keluargaku.

Pada akhirnya aku berhenti belajar sholat dengan nenek.

Sampai suatu saat aku merasa tidak bisa menerima semua kenyataan dan perlakuan dari keluarga terutama suamiku yang tidak pernah kunjung menyadari tanggungjawabnya .

"Yah...kita ngontrak aja ya? aku tidak enak jadi beban orangtuamu terus", pintaku pada Aan

"Kenapa emangnya?terbeban bagaimana? mereka menyanyangimu bun.. malah lebih sayang samamu dibanding ke akunya", jawab Aan santai.

" Itu bukan sayang tapi lebih kepada kasihan", jawabku ketus.

" Itu perasaan bunda saja itu", jawab Aan lagi.

Seperti biasa ia akan meninggalkan aku begitu saja, padahal aku masih mau melanjutkan pembicaraan.

Terlihat Aan lagi berbicara ditelpon dengan mamanya pada saat aku keluar dari kamar.

Begitu Aan melihatku keluar dia seperti sengaja meninggikan nada suaranya agar terdengar olehku, dan membuat speaker hpnya on agar aku juga mendengar mama ngomong.

"Makanya kan bang, udah mama bilang, larang istrimu agar tidak dekat dengan nenekmu, kejadian kan? sekarang istrimu udah mulai berulah dengan meminta pindah dari rumah, sebentar lagi entah apalagi hasutannya, bakal ribut ntar kalian terus - terusan!", ucapan mama ditelpon terdengar olehku.

Entah mengapa tersulut emosiku.

" Nenek tidak pernah menghasutku!, aku yang mau ngontrak, mengapa nenek disalah -salahkan?", aku bicara spontan ditengah pembicaraan mereka.

" Jangan bohong ka..., tidak bisa kamu membohongi mama tentang nenek. Mama sudah berpuluh tahun jadi mantunya, jadi mama sudah paham seperti apa nenek",

mama mertuaku ketus membalasku.

" Entahlah ma..yang jelas aku pingin ngontrak ma...dengan harapan supaya bisa lebih bertanggungjawab dan tidak selalu membebani mama dan ayah", balasku lagi.

"Jangan melebih-lebihkan ka, kami tidak merasa terbebani, lagian mengontrak juga mengeluarkan biaya, jadi mama harap kamu bisa memaklumi keadaan. Jangan memaksakan sesuatu yang belum bisa!", cecar mama mertuaku padaku.

Mama mertuaku tidak pernah memberi sela untukku dan Aan agar lebih mandiri. Sepertinya memang sengaja membuat putra kesayangannya itu selalu berada dibawah bayang - bayangnya dengan memberi semua mau suamiku.

"Mama tidak mau kalian berantam hanya karena hasutan nenek!, maka sebisa mungkin hindari untuk sering - sering bertemu nenek, demi kebaikan kalian bersama", sahut mama mertuaku lagi.

" Udah dulu ya...mama lagi ada kerjaan, jangan pernah berpikir yang aneh - aneh, jalani saja yang ada, urus cucuku baik - baik, assalamualaikum",

mama mematikan hp tanpa aku bisa membalas satu katapun.

Aan meraih hp dari tanganku sembari tersenyum.

"Dasar tukang ngadu! malu tuh sama putrimu, punya ayah kok taunya ngadu kayak anak kecil!", kataku.

" Bukan ngadu bun, hanya saja aku merasa aneh dan wajar dong klo aku cerita ke mama minta pendapatnya?", ucapnya santai.

" Aneh apanya? wajar dong orang yang sudah berumahtangga itu untuk tinggal dilain rumah dengan keluarganya? justru yang aneh tu kamu...!, sudah punya anak dan istri tapi tetap saja tidak malu meminta ke orangtua untuk sekedar makan! Laki - laki macam apa kamu?", balasku.

"bunda!!!!..", teriak Aan

"sudah cukup ya!", lanjutnya dengan nada menahan amarah.

" Kenapa?", tantangku lagi.

"Aku harus bicara sama nenek agar tidak mengurusi kita!", ujarnya.

Hendak melangkah namun aku menghadang didepannya.

" Oh...kamu juga ternyata sama ya,

menyalahkan nenek?

kamu juga berpikir nenek menghasutku, gitu?wah....hebat sekali keluarga ini!, kamu tau dan sadar tidak aku ini siapa?

seorang perempuan yang meninggalkan agamanya demi seorang pria sepertimu!!!!,

aku tidak tau bagaimana mendoakan suamiku dengan cara agama suamiku!! aku tidak tau bagaimana memohon perlindungan kepada Tuhan karena agama suamiku!

dan kamu tau...

yang harusnya menjadi tugasmu untuk membimbing dan mengenalkan aku dengan agamamu,

diambil alih oleh nenek dengan alasan pertanggungjawaban di akhirat!itu yang kamu bilang hasutan? luar biasa!!!!", ucapku dengan amarah.

Aku masuk kamar meninggalkan Aan dan membanting pintu.

BRAK!

Aku menggendong putriku sembari berusaha menenangkan diri, aku hanya bisa memandangi wajah putriku yang sedang tertidur lelap, seakan sengaja untuk tidak mau mendengar apapun.

Hinggap perasaan bersalah yang teramat dalam dalam hatiku.

"Bagaimana aku bisa mendidik anakkku dengan baik jika situasi sperti ini?", batinku.

Sebenarnya apa yang kucari, aku tidak mengerti. Apa yang membuat aku untuk memutuskan menikah? ,

itu semata demi bayi dalam kandunganku, agar memiliki keluarga yang lengkap. Memiliki ayah dan ibu selayaknya keluarga lain pada umumnya. Namun jika kondisi rumahtangga yang seperti ini, apakah layak? yang ada putriku akan malu karena memiliki ayah yang sama sekali tidak paham tanggung jawab.

Aku tidak tau harus bagaimana lagi menghadapi suamiku, aku tidak bisa mentolerir semua tentangnya, kenyamanan apa yang ada? sama sekali tidak ada.

Keuangan?

dari orangtua, untuk urusan perut semata, semenjak menikah aku nyaris tidak pernah memiliki uang sebagai pegangan jika ada hal - hal tak terduga, semua dari mertua.

Apalagi tentang keimanan?,

sama sekali aku tidak pernah diajari, dibimbing atau apalah namanya. Hanya ayah mertuaku yang selalu mengajakku sholat bersamanya itu pun sekali -kali.

Ilmu? suamiku sama sekali tidak punya.

Terus apa sebenarnya yang membuat aku tetap bertahan?

supaya anakku punya ayah dan bisa memanggil ayah?

apa hebatnya jika ayahnya seperti itu, fakir ilmu, fakir agama.

Aku semakin merasa telah menyia-yiakan diriku dan anakku untuk tetap bertahan dengan cara yang sama.

Maka terniat dihatiku untuk pergi sementara membawa putriku tentunya. Mungkin jika kami tidak berada didekatnya, ia akan paham seberapa penting kami dalam hidupnya.

Maka aku menyusun rencana agar bisa meninggalkannya.

1
Asyamora Sanjaya
semangat lanjutin ceritanya...
Vie Desta
kayaknya emng gitu kalo kluarga suami ya ampe cucupun di bedakan lucu tp bner ini ceritanya sering dialamin hahah..
Eva Siboro
mohon dukungan like dan komen ya...
Endang Yusiani
alurnya bagussss
Eva Siboro: terimakasih bu
total 1 replies
Eva Siboro
mohon bantuan dukungannya...supaya lebih semangat belajar nulisnya...
Eva Siboro
mohon bantu like dan komennya guys...biar semangat!
Ishi
Keren abis! Thor pasti punya imajinasi yg luar biasa!
Yue Sid
Kyaah, ga sabar buat lanjut!
Eva Siboro: terimakssih
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!