Papa, Mama Jadi Hantu

Terus berjalan.

Melintasi jalanan itu. Jalan yang nampaknya memang bukan jalan. Hanya semacam Semak yang tersibak, sehingga kalaupun lewat nanti bakalan lumayan tak terlalu kesulitan, juga tidak gatal karena buluhnya, serta bisa jadi duri yang runcing dan mampu menusuk kulit tebal manusia sedikit di hindari.

Serta melihat kanan kirinya. Dimana tak jauh juga pandangan ini. Karena selain kabut lumayan tebal, kegelapan malam yang semakin meninggi. Serta kurangnya Cahaya yang sanggup di pantulkan oleh benda-benda tersebut, tak demikian banyak. Hingga hanya sekeliling kita saja yang tertangkap retina mata. Juga tidak maksimal. Akibat kecerahan yang menurun, sementara perjalanan ini tak banyak membawa alat bantu yang mampu menambah pencahayaan untuk bisa mendeteksi benda-benda di sekitar situ. Serta berikutnya tak terlampau ambil pusing akan benda-benda yang menakjubkan di sekitar kita, karena yang kita cari pada tujuan utamanya Cuma mendeteksi keberadaan istriku yang takut ahu kala itu berada di mana. Jadi yang lain dan menarik tersebut hanya di lihat sepintas lalu saja.

Dan berusaha menghindari satu hal yang kesulitan. Semisal tanah becek. Atau berair. Takutnya itu justru tanah hisap, yang bisa saja menyeret kita hingga ke dalam dan akhirnya tubuh kita tak keluar lagi. Sebab itu satu misteri. Kenapa seakan hidup. Dan tak membiarkan apapun untuk berada di permukaannya. Sehingga kalau ada berat sedikit saja sudah mampu menghisap nya dan seakan terus di telan hingga ke dalam bumi. Sehingga bayangan kita akan mengira jika itu suatu tempat berongga. Akan tetapi menjadi aneh saat permukaannya justru datar dan Nampak seperti permukaan lokasi lainnya di sekitar tempat tersebut. Sehingga tak jarang, buat yang tak hafal daerah tersebut, akan mudah untuk melintasinya yang kemudian bakalan di Tarik dengan kuat.

Atau pohon besar. Kerindangannya. Yang sangat menutupi pandangan, serta banyak membuat tersesat juga. Walau di samping itu banyak melindungi binatang-binatang, baik nocturnal maupun diurnal yang sama-sama memanfaatkan sesuai fungsinya. Jadi kalau siang yang Terik akan meneduhkan nya, dan jika saja malam begini akan sedikit meneduhkan nya dari debu angkasa yang meluncur. Walau terkadang mesti berebut untuk mencari oksigen yang semakin menipis. Juga menaungi dari udara dingin yang juga lumayan cepat berhembus. Sehingga malam tak terlalu dingin, dan kala siang menghangatkan. Itu yang membuat segalanya menjadi sangat membutuhkan. Bahkan terkadang jika terjadi petir gans akan melindunginya sehingga yang bakalan tersambar adalah yang tinggi. Akan tetapi diantara banyak waktu yang terlewati itu, membuat pohon itu tentu mempunyai cara sendiri untuk menghindari sambarannya, karena secara logika yang kena ketinggian tapi pohon besar tadi mampu bertahan sampai usia tua begitu. Sehingga mungkin saja pohon tadi tidak terlampau berada di ketinggian. Atau struktur pembuat tersambar nya sesuatu memang tak banyak. Missal tanah yang kering sehingga mengurangi potensi banyak arus negative Listrik, atau justru terlalu basah. Jadi segala sesuatu membuat resiko kena sedikit sulit.

Serta semak belukar. Walau benda tersebut tak sulit di lintasi. Akan tetapi lumayan membawa dampak tak bagus bagi badan kita. Sehingga mesti di hindari. Dan kalau perlu tak usah menapak sama sekali. Karena walau mungkin tak membunuh ya, tapi sangat tidak mengenakkan, apalagi bila buluhnya itu mengenai kulit. Membuat tersiksa semalaman.

Sekian jauh berjalan, akhirnya,

Aku kelelahan. Dan tertidur.