Dunrice, seorang pemuda berusia 20 tahun, dicap sebagai sampah masyarakat. Diusir dari keluarga, hidup di jalanan, dan dicemooh oleh semua orang. Kehidupannya bagaikan neraka, tanpa harapan dan masa depan.
Suatu malam, saat Dunrice terbaring di lorong gelap, seberkas cahaya misterius menyelimuti tubuhnya. Rasa sakit yang luar biasa mencengkeramnya, dan ketika cahaya menghilang, Dunrice terbangun di kamar tidurnya yang kumuh.
Di kepalanya, terdapat sebuah suara yang menyapa dengan ramah. Suara itu memperkenalkan diri sebagai A.I.S.T.E.N.A., sebuah sistem kecerdasan buatan yang tertanam di dalam otaknya.
A.I.S.T.E.N.A. menjelaskan bahwa Dunrice telah terlahir kembali ke masa lalu, 10 tahun sebelum masa suramnya.
Dunrice, yang dipenuhi tekad untuk mengubah masa depannya, mulai memanfaatkan kemampuannya dengan bantuan A.I.S.T.E.N.A. Ia berlatih keras, membangun kekayaan, dan mendirikan sebuah perusahaan raksasa. Keberhasilannya mengantarkannya ke puncak dunia bisnis, membungkam semua orang yang pernah meremehkannya.
Di tengah kesuksesannya, Dunrice juga bertemu dengan berbagai wanita cantik dan menarik. Terjalinlah kisah cinta yang rumit dan penuh intrik.
Namun, di balik gelimang kemewahan dan cinta, Dunrice masih dihantui masa lalunya. Ia harus menghadapi musuh-musuh yang ingin menghancurkannya, dan mengungkap rahasia di balik sistem A.I.S.T.E.N.A. yang tertanam di kepalanya.
Bisakah Dunrice mengubah takdirnya? Bisakah dia mencapai puncak dunia bisnis, cinta, dan kekuasaan?
Ikuti kisah Dunrice, sampah masyarakat yang terlahir kembali dengan sistem AI, dalam novel "Sampah Masyarakat dengan Sistem AI", genre action, romance, bisnis, terlahir kembali ke masa lalu, dan harem.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon HUDAXS, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 14: Kemenangan yang Tertunda
Lokasi: Markas Besar Miller Tech - Laboratorium Project Umbra (lanjutan)
Tokoh:
Dunrice: CEO muda dan jenius di bidang teknologi informasi.
Anya: Sahabat Dunrice dan programmer handal.
Artemis: Peretas misterius yang membantu Dunrice dan Anya (melalui komunikasi radio).
V.I.: Agen rahasia yang bekerja untuk organisasi pemberontak.
Dr. Viktor Ivanov: Ilmuwan jenius yang bekerja untuk Tanaka Corporation.
Penjaga Keamanan Miller Tech
Cerita:
Kekacauan di Laboratorium
Laboratorium Project Umbra berubah menjadi medan pertempuran. Suara tembakan dan teriakan bergema di udara, diiringi dengan dentuman benda-benda yang berjatuhan. Dunrice, Anya, dan V.I. bertarung dengan gigih, berusaha melumpuhkan para penjaga keamanan Miller Tech yang menyerbu mereka.
Dunrice, dengan bantuan sistem AI-nya, bergerak cepat dan lincah. Pukulan dan tendangannya menjatuhkan para penjaga dengan sekali serangan. Anya, meski bertubuh lebih ramping, bergerak gesit menghindari tembakan dan melumpuhkan penjaga dengan stun gun miliknya. Sementara itu, V.I., yang terlatih khusus dalam pertarungan jarak dekat, bertarung dengan efisien, melumpuhkan lawannya dengan gerakan yang mematikan.
Meskipun bertarung dengan gagah berani, mereka tetap kalah jumlah. Para penjaga Miller Tech terus berdatangan, seolah tak ada habisnya. Dunrice merasakan keputusasaan mulai merayap, namun dia tidak ingin menyerah.
Suara Harapan dari Jarak Jauh
Tiba-tiba, suara Artemis terdengar dari earpiece Dunrice. "Dunrice, aku berhasil!" serunya. "Virus perusak sudah kumasukkan ke dalam Jaringan Indra!"
Harapan kembali muncul di mata Dunrice. "Bagus! Tapi berapa lama virus itu bekerja?"
"Segera," jawab Artemis. "Jaringan Indra akan mengalami malfungsi dan lumpuh dalam hitungan detik."
Dunrice menarik napas lega. Mereka hanya perlu bertahan beberapa detik lagi.
Keputusan Dr. Ivanov
Dr. Viktor Ivanov, yang selama ini menyaksikan pertarungan tersebut dari pinggir, akhirnya angkat bicara. "Hentikan tembakan!" teriaknya kepada para penjaga.
Para penjaga terhenti, bingung dengan perintah tiba-tiba Dr. Ivanov.
Dunrice memanfaatkan kesempatan itu untuk berjongkok dan mengatur napas. Dia melihat Dr. Ivanov berjalan mendekatinya, tatapan matanya penuh amarah dan kekecewaan.
"Kau pikir kau bisa menghentikan Project Umbra?" Dr. Ivanov mendesis. "Kau dan teman-temanmu tidak akan pernah bisa menghentikan kemajuan teknologi!"
Dunrice berdiri tegak, menatap Dr. Ivanov dengan tatapan menantang. "Teknologi yang digunakan untuk menguasai dunia bukanlah kemajuan," ujarnya tegas. "Jaringan Indra yang kau ciptakan itu adalah ancaman bagi kemanusiaan!"
Jaringan Indra Lumpuh
Belum sempat Dr. Ivanov menjawab, tiba-tiba lampu di laboratorium berkedip dan redup. Layar raksasa yang menampilkan grafik rumit pun padam. Alarm berbunyi nyaring, menandakan adanya kesalahan sistem.
Dr. Ivanov terpaku melihat keadaan tersebut. Wajahnya pucat pasi dan tubuhnya bergetar.
"Apa yang terjadi?" teriaknya panik.
"Jaringan Indra… lumpuh," bisik Dunrice, senyum kemenangan terpancar di wajahnya.
Dampak Kemenangan Sementara
Keadaan di laboratorium hening sesaat. Para penjaga Miller Tech kebingungan, tidak tahu harus berbuat apa. Dr. Ivanov masih terguncang dengan kegagalan Jaringan Indra.
Dunrice, Anya, dan V.I. saling bertukar pandang. Mereka berhasil melumpuhkan Jaringan Indra, namun kemenangan mereka belum sepenuhnya diraih. Laboratorium Project Umbra masih berdiri tegak, dan Sarah Miller pasti sedang geram mengetahui kegagalan tersebut.
"Kita harus segera meninggalkan tempat ini," bisik V.I. "Sarah Miller pasti akan mengirim pasukan yang lebih besar."
Dunrice setuju. Mereka harus kembali ke markas pemberontak untuk mengatur strategi selanjutnya.
Pelarian Penuh Risiko
Dengan memanfaatkan kekacauan yang terjadi, Dunrice, Anya, dan V.I. berhasil lolos dari laboratorium Project Umbra. Mereka berlari menuju lift yang rusak, berharap masih bisa digunakan untuk melarikan diri.
Sesampainya di lift, Dunrice mengaktifkan kembali sistem AI-nya. Tangannya dengan cekatan memeriksa panel kontrol lift yang rusak. Dengan sedikit usaha, dia berhasil memperbaikinya.
Pintu lift terbuka, dan mereka bertiga bergegas masuk.