Karena dikhianati oleh sang kekasih membuat Inez hancur sehancur-hancurnya dan dia memilih menenangkan diri di taman kota, tak sengaja juga dia menyelamatkan seorang bocah kecil tampan saat di ganggu oleh anak-anak jalanan namun tiba-tiba bocah itu memanggilnya dengan sebutan mama.
"Mamaaaa!" ucap bocah kecil itu.
Disisi lain seorang bocah kecil tersesat di taman kota dan di bantu oleh seorang wanita cantik pun membuat dia memanggilnya mama, itu karena dia sangat merindukan sosok seorang ibu yang tidak pernah dia rasakan sejak lahir dan saat melihat wanita itu bocah itu langsung menginginkan wanita itu menjadi mamanya.
Bagaimanakah kelanjutan ceritanya?
Yukkk kepoinnnn ceritanya!!
🥕🥕🥕
Follow Instagram @lala_syalala13
Follow TikTok @Lala_Syalalaa13
Follow Facebook @Lala Syalala
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon lala_syalala, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 19_Menemui Pelaku
📌Cuma cerita khayalan author saja jadi kalau gak nyambung ya mohon dimaklumi, gak boleh ada yang baper sama alur ceritanya yaww🙏
KALAU MAU ADA YANG SARAN ALUR CERITA BOLEH BANGET TAPI NANTI BUAT NEXT STORY YA🤭
🥕🥕🥕
Inez jatuh diperlukan Bara dengan kesadaran yang berkurang, Bara dan Daniel memanggilnya pun Inez tak bereaksi sama sekali.
Bara segera menggendong Inez menuju ke dalam rumah sakit, sedangkan Daniel di gendong oleh mbk indah yang juga datang bersamaan dengan Bara tadi saat mbk indah akan naik lift dia melihat tuannya berlari ke arah taman dan akhirnya di ikuti oleh mbk indah.
Bara membawa Inez ke ruang pemeriksaan karena darah yang terus mengalir di pergelangan tangannya dan juga lehernya yang juga tergoreng pisau meski tak separah tangan namun tetap saja sakit.
Setelah itu dokter membawa Inez ke ruang operasi karena harus melakukan operasi kecil untuk menutup lukanya.
Sekarang Bara, Daniel dan mbk indah sedang menunggu Inez selesai operasi, hingga beberapa jam namun operasi belum juga berakhir.
Tak lama kemudian mama laras dan papa Dion pun datang di temani Mike dengan kekhawatiran akan keadaan sang cucu dan juga Inez.
"Bara, bagaimana keadaan Inez?" tanya Oma laras saat baru saja sampai.
"Masih di dalam ma," jawab Bara.
"Oma!" teriak Daniel kemudian pergi memeluk sang Oma.
"Aduh cucu Oma, udah jangan nangis lagi ya." Oma mencoba menenangkan sang cucu.
"Kalau bukan gara-gara Niel mama pasti gak akan kayak gini Oma!" sahut Daniel dengan tangisannya yang semakin kencang entah pemikiran dari mana tapi dia terus saja menyalahkan dirinya padahal usianya masih kecil.
"Udah sayang jangan nangis lagi ya," pinta Oma sekali lagi.
"Iya, masa cucu opa nangis sih kan katanya laki." lanjut opa.
Daniel pun sedikit merasa tenang dalam pelukan sang Oma dan tak lama kemudian ruang operasi terbuka dan menampakkan dokter bisa keluar dari ruang operasi.
"Dok, bagaimana keadaan pasien?" tanya Bara khawatir.
"Pasien keadaannya sekarang sudah stabil tetapi memang waktu awal tadi sangat drop hingga memerlukan waktu cukup lama untuk operasi ini karena persediaan darah tadi juga habis untungnya sekarang kondisinya tidak terlalu buruk dan mungkin pasien akan tidak sadarkan diri untuk beberapa waktu." dokter Bima memberikan informasi tentang keadaan Inez sekarang ini.
"Apa dok tidak sadarkan diri?" ucap Oma Laras.
"Iya, nyonya besar."
Rasanya dunia langsung bergerak dan Oma Laras pun hampir saja kehilangan keseimbangan untuk saja ada sang suami yang sigap menolong.
"Mama, kamu harus hati-hati."
"Iya, pa."
"Terima kasih dok," ucap Bara.
"Kalau sudah tidak ada yang di tanyakan saja permisi."
"Iya dok, terima kasih ya." Opa mengucapkan terima kasih sekali lagi.
"Iya, tuan besar."
Setelah itu dokter Bima pun pergi namun sebelum pergi dokter Bima mengatakan tidak apa-apa untuk menjenguknya sekarang.
Tetapi Inez mungkin belum sadarkan diri karena sedang mengalami sakit sehingga untuk tidak terlalu berisik saat di dalam.
Mereka semuanya pun masuk ke kamar Inez, di sana ada Inez yang terbaring lemah.
Daniel melihat sang mama terbaring pun menghampirinya dan menangis meminta maaf karena kesalahannya sang mama harus terluka seperti ini.
"Udah sayang, kamu gak salah kok." Bara mencoba menenangkan sang anak.
🥕🥕🥕
Inez sudah hampir dua hari tidak sadarkan diri dan selama dua hari itu pun Bara menemani Inez dengan Daniel.
Yah Daniel sudah lebih baik keadaannya namun dia tidak ingin pulang dan ingin tetap menjaga sang mama.
Inez juga di fasilitasi kamar VIP sehingga jika Daniel ingin tidur di rumah sakit kamarnya masih ada beberapa bad kasur tambahan untuk keluarga pasien.
Hari ke tiga Bara berencana untuk ke kantor polisi menemui seseorang yang melukai Inez dan anaknya.
Bara dari mansion bersih-bersih diri dan membawakan pakaian untuk sang anak yang berada di rumah sakit.
Di sana juga sedang ada Oma Laras dan opa Dion yang menjenguk sehingga Bara bisa meninggalkan Daniel dan Inez tanpa khawatir.
Entah sejak kapan rasanya dia sangat khawatir dengan keadaan Inez, dia inget agar Inez segera bangun agar tidak membuat dia bertambah khawatir saja.
Mungkin saja karena dia kasihan sehingga dia memiliki rasa iba tapi entahlah rasa ini sepertinya susah untuk dimengerti.
"Pagi tuan." sapa Mike tepat di depan mansionnya.
"Sekarang kita ke rumah sakit sebentar mengantarkan baju untuk Daniel dan juga sarapannya," perintah Bara.
"Baik tuan."
Setelah mengatakan itu mereka pun menuju ke rumah sakit dengan berbagai bawaan.
Saat Bara masuk dia melihat Daniel yang sedang asyik mengajak ngobrol sama Inez, meski Inez tidak bisa mendengarkan ucapan Daniel bahkan melihatnya.
"Mama, papa." sapa Bara kepada orang tuanya yang baru datang juga.
"Sayang kamu udah datang?" tanya mama laras.
"Iya ma, ini mau anter baju untuk Daniel sama sarapannya," jawab Bara.
"Bara, papa denger kamu mau ketemu sama pelakunya?" ucap opa Dion.
"Iya pa, ini sebentar lagi Bara sama Mike mau ke sana, habis itu baru ke sini lagi!" sahut Bara.
"Papa ikut," pinta opa Dion.
"Beneran?"
"Iya papa beneran pingin ikut, papa mau lihat siapa sih orang yang mau celakain calon menantu papa sama mama! Iya kan ma?" ucap opa Dion meminta bantuan istri nya.
"Iya, bener pa."
"Ya udah terserahlah."
Setelah itu Bara dan opa Dion pun menuju ke mobil di mana Mike sudah menunggunya dari tadi.
"Kita berangkat Mike," ucap opa Dion saat mereka sudah duduk manis di dalam mobil.
Mereka pun segera menuju ke kantor polisi di mana pelaku tersebut di tahan.
Saat sampai Bara, papa Dion dan juga Mike pun masuk ke dalam kantor polisi, saat mereka masuk kepala polisi sudah menunggu kedatangan mereka.
"Mari tuan." kepala polisi tersebut menuntun Bara, papa Dion dan Mike untuk bertemu dengan pelaku tersebut.
Siapa sih yang tidak tahu dengan keluarga Wijaya, salah satu keluarga yang sangat disegani di negara X dan juga negara lainnya.
Saat mereka memasuki ruangan interogasi dan di sana sudah ada pria yang melukai Inez dan Daniel.
Karena merasa sangat marah Bara dengan emosinya menghampiri sang pelaku dan mulai memberikan sebuah pukulan keras.
BUG BUG
Suara yang ditimbulkan dari pukulan tersebut hingga membuat pria tersebut lemas dan langsung tersungkur di lantai.
Papa Dion pun tak melerai sang anak untuk berhenti karena beliau juga sangat marah hingga pukulan Bara seharusnya wajar baginya.
"Apa maumu?" tanya Bara kepada pria tersebut tetapi pria itu hanya diam saja tidak berniat untuk merespon.
"Terima akibatnya dari perbuatanmu dan hati-hati dengan anak dan istrimu!" ancam Bara membuat pria tersebut seperti terkejut.
"Apa! Jangan sentuh anak dan istri saya!" ucap pria tersebut memohon namun Bara tidak meresponnya dan malah meninggalkan pria tersebut.
"Sudah bar sekarang biar polisi yang menanganinya!" ucap opa Dion.
"Iya, pa."
Kemudian Bara dan opa Dion pun meninggalkan ruangan interogasi dan bertemu dengan kepala polisi lagi.
"Tuan Dion, tuan Bara." sapa kepala polisi lagi.
"Pak Haikal saya minta pelaku tersebut di hukum seberat-beratnya karena dia berani melukai cucu dan calon mantu saya!" sahut opa Dion dengan menyebut Inez adalah calon mantu.
"Baik tuan, tuan tenang saja pasti pelaku tersebut akan mendapat hukuman yang berat," sahut kepala polisi tersebut.
Setelah dicari tahu, ternyata pria tersebut sedang dililit hutang dan dikejar-kejar oleh bank sehingga dia berniat untuk menculik orang.
Kebetulan dia melihat Daniel di rumah sakit dan sudah mengawasinya dan dia tahu bahwa Daniel berada di ruang VIP dan dia pun merasa bahwa Daniel adalah anak seorang yang sangat terkenal dan kaya raya makanya pria tersebut menargetkan Daniel untuk menjadi orang yang akan dia culik.
"Terima kasih pak, kalau begitu kami permisi dulu!" sahut opa Dion.
"Mari pak." lanjut Bara.
Setelah sampai mobil Bara pun berbicara dengan papa Dion karena ucapan papa nya tadi.
"Papa apaan sih pakek bilang calon mantu segala!" protes Bara.
"Papa emang mau Inez jadi mantu papa Bara, buruan nikahin kenapa sih! Kamu gak lihat kalau Daniel udah sangat nempel banget sama Inez." opa Dion memaksa Bara untuk segera menikahi Inez karena Daniel sudah cocok dengannya.
Sedangkan Mike yang mendengar hal itu pun hanya bisa menahan tawanya melihat interaksi papa dan anak itu.
.
.
Bersambung.....
liburan ditempat mewah ..enak banget ..
asikkk deh ..