Atika, gadis yang di paksa menjadi pengantin penganti di dalam pernikahan sepupunya. Gadis yang niat awalnya hanya memenuhi undangan yang didapatnya bersama ayah dan ibunya malah, menjadikan dirinya sebagai penganti sang kakak sepupu.
Lantas kehidupan rumah tangga seperti apa yang akan di jalani Atika bersama laki-laki yang seharusnya menjadi suami dari kakak sepupunya.
apakah rumah tangga itu berjalan dengan lancar atau malah sesuai dengan judul hanya sebatas penganti yang pada akhirnya harus kembali berpisah?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Indah Yuliana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
19
Pengantin pengganti
19
Malam harinya keluarga Laskar menikmati makan malam mereka dengan tenang. Hanya ada dua pasang suami istri disana. Laskar dan istrinya serta Ragil dan istrinya pula.
Waktu terus berlalu hingga pagi sudah kembali datang. Ragil mengenakan pakaian kantornya seperti biasa dengan Atika yang membawakan tas kerja laki-laki itu hingga sampai ke mobil suaminya.
"Nanti siang mau makan apa Mas? Biar nanti aku bawain ke kantor," tanya Atika menatap suaminya yang sibuk dengan benda pipih yang akhir-akhir ini menyita perhatian suaminya.
Meski pernikahan mereka terjadi begitu saja tanpa ada rencana namun, Atika tidak akan menganggap pernikahan ini sebagai sebuah musibah melainkan takdir indah yang Allah gariskan untuk dirinya dan juga Ragil. Terkadang memang Atika memiliki pikirkan negatis akan suaminya, apalagi suaminya kini sedikit mulai berubah.
"Tidak usah, nanti siang Mas juga ada rapat bersama klien dari luar kota sehingga Mas akan makan siang bersama mereka," tolak Ragil menghentikan tangannya yang sibuk berbalas pesan dengan Savia, sang kekasih.
"Ohhh gitu Mas, yasudah tidak apa-apa." Atika menipis bibirnya mendengar ucapan Ragil. "Mas yang semangat ya kerjanya, dan hati-hati di jalan." Ragil menganggukkan kepalanya tanpa membalas ucapan sang istri.
Atika menatap mobil yang dibawa suaminya dengan pandangan nanar. Jujur saja bau parfum yang berbeda dari tangan serta baju hang di gunakan Ragil kemaren sore membuat pikiran Atika semakin melayang. Sekuat apapun Atika menepis pikiran buruknya, namun itu terus saja menghantui dirinya.
"Huhhhh, semoga pernikahan kita baik-baik saja Mas, aku hanya berharap ini pernikahan pertama dan terakhirnya buat kita berdua." lirih Atika. Keinginan atau mimpi wanita itu hanya satu, menikah sekali seumur hidup kecuali memang sudah di tetapkan dalam takdir hidupnya Atika juga tidak bisa berbuat apa-apa.
Atika memasuki rumah dan ikut bergabung dengan ibu mertuamya yang tengah menonton televisi seorang diri karena, ayah mertuanya sudah berangkat ke kantor pagi-pagi sekali.
"Kenapa wajahnya muram gitu Tika?" Mayang mengernyitkan keningnya melihat wajah sang menantu tidak seceria biasanya.
"Hmm, tidak apa-apa kok Mom. Mungkin saja perasaan Mommy saja." jawab Atika dengan mengulas senyum di bibirnya.
"Beneran kamu baik-baik saja? Ragil tidak berbuat kasar sama kamu bukan?" Bukan Mayang mau menyalahkan putranya hanya saja Mayang sadar betul dengan pernikahan putranya dengan Atika.
Atika menggeleng. "Tidak kok Mom, aku sama Mas Ragil baik-baik saja."
"Syukurlah, mommy jadi senang dengarnya Tika. Maafkan mommy, karena mommy kamu jadi masuk ke dalam keluarga ini." Sesal Mayang. Dari awal rasa menyesal itu terus saja menghantui Mayang hingga kini. Harusnya dirinya tidak melibatkan Atika demi kepentingan keluarganya. Ibarat nasi sudah menjadi bubur, jadi tidak akan bisa kembali seperti semula.
"Mommy tidak usah ngomong seperti itu lagian sudah sering tika ngomong sama Mommy untuk jangan menyalahkan diri Mommy sendiri. Ini takdir tika, Mom, takdir yang harus tika terima baik suka akupun tidak. Apapaun itu yang Allah takdir kan untuk tika, tika yakin itu yang terbaik." Atika memeluk ibu mertuanya. Lagian Atika juga tidak akan menyalahkan Mayang atas apa yang terjadi di dalam hidupnya. Toh ini juga sudah ada di dalam catatan kehidupannya. Sejauh apapun Atika berlari, titik finishnya juga tetap bersama Ragil.
"Terima kasih Tika, mommy sangat beruntung memiliki menantu seperti kamu. Mommy yakin jika Ragi juga sangat beruntung memiliki istri seperti kamu." ujar Mayang membalas pelukan menantunya. Dirinya amat bersyukur bertemu dengan Atika, menantu yang tidak akan bisa didapatkan di manapun. Kebaikan serta ketulusan hati Atika membuat Mayang begitu menyayanginya seperti anaknya sendiri.
TBC
