ATIKA (PENGANTIN PENGGANTI)
Rumah megah bak istana kini sudah tampak cantik dengan hiasan disetiap sudut ruangannya. Rumah yang akan menjadi saksi penyatuan antar dua keluarga serta penyatuan antar sepasang insan dalam biduk rumah tangga.
Wajah-wajah ceria tampak terpampang dari para orang-tua maupun keluarga besar yang berada di sana. Bahkan seluruh tamu undangan juga tampak bahagia hadir diacara pernikahan kolega bisnis mereka. Apalagi yang menikah saat ini memiliki kekayaan nomor satu di kota itu. Rumah bak istana kerajaan itu sudah mulai ramai dihadiri tamu-tamu yang mereka undang. Bahkan banyak decak kagum terlihat dari orang-orang yang hadir.
Ragil Alfaizan, pengantin pria itu tengah mondar-mandir karena sang mempelai wanita belum juga gadir di hari bahagia mereka. Padahal beberapa menit lagi acara pernikahan mereka akan segera di gelar namun, wanita yang di cintainya itu belum juga menampakkan batang hidungnya barang sedikitpun. Bahkan wanitanya itu juga tidak memberikan kabar apapun kepada dirinya, apakah dirinya telat karena macet atau sebagainya. Berulang kali pula Ragil menatap benda pipih ditangannya. Berharap calon istrinya mengirimkan pesan kepada dirinya.
"Sayang kamu kemana sih? Kenapa jam segini belum juga sampai?" Ragil masih saja mondar-mandir dengan resah. Mana tamu undangan juga sudah banyak yang hadir bahkan sudah bisa di bilang separo.
"Apa sudah ada kabar dari pengantin kamu, Rag?" tanya Mayang menatap putranya yang tengah mondar-mandir yang membuat sakit kepala.
"Belum Mom," jawabnya lesu.
"Terjadi 'kan apa yang Mom bilang dulu. Wanita itu bukanlah wanita baik-baik Rag, jika saja dia wanita baik-baik tidak mungkin dia akan meninggalkan acara pernikahan kalian begitu saja. Apalagi ini dia tidak memberi kabar sama sekali. Membuat malu saja!!" marah Mayang dengan menggebu.
Dulu berulang kali Mayang mengatakan kepada sang putra untuk memutuskan hubungan dengan Savia, karena menurut Mayang wanita itu bukanlah wanita baik-baik. Lihatlah sekarang apa yang terjadi, wanita itu malah tidak hadir di hari pernikahannya.
"Mungkin Savia masih di jalan Mom, bisa saja keadaan jalan tengah macet saat ini makanya Savia lambat sampai di sini. Jadi Mommy harus tetap bersabar ya? Aku yakin Savia pasti akan datang," ujar Ragil menenangkan sang ibu.
"Kalau dia tidak datang gimana?" Mayang mengatakan putranya dengan rajam.
"Kita tinggal batalin saja pernikahan ini Mom, gampang kan?" jawab Ragil dengan enteng.
"Batal?" Mayang kembali mengulangi ucapan putranya.
"Iya Mom,"
"Tidak!!! Pernikahan ini tidak boleh batal. Yang ada nanti keluarga kita malu, di tambah lagi Mom yakin perusahaan akan menurun dan mengalami kerugian lantaran berita batalnya pernikahan kamu," Mayang tidak setuju dengan ucapan putranya. Enak saja putranya itu mengatakan batal, mana lagi tamu undangan sudah lebih dari separo yang hadir.
Tak menutup kemungkinan juga para wartawan hadir di acara pernikahan putranya. Jika saja batal sudah pasti esok hari berita batalnya pernikahan anaknya itu akan terus tersiar di televi.
"Sampai Savia kembali Mom. Maka pernikahan ini akan kembali berlangsung."
"Kapan? Kapan dia kembali Rag? Bisa kamu pastikan jika hari ini dia kembali dan tidak membuat malu keluarga kita? Bisa kamu lakukan itu Rag?" Mayang menatap nyalang putranya. Sungguh ucapan putranya membuat darah tinggi Mayang ingin naik.
Ragil hanya terdiam mendengar ucapan Mayang. Sungguh dia juga tidak tahu harus menjawab apa atas pertanyaan sang ibu. Bagaimana bisa Ragil memastikan kembalinya Savia jika gadis itu tak dia ketahui keberadaanya. Bahkan anak buah yang dia suruh berpencar untuk mencari keberadaan Savia juga belum memberi dirinya kabar. Tanda wanitanya memang belum di temukan jejaknya.
'Sebenarnya kamu di mana Sayang? Kenapa kamu malah hilang di hari bahagia kita? Bukankah kamu sudah berjanji untuk membentuk keluarga kecil bersama diriku?' batin Ragil.
"Kenapa diam? Tidak bisa menjawab ucapan Mom?" Mayang menampilkan senyum sinisnya kepada sang putra. "Makanya apa yang Mom katakan itu di dengerin. Bukan malah ngebantah, dan lihatlah apa yang terjadi sekarang? Wanita itu pergi di hari pernikahan kalian bahkan tanpa memberi kabar atau kejelasan."
"Apa sudah ada kabar dari mempelai wanitanya Ragil?" suara tegas itu berasal dari sang ayah, Laskar.
"Belum Dad,"
"Lihatlah putramu itu Dad, dia nggak pernah denger apa kata Mommy makanya terjadi seperti ini. Padahal dulu Mommy sudah mengingatkan agara memutuskan hubungan dengan wanita itu, tapi putramu itu terlalu ngeyel mempertahanlan hubungan mereka hingga ke pernikahan. Tapi apa yang terjadi sekarang? Dia kabur di hari bahagianya, sungguh memalukan!!"
"Ragil juga anak kamu loh Mom," Laskar tidak ingin disalahkan seorang diri. Lagian Ragil juga anak yang dilahirkan istrinya dan anak yang mereka hasilnya dari keringat bersama, dan sekarang dengan seenaknya istrinya menyalahkan dirinya.
"Jika tidak ada kamu, tidak mungkin Ragil akan ada di dalam rahim Mom, Dad." kesal Mayang menatap nyalang suaminya dan langsung beranjak dari sana meninggalkan ayah dan anak itu.
TBC
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Comments