Tiara pergi ke kantor catatan sipil menemani bibinya yang akan bercerai dengan suaminya. Siapa sangka seorang pria menarik tangannya dan memperkenalkan dirinya sebagai calon istri pada seorang wanita tua yang berada di sebuah kursi roda.
"Ibu, dia calon istriku. Aku pasti akan menikah lagi, dan memberikan Andrew seorang ibu. Sekarang ibu sudah mau di operasi kan?" tanya pria yang menggenggam erat tangan Tiara.
"Eh, pak ini apa..."
Mata Tiara melebar, pria itu menciumnya. Begitu saja. Lalu berbisik pada Tiara.
"Bekerja samalah dengan ku. Aku akan berikan apapun yang kamu mau!"
"Wah, kalian benar-benar mesra. Baiklah, kalau begitu langsung masuk saja. Ibu baru mau dioperasi kalau kalian sudah dapat sertifikat pernikahan!"
Rahang Tiara nyaris jatuh.
"Me.. menikah? nyonya, aku masih SMA" kata Tiara tergagap.
Pria matang dan dewasa yang menciumnya tadi cukup terkejut.
'Dia masih SMA?' batinnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon noerazzura, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 18
Tiara dan Will sudah sampai di perusahaan. Tiara tampak memperhatikan gedung itu. Sepertinya dia pernah ke tempat ini bersama ayahnya dulu. Tapi bukan di tempat ini, di depan jalan sana.
"Tuan Will, kakakku juga bekerja di dekat sini!" kata Tiara ketika Will membuka pintu mobil untuknya.
"Benarkah? apa nama perusahaannya? hanya ada dua perusahaan di area ini. Hanya ada empat gedung besar, yang tiga milik tuan. Dan satu lagi milik PT Mandala!" jelas Will.
Namun Tiara lupa apa nama perusahaan tempat kakaknya bekerja.
"Ah, aku lupa. Sudah, lupakan saja!" kata Tiara yang malas untuk mengingat nama perusahaan tempat kakaknya bekerja.
Will membawa Tiara masuk ke perusahaan. Karena Tiara bersama Will, meskipun para karyawan lain yang melihatnya penasaran siapa gadis yang bersama dengan Will itu. Mereka juga tidak berani bergosip atau bergunjing di belakang Will.
Perusahaan ini penuh dengan kamera pengawas, yang bahkan bisa di lihat secara langsung di ruangan khusus Will. Jika ada yang tertangkap bahasa bergosip di perusahaan maka perusahaan pasti akan memberikan sanksi yang cukup berat karena membicarakan orang lain tanpa tahu kebenarannya termasuk salah satu peraturan di perusahaan itu yang tidak boleh dilakukan oleh para karyawan.
Hal itu, menghindari ada karyawan yang merasa diri mereka dikucilkan dan mempengaruhi kinerja pekerjaan mereka. Juga, kalau beberapa tukang gosip untuk terus menyebarkan berita-berita tidak benar sampai melupakan tanggung jawab mereka terhadap pekerjaan mereka.
Bergosip, sungguh di larang di perusahaan ini. Apalagi mengobrol di luar pekerjaan di jam kerja. Dan selama ini, peraturan itu cukup efektif untuk meningkatkan kinerja para karyawan di perusahaan. Dan mengurangi menyia-nyiakan waktu, karena baju mereka di sini juga sangat besar per jamnya.
Ting
Will dan Tiara sudah keluar dari lift yang berada di lantai, dimana kantor CEO berada.
Pintunya besar, Tiara yang melihat itu cukup terpana. Bahkan untuk masuk, ada akses sidik jari. Mungkin hanya Will dan Nicholas saja yang bisa masuk ke dalam ruangan itu.
Pintu terbuka, Tiara yang melihat Nicholas segera melambaikan tangannya.
"Hai om!" sapanya dengan wajah yang terlihat sangat ceria.
Tiara terus tersenyum, sambil mengikuti langkah Will masuk ke dalam ruangan itu.
'Lihat dia! itulah ATM berjalan ku. Satu bulan 100 juta, dua bulan 200 juta, satu tahun aku akan kaya raya' batin Tiara yang vibesnya senang sekali kalau melihat Nicholas.
Nicholas melihat Tiara tidak berhenti tersenyum.
"Ada apa denganmu? senang sekali?" tanya Nicholas.
"Tuan, nona. Aku akan pesankan makan siang!" kata Will yang langsung keluar lagi dari ruangan itu setelah Tiara masuk dan berdiri di dekat meja kerja Nicholas
Tiara menoleh ke arah Will. Bahkan sampai pintunya tertutup lagi.
'Apa yang harus aku lakukan?" batin Tiara tak tahu apa yang harus dia lakukan tanpa perintah dari Will.
Tiara hanya begitu di tempatnya. Sambil memegang tali tas ranselnya. Sesekali dia melihat ke arah Nicholas yang terlihat sangat serius.
"Duduk lah, kenapa berdiri saja..."
Tiba-tiba saja ada sesuatu yang jatuh di paha Nicholas ketika dia menyuruh Tiara duduk. Hingga dia harus menepuk dua kali pahanya itu untuk mengusir sesuatu itu, sepertinya serpihan kertas saja.
Tiara yang melihat ke arah Nicholas menjadi salah paham. Matanya melebar, dan dia menggaruk tengkuknya yang sebenarnya sangat tidak gatal sama sekali.
'Dia menepuk pahanya. Apa dia mau aku duduk disana. Apa tidak masalah?' batin Tiara ragu.
Tiara menelan salivanya dengan sulit. Dia tahu dia dah Nicholas sekarang suami istri. Tapi, ini kan di kantor. Dia juga masih remaja, ya setidaknya dia masih 19 tahun. Apa Nicholas memang orang yang seperti itu. Tiara menjadi bingung.
Nicholas melirik sekilas ke arah Tiara.
"Kenapa masih berdiri di situ?" hanya Nicholas.
Dia sama sekali tidak mau di anggap terlalu otoriter dan menakuti Tiara. Sampai tidak berani untuk duduk. Sofa di samping Tiara ada, banyak yang kosong. Dia meja di depan meja kerja Nicholas juga ada. Dia tidak mau hadis itu berdiri terus.
Tapi, sepertinya yang salah paham di sini Tiara. Dia berpikir, Nicholas menepuk paha setelah dia meminta Tiara duduk, artinya Nicholas minta Tiara duduk di pahanya.
'Em, kesana gak ya' batin Tiara ragu.
"Terserah..."
"Iya duduk, duduk!" refleks Tiara menyahut.
Dan gadis itu pun bergegas meletakkan tasnya di atas kursi yang ada di depan meja kerja Nicholas. Nicholas mengira, Tiara akan duduk di kursi itu. Tapi ternyata dia salah, Tiara bergegas ke arahnya. Dan duduk di pangkuan Nicholas.
Kedua tangannya bahkan merangkul ke belakang leher Nicholas. Dia tentu tidak mau jatuh, makanya dia menjadikan Nicholas pegangannya.
Nicholas yang terkejut, juga reflek memeluk punggung Tiara.
Deg deg deg
Keduanya merasa sangat canggung. Tapi, terdengar suara debaran jantung yang begitu kencang. Entah dari Tiara atau dari Nicholas asalnya.
Tatapan keduanya saling terkunci.
'Gapura kabupaten ini sangat tampan!'
'Gadis ini...'
Ceklek
"Tuan, makan siangnya..."
Brukkk
"Aduh!" pekik Tiara yang merasa bokongnyaa sakit karena barusan Nicholas mendorongnya sampai jatuh.
Will yang menjeda ucapannya, langsung berbalik dan keluar dari ruangan itu.
"Aku tidak lihat apa-apa!" katanya lalu kembali menutup pintu.
Alih-alih membantu Tiara, Nicholas malah berdiri dari kursinya berkata.
"Kenapa kamu duduk di pangkuanku? kamu mau merayuku?" tanya Nicholas.
Biasanya dia kan memang sangat dingin pada wanita. Jadi, ketika Will melihatnya dan Tiara tadi. Entah kenapa, dia refleks saja mendorong Tiara.
Tiara berusaha untuk bangun.
"Om kasar sekali sih?" tanya Tiara kesal.
'Ish, kalau bukan ATM berjalan. Sudah aku tendang itu masa depan om-om kasar!' batin Tiara kesal.
"Kamu kenapa duduk di pangkuan pria sembarangan..."
"Kamu kan suamiku!" sela Tiara membuat Nicholas terdiam, "lagian om kan yang tadi kasih isyarat buat aku duduk di pangkuan om!" kata Tiara protes.
"Aku? kapan aku berikan isyarat seperti itu?" tanya Nicholas bingung. Dia memang tidak merasa melakukan hal itu.
"Om tadi suruh aku duduk. Terus om tepuk-tepuk paha om. Apa namanya kalau bukan suruh aku duduk di pangkuan om. Aduh pantattku sakit! om sih lah!" omel Tiara yang terus mengusap bokongnya yang rasanya cukup panas setelah mencium lantaii marmer tadi.
Nicholas baru ingat, dia memang menepuk pahanya tadi. Tapi bukan menyuruh Tiara duduk disana.
Nicholas menghela nafas panjang.
"Apa masih sakit? maafkan aku. Kamu salah paham, tadi ada serpihan kertas di pahaku. Aku akan panggil dokter!" kata Nicholas.
Tiara menoleh ke arah Nicholas. Dari wajahnya, pria itu sepertinya memang tidak sengaja.
Tiara melambaikan tangannya dengan cepat.
"Tidak usah, om sudah minta maaf kan. Sudah, tidak masalah. Lanjutkan saja kerjanya. Aku akan menunggu om di sini!" kata Tiara yang duduk perlahan di sofa.
Lima menit, sepuluh menit, Nicholas masih sibuk dengan pekerjaannya.
Brakk
Hingga dia mendengar suara buku terjatuh. Arah pandangannya tertuju ke sofa panjang dimana Tiara sekarang berbaring. Entah kapan gadis itu dari posisi duduk, berubah jadi berbaring.
Dia tadi membaca salah satu buku tebal di atas meja. Sepertinya dia mengantuk dan akhirnya tertidur. Buku itu memang bukan bacaan yang ringan.
Nicholas berdiri dari kursinya. Dia mengambil buku yang jatuh di karpet. Lalu meletakkannya kembali di meja. Rok pendek Tiara, tampak tidak nyaman untuk di pandang. Nicholas melepaskan jas mahalnya, dan menutupi paha Tiara sampai bawah lututnya.
"Gadis nakal"
Tiara sedikit bergerak, mungkin gerakan Nicholas memberinya selimut jas itu sedikit menganggu tidurnya. Tangannya terjuntai ke bawah. Nicholas berjongkok, dia bermaksud membenarkan posisi tangan Tiara. Dia meletakkan tangan Tiara di perutnya. Tapi ketika dia akan berdiri, sesuatu menarik perhatiannya.
Bibir merah muda istrinya itu. Yang membuatnya teringat kejadian di kantor catatan sipil. Tadinya dia hanya mau kecup sekilas bibir gadis itu. Siapa sangka, dia merasa bibir gadis itu sangat manis dan lembut.
Nicholas menundukkan wajahnya, tatapannya terkunci di bibir merah muda istri remajanya itu.
Cup
***
Bersambung...
malu Ama umur pak? tengah jalan di culik anak mu baru tau rasa🫣
kalau tuan nya ditalak 3😜🤣🤣
kira kira Tiara akan nurut gak ya 🤔🤔
jadi gaes,selama masih bisa dengerin Omelan mamah kalian
nikmati aja. percayalah ketika itu sudah ga kedengaran. rasanya malah hampa🥹
tapi ada benernya si
tapi..kalau mau disalahkan,ya bibinya
ngapain anak gadis ditinggalkan sendirian
kangen mamah ku🥹🥹🥹
tapi emang beda sih horang kayah smaa yg kayah" pas dulu cari receh di Singapura laki CEO bininya setara lah pergi cuma pakai sederhana make up pun tipis
pasti klu Andrew tau ya cuman dikit ada perang dunia ke3😃😃
biar seruuu
aku mau tau si Andrew playboy cap Kampak itu Tau mantannya jadi ibu tiri 🤣🤣😜
ug bertanggung jawab,penuh dukungan Ampe kadang rada jorokin.
Ama bau uit lah kyk om nicho🫣😜🤣
kalau mau ngurusin pernikahan Tiara itu gampang tinggal nanti aja setelah Tiara lulus bikin resepsi mewah, kan menantu mu si gapura kabupaten orang kaya tujuh turunan 🤣
bener apa enggak belakang
🤣🤣