Cerita Novel Penjaga Kuil Naga.
Selamat Datang kepada Para Pembaca.. Kali ini saya menulis Cerita tentang seorang anak yang sangat Miskin, Kuliah disalah satu Universitas ternama dikota Gowe, Namun dia selalu diremehkan dan tidak dianggap oleh Mahasiswa lain anak-anak orang kaya. Pemuda Miskin dan kurus yang diperankan oleh Pemeran utama adalah Lemon. Ada banyak Wanita yang mengagumi Lemon keprinadiannya, karna dia memiliki kemampuan yang luar biasa.
Dewi merupakan salah satu pengagum Lemon, bahkan bukan hanya Dewi. Tiwi Song dan beberapa gadis cantik yang lain, mengagumi keprinadian Lemon.
Penasaran dengan Alur Ceritanya...??
Silahkan ikuti terus Ceritanya...!!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Jeprism4n Laia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 17. Ibunya Sakit
Dikomplek Perumahan Villa Ginting, ketika Lemon sedang duduk, menikmati Angin sepoi-sepoi dari luar Jendela, tiba-tiba dia menerima Telepon dari ayahnya "Halo ayah, bagaimana kabar kalian?".
Lemon bertanya dengan perasaan kangen kepada kedua orang tuanya. "Nak, ibumu dalam kondisi sakit, ayah tidak bisa membawa kerumah sakit, karna ayah tidak punya uang!".
Mendengar Ayahnya berkata pasrah, hati Lemon bergetar kesakitan, kemudian matanya merah dan sebutir air jatuh tak tertahankan.
Menggertakan giginya Lemon berkata kepada Ayahnya. "Ayah besok saya pulang, biar saya usahakan meminjam uang malam ini".
Lemon tidak berani berkata Jujur kalau dia punya uang sendiri, karna bagaimanapun dia menjelaskan, orang tuanya pastilah tidak percaya padanya.
Selesai bicara, Lemon bergegas pergi mencari Rina, kepala Agen Penjualan Perumahan Villa Ginting.
Sesampainya didepan Pos Penjagaan, seorang penjaga yang tidak mengenal Lemon menghampiri. "Anak Kecil tidak diperbolehkan Masuk dikomplek ini". Petugas itu berkata dengan tegas. "Pak, saya salah satu pemilik rumah dikomplek ini".
Melihat penampilan Lemon yang biasa saja, petugas itu menggelengkan kepalanya, sambil berkata "Nak, sudah banyak orang yang datang, dan mengatakan hal seperti itu, mereka mengaku-ngaku pemilik rumah, tapi akhirnya mereka semua penipu!". "Pak, saya ini buru-buru, saya ingin bertemu dengan nona Rina, ada hal yang sangat penting yang mau saya sampaikan padanya".
Lemon berkata dengan jujur, dan tidak mau menimbulkan masalah ditempat ini. "Cukup!. Kelihatannya kamu memang benar-benar tidak mau pergi, kamu juga sangat hebat membual, mana mungkin bocah seperti kamu dikenal oleh Nona Rina".
Petugas itu berkata dengan suara keras!. Mendengar ada suara keributan diluar, Rina buru-buru melihat lewat jendela, namun karna situasi Gelap dia tidak bisa melihat dengan Jelas, hanya satpam yang jelas dipenglihatannya. Kemudian Rina keluar menghampiri "Ada apa ini? Apa yang kalian ributkan" Rina berkata kepada Satpam.
"Maaf Nona, pemuda ini katanya mengenalmu dan memaksa masuk ingin menemuimu" selesai berkata, Rina menoleh kesamping ingin melihat siapa Pemuda yang diceritakan Satpam barusan.
Keterkejutan jelas terlihat diwajah Rina, ketika matanya jatuh melihat Lemon yang sedang berdiri tanpa kata. "Tuan Lemon, mohon maafkan kami".
Rina berkata sambil membungkuk Hormat.
Mendengar Rina memanggil Lemon dengan sebutan Tuan, seketika dia gemetar ketakutan wajahnya pucat pasi. Rina menatap Satpam itu lalu berkata " Cepat kamu minta maaf kepada Tuan Lemon, dimasa depan kamu tidak boleh memperlakukan Tuan Lemon seperti itu. "Mohon maafkan saya Tuan, saya betul-betul tidak mengenal Tuan" satpam meminta maaf sambil membungkukan tubuhnya.
Lemon tidak berkata dia hanya menganggukan kepalanya.
Setelah suasananya membaik Rina yang berdiri disamping berkata "Kenapa Tuan Mencari saya, apa ada yang perlu saya bantu". "Benar, saya ingin meminta bantu, tolong carikan saya Kendaraan untuk mengantarkan saya ke Desa besok pagi". Lemon berkata dengan jujur. "Baik Tuan, besok pagi Tuan dijemput".
Rina berkata setelah menelpon seseorang. Setelah semuanya selesai, Lemon baru merasa lega dan langsung pergi kembali kedalam Villa.
Disisi lain didalam rumah kayu, rumah itu masih beralaskan lantai semen, seorang wanita telah terbaring diatas ranjang berumur sekitar 50 tahunan, wajahnya sangat pucat menandakan dia sakit parah.
Wanita itu adalah Meti, ibunya Lemon, dan Ayahnya bernama Yosa Nababan. "Pak, apakah Lemon sudah menjawab teleponnya?".
Ibu Meti berkata dengan suara yang sangat kecil, seperti suara yang dipaksakan. "Sudah bu, katanya besok pagi dia datang kemari, ibu baiknya istirahat saja jangan terlalu memikirkannya" Pak Yosa berkata dengan rasa sedih terpancar diwajahnya.
Dia hanya bisa meneteskan Air mata, karna ketidakberdayaannya menolong sang Istri yang sedang sakit.
Keesokan paginya Lemon berangkat dari Kota Gowe menuju Desa Tora.
Jarak antara Kota dengan Desa menempuh waktu sekitar 2 jam perjalanan, Lemon yang memikirkan Kondisi ibunya, merasa gugup tangannya berkeringat dingin, dia tidak bisa membayangkan jika ibunya sampai kenapa-kenapa.
Didepan Sebuah Apotek, Lemon menghentikan Mobil, kemudian berjalan kedalam Apotek untuk membeli beberapa perbekalan Medis, sekaligus membeli jarum dalam hal pengobatan akupuntur.
Ditaman Kampus Denis sedang sendirian sedang membaca buku, Denis membaca Buku Novel tentang Cinta.
Tiba-tiba Marko dan Yoel berada didepannya, menatap Denis dengan seringai menghina. "Hei sampah yang tidak berguna, dimana temanmu sipecundang kurus miskin itu? Saya mau melihat dia menggertakan giginya lagi dihadapan saya hari ini!".
Marko berkata dengan tatapannya yang tajam. Denis menatap Marko "Hari ini dia tidak Masuk, kenapa kamu harus mencarinya, kalau kamu kesal, tidak masalah sama saya saja kamu kesal, tidak ada bedanya saya dan dia". Denis berkata datar.
Denis sengaja memprovokasi Marko supaya dia bisa membalaskan Marko. "Bajingan Busuk! Nyalimu boleh juga, okey saya kabulkan permintaanmu". Selesai berkata Marko menerjang kearah Denis, dengan sebuah pukulan Tinju yang sangat besar dan cepat. Dalam sekejab tinju Marko bersandar didada Denis.
Denis yang terkena pukulan Marko tidak sempat mengelak, dia terhempas mundur beberapa langkah. Tak mau terlewatkan Yoel yang berdiri disamping, seketika melompat menendang perut Denis. "Aakh" Denis hanya bisa berteriak kesakitan memegang perutnya setelah ditendang Yoel.
Denis menyeka Darah yang mengalir dari sudut bibirnya, dengan menggertakan giginya dia berkata "Dasar tidak tahu malu, beraninya main keroyokan, yang main keroyokan adalah hanya anak-anak kecil dan banci!".
tp yg gratis.. dijakarta g ada susah nyarinya?
ko kalo naek ke langit terus kalo d tempat terbuka boleh lah kalo naek ke atas langit 😂😂😂
tanpa mengotori tanGAN mc
kadang2 author ini