Dihianati, di Fitnah dan diperlakukan curang oleh orang-orang yang disayangin dan dipercaya membuat kematian Azzura tidak terima dan bersumpah bahwa dendamnya akan terus menghantui mereka yang menyakitinya.
Azzura dihukum mati karena difitnah telah berzina dengan pamannya yang seorang jendral. yang mana sanga Paman juga dihukum mati.
Saat itu Azzura mengucapkan sumpahnya dihadapan para penghianat dengan tatapan mata tajam penuh dendam.
Setelah sadar ternyata dia kembali dikehidupan saat umurnya berusia 15 tahun. Disaat sang Ayahnya akan diangkat menjadi Raja.
Dan dari sinilah balas dendamnya dimulai.
Bagaimana kisah selanjutnya? ayo ikuti cerita Azzura...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon young bee, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 19
Azzura kembali kekamarnya dan melihat beberapa barang sudah hampir bersih dipindahkan dan kekereta. Hanya beberapa baju dan perlengkapan sehari-hari dia saja yang masih ditinggalkan. Azzura langsung duduk dikursi dan termenung.
Azzura memikirkan segala hal yang telah dilewatinya beberapa hari ini semenjak kembalinya dia kemasa lalu saat ini.
“Mengapa aku tidak mengenali Pangeran Andres?” Batin Azzura, dan juga dia bingung akan perubahan sikap Selir Maya setelah bertegur sapa.
“Aah.. mengapa banyak teka-teki setelah aku kembali?” Teriak Azzura dengan kesal dan didengar oleh Lola.
“Memang anda dari mana Nona?” Tanya Lola tanpa basa-basi.
Azzura melihat wajah polos Lola jadi semakin kesal. “Lola, mengapa kau juga mengesalkan,” Ucapnya dengan sembarangan.
“Maaf Nona, jika aku ada salah tolong beri tahu aku tolong jangan hukum aku Nona,” Lola dengan cepat berlutut dilantai dan memohon ampun pada Azzura.
Azzura melihat tingkah Lola yang seperti itu langsung menarik nafas panjang. “Sudahlah berdiri dan lanjutkan pekerjaan mu.” Ucapnya dan mengambil cangkir untuk minum.
“Rasanya haus sekali,” Batinnya. Setelah minum dia melihat cangkir ditangannya langsung teringat dengan teh herbal yang dibawakan Selir Luisa untuk Ayahnya kemarin.
“Tunggu, apa semua ini ada hubungannya dengan sihir?” bisik nya.
“Paman Felix.” Ucapnya yakin. Dulu yang mengajari Azzura pengetahuan mengenai sihir adalah Pamannya itu.
“Aku harus bertemu dengannya.” Azzura berdiri dan langsung meninggalkan kamarnya.
Dia pergi menuju Ruang kerja Ayahnya dengan sedikit berlari. “Apa Ayah ada didalam?” Tanya nya pada pengawal.
“Tidak Nona, Tuan Cariann sedang pergi bersama Tuan Felix.” Jawabnya.
“Ah, baiklah.” Azzura pergi meninggalkan para pengawal itu.
“Kemana mereka saat sudah hampir malam seperti ini?” batinnya.
Azzura memilih pergi kekamar Ibunya namun dia juga tidak menemukan sang Ibu.
“Aah.. kemana lah semua orang.” Kesalnya.
Tidak lama dia langsung berfikir untuk kebagian dapur bertemu dengan fidel, karena Azzura merasa sepi semua orang sibuk. Dulu karena ibunya sakit jadi Azzura juga tidak kemana-mana hanya berdiam dikamar.
Saat dimasa ini dia sudah bisa berkeliaran tapi semua orang tetap pada kesibukannya masing-masing. Azzura pergi kedapur yang sangat sibuk,. “Mengapa sibuk sekali?” Batinnya melihat pelayan yang bolak balik.
“Tunggu, mengapa sibuk sekali didapur?” Tanya nya pada salah satu pelayan.
“Maaf Nona, Tuan Cariann memerintahkan untuk mememasak banyak makanan karena akan datang rombongan orang-orang,” Jawab pelayan itu yang terlihat kelelahan.
“Rombongan? Siapa?” Azzura penasaran.
“Aku tidak tahu Nona, kami hanya diberi perintah saja untuk masak.” Pelayan itu terlihat buru-buru dan pergi meninggalkan Azzura dengan kebingungan.
“Siapa yang akan berkujung diwaktu seperti ini?” Bisiknya. Tidak lama dia melihat sosok Selir Maya yang sudah memakai celemek dan membantu para pelayan memasak.
Azzura menghampiri Selir Maya yang sedang sibuk. “Selir?” Panggilnya dengan pelan.
“Ah, Azzura mengapa kau kesini, ini bukan tempat untuk bermain.” Selir Maya melihat Azzura kedapur sedikit marah.
“Ah, maaf. Aku hanya ingin melihat-lihat. Tapi sepertinya dapur sedang sibuk.” Jawab Azzura dengan melihat sekeliling.
“Benar, Ayah mu tadi siang dengan tiba-tiba memerintahkan memasak banyak makan untuk 100 orang lebih.” Jawab Selir Maya yang sudah sedikit kelelahan.
“Siapa yang akan datang dengan orang sebanyak itu Selir?” tanya Azzura lagi.
“Entahlah, mungkin sebentar lagi Ayah mu datang dan kita akan tahu, kau kembalilah kekamar.” Perintah Selir Maya.
“Bolehkah aku membantu?” Tanya Azzura tiba-tiba mengagetkan sekitarnya.
Selama ini Azzura termasuk anak yang manja dan tidak mau memegang semua urusan masak memasak. Apalagi untuk datang kedapur sekedar melihat. Ketika dia menawarkan diri hal itu membuat keterkejutan semua orang.
“Apa tidak boleh Selir?” Azzura sedikit sedih.
“Apa kau yakin Azzura?” Tanya Selir Maya sedikit ragu.
Azzura mengangguk yakin dan langsung mencari celemek dan mengikat Roknya yang panjang supaya tidak mengganggunya saat berjalan nanti.
“Baiklah, letakkan ini disana dan bantu memotong sayuran itu,” Perintah Selir Maya dengan tersenyum.
Azzura mengagguk dengan senyuman dan langsung pergi sesuai perintah Selir Maya tadi, ada sekitar dua samoai tiga jam mereka semua sibuk didapur dan semua masakan telah siap. Tidak lama pengawal datang kedapur dengan berlari.
“Apa makanannya sudah siap?” Tanya nya dengan nafas tersengal-sengal.
“Sudah, apa Tuan sudah tiba?” Tanya Selir Maya.
“Sudah Selir, Tuan saat Ada digerbang utama, cepat keluarkan semua makanan. Ada banyak orang diluar.” Pengawal itu memberi tahunya.
Azzura mendekati Selir Maya dan pengawal itu. “Apa ayah sudah datang?” Tanya Azzura yang sudah berkeringat.
“Sudah Nona, sekarang kita harus mengeluarkan semua makanannya.” Azzura mengangguk dan Selir Maya sudah membawa panci besar bersama pelayan yang lain keluar Mansion.
Azzura mengikuti dan membantu membawakan beberapa mangkuk. Ketika gerbang dibuka, ada banyak orang yang sudah berkumpul. Azzura memandang semua orang-orang itu yang terlihat lusuh dan seperti sangat kelaparan.
“Bagikan segera makan itu.” Perintah Tuan Cariann dari samping dan membuat Azzura terkejut.
“Ayah, siapa mereka?”
“Mereka adalah budak-budak yang diperlakukan semena-mena oleh sekelompok orang.” Jawab Tuan Cariann dengan memandang semua orang.
Azzura melihat lagi orang-orang itu dan mencoba memperhatikan wajah mereka saat makanan dibagikan. “Ayah apa mereka orang-orang dari tempat yang aku ceritakan?” Karena Azzura melihat satu wajah yang dia ketahui.
“Sebagian iya, sebagian lagi dari tempat lain. Kami telah menyelamatkan mereka dengan cepat.” Jawab Tuan Cariann.
“Kami, kau bersama siapa Ayah?” Azzura menjadi penasaran.
Ayahnya hanya tersenyum dan memandang kedepan. Terlihat pamannya Felix dan pangeran Andres. “mereka membantu Ayah?” batinnya.
“Aku akan membantu yang lain Ayah,” Ucap Azzura yang membuat Sang Ayah berbalik menatapnya.
“Kau dari mana Azzura,” Karena memperhatikan wajahnya yang berkeringat dan ada goresan hitam serta baju yang sudah digulung dan diikat.
“Aku membantu didapur tadi.” Ucapnya berlalu pergi.
Sang Ayah hanya melamun mendengar kata-kata putrinya tadi. “Membantu didapur? Bagaimana bisa?” Herannya. Yang dia tahu Putrinya ini sangat manja dan sama sekali tidak mau melakukan hal berat tapi ini didapur.
Tanpa sadar Tuan Cariann tersenyum dan terus memandangi Azzura yang sibuk membantu membagikan makanan pada orang-orang. Ditempat lain juga banyak yang memperhatikan Azzura. Antara lain Selir Luisa dan Inez.
“Apa yang dia lakukan?” Tanya Selir Inez kesal.
“Sepertinya Azzura tidak bisa kita remehkan.” Bisik Selir Luisa.