Setelah mengalami kecelakaan, Carla di nyatakan koma.
Namun gelang pemberian seorang nenek misterius membawa jiwanya berkelana dan masuk ke dalam tubuh seorang istri dari seorang pangeran yang mati di bunuh.
Dengan gelang itu juga, Carla mendapatkan bantuan untuk menolong orang-orang yang dalam kesulitan di masa itu.
Bagaimana kisah selanjutnya? Bisakah Carla kembali ke tubuh aslinya? Penasaran? Baca yuk!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Pa'tam, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 24
Jian Nan mengajak mereka untuk ke istana raja Jiang Zhi. Mereka akan meminta bantuan untuk segera melakukan penyerangan.
Sebelumnya mereka sudah sepakat, namun Jian Nan sudah tidak sabar ingin secepatnya menjadi kaisar untuk menggantikan posisi ayahnya.
"Apa kami juga harus ikut?" tanya Hui Lin.
"Tentu, sesuai dengan kesepakatan kita," jawab Jian Nan. Dengan mengendarai kereta kuda, mereka pun pergi ke istana raja Jiang Zhi.
Pangeran, bagaimana jika istana raja Jiang Zhi tidak menerima kita?" tanya Dai Lu.
"Nyonya jangan takut, aku sudah bekerjasama dengan mereka. Mereka sudah berjanji akan membantu ku untuk merebut tahta tersebut," jawab Jian Nan.
Tidak ada lagi percakapan diantara mereka. Hingga akhirnya mereka pun tiba di depan pintu gerbang istana.
Mereka pun di izinkan masuk. Untuk pertama kalinya Hui Lin dan ibunya memasuki istana ini.
"Salam Yang Mulia," ucap Jian Nan saat mereka menghadap Jiang Zhi.
"Salam Yang Mulia raja," ucap Hui Lin dan ibunya secara bersamaan.
"Hmmm, ada keperluan apa kalian datang kemari?" tanya Jiang Zhi.
"Seperti yang sudah kita sepakati bersama, tentang penyerangan itu sebaiknya kita percepat," jawab Jian Nan.
"Hahaha, kamu begitu tidak sabar ingin menjadi kaisar. Dan kamu juga perlu ingat, satu wilayah barat akan kau berikan padaku," kata kaisar.
"Tentu, tentu saya ingat. Yang penting posisi kaisar menjadi milikku," ujar Jian Nan senang.
"Baiklah, bagaimana jika minggu depan? Jendral Han Xin masih cedera dan belum sembuh sepenuhnya."
"Baik, baik Yang Mulia."
Jiang Zhi meminta Jian Nan untuk mengirim pesan kepada prajurit dan pengawal yang berpihak padanya.
Dengan demikian, mereka bisa dengan mudah memasuki kawasan istana dan menyerang dari dalam.
Jian Nan mengangguk cepat. Kemudian Jian Nan dan Hui Lin juga ibunya pun pamit. Jian Nan akan mengirim pesan kepada orang-orang yang berpihak padanya.
"Ternyata semudah itu ya?" tanya Hui Lin. Saat ini mereka sudah berada di dalam kereta kuda dan siap untuk kembali.
"Sudah ku bilang, raja Jiang Zhi bersedia membantu kapan saja," jawab Jian Nan.
Dai Lu senyum-senyum membayangkan jika sebentar lagi dendamnya pada Hui Ying akan terbalaskan.
"Ibu kenapa?" tanya Hui Lin.
"Ah tidak apa-apa," jawab Dai Lu.
Mereka akhirnya pun tiba di kediamannya. Jian Nan langsung masuk ke dalam rumah setelah turun dari kereta kuda.
Jian Nan pun menuliskan pesan kepada pengawalnya untuk bersiap-siap untuk melakukan penyerangan dari dalam. Sementara mereka akan menyerang dari luar.
Jadi rencana mereka adalah untuk mengepung dan menyerang istana. Lalu membunuh siapa saja yang melawan.
Jian Nan mengikat pesan nya di kaki burung merpati. Kemudian melepaskan nya untuk terbang mengantar pesan tersebut.
"Hahaha, sebentar lagi keinginan ku akan tercapai!" Dengan suara lantang Jian Nan mengatakan itu.
Sementara di tempat lain ...
Carla yang melihat burung merpati terbang rendah pun segera mengeluarkan panas. Karena merasa curiga, dia pun memanah burung tersebut.
Burung itu jatuh karena terkena panah di bagian sayapnya. Carla mengangkap burung merpati dan melihat ada secarik kertas di kaki burung itu.
Carla membukanya dan segera membacanya. Carla kemudian melipat kembali kertas tersebut lalu mengobati sayang burung yang terluka.
"Maaf ya burung, aku terpaksa memanah mu," ucap Carla setelah selesai memanah burung merpati tersebut.
Kemudian dia melepaskan burung itu kembali. Karena terluka, jadi burung merpati itu tidak bisa terbang.
Melihat hal itu, Carla kembali menangkapnya dan merawatnya hingga sembuh. Kemudian Carla pun berpamitan kepada Xio Li untuk menemui pangeran.
"Hati-hati Nona," pesan Xio Li. Carla tersenyum lalu mengangguk. Xio Li, walau pun hanya seorang pelayan, namun Carla menganggap nya adalah teman.
Carla pun segera pergi ke paviliun milik pangeran untuk memberitahu masalah ini. Nanti mereka akan sama-sama ke istana untuk menemui kaisar.
"Pangeran ada?" tanya Carla setelah tiba di depan paviliun pangeran.
"Pangeran sedang istirahat Nona, sepertinya dia sangat kelelahan dan kurang tidur karena menjaga Nona," jawab pengawal.
"Menjaga ku?" tanya Carla.
"Benar Nona, pangeran menjaga Nona untuk memastikan Nona baik-baik saja," jawab pengawal.
Carla tidak lagi berkata, dia langsung masuk ke dalam dan melihat pangeran sedang tertidur.
Carla berjalan perlahan mendekati pangeran. Pangeran terbangun, padahal Carla sudah perlahan jalannya.
Namun tingkat kewaspadaan pangeran cukup tinggi. Sehingga suara sekecil itu pun bisa membangunkan nya.
"Pangeran, maaf mengganggu," ucap Carla.
"Pasti ada sesuatu yang penting, kan?" tanya pangeran.
Carla menyerahkan secarik kertas kepada pangeran. Pangeran pun membukanya dan membacanya. Kemudian ia meremas kertas tersebut.
"Dari mana kamu mendapatkan ini?" tanya pangeran.
"Aku curiga dengan burung merpati yang lewat di paviliun ku. Ternyata kecurigaan ku benar," jawab Carla.
"Berarti mereka sudah lama merencanakan ini, kita juga harus segera bertindak," ujar pangeran.
Keduanya pun pergi ke istana untuk melaporkan masalah ini kepada kaisar. Sekarang bukti semakin jelas, jadi mereka juga akan menyusun rencana untuk mempertahankan negeri mereka.
"Salam Yang Mulia Kaisar," ucap kedua serentak. Saat ini mereka sudah berhadapan dengan kaisar.
"Berdirilah, ada kepentingan apa kalian datang kemari?" tanya Kaisar.
Pangeran pun menyerahkan kertas itu kepada kaisar. Kaisar langsung marah setelah membacanya.
"Bedebah! Ternyata anak itu diam-diam merencanakan sesuatu. Pantas saja dia selalu menentang apapun yang berkaitan dengan menyelamatkan rakyat!" Kaisar juga meremas kertas tersebut.
"Pengawal!" Dengan suara lantang kaisar memanggil pengawal.
Beberapa orang pengawal pun maju dan menunduk hormat. Kemudian kaisar pun memerintahkan mereka untuk menangkap para pengawal yang berkaitan dengan pangeran ketiga.
Kemudian kaisar memerintahkan kepada pengawal lainnya untuk memanggil jendral perang.
Lalu kaisar memerintahkan kepada kasim istana untuk memanggil pangeran pertama. Kasim pun segera pergi menemui pangeran pertama.
"Jadi kalian sudah tahu kalau Jian Nan berkhianat dan ingin memberontak?" tanya kaisar.
"Baru kecurigaan kami saja. Kami tidak bisa menuduh karena bukti belum kuat. Dari beberapa kejadian, setelah di interogasi, para pengawal mengaku jika mereka di perintahkan oleh pangeran ketiga," jawab Jian Chen.
Beberapa jam kemudian, tiga jendral perang pun datang menghadap. Dengan gagah perkasa selayaknya pejuang, mereka menunduk hormat secara bersamaan.
"Salam Yang Mulia, kami datang menghadap," ucap mereka serentak.
"Bangunlah, kalian pasti mengerti, bukan? Aku memanggil kalian untuk apa?"
"Iya Yang Mulia, kami hanya bisa menebak jika ada sesuatu yang akan terjadi," jawab mereka serentak.
Kaisar mengangguk. Tidak berapa lama pangeran pertama juga datang. Dia langsung menghadap ke kaisar dan menunduk hormat.
"Salam ayahanda," ucap pangeran pertama.
"Hmmm, ada sesuatu yang ingin aku bincang kan dengan kalian. Sebaiknya jangan di sini, kita pindah ke ruangan yang tertutup," ucap kaisar.
Mereka pun mengikuti kaisar menuju ruangan yang di maksud. Mereka pun di persilakan duduk di kursi kayu di ruangan itu.
ngeklik iklan sllu pembernya blng...
"iklan tidak tersedia,coba lagi nanti"
padahal sdh 4 hari begini🤔🤔
apa dia hui lin