Hidup ini bukan tentang bagaimana caranya kita bahagia,tapi tentang.
Bagaimana cara nya kita menerima luka ini.
ikhlas bukan berarti tak terluka.kehadiran nya membawa keramaian di ruang yang kosong.
Raga ini untuk suami ku,tetapi hati dan pikiran untuk dirinya.
aku...memang bersalah di sini,telah membuka hati untuk yang lain tetapi luka yang di guriskan suami ku, sungguh sangat amat menyakitkan.
Dari dia ku belajar artinya tenang dan ikhlas.
Di kekosongan ini dia memberikan banyak cinta untuk ku yang tak ku dapatkan dari sosok suami ku.
Oh, Yan...begitu ku memanggilnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dedek Iting, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
13
"kamu kenapa?,ada yang menyakiti mu"ujar Yan bersama bayangan Tami.
Di sisi lain wanita yang masih terduduk di lantai sembari menangis itu Masi dengan tangisan nya,dia tak tau harus melakukan apa,Tami selalu menguatkan diri agar'Kuat Tami kuat,ada Vania! semangat 'ujar Tami di dalam hati,Ia lalu menghapus kasar wajahnya yang masih bergelimang air mata.tami mulai bangkit dari duduknya lalu berjalan ke arah kamar mandi untuk bersiap.
sekitar dua puluh menit Tami keluar dengan baju rapih dan polesan bedak di wajahnya,walau di tutupin makeup tetap saja keliatan kalau mata Tami bengkak karna menangis.
"Vania"panggil Tami
"saya mih"ucapan Vania sembari menoleh ke arah mami ya
"mandi sayang,kita kerumah nenek "ucapan Tami
"horehhh..."Vania bersorak gembira
"kelumah nenek,kelumah nenek.aku kelumah nenek dulu ya,becok main lagi"ujar Vania ke teman-temannya.
"ayo mamih,adek mau mandi"ujarnya
"Iya ayo"Tami menjawab dengan nada lemah
Tami memandikan anaknya dan memakai baju yang canti untuk anaknya, selesai itu mereka berangkat dengan motor ke rumah mertuanya.
-------------
Sampai di rumah mertuanya,Tami tak langsung masuk,dia berdiri sembari menarik nafas dalam dan menghembuskan dengan kasar,'Harus kuat'batin Tami
Tami mengajak Vania masuk kedalam rumah mertuanya
"Asalamualaikum"ujar Tami
"Acalammulaikum,nek"ucapan vania
"Mih dak ada Olang"ucap Vania lagi
"Asalamualaikum"ujar Tami lagi.
"Walaikumsalam,ada apa datang kemari"sambutan mertuanya sangat ramah dengan wajah sangat judes.
"Mau liat bang Rizal ma"ucap ku
"hhmm"
kami lalu masuk kedalam rumah mama dan mencari keberadaan bang Rizal.
ku lihat bang Rizal tak kenapa-kenapa,tak seperti orang sakit'dia kelihatan segar bugar.
"Bang"ucap ku
Rizal menoleh kearah ku
"ngapain kamu kemari?"ucapnya
"Mau lihat Abang,kata mama kamu kamu sakit"ujar ku sembari menghampiri Rizal
"CK.tak usah melihat ku,aku mau tenang di sini.kalau aku sudah tak bosan aku nanti akan pulang sendiri,"ujarnya sangat menyakiti hati ku.
"Oh,kalau begitu saya pulang bang,janga lupa anda pulang dan beri kami tanggu jawab mu.saya pamit"ujar ku lalu meninggalkan Rizal
"kenapa,suami mu tak mau bertemu dengan mu,dengar ya Tami jadi perempuan harus bisa kerja,buka bisa hanya meng hambur-hamburkan uang suami.Anak ku capek-capek kerja bukan dapat enak,malah dapat istri yang harus kenak penyakit!"ujar mamanya habis-habisan.
"Harus ibuk tau,aku tak perna menghamburkan uang bang Rizal,apa yang ku makan pasti di makanya juga,kalau karna sakit ku,Aku pun tak mau,sudah lah buk.aku mau pulang"ujar Tami pergi meninggalkan mama mertuanya.
aku berjalan keluar rumah dan mengajak Vania untuk pulang,awalnya anak itu tak mau tetapi karna di bujuk di belika es krim dia mau.
karna ucapan Rizal dan ibuknya barusan Tami sadar dia itu cuma hanya di butuh kan saat menyalurkan asrat suaminya,setelah itu dia hanya pajangan atau Tunggul.
di perjalanan Tami terus berperang dengan fikirannya,tah apa yang akan ia lakukan,melihat perubahan suaminya yang seperti itu dan terus ada dukungan dari sang mertua Ia sudah tak lagi mau menangisin lagi,Tami putuskan akan mengimbangi kelakuan suaminya selama ini.
-----------
Apa yang akan Tami lakukan,tunggu di bab selanjutnya.
udah muncul bibit² pembinor😆