NovelToon NovelToon
TERPERANGKAP

TERPERANGKAP

Status: sedang berlangsung
Genre:Balas Dendam / One Night Stand / Selingkuh / Cinta pada Pandangan Pertama / Romansa / Barat
Popularitas:1.9k
Nilai: 5
Nama Author: wiedha saldi sutrisno

Samantha tidak mampu mengingat apa yang terjadi, dia hanya ingat malam itu dia minum segelas anggur, dan dia mulai mengantuk...kantuk yang tidak biasa. Dan saat terbangun dia berada dalam satu ranjang dengan pria yang bahkan tidak ia kenal.

Malam yang kelam itu akhirnya menjadi sebuah petaka untuk Samantha, lelaki asing yang ingin memiliki seutuhnya atas diri Samantha, dan Samantha yang tidak ingin menyerah dengan pernikahannya.

Mampukah Samantha dan Leonard menjadi pasangan abadi? Ataukah hati wanita itu bergeser menyukai pria dari kesalahan kelamnya?

PERINGATAN KONTEN(CONTENT WARNING)
Kisah ini memuat luka, cinta yang kelam, dan batas antar cinta dan kepasrahan. Tidak disarankan untuk pembaca dibawah usia 18 tahun kebawah atau yang rentan terhadap konten tersebut.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon wiedha saldi sutrisno, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 18 : Melangkah dalam Tenang

Cahaya pagi menyusup pelan lewat celah tirai, menelusup lembut ke dalam kamar yang masih berbau hasrat semalam. Nathaniel masih terlelap di sebelahnya, napasnya dalam dan tenang, seperti pria yang merasa memiliki segalanya. Di antara seprai yang berantakan, tubuh mereka masih menyentuh, tapi hati Samantha terasa berada di tempat yang jauh, sangat jauh.

Dia menatap langit-langit kamar, matanya kosong. Ada perih yang tidak bisa diungkapkan, bercampur dengan amarah yang ia tekan begitu kuat selama ini. Tangannya menggenggam selimut, mencoba menahan gemetar halus yang muncul dari kedalaman dirinya. Bukan karena dingin, tapi karena luka yang belum pernah benar-benar sembuh.

Dalam diam, ia duduk perlahan, menarik kemeja sutra miliknya yang sempat terlepas semalam. Saat ia berdiri, ia menoleh menatap wajah Nathaniel, lelaki yang menjadi mimpi buruknya, sekaligus pintu menuju kebebasannya. Ada luka dalam cara ia mencintainya… jika itu bisa disebut cinta. Tapi bagi Samantha, ini bukan lagi tentang perasaan.

Ini tentang kendali.

Tentang balas dendam yang tertanam dalam-dalam sejak malam pertama Nathaniel mengambilnya tanpa izin. Tentang rasa bersalah yang tak bisa dihapuskan meski dengan seribu maaf. Tentang Leonard yang hancur perlahan, sementara Nathaniel tersenyum puas di singgasana kejayaannya.

Samantha mengambil ponselnya. Dalam galeri tersembunyi, sudah tersimpan foto-foto bukti, rekaman suara, dan catatan-catatan kecil tentang transaksi gelap, penyalahgunaan kekuasaan, manipulasi media… semuanya.

Ia sudah memulai ini sejak berminggu-minggu lalu. Menyimpan setiap detail. Membiarkan Nathaniel merasa ia menang. Karena Samantha tahu, satu-satunya cara untuk menjatuhkan pria seperti Nathaniel adalah dengan membuatnya percaya bahwa dia telah menaklukkannya sepenuhnya.

Tapi pagi ini, ia semakin yakin, waktunya semakin dekat.

Dengan napas tertahan, Samantha membelai rambut Nathaniel sekali lagi. Sentuhan yang begitu lembut… tapi bukan karena cinta.

"Tidurlah, Nate," bisiknya lirih. "Tidurlah selama kau masih bisa… sebelum dunia tahu siapa kamu sebenarnya."

Ia tersenyum tipis, pahit. Lalu melangkah pelan ke kamar mandi, meninggalkan jejak basah di lantai kayu, sementara rencana balas dendamnya mulai bergerak ke tahap selanjutnya.

...****************...

Setelah membersihkan diri, mengenakan setelan santai yang rapi, Samantha keluar dari kamar hotel lebih awal, meninggalkan secarik catatan kecil untuk Nathaniel di atas meja: "Aku ingin berjalan sebentar, mencari udara segar." Kalimat manis yang akan membuat pria itu tersenyum tanpa curiga. Tepat seperti yang ia harapkan.

Namun langkah Samantha tidaklah tanpa tujuan. Dia sudah menyimpan alamat itu sejak beberapa hari lalu, alamat seorang mantan jurnalis investigasi, Miles Whitaker, yang dulu pernah mengungkap skandal besar seorang politikus dan kini bekerja lepas, jauh dari sorotan media besar karena tekanan pihak-pihak kuat.

Dia tiba di sebuah kafe kecil di sudut Brooklyn, kafe tua yang terkesan biasa saja, tapi menjadi tempat aman bagi diskusi-diskusi berbahaya.

Miles sudah menunggunya. Pria itu berkemeja kusut, rambut sedikit memutih, matanya tajam dan menyipit saat melihat Samantha mendekat.

"Kalau bukan karena nama yang kau sebutkan, aku tak akan pernah mau ambil risiko ini lagi," katanya pelan, mengaduk kopi yang mulai dingin.

Samantha duduk, membuka ponselnya, dan memperlihatkan beberapa dokumen: laporan keuangan, percakapan terenkripsi yang berhasil ia salin diam-diam, foto-foto kontrak palsu yang dibuat untuk menjatuhkan perusahaan Leonard. Juga, cuplikan dari percakapan rahasia Nathaniel dengan rekan bisnis gelapnya, semua terekam dari ponsel yang diam-diam ia tanam di kantor pria itu.

"Dia bukan hanya predator bagi perempuan," ucap Samantha pelan tapi tegas. "Dia juga predator bisnis, penguasa yang merusak hidup siapa pun yang dianggap hambatan."

Miles memandangi bukti itu dalam diam yang berat. Lalu mengangguk pelan.

"Aku akan mulai menggali dari sini," katanya. "Tapi kau harus sadar, Samantha. Begitu ini berjalan, tidak ada jalan kembali. Dia akan tahu siapa yang melakukannya. Dan dia… tidak akan membiarkanmu lolos."

Samantha menatap keluar jendela, melihat bayangan dirinya sendiri di pantulan kaca. Untuk pertama kalinya, dia melihat sosok wanita yang kuat. Luka tidak lagi jadi beban. Luka itu kini menjadi senjata.

"Aku tahu," jawabnya tenang. "Itulah mengapa aku harus menyelesaikan ini sampai akhir."

Ia mengulurkan tangannya. Dua sekutu dalam misi sunyi. Mereka berjabat tangan tanpa senyum, karena ini bukan kesepakatan yang ringan, ini adalah deklarasi perang.

Dan perang itu baru saja dimulai.

...****************...

Setelah pertemuan pagi itu, Miles Whitaker tidak membuang waktu. Mantan jurnalis investigatif itu menghubungi dua nama lama yang masih berutang padanya, dua orang yang pernah selamat dari jeratan kekuasaan karena tangan-tangan kotornya sendiri. Mereka tidak bersih, tapi mereka tahu cara bermain di zona abu-abu dengan sempurna.

Yang pertama, Valerie Quinn, mantan analis keuangan yang kini bekerja lepas sebagai pelacak aliran dana gelap. Dulu ia pernah hampir dihancurkan oleh konglomerat besar karena membocorkan laporan pencucian uang, tapi berhasil kabur sebelum semuanya meledak. Valerie adalah ahli membaca jejak uang, bahkan ketika dana disamarkan melalui perusahaan cangkang di luar negeri.

Yang kedua, Jude Ramirez, pakar keamanan siber dan mantan intel yang kini bekerja di balik layar untuk siapa pun yang mampu membayar, tapi masih menyimpan dendam terhadap satu nama: Nathaniel Graves. Di masa lalu, Nathaniel pernah memanfaatkan jaringan Jude untuk menjatuhkan seorang CEO saingan, lalu membuangnya seperti sampah. Kini Jude kembali, bukan untuk uang, tapi untuk harga diri.

Dalam sebuah ruangan sempit yang hanya diterangi cahaya layar laptop dan papan pin penuh catatan serta foto-foto, ketiganya mulai menyusun jaring informasi. Setiap transaksi mencurigakan, kontrak fiktif, dan nama yang terlibat dalam bisnis gelap Nathaniel mulai mereka petakan.

Valerie mengetuk layar tablet. "Lihat ini. Tiga perusahaan cangkang di Singapura, digunakan untuk memindahkan dana suap dan mencuci hasil pemerasan bisnis. Salah satu pengirimnya ada di daftar klien pribadi Graves."

Jude menimpali, "Dan server perusahaan Nathaniel tidak seaman yang dia kira. Aku sudah masuk ke dalam sistemnya. Ada folder dengan enkripsi tiga lapis, berlabel Personal. Kau tidak akan menyimpan file begini kalau isinya cuma laporan keuangan."

Miles hanya mengangguk. Ia tahu, mereka sedang menyentuh sesuatu yang besar. Tapi mereka juga berjalan di atas tanah rapuh. Sedikit saja lengah, dan mereka akan jatuh, bukan hanya secara hukum, tapi secara fisik. Mereka tahu reputasi Nathaniel. Pria itu punya koneksi ke penegak hukum, pengacara, bahkan orang-orang di balik layar yang bisa membuat seseorang "menghilang" tanpa jejak.

Tapi kali ini berbeda.

Karena di pusat dari semuanya, ada Samantha, wanita yang bermain ganda dengan keanggunan dan ketenangan luar biasa. Dia bukan hanya mata-mata dalam sarang singa, tapi juga umpan manis yang membuat predator itu menurunkan penjagaannya. Setiap ciuman, setiap pelukan, setiap malam yang Nathaniel kira sebagai miliknya… hanyalah racun yang diselimuti madu.

Dan ketika waktu yang tepat tiba, ketika bukti sudah terkumpul, ketika media sudah siap untuk membongkar semuanya…

Nathaniel Graves akan jatuh. Bukan dengan peluru. Tapi dengan kebenaran yang tak bisa dia bantah.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!