NovelToon NovelToon
Di Ujung Jalan

Di Ujung Jalan

Status: tamat
Genre:Tamat / Cintapertama / Berbaikan / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Diam-Diam Cinta
Popularitas:108.1k
Nilai: 5
Nama Author: 🌹Ossy😘

Nama gue Arin.Umur dua puluh tahun. Gue hanya gadis miskin .Keinginan gue hanya satu yaitu menaikkan derajat hidup keluarga gue agar tidak dihina dan direndahkan.Gue bekerja sebagai buruh pabrik di siang hari ,sore harinya gue kuliah. Jalan hidup gue penuh dengan liku-liku dan jalan terjal. Banyak cobaan cacian dan makian . Tapi gue tidak akan patah semangat walaupun gue terjatuh berkali-kali gue akan terus bangkit. Ini hidup gue ,dan gue akan terus bangkit dan berjalan menuju cita-cita dan cinta gue. Yuk ikuti dan lihat perjalanan hidup gue untuk memperjuangkan cita-cita dan cinta gue. Karena disitu akan penuh dengan canda tawa dan air mata juga tentang persahabatan yang abadi.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon 🌹Ossy😘, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chapter 19

Pertemuan yang menyedihkan

" Ram...kamu tau kakakmu pergi kemana dan dengan siapa. Ini sudah jam sembilan kok belum pulang." Bunda membuka pintu depan melihat keluar siapa tau Arin udah pulang

"Rama ga tau bund..tadi cuma bilang mau ke rumah temen ."

" Coba di telpon .. perasaan bunda kok ga enak ya Ram.."

"Kenapa bund.. " Nia ikut nimbrung percakapan bunda dan Rama

" Arin belum pulang..kemana dia, ada bilang ke kamu ga Nia.. perasaan bunda ga enak.. ?" bunda merasa gelisah berjalan mondar mandir.

" Bunda duduk saja..Rama tlp ya.."

Rama menelpon nomer ponsel Arin. Tak ada jawaban. Di coba lagi .tetap saja tak ada yang menjawab. Nia mendekati bunda dan duduk disampingnya. Mengelus bahu bunda untuk menenangkan.

" Kayaknya ponsel kak Arin mati deh. Coba Rama tanya bang Fian bund..kali aja dia tau.."

" Iya Ram..cobalah,"

Rama menelpon Fian. Ga diangkat juga.

" Ga diangkat bund.. bunda jangan panik ya. Tunggu sebentar lagi . Mungkin jalanan macet."

Bunda masih mondar-mandir. Rama duduk sambil memainkan ponselnya bertanya kepada teman-temannya. Nia pun begitu. Dia juga menghubungi teman-temannya. Tidak biasanya Arin seperti ini. Dia tidak pernah pulang larut tanpa memberi kabar.

🌸🌸🌸

Bara dan para dokter yang menangani Arin keluar dari ruangan Arin.

" Bagaimana keadaan gadis itu Bar..?"Bram dan Bima langsung bangun dari duduknya melihat para dokter yang menangani Arin keluar.

" Alhamdulillah sudah lewat masa kritisnya. Mendapat lima belas jahitan . Sekarang masih dalam pengaruh obat bius. Melihat lukanya seharusnya tidak lama lagi dia akan sadar.. lukanya tidak begitu dalam. Semoga segera sadar." Bara ikut duduk bersama kedua temannya.

"Syukur Alhamdulillah. semoga segera sadar. Aku lihat memang lukanya tidak begitu lebar. Semoga tidak menjadi trauma buat dia.." saut Bima." Terus bagaimana menghubungi keluarganya. Pasti mereka mencarinya."

" Motornya tadi sudah dibawa ke rumah sakit kan Bim..?" Bram khawatir kalo motor nya ga ada yang mengurusi .

" Sudah tadi ada warga yang mengikuti kita dari belakang dan kuncinya sudah aku masukin ke dalam tasnya." jawab Bima.

" Kita buka aja tasnya siapa tau ada identitasnya. Ini sudah jam delapan. Pasti keluarganya mencarinya."

" Sebenarnya gue tau siapa gadis itu. Sebenarnya hari ini gue janji bertemu dia , di taman rumah sakit. Gue juga tau rumahnya. .." Bara berkata sambil menerawang. Seharusnya dia sudah bisa menuntaskan urusannya.

" Dia pacar lo kah .. Wah akhirnya si pangeran es jatuh cinta." Bima menepuk-nepuk bahu Bara.

" Apaan si.. bukan belum baru dalam masa pendekatan..tapi malah kejadiannya seperti ini ." Bara menyandarkan kepalanya ke dinding dan memejamkan mata , ada rasa nyeri di hatinya . Dua kali pertemuannya dengan Arin keadaan Arin selalu tidak baik.

" Ya sudah lo aja ke rumahnya .Memberitahukan keadaan gadis itu..." Bram memberi usul. "Atau kalo ga buka tasnya pasti ada ponselnya.Pasti ada yang menghubunginya ." sambungnya lagi.

Akhirnya mereka membuka tas Arin. Terdengar bunyi ponsel yang bergetar.Bara mengambil ponsel itu "Ada yang menelpon.. sebaiknya diangkat ga ni .. mungkin keluarganya. "

" Angkat Bar..siapa tau itu keluarganya."

" Ga usah diangkat aja deh, bingung menjelaskan lewat telpon, mending ke rumah nya aja ngomong nya lebih enak.. bagaimana Bar.." Bima memberikan usul. Menurut pertimbangannya. kalo ke rumahnya penyampaian akan lebih jelas .

" Ayo Bim temani gue ke rumah nya. Biar Bram yang menunggu Arin. " ucap Bara memberi usul.

" Ok gue setuju...jadi namanya Arin.." ucap Bram sambil manggut-manggut dan tersenyum tipis

"Iya namanya Arin Anastasya.. umur dua puluh tahun ..." jawab Bara.

" Wahh udah tau sedetil itu ya..hahaha.." Bima tertawa untuk mencairkan suasana. Dia tau ada kesedihan di raut wajah Bara.

" Apaan si.. kan dia pasien gue , ya pasti taulah.." Bara sedikit tersipu.

Bara dan Bima berangkat ke rumah Arin . Naik mobil Bima. Biar nanti bila ada keluarga mau ikut ke rumah sakit lebih gampang.

Mereka bertiga adalah sahabat sejak duduk di bangku sekolah menengah pertama sampai berlanjut SMA . Di bangku kuliah mereka berpisah , karena mengambil jurusan yang berbeda. Bram mengambil jurusan kedokteran juga tapi beda spesialist nya. Sedangkan Bima mengambil jurusan pendidikan, dia sekarang menjadi dosen.

Sepeninggal mereka berdua,Bram masuk kamar Arin. Bram duduk di samping ranjang .Dia pandangi gadis yang masih belum sadar itu. "Gadis yang manis,semoga segera sadar dan membaik ya. Semoga tidak ada trauma di dirimu . Kamu gadis yang menarik. Baru bertemu saja,gue udah merasa tertarik, semoga lo bukan pacar Bara. cepatlah bangun , keluarga lo pasti mencari ..." Bram berkata pelan.

Bram merasa ada sesuatu yang istimewa di diri Arin. Sejak tadi pas Arin pingsan di pelukannya dia merasa jantungnya berdebar. Apakah Bram harus bersaing dengan Bara. Bram masih duduk di dekat tempat tidur Arin. masih memandang Arin. Tersenyum sendiri. Dan lama- lama dia mengantuk. Dan malah tertidur di kursi sisi ranjang.

🌸🌸🌸

Bara dan Bima sudah sampai didepan rumah Arin.

" Itu rumahnya, Ayo kita masuk. Tapi bagaimana menjelaskannya." Bara sedikit bimbang.

" Lo kan dokter pe a.. masa ngomong begitu aja ga bisa. Gua aja yang ngomong .. ayo masuk." Mereka berdua mendekati rumah Arin.

" Assalamu'alaikum..."

" Wa'alaikumsalam...maaf siapa ya. "

Rama yang membukakan pintu dilihatnya dua orang yang tidak dia kenali ada di depan pintu. Tapi dilihatnya tas Arin ada di tangan mereka.

" Itu bukannya tas kak Arin kok ada ditangan anda.?" Rama memberanikan diri bertanya.

"Maaf apa boleh kita masuk dulu, Ada yang mau kita sampaikan..." ucap Bram dengan sopan.

" Silahkan masuk bang.." Rama mempersilahkannya kedua tamunya masuk .

" Siapa Ram.. .siapa ya seperti pernah melihat." ucap bunda yang merasa mengenali Bara.

"Selamat malam bu.." Bima ikut menyapa bunda.

" Maaf Bu.. saya Bara .. dokter yang pernah ke ruangan bapak tiga tahun lalu, sewaktu bapak di rawat di rumah sakit.. dan ini teman saya Bima." jawab Bara mengingatkan bunda .

" Hmm ..Oh iya ..bunda ingat ..yang memberitahu kalo Arin pingsan kan..ya ..ya bunda ingat .."

"Alhamdulillah ibu sudah inget... O iya bagaimana kabar bapak..?"

"Alhamdulillah bapak baik-baik saja,tidak pernah kumat lagi.."

"Sekarang bapak mana bu ,kok saya tidak melihat?"

"Bapak sudah tidur, dia mudah lelah ,jadi kalo jam delapan sudah masuk kamar ,tidak pernah tidur malam lagi seperti dulu.."

" Baguslah kalo begitu bu.. semoga bapak selalu diberi kesehatan." Bara sekedar mengulur waktu, dia lagi berpikir bagaimana cara menyampaikan kabar tentang Arin. Bima menyenggol lengan Bara. Bara menoleh dan Bima memberi kode agar segera menyampaikan kabar berita itu .

" Maaf kalo boleh tau ada perlu apa ya kalian berdua berkunjung ke rumah bunda..dan itu kalau tidak salah bukannya tas Arin.." Bunda tentu saja penasaran tiba- tiba ada tamu yang tidak di undang dan membawa tas milik Arin pula. Jantung bunda mulai berdebar lebih cepat. Apa terjadi sesuatu dengan Arin pikirnya . Namun bunda menepis pikiran itu.

" Oh iya benar ini tas Arin , saya serahkan kepada Ibu.. Begini bund..maaf saya memanggil bunda saja ya biar lebih akrab.." Bara memulai inti percakapan.

" Iya dokter silahkan.." Bunda semakin berdebar. dia begitu ingin tau apa yang sebenarnya terjadi. Rama dan Nia yang ikut mendengarkan juga ikut berdebar . Sepertinya ada berita yang sangat penting.

" Cepetan si Bar.. atau aku saja yang menjelaskan." bisik Bima. Bara mengangguk dan tersenyum tipis.

"Begini Bunda.. Arin sekarang ada di rumah sakit. Sebentar bunda jangan panik dulu." Bima menghentikan ucapannya melihat bunda yang kaget dan gemetar. Nia dan Rama langsung mendekati bunda untuk berjaga-jaga siapa tau bunda akan pingsan.

" Hanya terjadi kecelakaan kecil tadi . Sekarang Arin sedang di rawat . Keadaan nya tidak parah. Kami membawa tas Arin hanya sebagai bukti kalo itu benar-benar Arin." Bima melanjutkan ucapannya. Dilihatnya bunda bernafas lega

" Syukurlah kalo tidak parah ..Rama kamu di rumah sama Ayah ya.. Nia ayo kita ke rumah sakit .." Bunda langsung bangun bergegas keluar.

" Sebentar bunda .. bunda duduk dulu..ga usah terburu-buru.. siapkan saja keperluan Arin mungkin beberapa hari ke depan Arin harus di rawat."

"Apa di rawat ..kenapa dengan Arin..ada apa dengan putriku , apa yang terjadi dengannya.." Tiba-tiba terdengar suara Ayah yang terdengar sangat panik.

" Ayah... ayah sabar dulu. Duduk dulu. Dengarkan dulu penjelasan mereka ." Rama mendekati Ayahnya.Dituntunnya ayahnya diajak duduk di kursi. Ayah menurut, dadanya terasa sedikit sesak . Tapi dia tahan .

"Iya.. Ayah sabar dulu . dengarkan penjelasan kami . Jadi begini tadi Arin ada yang menggangu di dekat mesin ATM di dekat rumah sakit .Untung ada teman saya ini, Bima dan Bram . Mereka berdua yang menolong Arin. Arin terkena tusukan pisau . Cuma luka kecil , mendapatkan jahitan lima belas . Sekarang masih belum sadar karena pengaruh obat bius. Teman saya Bram yang menunggu Arin di rumah sakit. Jadi jangan panik. Semua baik-baik " Bara menjelaskan pelan-pelan. Untung mereka mengerti dan tidak panik.

"Kalo begitu mari kalo mau melihat keadaan Arin , tapi tidak usah semuanya dulu. Arin sudah tidak apa-apa. Mungkin Ayah sama adiknya dulu." Bima menambahkan.

" Bunda, bunda mau ikut. Ayah di rumah saja ya ayah . Biar bunda sama Rama. Nia di rumah temani Ayah ya, ini sudah malam sebaiknya ayah istirahat.." Bunda menyela perkataan Bara . Bunda tidak sabar ingin melihat keadaan Arin .

" Ayah juga mau melihat dong bund.. ayah juga ingin tau keadaan Arin. ayah ga mau di rumah." Ayah ngotot pengen ikut juga.

" Ya sudah ikut semua, tapi nanti yang menunggu ga usah semua ya. satu orang saja.. kalian siap- siap sekarang.." Bima menengahi.

" Iya bentar gue ambi perlengkapan kak Arin dulu." Rama bergegas ke kamar Arin mengambil segala sesuatu yang dibutuhkan.

"Ayo sudah siap semua. Kita bawa kendaraan, muat buat kita berenam . Mari semua.." sambung Bima.

Mereka berenam berangkat ke rumah sakit .Ayah dan bunda kelihatan gelisah .Mereka berdua takut terjadi apa-apa dengan Arin.

🌸🌸🌸

Di sebuah kamar di rumah tetangga jauh Arin. Seorang pemuda tidak dapat tidur nyenyak. Dia sangat gelisah. Berjalan mondar mandir, tiduran, bangun lagi, berjalan lagi tiduran lagi. Hatinya gelisah,penuh penyesalan. Ada rasa takut dan khawatir.

" Akhhhhh.. harus bagaimana gue. Arin, gue ga pernah bermaksud melukai lo. Maul,kenapa harus pakai pisau segala sih.. Akhhh ..gue harus bagaimana. Gue hanya ingin mengerjai lo doang. Kenapa malah begini kejadiannya. Bagaimana keadaan lo. Gue tau Lo takut darah. Dan kemarin darah lo banyak banget. Harusnya gue yang ada di dekat lo . Arin... maafkan gue...maaf Arin... bukan begini yang gue mau.."

Omed sangat gelisah malam itu. Ada air mata menetes di pipi nya. Dia sangat menyesal kenapa kejadiannya menjadi seperti ini. Seandainya dia tidak punya rencana yang konyol seperti di film, yang pura-pura menyuruh orang mengganggu dan dia jadi penolongnya . Seandainya dan beribu seandainya ada dipikiran Omed. Omed adalah sahabat Arin, dia menyukai Arin tapi Arin hanya menganggapnya sebagai sahabat. Mereka memang berteman sejak kecil.Berkali-kali Omed menyatakan perasaannya pada Arin ,tapi Arin selalu menolak dengan alasan hanya menganggap sahabat. Tadi dia ingin mencoba sekali lagi untuk merebut hati Arin , saat melihat Arin melintas di depannya. Rencana yang datang spontan di otaknya telah merusak semuanya. Omed tidak tau kalau Maul membawa pisau. Dia tidak menginginkan Arin terluka seperti saat ini. Tapi sekarang semua sudah terjadi. Penyesalan selalu datang belakangan.

" Besok gue ke kantor polisi aja, menyerahkan diri dan mengakui semuanya. Ini memang salah gue. Gue harus terima hukumannya. Mungkin dengan begitu bisa menebus kesalahan gue sama Arin.." Omed bangun dari duduknya, dia ke kamar mandi mengambil air wudhu dan sholat. selama ini memang dia jarang menjalankan ibadah. Mungkin ini jalannya mendekatkan diri kepada Yang Maha Kuasa. Omed sholat sangat khusuk. Mohon ampun atas semua kesalahannya. Air mata menetes di pipinya . Pada dasarnya dia anak baik . Hanya karena cinta jadi berbuat hal yang melanggar aturan. Hatinya mulai tenang.

" Besok ke rumah sakit dulu melihat keadaan Arin ,baru ke kantor polisi." Pikirnya. Tiba-tiba. Tok..tok .tok..

" Assalamu'alaikum.." Ada tamu yang berkunjung ke rumahnya. Ada perasaan takut di hatinya . Jangan-jangan yang datang polisi. Dia buka jendela rumahnya, ternyata benar, ada dua orang polisi berdiri didepan pintu rumah nya. Tapi dia sudah pasrah karena memang itu salahnya. Dia tarik nafas dalam-dalam . Dalam hatinya dia berdoa agar diberi kekuatan.Mengucap basmalah dan akhirnya Omed membukakan pintu juga.Dia sendiri yang belum tidur ,kedua orang tuanya sudah tidur karena hari sudah larut , sudah pukul sebelas malam.

"Maaf ada yang bisa saya bantu.." Omed takut sebenarnya .Tapi mau bagaimana lagi.

"Dengan saudara Omed.." salah satu pak polisi bertanya.

" Ya saya sendiri.." Omed menjawab dengan suara yang bergetar.

" Anda kami tangkep atas tuduhan dalang perampokan dan ini surat penangkapannya." sang polisi mengeluarkan sebuah kertas. Omed gemetar . Walaupun sudah pasrah tapi ada juga perasaan takut . Omed memandang kedua polisi tersebut, mengacungkan kedua tangannya siap untuk diborgol..

Tiba-tiba.....

"Tidak.....Tidak mungkin....."

1
endang purwanti
Arin n Fian kembar kah
𝐀⃝🥀Ossy: bukan..
total 1 replies
Eko Nur Yanto
Udah Beberapa Bab kok Ceritanya itu2 aja ya membosankan Cari topik lain Biar pembaca ngak Bosen
𝐀⃝🥀Ossy: terima kasih atas sarannya,🙏🏾
total 1 replies
𝙮𝙤 ʳᵃᵐᵃ꫞
awal yg menarik
ˢ⍣⃟ₛ αηтιє
di ujung jalan ini....
aku menanti mu....
◄⏤͟͞✥≛⃝⃕💞༄⍟Mᷤbᷡah_Atta࿐
Saran Thor.. Penulisan "mamaMaria" dikasih spasi ya, tetap semangat Thor 💪💪
𝐀⃝🥀Ossy: mungkin kemarin karena buru2
total 1 replies
◄⏤͟͞✥≛⃝⃕💞༄⍟Mᷤbᷡah_Atta࿐
Awal bab ceritanya sudah bagus : dari perkenalan karakter pemeran tokoh utama dan yang lainnya, percakapan dan paragraf. 👍👍
𝐀⃝🥀Ossy: terima kasih sudah mampir
total 1 replies
KANG SALMAN
akhirnya......
kenapa seperti ini....
🤔🤔🤔🤔
KANG SALMAN: ehm ehm
𝐀⃝🥀Ossy: hmmm🤔🤔🤔
total 10 replies
🗣🇮🇩Joe Handoyo🦅
Horeee... tamat, motor butut nya dikemanain tuh 🤣
𝐀⃝🥀Ossy: mana ya. coba aku timbang dulu
🗣🇮🇩Joe Handoyo🦅: 😁😁
anteng mana sama klo lagi melek 😇
total 9 replies
IG : Chocollacious
astagaa sad ending, pagi pagi baca mengandung bawang amat😭😭 tapi gapapa makasih kak sdh bikin cerita yg selalu campur aduk perasaanku🤭
𝐀⃝🥀Ossy: sama2 maaf ya.. 🙏🙏🙏
total 1 replies
@🎻ⒻͬⒺͧⒷᷤⒷͧⓎͪ🥑⃟🎻
Duh Airin kamu kenapa. . ...
semua masalah ada penyelesaiannya
jangan berbuat konyol ..dan merugikan diri sendiri
@🎻ⒻͬⒺͧⒷᷤⒷͧⓎͪ🥑⃟🎻
Oh Dokter Bara iya kan kemauan Airin dg berjalan waktu dan kebersamaan pasti cinta Airin ke kamu tumbuh subur
karna kau siram dengan kasih sayang mu 😘😘😘😘😘
@🎻ⒻͬⒺͧⒷᷤⒷͧⓎͪ🥑⃟🎻
kenapa gak dapa hidayah itu mama
ngak ngaca apa yg menimpa diri nya 😡😡😡 masih untung selamat dari maut kecelakaan kok gak Sada mulut masih lemes aja
dasar Mak Mak komplek 😡😡😡😡
ᬊ❣️💕༄ ꋬꊰ꒐ꆰꋬ ꋬ꒒ ꋬꌦ꒤ꃳ꒐💞❣️ᬊ
nah kan bener komentar saya di bab sebelumnya,,,

pada akhirnya penderitaan Arin berakhir seiring dengan hembusan nafas nya juga ikut berakhir....

tega banget kamu thor,,,,

gak kasih kesempatan Arin buat ngerasain kebahagiaan.... 😭😭
𝐀⃝🥀Ossy: maaf ya🥺🥺🥺
total 1 replies
@🎻ⒻͬⒺͧⒷᷤⒷͧⓎͪ🥑⃟🎻
Ahkir takdir Airin memilukan
𝐀⃝🥀Ossy: itulah takdir kita tidak tau apa yang akan terjadi
total 1 replies
@🎻ⒻͬⒺͧⒷᷤⒷͧⓎͪ🥑⃟🎻
😭😭😭😭😭 maaf kan Aku Author baca nya loncat penasaran dg Airin
kenapa harus meninggalkan
kisah Airin sangat nyenyak didada. rasa rasa nya. jarang ke bahagian menghampiri nya
takdir Airin memilukan.
terus kapan pertemuan di ujung jalan nya 🤗🙏🥰 apa bertemu dokter bara di jembatan siritolmustakim 😭😭😭😭
𝐀⃝🥀Ossy: jgn bikin sedih deh.. aku nulis aja sambil nangis 🤭🤭🤣🤣
total 1 replies
ICʝιвяιℓ ємєяѕση_ADINDA💐
trimakasih Ossy atas novel di ujung jalan ini, di tunggu karya selanjutnya yg lebih seru lagi semangat terus onel 🍅🥰🥰😘
ICʝιвяιℓ ємєяѕση_ADINDA💐: Sama-sama Ossy, sukses terus ya, jan lama2 novel terbarunya
𝐀⃝🥀Ossy: terima kasih Dinda atas semua dukungan nya😘😘😘
total 2 replies
ICʝιвяιℓ ємєяѕση_ADINDA💐
bener2 tamat ini Ossy, dan Arin pergi untuk menghadap pada sang pemilik hidupnya. ya Allah Ossy endingnya sedih banget dan gk nyangka Arin yg akan meninggal
𝐀⃝🥀Ossy: masih ada extra chapter nya ditunggu ya
total 1 replies
🍁𝐘𝐖❣️💋🅂🅄🄼🄰🅁🄽🄸👻ᴸᴷ
Pada akhirnya, Hanya Kehendak Tuhan yang jadi 👍👍👍
🍁𝐘𝐖❣️💋🅂🅄🄼🄰🅁🄽🄸👻ᴸᴷ: Ok, De ❤🤗😘 ... 🥳🥳🥳
𝐀⃝🥀Ossy: sip deh 🤭🤭😘😘
total 6 replies
ICʝιвяιℓ ємєяѕση_ADINDA💐
kenapa arin banyak mengalami musibah
𝐀⃝🥀Ossy: itulah kehidupan kita tidak tahu apa yg terjadi di depan kita
total 1 replies
ICʝιвяιℓ ємєяѕση_ADINDA💐
jangan bilang jika Arin nantinya lumpuh,, oh tidak ossy jangan sekejam itu pada arin
𝐀⃝🥀Ossy: yups Betul 🥺🥺
ICʝιвяιℓ ємєяѕση_ADINDA💐: hohoho, ossy lagi pada mode gk baik hati
total 3 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!