Ketidaksengajaan nya bertemu seorang pria di sebuah pesta danca membuat nya terpaksa mengakui pria itu sebagai pacarnya, padahal dia tidak mengenal sama sekali pria tersebut.
Hingga dia dibuat terkejut ketika mengetahui bahwa pria yang dia sewa sebagai pacar semalamnya adalah Presdir diperusahaan tempatnya bekerja........
Aluna Agung Santoso, usia 25 tahun. Cantik. Periang. Somplak. Lucu dan ceroboh dia harus terikat hubungan dengan Presdir nya sendiri.
Alvaro Radiana Putra Zein, Pria matang berusia 30 tahun. Dia Presdir diperusahaan milik keluarga nya sendiri. Dia pria dingin tak tersentuh. Tak pernah tersenyum. Terkesan cuek dan sombong. Pertemuannya dengan seorang gadis mengubah segalanya, dia menjadi pria yang bucin tingkat dewa.
Bagaimana kah kisah mereka?
Yuk simak.
Ini sekedar hiburan jadi mohon bijak dalam menanggapi bacaan.......
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon FitrianiYuriKwon, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Pacarku Presdir-18
Happy Reading 🌹🌹🌹 🌹🌹🌹🌹🌹
Aluna merasa kikuk menatap wajah dingin dan kecewa Rayyan.
"Kakak".
"Kakak nungguin kamu dari tadi Kakak khawatir liat kamu gak pulang-pulang makanya Kakak nunggu disini". Ucap Rayyan "Ya udah kamu langsung masuk ya. Langsung istirahat. Good night". Tangan Rayyan terulur mengelus kepala gadis itu.
"Iya Kak".
Aluna masuk. Dia menoleh kearah Rayyan yang terlihat kecewa sambil melambaikan tangan padanya.
"Baru pulang sayang?". Tanya Santoso meletakkan koran yang dia baca.
"Iya Yah". Aluna duduk disamping Ayahnya.
"Gimana kencannya?". Goda Santoso.
"Lancar Yah". Aluna memaksakan senyum diwajah nya. Padahal dalam hati dia sudah panik dan khawatir harus bicara apa masalah lamaran orangtua Alvaro.
"Ya udah Aluna tidur gihhhh... Jangan lupa gosok gigi dan cuci muka. Serta doanya". Santoso mengecup kening putrinya.
"Iya Yah. Aluna masuk kamar dulu".
"Iya sayang".
Aluna masuk kedalam kamarnya dengan langkah berat. Sekarang dia tidak tahu harus bagaimana? Aluna tak menyangka jika keluar Alvaro menerima dirinya. Aluna pikir otrangtua Alvaro akan menolaknya karena tahu dia dari keluarga tidak mampu dan miskin.
"Gimana caranya gueee nolak pertunangan dengan Pak Al?". Gumam Aluna membaringkan badan munggilnya. Baru saja sang Ayah berpesan agar dia ganti baju, tapi gadis itu sudah lupa.
"Kak Ray". Desah Aluna pelan "Kak Ray, kok kayak kecewa banget ya. Jangan-jangan bener kata Yuyur dan Mimir kalau Kak Ray selama ini suka sama gueee?". Aluna terduduk dari kasurnya "Tapi....". Gadis itu kembali lemes "Kalau Kaka Ray emang suka sama gueee, harusnya dari awal dia ngomong. Ini malah diem-diem bae". Celetuk Aluna mendesah panjang.
Aluna mengambil laptopnya. Seperti biasa dia akan melanjutkan tulisannya. Aluna memiliki bakat menulis novel dan musik. Gadis itu sudah banyak menerbitkan buku baik secara online mau pun cetak. Bahkan buku-buku Aluna diaptasi menjadi we series dibeberapa perusahaan film.
Aluna tidak mengganti bajunya. Dalam sekejap dia lupa pesan sang Ayah. Sungguh gadis tak berakhlak sama sekali
Aluna juga tidak biasa tidur awal. Setiap malam dia selalu begadang. Saat orang lain terlelap dalam mimpi. Aluna larut untuk mewujudkan mimpinya. Justru menurut Aluna ditengah malam seperti inilah dia bisa menemukan banyak ide untuk ditulis.
"Bulan depan terbit". Dia tersenyum simpul "Gueee emang hebat ya. Udah cantik. Pintar. Lucu.Manis". Dia cekikikan sendiri sambil memuji dirinya dengan bangga, padahal tidak ada juga yang melihatnya.
"Hoammmmmmm...Ngantuk bangettt".
Aluna meletakkan laptopnya dan tidur begitu saja tanpa mematikan laptop dan lampunya. Sudah menjadi kebiasaanya setiap malam seperti itu.
.
.
.
.
Alvaro masuk kedalam kamarnya. Dia melepaskan jas dan dasi yang terasa memekik lehernya. Pria itu memiliki tingkat kebersihan yang sangat tinggi, jadi dia tidak bisa tidak mandi.
Alvaro masuk kedalam kamar mandi dan membersihkan diri serta mengganti bajunya. Jika tidak mandi dia tidak akan bisa tidur semalaman. Badannya bisa gatal-gatal dan timbul bintik kealergian.
Alvaro mengambil piyamanya di walk in closet. Tak lupa dia juga memakai parfum mahal miliknya. Dia tidak bisa mencium bau yang tidak enak, itu akan membuatnya batuk-batuk dan bersin berkali-kali.
"Aluna".
Alvaro terkekeh mengingat wajah lucu gadis itu. Saat pertama kali mereka bertemu di minimarket gadis itu sudah menarik perhatian nya. Sampai Aluna mengakuinya sebagai pacar didepan para teman-teman nya. Dan satu kenyataan lagi ternyata Aluna adalah gadis yang selalu dibangga-banggakan oleh Ayahnya.
"Dia benar-benar menggemaskan". Alvaro menggeleng gemes mengingat tingkah laku Aluna.
Aluna berjanji untuk mentraktir nya makan. Tapi sampai direstourant gadis itu malah menawar agar mencari restourant yang murah saja. Dengan bangganya Aluna mengeluarkan semua kartu kredit nya yang hanya berjumlah jutaan saja. Alhasil Alvaro yang harus membayar makanan mereka. Yang ingin mentraktir siapa? Yang membayar juga siapa? Alvaro menggeleng gemes sendiri.
"Aku tidak akan melepaskan gadis unik itu. Lihat saja nanti, akan ku buat dia bertekuk lutut dikakiku. Dan setelah itu dia akan jadi milikku". Alvaro tersenyum tak sabar "Aku harus desak Daddy dan Mommy untuk melamarnya. Dan dia tidak boleh menolak". Ucap Alvaro lagi.
Mungkin Alvaro sedikit egois. Tapi salah Aluna sendiri yang dulu memporak-porandakan hatinya. Aluna sendiri yang datang dikehidupan nya. Jadi jangan salahkan Alvaro jika dia menjerat gadis itu agar menjadi miliknya.
Setelah lama bergumam dengan perasaan nya. Alvaro memejamkan matanya dan terlelap kealam mimpi
.
.
.
.
Rayyan menarik nafas dalam. Setelah memastikan Aluna masuk kedalam ruamahnya. Dia segera meninggalkan rumah Aluna dan masuk kedalam ruamahnya.
"Ray".
"Iya Pa?". Rayyan memaksakan senyum.
"Kamu baik-baik aja?". Tanya Antoni melihat wajah kusut putranya.
Rayyan menggeleng "Aluna Pa". Rayyan menghela nafas panjang. Dia memang terbuka masalah hati jika bersama Papa nya
"Aluna kenapa?". Tanya Antoni menatap putranya.
"Dia udah punya pacar". Jawab Rayyan sendu.
Kening Antoni berkerut heran "Lho, bukannya kamu dan Aluna deket?". Tanya Antoni lagi.
Rayyan menggeleng "Ini semua karena Marissa Pa. Dia terus ngejar Ray dan ngancam Aluna". Jelas Rayyan
Antoni menghela nafas panjang "Kenapa gak dijelasin sama Aluna? Papa sangat berharap kalau kamu dan Aluna bisa bersama. Papa menyukai sifat Aluna". Sambung Antoni.
"Ray juga cinta sama Aluna Pak. Tapi Aluna udah jadi milik orang lain". Jawab Rayyan sendu.
Antoni menepuk pundak putranya "Gak udah khawatir. Kalau dia emang jodoh kamu. Ntar juga pasti bakal bersatu". Ucap Antoni memberi semangat pada putranya
"Iya Pa. Makasih. Ray masuk kamar mau istirahat. Selamat malam Pak".
"Malam juga Nak".
Antoni menatap punggung Rayyan yang menghilang dibalik pintu kamarnya. Pria paruh baya itu menghela nafas panjang. Dari dulu Antoni tahu jika Rayyan sangat mencintai Aluna. Terlihat sekali dari cara Rayhan memperlakukan Aluna.
Bersambung......