NovelToon NovelToon
Menikah Dengan KAKAK TIRI MANTAN

Menikah Dengan KAKAK TIRI MANTAN

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintamanis / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Percintaan Konglomerat / Cinta Seiring Waktu / Menikah dengan Kerabat Mantan
Popularitas:26.2k
Nilai: 5
Nama Author: Mama Mia

Winda Hapsari, seorang wanita cantik dan sukses, menjalin hubungan kasih dengan Johan Aditama selama dua tahun.

Sore itu, niatnya untuk memberikan kejutan pada Johan berubah menjadi hancur lebur saat ia memergoki Johan dan Revi berselingkuh di rumah kontrakan teman Johan.

Kejadian tersebut membuka mata Winda akan kepalsuan hubungannya dengan Johan dan Revi yang ternyata selama ini memanfaatkan kebaikannya.

Hancur dan patah hati, Winda bersumpah untuk bangkit dan tidak akan membiarkan pengkhianatan itu menghancurkannya.

Ternyata, takdir berpihak padanya. Ia bertemu dengan seorang laki-laki yang menawarkan pernikahan. Seorang pria yang selama ini tak pernah ia kenal, yang ternyata adalah kakak tiri Johan menawarkan bantuan untuknya membalas dendam.

Pernikahan ini bukan hanya membawa cinta dan kebahagiaan baru dalam hidupnya, tetapi juga menjadi medan pertarungan Winda.

Mampukah Winda meninggalkan luka masa lalunya dan menemukan cinta sejati?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mama Mia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

10

Pusing dengan masalah yang begitu pelik, tuan Gunawan beranjak dari kursi kebesarannya dan berniat menemui putranya. Tetapi alangkah geramnya ketika ia sampai di sana. Berkas-berkas berserakan di atas meja, seolah mencerminkan kekacauan dalam hidup sang pemilik. Bau parfum wanita masih tercium samar, sisa kenangan dari malam sebelumnya.

Gunawan.melangkah masuk dengan langkah berat, wajahnya memerah menahan amarah yang membuncah, seperti badai yang siap menerjang, membawa kehancuran bagi siapa pun yang menghalangi jalannya.

Rafika, sekretaris Johan yang cantik dan muda, berdiri gemetar di depan mejanya, tubuhnya menegang. Ia merasa kedatangan Tuan Gunawan dalam keadaan seperti ini bukanlah pertanda baik. Rafika menunduk hormat, berharap bisa lolos dari badai amarah yang akan segera meledak.

“Di mana Johan?!” Suara Gunawan menggelegar, menggetarkan ruangan. Suaranya, yang biasanya berwibawa dan tenang, kini berubah menjadi senjata yang siap melukai.

Rafika menjawab terbata-bata, “Maaf, Tuan Besar. Tuan Muda Johan belum datang.”

“Belum datang?!” Gunawan menggebrak meja, membuat Rafika tersentak. Berkas-berkas di atas meja berhamburan. “Perusahaan ini sedang dalam kondisi kritis, hampir kolaps! Dan Dia malah bermain-main!”

Gunawan menggeram, tangannya mengepal kuat. Ia berjalan mondar-mandir, langkahnya penuh amarah. Perusahaan sedang berada di ambang kehancuran. Saham merosot tajam, investor mulai menarik diri, dan tekanan dari para kreditur semakin menjadi-jadi. Dan di tengah badai krisis ini, anaknya sama sekali tak bisa diandalkan.

Gunawan menelisik wanita yang berdiri gemetar di hadapannya. Ia tahu, Johan sering main perempuan. Bahkan ia wanita yg berdiri menunduk itu juga adalah satu barang mainan johan.

“Kamu, Sini!” Gunawan menyambar tangan Rafika dan menyeretnya menuju ruang pribadi Johan. Kemarahannya harus ada penawar.

“Tuan, jangan.” Rafika mencoba menahan kakinya yang terseret. Tangannya mencoba melepaskan diri, namun apalah daya tenaga seorang wanita muda dibandingkan dengan seorang pria yang sudah kelaparan.

“Jangan membantah! Tidak usah munafik. Kau juga selalu bekerja ganda untuk putraku.” Tuan gunawan terus menyeret tangan Rafika. Tak peduli meskipun wanita itu sudah bercucuran air mata.

“Tenang saja, aku pasti akan membayarmu lebih banyak dari apa yang pernah diberikan oleh Johan.”

Rafika hanya bisa pasrah. Tak mampu memberikan perlawanan.

Satu jam kemudian…

“Ambil ini!” Tuan Gunawan melemparkan segenggam lembaran berwarna merah tepat di wajah Rafika. “Lain kali aku akan memanggilmu ke ruanganku!”

Rafika menangis memeluk lututnya. Tak peduli pada Tuan Gunawan yang melenggang keluar setelah kenyang. Jika bukan karena ancaman bahwa ia tak kan mendapatkan pekerjaan di tempat manapun, pasti ia sudah keluar dari perusahaan ini dan melaporkan Johan ke pihak berwajib. Tapi ia tak bisa berbuat apapun. Ia hanya bisa berdoa, suatu saat akan ada orang yang bisa membalas semua perbuatan mereka.

Sementara itu, Tuan Gunawan sedikit tersentak saat ia keluar dari ruang pribadi dan mendapati Johan sudah duduk dengan santai di kursi kebesarannya yang bergoyang ke kiri dan ke kanan.

“Papa sudah selesai?” tanya Johan santai.

“Hemm.” jawab Gunawan santai. “Dari mana saja Kamu?! Apa tidak tahu, perusahaan dalam kondisi sekarat?” Gunawan mengeluarkan amarahnya.

“Karena aku tahu perusahaan hampir tenggelam, makanya aku sedang berusaha mencari penopang hidup,” Johan memulai, suaranya datar, tanpa sedikitpun raut penyesalan.

“Huhh,,, penopang hidup katamu? Bukannya kamu malah menghamburkan uang untuk membelanjakan para jalang?!” Gunawan membentak, suaranya menggema di ruangan itu, membuat Johan sedikit tersentak. Ia mengusap wajahnya dengan telapak tangan, kelelahan tampak jelas.

“Tentu saja penopang hidup. Dia seorang putri pengusaha kaya. Kalau aku berhasil menikah dengannya, harusnya aku tak lagi bersusah payah bekerja,” Johan membela diri, suaranya sedikit meninggi.

“Apa kau serius?” Wajah Gunawan tiba-tiba bersinar. Entah kemana kemarahannya menguap. Ia duduk di kursi di seberang Johan, matanya berbinar-binar penuh harapan.

“Tentu saja Aku serius. Dan aku hampir berhasil. Tapi sayang, mantan anak tiri papa itu menghancurkan segalanya.” Wajah Johan merah padam, urat-urat di lehernya menegang. Ia mengepalkan tangannya, menahan amarah yang membuncah. Bayangan Winda yang melenggang bersama dengan Ardan, tiba-tiba muncul di benaknya.

Uhukk… uhukk…

“Mantan anak tiri? Maksudmu anaknya Urmila?” Gunawan terperangah tak percaya, bahkan hingga tersedak ludah ya sendiri, terkejut mendengar nama itu.

“Tentu saja dia. Siapa lagi? Atau,,,, apa papa memiliki anak tiri lain selain dia?” Johan merasa kesal, nada suaranya meninggi.

“Bukan seperti itu maksud Papa. Tapi, bukankah seharusnya dia sudah mati kelaparan bersama ibunya yang bodoh itu? Bagaimana bisa dia mengacaukan rencanamu?” Gunawan bertanya gusar.

“Kenyataannya dia muncul, dan mengatakan kalau sebentar lagi mereka akan menikah,” Johan menjawab, suaranya terdengar putus asa. Ia kembali duduk, tubuhnya lemas.

“Lalu apa masalahnya. Tinggal rebut lagi saja. Berikan wanita itu iming-iming barang mewah. Tidak mungkin kan, dia akan memilih pria miskin seperti Ardan?” Gunawan menyarankan, matanya berkilat penuh strategi.

“Masalahnya aku baru saja ketahuan selingkuh,” Johan hampir berteriak, keputusasaannya mencapai puncaknya. Apanya yang akan digunakan untuk memberi iming-iming, sedangkan selama ini dia malah selalu memanfaatkan Winda.

“Dasar bodoh! Apa kau tidak bisa menahan burungmu agar tidak lepas kendali. Setidaknya pikirkan cara agar tidak sampai ketahuan,” Gunawan mengumpat, suaranya bercampur antara amarah dan kekecewaan. Ia mengusap wajahnya, lelah menghadapi kebodohan anaknya.

“Mana aku tahu kalau dia akan ke sana. Itu tempat kontrakan temanku. Tempat yang seharusnya paling aman untuk nina ninu,” Johan bergumam, suaranya hampir tak terdengar. Ia menunduk, bukan karena malu–toh papanya juga se aliran dengannya. Tapi lebih ke rasa kecewa karena gagal mendapatkan Winda.

***

Malam hari di rumah Tuan Raditya Kusuma.

Tuan Radit sengaja memanggil Ardan untuk datang ke ruang kerjanya. Tadi siang setelah makan bersama, pria tua itu sudah menerima laporan dari anak buahnya yang mengenai pria yang baru saja melamar putrinya. Dan ternyata benar dugaannya. Ardan bagaskara, adalah pemilik perusahaan besar yang namanya sedang melejit saat ini.

Di dalam ruang kerja, Ardan duduk berhadapan dengan Tuan Radit, nampak santai, tanpa beban. Tanpa sedikitpun rasa takut meski sejak awal Tuan Radit selalu menatapnya tajam. Bahkan, seutas senyum tipis tampak bermain di bibirnya, menunjukkan kepercayaan diri yang luar biasa. Keberanian yang semakin membuat Tuan Radit penasaran.

“Kau benar-benar serius ingin menikahi putriku?” suara Tuan Radit berat, mengusap pelan janggut putihnya.

“Saya tidak datang untuk main-main, Tuan,” jawab Ardan, suaranya tenang dan mantap, matanya menatap langsung ke mata Tuan Radit, tanpa gentar sedikit pun.

“Winda adalah putriku satu-satunya. Dan sekarang kau akan mengambilnya dariku. Apa yang bisa kau berikan padaku sebagai gantinya?!” Tuan Radit mencoba menyelami pribadi pemuda yang duduk tenang di hadapannya.

“Apa yang Anda minta?” Ardan tetap tenang, suaranya lembut namun tegas, dan tanpa meninggalkan sopan santun. Ia menunggu dengan sabar, mengamati setiap gerak-gerik dan perubahan raut Tuan Radit.

Tuan Radit terdiam, hanya sorot matanya yang tajam menatap Ardan, seakan ingin menembus kedalaman jiwa pemuda itu. Keheningan menyelimuti ruangan, hanya terdengar suara jam dinding antik yang berdetak perlahan.

“Ahh…,” Ardan menjentikkan jari, sebuah ide muncul di benaknya. Senyumnya mengembang.

“Biar saya bantu berpikir….”

1
〈⎳ 𝕄𝕠𝕞𝕤 𝕋ℤ
jangan jangan jangan jangan ini si winda
〈⎳ 𝕄𝕠𝕞𝕤 𝕋ℤ: /Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm/
〈⎳Mama Mia✍️⃞⃟𝑹𝑨: apa ini jangan jangan jangan jangan?🤔🤔🤔
total 2 replies
Ari Peny
apa winda hamil y
Alona Luna: bisa jadi ya
total 1 replies
Cindy
lanjut kak
Patrick Khan
sombong kok bangga ya si johan
〈⎳ FT. Zira
Mi...
nama fans nya udah bisa di ganti tuhh..kali aja mau di ganti ArWa🤭 Ardan dan winda
〈⎳Mama Mia✍️⃞⃟𝑹𝑨: enggg🤔🤔🤔🤔🤔
total 1 replies
Nar Sih
kesombongan mu pasti menghancurkan mu johan
〈⎳ FT. Zira: kalo gak hancur, kita aja yg hancurkan/Hammer/
total 1 replies
〈⎳ FT. Zira
No way!🤧🤧🤧
mana mau winda mungut sampah yg sudah dibuang/Right Bah!/
〈⎳ FT. Zira
lagi meludahi diri sendiiri ya gini🤧
〈⎳ FT. Zira
apapun atau ataupun?
🤔
〈⎳ FT. Zira: cek dulu Mami/Facepalm//Facepalm/
〈⎳Mama Mia✍️⃞⃟𝑹𝑨: otww otww
total 6 replies
〈⎳ FT. Zira
Tuan dan Nyonya Bagaskara mi.. kan Winda dah jadi nyonya bagaskara..
kalo tuan bagaskara dan nyonya.. berasa terpisah
〈⎳ FT. Zira: /Kiss//Kiss/
〈⎳Mama Mia✍️⃞⃟𝑹𝑨: udah perbaiki, makasih /Kiss//Kiss/
total 6 replies
〈⎳ FT. Zira
ibarat dipuji dulu setinggi lagit, terus hempaskan ke bawah/Proud//Proud//Proud/
Piet Mayong
kasih paham sebentar tuan Ardan biar si Jo ini tau ...
Piet Mayong
frantal amat pak bicaranya, kok g basa basi dulu...
Desmeri epy Epy
lanjut thor
Rabiatul Addawiyah
sabar Win.. tunggu bom yg suamimu lempar utk mantan busukmu
〈⎳ 𝕄𝕠𝕞𝕤 𝕋ℤ
meybe
〈⎳ 𝕄𝕠𝕞𝕤 𝕋ℤ
sampai??
Rabiatul Addawiyah
woww keren Ardan
Rabiatul Addawiyah
🤣😅bisa aja Winda bikin suaminya klepek2
Nar Sih
bnr kta kmu ardan ,smph lebih baik berbaur brsama smph
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!