MISI KEPENULISAN NOVELTOON
Enam tahun hidup sebagai istri yang disia-siakan, cukup sudah. Saatnya bercerai!
Zetta menghabiskan waktu yang tak sebentar untuk mengabdikan dirinya pada Keenan Pieters, lelaki yang menikahinya, tapi tak sekalipun menganggapnya sebagai seorang istri.
Tak peduli Zetta sampai menjadi seperti seorang pelayan di keluarga Keenan, semua itu tak juga membuat hati Keenan luluh terhadap Zetta. Sampai pada akhirnya, Zetta pun memutuskan untuk menyudahi perjuangan cinta sepihaknya tersebut.
Namun, saat keduanya resmi bercerai, Keenan malah merasakan jika ada sesuatu yang hilang dari dalam hidupnya. Lelaki itu tanpa sadar tak bisa lepas dari setiap kenangan yang Zetta tinggalkan, di saat sang mantan istri justru bertekad membuang semua rasa yang tersisa untuknya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Tiwie Sizo, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 19
Kata-kata yang diucapkan oleh Theo mengejutkan semua orang, termasuk Keenan. Lelaki itu memang mengetahui jika Zetta memberikan darahnya saat Helia sedang sekarat di ruang gawat darurat, sesaat setelah Helia mengalami kecelakaan. Hal itu juga yang akhirnya membuat Keenan terpaksa menikahi Zetta.
Tapi Keenan tidak menyangka jika setelah itu, Zetta masih terus memberikan darahnya untuk Helia selama enam tahun ini. Zetta tak pernah mengatakannya pada Keenan. Keluarga Helia juga tak pernah menceritakan tentang hal itu.
Sekali lagi Keenan mendekati Zetta dan menatap ke arah mantan istrinya itu dengan perasaan yang tak menentu.
"Kamu ... sungguh terus mendonorkan darahmu pada Helia selama enam tahun ini?" tanya Keenan dengan nada rendah.
Zetta menatap mantan suaminya itu tajam.
"Iya," sahut Zetta.
Keenan tampak menghela nafasnya dalam. Jelas terlihat jika apa apa yang didengarnya tadi adalah sebuah informasi yang tak terduga sekaligus mengejutkan.
"Kenapa kamu tidak pernah mengatakannya padaku?" tanya Keenan lagi.
Senyuman miring yang terlihat setengah mengejek terulas di bibir Zetta.
"Kalau aku mengatakannya padamu, apa kamu akan mempercayainya? Bukankah kamu tidak pernah percaya pada setiap hal yang aku katakan?" Zetta balik bertanya dengan sarkas.
Keenan mengatup mulutnya dengan ekspresi yang tak terlukiskan. Memang benar jika selama ini dia selalu tak menggubris setiap hal yang Zetta katakan padanya. Bukan hanya tak percaya, Keenan juga menganggap jika apapun yang Zetta ucapkan bukanlah hal yang penting sehingga tidak perlu terlalu dia dengarkan.
Zetta sendiri tampak sedikit memalingkan wajahnya sembari menghela nafas panjang. Jika diingatingat sekarang, bodoh sekali dia memberikan darahnya pada Helia hanya karena perempuan itu orang yang berarti untuk Keenan.
Di masa lalu, Zetta memang sanggup melakukan apapun demi untuk mendapatkan perhatian dari lelaki itu, termasuk dengan diam-diam merawat Helia dan terus memberikan darahnya setiap kali Helia membutuhkan. Saat itu, dengan polosnya Zetta berpikir jika Keenan akan merasa tersentuh dengan apa yang dia lakukan, lalu perlahan membuka hati untuknya.
Tapi rupanya apa yang Zetta lakukan selama ini tak ubahnya seperti sedang menggarami lautan, benar-benar tak ada gunanya. Jangankan merasa tersentuh, Keenan bahkan tak pernah peduli dengan setiap hal yang Zetta lakukan dan tak pernah mencari tahu. Intinya, bagi Keenan, Zetta tidaklah berarti sama sekali.
Keenan masih menatap Zetta dengan perasaan yang rumit. Entah kenapa, sekarang dia baru menyadari jika Zetta telah banyak berkorban selama menjadi istrinya. Bukan hanya memberikan darah untuk Helia seperti yang baru saja Keenan dengar tadi, tapi juga hal-hal lain yang Zetta lakukan untuk keluarganya. Lelaki itu akhirnya bisa mengingat bagaimana Zetta mengabdikan hidupnya tanpa pamrih selama menjadi istrinya. tak pernah menuntut ataupun mengungkit, juga tak pernah mengeluh atas pelakuan tak baik yang selalu dia terima.
Iya, benar, sewaktu menjadi istri Keenan, Zetta adalah perempuan yang polos, lugu dan juga tulus. Tapi sosok itu tak Keenan lihat lagi pada diri Zetta yang sedang berdiri di hadapannya sekarang. Dia telah kehilangan sosok bak malaikat itu.
Melihat ekspresi Keenan yang berbeda saat menatap Zetta, Helia pun tak tinggal diam. Dia mengambil salah satu perhiasan dipamerkan di aula pesta dan membawanya mendekati Zetta.
"Zetta, aku sungguh minta maaf karena telah salah paham padamu. Aku tidak tahu kalau kamu adalah penyelamatku, dan malah menuduhmu sebagai orang yang bertanggung jawab atas kecelakaan yang menimpaku. Aku benar-benar merasa bodoh karena tak menyadari semua itu. Maafkan aku, Zetta. Aku menyesal kenapa tidak mengetahui hal ini sejak awal," ujar Helia dengan nada memelas. Airmatanya tampak mengalir bercucuran, seolah dia merasakan penyesalan yang teramat dalam atas apa yang terjadi.
Hampir saja Zetta tertawa melihat raut wajah sok sedih Helia. Dia sungguh salut dengan akting perempuan ini yang terlampau paripurna. Jika saja Helia seorang aktris, sudah pasti gadis itu akan menjadi langganan pemenang piala Oscar karena kemampuan aktingnya tersebut.
"Sekali lagi aku minta maaf, Zetta. Saat berada di rumah sakit, aku koma dalam waktu yang cukup lama, jadi tidak tahu siapa saja orang yang mengurusku, Kepalaku juga mengalami benturan yang keras, sehingga ingatanku menjadi kacau, untung saja aku tidak sampai amnesia. Makanya, aku sampai salah mengingat siapa orang yang menabrakku." Helia menambahkan sambil menekankan jika semua ini bukan salahnya.
Zetta tak menanggapi kata-kata Helia. Sejujurnya, dia sangat malas berurusan dengan orang yang penuh sandiwara seperti perempuan di hadapannya ini. Setiap kali melihat Helia memasang raut wajah sok memelas seperti sekarang ini. perut Zetta tiba-tiba saja merasa mual dan ingin muntah.
"Dan sebagai tanda permintaan maaf dariku, tolong terima perhiasan ini, Zetta." Kali ini Helia menyodorkan perhiasan yang dibawanya tadi.
Para tamu undangan tercengang saat melihat perhiasan yang hendak diberikan Helia pada Zetta. Mereka tahu jika perhiasan tersebut memiliki harga yang sangat mahal. Namun. diluar dugaan, Zetta malah mendorong kembali uluran tangan Helia.
"Simpan saja. Aku tidak menginginkan hadiah apapun darimu," ujar Zetta.
Jordan tak tinggal diam. Dia tak ingin harga diri putrinya jatuh di hadapan banyak orang sehingga ikut meminta Zetta untuk menerima perhiasan dari Helia, tapi Zetta tetap menolaknya.
"Terima saja, Zetta. Itu permohonan maaf Helia sekaligus ungkapan terima kasihnya." Kali ini Keenan yang bersuara Lelaki itu juga ikut meminta Zetta menerima perhiasan yang hendak Helia berikan padanya.
Zetta menatap Keenan dengan ironis. Dia pikir lelaki itu akan sedikit membuka matanya setelah semua kebenaran ini terungkap, ternyata tidak juga. Zetta akhirnya menyadari satu hal, tak peduli seperti apa sosok Helia, bagi Keenan perempuan itu tetaplah istimewa. Keenan tidak akan pernah memihak pada Zetta, meskipun Helia yang berbuat jahat.
Sementara itu, Theo tampak tak terima saat melihat begitu banyak orang yang menekan Zetta. Tapi saat lelaki itu hendak maju membantu Zetta, sahabatnya itu malah mengisyaratkan dirinya untuk tak ikut campur.
Sebenarnya, Zetta sudah mau pergi setelah membuktikan video yang viral saat ini adalah video palsu. Tapi tindakan Keenan yang tetap membela Helia meskipun perempuan itu bersalah, membuat Zetta geram dan kecewa. Tiba-tiba muncul ide di kepala Zetta untuk balik membuat kesal orang-orang tak tahu malu di hadapannya ini.
"Baiklah, jika kalian begitu memaksa untuk memberiku hadiah, maka aku akan menerimanya," ujar Zetta akhirnya. "Tapi aku tidak menginginkan perhiasan yang saat ini ada d tangan Nona Helia. Jika memang Nona Helia ingin meminta maaf sekaligus berterima kasih padaku, maka berikan saja padaku kalung yang dipesan Keenan untuk hadiah pertunangan kalian." Zetta meminta tanpa ragu.
Semua yang mendengar itu jelas sangat terkejut dibuatnya. Orang-orang mulai saling berbisik lagi. Sebagian malah secara terang-terangan mengatakan jika Zetta tak tahu malu.
"Bagaimana bisa kamu meminta perhiasan yang dipesan oleh tunanganku?" Helia tak terima. "Aku memang ingin meminta maaf dan juga berterima kasih padamu, tapi apa yang kamu minta benar berlebihan!"
Raut wajah Zetta berubah dingin. Dia menoleh ke arah Keenan dan mendekati lelaki itu.
"Kalian sendiri yang menawarkan hadiah padaku, lalu kenapa sekarang malah tidak mau memberikannya dan mengatakan kalau aku berlebihan?" tanya Zetta dengan geram.