Menjadi Istri Ke 2

Siang ini, Lova sengaja menghindar dari Kenzo setelah pulang kuliah. Ia ditemani oleh Belvi yang sedari tadi terus memberi ceramah mengenai pernikahan Lova yang masih disembunyikan dari tante Gina.

"Mending lo jujur aja nggak sih Lop sama tante Meza?"

"Ssstttt." Lova buru-buru menarik Belvi untuk bersembunyi.

Dari kejauhan, Lova melihat Kenzo yang sedang mengbrol dengan beberapa teman kampusnya. Lova sangat yakin jika Kenzo sedang mencari dirinya.

"Apa?" tanya Belvi tanpa suara.

"Kenzo kayaknya nyariin gue deh Bel," beritahu Lova mengarahkan kepala Belvi ke arah dimana kini Kenzo berada.

"Ah iya, bener Lop, gimana? Mau ditemui dulu nggak?" tanya Belvi mendapat gelengan kepal dari Lova.

"Gue sengaja ngehindar, lo tau sendiri sekarang jadwal gue jenguk nyokap."

Belvi mengangguk setuju. Tetapi tiba-tiba ia teringat dengan cerita Lova tadi pagi.

"Serius lo mau jenguk tante Meza sekarang? Terus lo mau biarin om ganteng bulan madu dengan Serina begitu aja? Bisa jadi nanti malam mereka-"

Lova langsung membekap mulut Belvi, ia menatap Belvi menimang apa yang dikatakan oleh sahabatnya itu. Pilihan nya sangat sulit sekali bagi Lova. Tanpa disadari Lova menggigit bibirnya bingung apa yang harus dilakukan.

"Udah sana temui Kenzo, biar gue sama tante Gina yang ke sana."

Lova menatap Belvi cukup lama. Sebelum akhirnya menganggukan kepalanya.

"Makasih ya Bel, temui tante Gina ya? Nanti gue kasih kabar biar lo nggak usah nyari alasan," ujar Lova diangguki Belvi.

"Oh iya Bel, salam buat mama ya.. Gue janji setelah masalah ini selesai, gue mau langsung ke sana."

"Udah buruan, keburu Kenzonya pergi nanti."

"Nggak akan, tuh liat HP." Lova memperlihatkan ponsel miliknya yang kini tertera nama kekasihnya itu sedang menghubungi dirinya.

Belvi menggeleng dengan helaan napas cukup dalam. "Dasar bucin. Ngga tau aja kalau ceweknya ini udan berkhianat."

Lova mendelik menatap Belvi yang malah tertawa, setelahnya Lova segera pamit dan menghampiri Kenzo yang masih menunggunya di parkiran, sesekali terlihat Kenzo yang sedang bertanya dengan beberapa mahasiswi yang cukup mengenal Lova.

"Hei."

"Ya ampun bebe, dari tadi dihubungi juga." Kenzo mengecup pipi Lova sekilas.

"Sorry, di toilet tadi."

Terlihat anggukan kepala dari Kenzo. Laki-laki itu segera merengkuh pinggang Lova menuju ke mobilnya.

"Pulang bareng ya?" tanya Lova diangguki Kenzo.

"Iya dong, tapi ke kantor om bentar ya? Ada sesuatu soalnya."

Lova hanya mengangguk saja, dalam hatinya sedikit kesal karena ia tidak punya cara untuk mencegah bulan madu Jeriko dan Serina, atau bahkan mungkin keduanya sudah berangkat, mengingat sekarang saja siang menjelang sore.

Lova merasa panas, memikirkan Jeriko yang sedang bermulan madu bersama dengan Serina membuatnya merasakan panas, padahal ia sudah mengorbankan waktunya untuk tidak mengunjungi mamanya hari ini.

"Kenapa bebe?" Kenzo menoleh ke arah Lova yang sedang mengipaskan buku miliknya ke arah wajah.

"Nggak papa kok."

"Kurang dingin ya?" Kenzo segera menambah penyejuk mobilnya.

Lova tidak lagi menjawab, pikiran nya kini tertuju kepada Jeriko yang mungkin saja sekarang sedang bermesraan dengan Serina.

'Sial, gimana dong ini?' batin Lova terus memikirkan cara.

"Sampai, mau ikut ke dalam kan?" tawar Kenzo menyadarkan lamunan Lova.

Gadis itu mengangguk. Menunggu Kenzo di dalal mobil malah akan semakin membuatnya panas memikirkan kemungkinan yang sedang terjadj diantara Jeriko dan Serina.

"Siang den Kenzo," sapa salah satu pegawai yang sudah cukup mengenal Kenzo.

"Siang, om belum berangkat kan?" tanya Kenzo diangguki oleh pegawai tersebut.

"Langsung saja temui beliau di ruangan nya."

Lova terperangah, ia sedang mencerna obrolan Kenzo dan pegawai tadi.

"Mau temui om Egar ya?" tanya Lova penasaran.

Kenzo menggeleng. Lalu terkekeh. "Om Jeri dong, gue keponakan om Jeri bukan om Egar." Kenzo menarik gemas hidung mancung Lova.

Lagi-lagi jawaban Kenzo baru saja semakin membuat Lova bingung, setahu Lova Jeriko dan Serina sedang bulan madu yang direncanakan oleh eyang Sema hari ini.

"Ayo bebe." Kenzo mengajak Lova untuk ikut masuk ke ruangan Jeriko.

Sampai di sama tidak ada orang sama sekali. Lova semakin yakin jika Jeriko sudah berangkat bersama dengan Serina.

"Duduk dulu bebe, gue telpon om bentar."

Lova mengangguk patuh, ia duduk di sofa panjang ruangan Jeriko, sementara Kenzo sedang mencoba menghubungi Jeriko lewat ponselnya.

"Ah sial," geram Kenzo saat sambungan telepon nya sudah tidak terhubung.

"Kenapa? Ada masalah?" tanya Lova ikut panik.

Jelas saja Lova panik, perkiraan nya sudah pasti tidak salah, Jeriko sudah pergi bulan madu bersama dengan Serina.

"Om baru aja pergi," jelas Kenzo membuat tenggorokan Lova tercekat rasanya.

Terlambat, kalau sudah begini Lova tidak bisa melakukan apa-apa lagi untuk mencegah.

"Ya udah, kita pulang aja sekarang," ujar Lova memaksakan senyum.

Niat Lova tentu saja sampai ke rumahnya, setelah Kenzo pergi, Lova akan langsung bergegas menyusul tante Gina dan juga Belvi yang sudah lebih dulu pergi.

"Nggak bisa bebe, gue harus antar berkas penting banget ke om Jeri," ujar Kenzo dengan wajah yang juga panik.

Lova menatap Kenzo dengan diam. "Maksud lo apa Ken?"

"Nggak papa kan kalau kita susul om? Bulan madu om deket kok, ke bandung."

Duer...

Perasaan Lova seketika berubah setelah Kenzo mengatakan akan menyusul omnya, tentu saja sangat tidak apa-apa untuk Lova. Bahkan jika bisa diugkapkan Lova ingin sekali berterimakasih pada Kenzo.

"Oh, ya udah nggak appa Ken, gue mau kok temenin lo ke sana."

Kini wajah Kenzo yang berubah, ia menatap lamat Lova.

"Serius bebe? Nggak papa? Tapi tante Gina? Karna pasti kita nginep di sana bebe."

"No problem bebe, gue nanti kasih tau tante," setelah mengatakan itu Kenzo langsung memeluk Lova. Menghujani kecupan pada wajah gadis itu.

"Kita berangkat sekarang sebelum sore."

Lova mengangguk setuju. Keduanya segera keluar dari ruangan Jeriko. Namun belum sempat keluar seseorang tiba-tiba menghampirinya.

"Kenzo," panggil Egar membuat mereka menoleh.

"Om Egar," sapa Kenzo.

"Riko tadi sudah berangkat, nunggu kamu cukup lama sebenarnya," jelas Egar diangguki oleh Kenzo mengerti.

"Om Jeri udah kasih tau aku kok."

Terliha anggukan kepala dari Egar, sebelum kembali bersuara Egar melirik ke arah Lova. "Terus gimana? Kamu mau temui dia langsung atau biar saya saja yang ke sana."

"Nggak perlu om, aku yang akan ke sana, sama Lova." Kenzo menggenggam tangan Lova untuk ia kecup.

"Ehem, oh begitu ya? Kalau gitu biar saya pesankan tiket untuk kalian."

"Nggak perlu om, kita mau pakai mobil aja, Lova mau temenin aku dalam suka dan duka."

Mendengar itu seketika membuat Egar tersedak air ludahnya sendiri, sementara Lova meneguk ludahnya dengan susah, ia memegang lehernya yang terasa tercekat akibat ucapan Kenzo.

"Oh oke, selamat bersenang-senang kalian."

Setelah mengatakan itu Kenzo dan Lova pamit segera, namun sebelum kepergian nya. Egar sempat menatap Lova yang kini sudah digandeng dengan mesra oleh Kenzo.

"Selamat Riko, kamu benar-benar akan berbulan madu dengan kedua istrimu."