Alzahro adalah pria miskin dan hanya bekerja serabutan. Awalnya pernikahan itu terjadi karena kecelakaan kecil, ya itu Saat Genisa hendak menikah, tunangan Genisa kabur di hari pernikahannya. kebetulan Alzahro sedang lewat ia pun di tarik oleh Genisa sebagai pengganti pengantin pria.
Selama hidupnya di rumah keluarga Genisa, ia tidak pernah di anggap sebagai keluarga, melainkan seorang pembantu di rumah itu, tapi meskipun Genisa tidak mencintainya, Genisa juga tidak membencinya. Hanya Genisa yang baik padanya di rumah itu.
Berkali-kali Ibu Genisa minta Alzahro bercerai dengan Genisa, tapi Alzahro selalu menolaknya, hingga akhirnya Ibu mertuanya itu pun melakukan sesuatu padanya, memukulnya dengan kayu hingga ia sekarat.
Di saat ia sekarat, ia mendapatkan sebuah berkah, yaitu sistem yang mengubah hidupnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon less22, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 3 Hadiah misi
Sesampainya di rumah, Genisa dan Alzahro turun dari mobil, mereka pun bersama-sama masuk ke dalam rumah.
Dari balik jendela, Gelisa melihat Genisa dan Alzahro masuk ke dalam rumah, Gelisa langsung berlari ke dalam kamar Gina.
"Ma, Ma, itu Genisa dan Alzahro pulang," ucap Gelisa merasa panik.
"Kok pria sampah itu di bawa pulang lagi sih? Apa dia cacat? Sekarat atau bagaimana?" tanya Gina penasaran yang tadinya ia sibuk bermain ponsel, langsung Melihat ke arah Gelisa
"Dia baik-baik saja malahan Ma. Jadi bagaimana ini Ma, bagaimana kalau dia mengatakan yang sebenarnya pada Genisa," ucap Gelisa Khawatir.
"Kenapa kamu cemas? Dia tidak punya bukti menuduh kita kalau kita yang sudah memukulnya hingga sekarat kan? Anggap saja kita pura-pura tidak tahu," ucap Gina.
Gina dan Gelisa pun masuk keluar untuk menyambut Genisa dan Alzahro.
"Wah, Alzahro, kamu sudah sembuh ya? syukurlah kalau begitu, aku sangat senang melihatnya," ucap Gina tersenyum yang di paksakan.
Alzahro menatap ke arah mertuanya dengan tajam, tapi seketika berubah menjadi senyuman manis. "Tunggu saja kau mertua jahat, aku akan balas mengerjai mu nanti," ucap Alzahro dalam hati.
"Terima kasih Buk, jika bukan karena Anda, mana mungkin aku bisa sedekat ini dengan istri ku. Aku benar-benar harus berterima kasih kepada mu," jawab Alzahro tersenyum membuat Gina menjadi kesal.
"Jadi Maksud mu, karena aku sudah memukul mu membuat Genisa perhatian menjaga mu di rumah sakit? Pria sampah ini benar-benar membuat ku kesal saja," ucap Gina dalam hati.
"He he he he, mungkin kali ini kamu selamat, jika lain kali mungkin kamu akan pindah alam," ucap Gina tersenyum yang tidak enak.
"Terima kasih buk, karena sudah mengingatkan saya, lain kali saya akan hati-hati agar tidak terjadi lagi hal seperti ini," jawab Alzahro tersenyum.
Meskipun Alzahro dan Gina sama-sama tersenyum, tapi keduanya punya dendam di dalam hati.
Alzahro dan Genisa masuk ke dalam kamar. "Langsung istirahat ya," ucap Genisa kepada Suaminya.
"Ah, aku sudah sembuh kok, kamu yang harus istirahat, kamu sudah 3 hari nggak tidur dan nggak istirahat karena menjaga ku di ruang sakit. Kamu yang tidur, nanti aku masakan makanan kesukaan mu," ucap Alzahro tersenyum.
"Hoaam..." Genisa terlihat sangat mengantuk. "Baiklah kalau begitu, aku akan istirahat, tapi kamu juga jangan di paksakan bekerja dulu," ucap Genisa memang sangat mengantuk.
Alzahro membawa Genisa ke dalam kamar dan merebahkan tubuh Genisa di kasur, seketika Genisa terlelap. Sudah tiga hari itu tidak istirahat dengan baik karena menunggu Alzahro siuman.
Dengan kasih sayang, Alzahro menarik selimut dan menyelimuti Genisa dengan lembut.
"Selamat istirahat istri ku tercinta," bisiknya pelan.
Alzahro pun keluar dari kamar, ia akan memasak makanan kesukaan istrinya itu.
Ting!
[Misi Baru]
[Menyelamatkan diri dari jebakan mertua]
[Status misi, sedang berlangsung]
Alzahro melihat ke kiri dan kanan, ia ingin melihat jebakan apa yang di gunakan mertuanya itu untuk mencelakai dirinya lagi.
Dengan langkah gontai, Alzahro mendekati dapur. Baru saja gagang pintu disentuhnya, suara nyaring Gina, mertuanya, menggema di ruang itu.
"Alzahro!" pekiknya, penuh amarah.
Alzahro tersentak, tubuhnya berbalik. Ia berdiri tegar di hadapan Gina, mertuanya yang berwajah bengis. Wajah Gina, memerah menahan amarah.
"Masih berani pulang, ya? Harusnya kamu mati saja waktu aku pukul kemarin!" Kata-kata itu seperti pisau yang menusuk hati Alzahro.
Namun, ia berusaha tenang. "Aku diantar istriku, Bu," jawabnya datar tanpa merasa terbebani.
"Kamu itu masih saja tidak sadar diri, kamu itu hanya pemulung, nggak pantas menikah hidup dengan Genisa! Gara-gara kamu, Genisa dipecat! Harusnya kamu malu menumpang hidup dengan istri!"
"Apa pun yang terjadi, aku tidak ingin berpisah dengan Genisa. Ancaman apa pun yang Anda hujamkan kepadaku, aku tidak akan mundur. Dia istriku, aku tidak akan berpisah dengannya sampai dia sendiri yang meminta berpisah denganku," ucap Alzahro mengangkat wajahnya, tatapannya bertemu dengan tatapan tajam Gina, ia tidak akan pernah menyerah dan mundur.
"Oh, kamu masih tetap bertahan? Baiklah kalau begitu, rasakan ini!" Gina mengayunkan tangannya, berniat mendorong Alzahro ke belakang.
Ia mengira Alzahro akan jatuh terjerembab karena lantai yang telah ia siram dengan minyak goreng.
Namun, Alzahro, dengan refleks yang cepat dan tepat, menghindar. Gerakannya lincah, seperti kucing yang menghindari serangan tikus. Ia melihat lantai yang licin, dan dengan sigap menghindari jebakan mertuanya.
Brukkkk!
Suara tubuh yang jatuh membentur lantai memecah kesunyian. Bukan Alzahro, melainkan Gina yang tersungkur dengan keras. Wajahnya menghantam lantai yang dingin, dan darah segar mengalir deras dari hidungnya.
"Aaaaaaaaaaaaa!" jeritan Gina menggema di ruangan itu, suara penuh kepanikan dan kesakitan. Ia meringkuk di lantai, memegangi hidungnya yang berdarah. "Aaaaaaaaaaaaa! Hidungku!" Teriakannya pecah, campuran rasa sakit. Rencana jahatnya telah berbalik melawan dirinya sendiri.
Ting!
[Misi selesai]
[Selamat, Anda mendapatkan uang 5.000.0000]
[Selamat Anda mendapatkan 30 poin]
[Selamat, Anda mendapatkan sebuah ponsel model terbaru]
[Saldo 7.600.000]
[Penampilan:3%]
[Pesona:3%]
[Kekuatan:3%]
[Kecepatan:3%]
[Kelincahan:3%]
[Pertahanan:3%]
[Kecerdasan:3%]
[Keberanian:3%]
[Poin: 50]
"Wow, aku dapat uang dan ponsel, aku kaya, aku kayaaaaaaa!" teriak Alzahro kegirangan, ia lupa jika mertuanya yang terjatuh di lantai itu, yang penting sekarang, ia mendapatkan kekayaan.