Beberapa tahun yang lalu keluarga cabang Xiao dibantai, dalam peristiwa berdarah tersebut hanya Xiao Tian yang berhasil selamat. Dalam keputusasaan, ia berlari ke sembarang arah hingga terperosok ke salah satu jurang di kaki pegunungan Wuyi. Beruntung salah seorang Tetua Sekte menyelamatkannya, memberikannya sebuah harta tak terhingga yang bernama mutiara dewa iblis demi menyambung nyawanya. Sejak saat itu, takdir kehidupannya pun berubah. Meski ia dianggap tidak berguna, namun hanya gurunya lah yang mengetahui rahasia terbesarnya dalam menempuh dunia kultivasi yang kejam.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Musang Bulan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Pukulan Sembilan Naga
Setelah merasakan peningkatan staminanya, Xiao Tian kembali melanjutkan perjalanannya. Ia mengabaikan tubuh ular sanca raksasa itu setelah hanya mengambil empedunya.
Dalam beberapa langkah ke depan, pedang biru di tangannya masih ia genggam erat. Xiao Tian benar-benar tidak ingin ceroboh dari serangan binatang buas yang bisa datang kapan saja.
Di saat berikutnya, Xiao Tian juga mendapati beberapa tanaman herbal yang ia kumpulkan. Beberapa bahan yang tidak terdapat di puncak Gunung Wuyi kini dapat ia temukan dengan mudah, hutan perbatasan yang mirip lembah ini memang dikatakan juga sebagai hutan lembah serigala.
Di tempat ini sebenarnya tidak hanya tempat perburuan bagi murid Sekte Awan Biru, tetapi juga surga para pemburu liar yang memiliki izin khusus, mereka umumnya berasal dari asosiasi pemburu yang berada di pusat Kota.
"Kijang tanduk dua" Gumam Xiao Tian saat melihat seekor hewan jinak.
Meski dikatakan jinak, namun kijang tanduk dua memiliki kekuatan setara dengan kultivator Inti Jiwa.
Tidak mau menyia-nyiakan kesempatan, Xiao Tian segera memburu hewan tersebut untuk ia jadikan santapan. Daging kijang juga akan mengundang hewan iblis pemangsa, sehingga Xiao Tian berpikiran ingin menjebak hewan buas tersebut.
Hanya dalam satu gerakan dan tebasan, kijang tanduk rusa itu ambruk ke tanah. Kali ini Xiao Tian dengan antusias menyayat daging dan mengulitinya dengan bersih.
Setelah dirasa cukup, ia segera membuat perapian. Mengandalkan unsur Api Yang di dalam tubuhnya, sebuah perapian pun dengan cepat tercipta membakar ranting pohon.
"Baunya benar-benar harum" Ucap Xiao Tian sambil mencium aroma yang menyebar di udara.
Bau harum yang menyengat itu benar-benar menarik hewan iblis lainnya, telinga Xiao Tian bergerak merasakan derap langkah hewan iblis yang menghampirinya.
"Babi liar berekor besi" Gumam Xiao Tian sesaat melihat kedatangan hewan tersebut lebih jelas.
Babi liar berekor besi merupakan hewan yang setara dengan pendekar Raja, bahkan banyak orang mengatakan jika sebenarnya hewan iblis itu setara dengan kekuatan seorang kultivator ranah pendekar kaisar.
Xiao Tian mengalirkan energi Qi ke kakinya, kemudian melompat seperti kupu-kupu menerapkan jurus meringankan tubuh yang baru ia sempurnakan di perpustakaan puncak ketiga.
Memang perjalanan Xiao Tian kali ini ke hutan lembah serigala memang untuk melatih kelincahan tubuhnya, serta kekuatan jurus telapak tangannya.
Dalam sekali hentakan, tubuh Xiao Tian sudah berada di depan babi liar berekor besi. Ia menyimpan pedangnya dan berdiri tampak tenang memandang ke arah hewan iblis yang baru tiba tersebut.
Membawa aura ganas di telapak tangannya, Xiao Tian mengedarkan energi Qi nya dengan rasa panas yang mengepul. Dalam benaknya sebuah teknik Pukulan Sembilan Naga sedang ia persiapkan untuk menghadapi kebrutalan binatang iblis tersebut.
Menyadari bahaya, babi liar berekor besi itu pun mengeram marah. Dari ekornya yang keras seperti besi, cahaya berwarna kuning sedikit berkilat. Itu adalah pusat kekuatannya, mirip dantian yang dimiliki oleh manusia.
Binatang iblis itu langsung bergerak, menerjang tubuh Xiao Tian dengan hentakan langkah yang menggetarkan tanah.
"Naga membelah gunung"
Xiao Tian mengeluarkan jurus pertama dari Pukulan Sembilan Naga, kali ini ia ingin menguji kekuatan dari setiap jurus tersebut.
Sebuah pukulan keras seperti bayangan naga yang kokoh, kekuatan yang besar menghantam kepala babi liar berekor besi tersebut.
"Baaamm"
"Kraaakk"
Diikuti suara patahan kerangka tulang kepala yang retak, benturan energi membuat fluktuasi udara bergetar untuk beberapa saat.
Merasakan serangannya mengenai hewan itu dengan telak, Xiao Tian segera melompat ke arah bagian belakang hewan tersebut. Memanfaatkan momentumnya, Xiao Tian tanpa ragu langsung mengerahkan pukulan keras ke arah ekor babi liar tersebut.
"Baaamm"
Mendapatkan dua tekanan hampir bersamaan, tubuh babi liar berekor besi itu pun jatuh ke tanah, selain mengalami keretakan tulang kepala hewan itu juga menderita kehancuran pusat kekuatannya.
Tidak melepaskan mangsanya begitu saja, Xiao Tian kembali mengeluarkan pedangnya dan melakukan tebasan tunggal tepat di leher hewan iblis tersebut.
"Zreett"
Darah segar memancar ke udara, menciptakan bunga darah yang membasahi dedaunan kering di tanah.
Sesaat berikutnya, Xiao Tian merasakan beberapa babi liar berekor besi datang berkelompok. Menyaksikan kawan mereka tewas, kelompok babi liar berekor besi itu pun menyerang Xiao Tian secara bersamaan.
Kawanan babi liar tersebut langsung bergerak serempak, membuat tanah bergetar dan tekanan yang luar biasa.
Xiao Tian menghela napas ringan sambil melirik pembakaran daging kijang yang sebelumnya ia siapkan.
"Sepertinya masih cukup waktu" Gumam Xiao Tian menghindari bau gosong dari proses pemanggangan.
Selanjutnya bayangan dirinya berkelebat, melompat ke kiri dan ke kanan seperti kupu-kupu indah.
Babi liar berekor besi itu pun tampak semakin marah, bahkan merasa dipermainkan oleh Xiao Tian yang bergerak begitu lincah.
"Kalian cukup kuat, tetapi tinjuku bukanlah hal yang bisa kalian hadapi dengan mudah"
Berikutnya, Xiao Tian mengepalkan tangannya menyalurkan energi Qi dengan terarah membentuk sudut serangan.
"Naga Menerobos Sungai"
Xiao Tian kembali menggunakan jurus kedua dari Pukulan Sembilan Naga, dengan cepat Qi yang berbentuk seekor naga terlepas dari tinjunya yang kuat.
"Baaamm"
"Baaamm"
"Baaamm"
Berbeda dengan jurus pertama yang mengandalkan serangan tunggal, jurus kedua ini memiliki kelebihan untuk mengulang gerakan yang sama dengan cepat.
Meski terlihat sekali hempasan, namun itu sebenarnya terdapat lima hingga enam pukulan sejenis yang menghantam tubuh babi liar berekor besi secara cepat dan akurat.
Kawanan babi liar berekor besi itu langsung tewas terkapar, kepala mereka hancur tanpa sempat melakukan gerakan pertahanan.
Xiao Tian bernapas lega, jurus kedua yang ia gunakan sangat efektif untuk menghadapi beberapa lawan sekaligus. Memikirkan hal ini, ia sedikit menyesal mengapa baru sekarang menguasainya dengan benar.
Jika dengan begini, seharusnya ia bisa lebih mudah menaklukkan lima lantai pertama Menara Spiritual Langit. Kondisi patung manusia perunggu tidak jauh berbeda dengan babi liar berekor besi, meski tentunya di lantai keenam dan seterusnya akan lebih sulit.
Dengan pedang biru yang siap terhunus, Xiao Tian kemudian menebas kepala kawanan babi liar berekor besi tersebut dan memisahkan beberapa bagian penting, terutama dagingnya yang akan ia masak keringkan sebagai bekalnya saat melakukan perburuan seperti ini.
Kini ia sudah mengenakan cincin penyimpanannya kembali, setelah tiga tahun ia menyimpan rahasianya sekarang sudah waktunya ia bangkit kembali. Mengingat pesan gurunya jika ia harus segera turun Gunung dan terlibat dalam kehidupan masyarakat.
Setelah membereskan hewan buruannya, Xiao Tian kembali memasaknya dan membuat banyak persediaan daging bakar yang dikeringkan. Beberapa diantara ia santap langsung untuk mengisi kembali energinya yang sudah banyak terkuras.
Saat ini hari sudah sore, Xiao Tian tidak melanjutkan perjalanannya. Dengan kondisi hutan lembah serigala yang penuh ketidakpastian, ia memilih untuk bermalam di sebuah cekungan batu alam yang mirip Gua kecil.
Lembah serigala termasuk ke dalam pegunungan yang dipenuhi dengan tumbuhan, meski waktu baru menginjak senja namun tempat ini seperti sudah menunjukkan waktu malam hari.
Untuk memilih tempat istirahatnya, Xiao Tian segera membersihkan Gua kecil tersebut. Banyak rerumputan liar yang menutupi bagian depannya, menandakan jika tempat ini sudah lama dikosongkan.
Dengan bekal air yang sudah ia siapkan sebelumnya, Xiao Tian kembali membuat perapian dan memasak air panas.
Di tengah gelapnya hutan lembah serigala, ia seorang diri duduk sambil menghangatkan tubuhnya pada perapian kecil.
Mengabaikan kondisinya saat ini, Xiao Tian bisa dikatakan sedang menikmati suasana berbeda. Dari dalam cincin penyimpanannya ia juga mengeluarkan peralatan untuk meminum teh. Minuman yang sebelumnya selalu ia sajikan untuk gurunya.
"Guru, bagaimana kabarmu?" Batin Xiao Tian dalam diam.
Hawa dingin yang kembali menusuk, membuat Xiao Tian teringat kembali dengan peristiwa lampau. Sejak ia pertama bergabung dengan Puncak Ketujuh dan menjadi murid khusus Tetua Long Chen, ia tidak tahu identitas apa yang membuat gurunya memiliki keistimewaan khusus diantara para Tetua lainnya.
Bahkan sepanjang menyandang gelar murid Sekte Awan Biru, Xiao Tian tidak pernah melihat wajah para Tetua selain Li Haoran yang datang bersama Li Mochou untuk memutuskan pertunangan. Apalagi Ketua Sekte yang bernama Yao Ming, itu seperti sosok yang sangat asing.
Hingga malam semakin pekat, Xiao Tian akhirnya memasuki Gua kecil dengan tetap menjaga perapian, letaknya yang berada di depan mulut Gua batu cukup menimbulkan hawa hangat ke dalam ruang kecil itu.
Xiao Tian tidak berkultivasi, ia hanya duduk bersila dengan posisi yang penuh kewaspadaan. Ia juga sebenarnya sedikit khawatir jika ada kelompok murid di bawah Zhuank An yang kembali melakukan provokasi.
Keesokan paginya, suara burung dan hewan-hewan lainnya terdengar seolah menyambut datangnya pagi. Sinar cahaya keemasan perlahan menembus dedaunan dengan menebarkan bau pepohonan.
Di dalam Gua pun Xiao Tian merasakan perubahan waktu, ia bangkit dan segera merapikan pakaiannya yang sedikit kurang rapi.
"Cukup menyenangkan, ini adalah malam pertama aku tidak tidur di Puncak Ketujuh" Ucap Xiao Tian pelan.
Di bawah pelatihan ketat Long Chen, ia dan keenam saudara seperguruannya tidak pernah meninggalkan Gunung Wuyi. Mereka semua memiliki jam pelatihan serta metode yang sudah ditetapkan, tanpa berinteraksi dengan lingkungan di Sekte Awan Biru.
Dengan perasaan yang gembira, Xiao Tian kembali melanjutkan langkahnya dan menelusuri pedalaman hutan lembah serigala. Setelah berjalan hampir satu jam, Xiao Tian menemukan sebuah tanaman herbal langka yang berada di tempat yang cukup lembab.
"Ginseng Emas"
Mata Xiao Tian berbinar terang, melihat tanaman langka tersebut ia segera mendekatinya dengan penuh minat. Sebagai seorang ahli ramuan, ia jelas mengetahui bagaimana khasiat tanaman langka tersebut.
Ginseng emas merupakan tumbuhan obat tingkat tujuh, sangat berguna untuk membuat pil tingkat tujuh dan tergolong bahan yang langka.
Namun Xiao Tian tidak bertindak gegabah, tanaman herbal langka tidak mungkin bisa tumbuh begitu saja tanpa ada yang menjaganya. Untuk itu, Xiao Tian menyapu berbagai sudut untuk memastikan keamanannya.
Dari dekat pohon besar, Xiao Tian melihat ada beberapa tengkorak manusia yang dibungkus oleh pakaian usang. Sepertinya mereka juga tertarik dengan tumbuhan ginseng emas, namun tidak memperhatikan bahaya yang mengintai.
Di atas pohon besar, Xiao baru menyadari kelompok kelelawar besar yang menggantung. Matanya tampak berwarna merah darah saat berpapasan dengan tatapan mata Xiao Tian, itu adalah kelelawar darah.
Binatang tersebut dikatakan sebagai penghisap darah manusia untuk meningkatkan kekuatannya, meski tidak berkeliaran namun mereka memiliki wilayah khusus yang tidak bisa diganggu.
"Sepertinya aku sudah mengganggu mereka" Pikir Xiao Tian dengan senyum canggung.
keren abis Tor 👍👍👍