adult romance ❤
Kecantikan Alya Sanjaya yang membuat kaum adam rela bertekuk lutut,bahkan kecantikannya membuat Daffa Rahardian, suami Alyza Putri Pratama, kembar tidak identik dari Alya, mengejarnya untuk mendapatkannya dan menjadikannya istri dan ibu dari anaknya.
"Aku berharap akulah yang dipilih papa Reza dan mama Emy untuk diasuh mereka, tapi mereka malah memilih Alyza dan membuangku..."*Alya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon nophie, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 19. Fitting (2)
“Ya ampun sayang… kamu kan tahu bagaimana aku saat pertama kalinya kamu ketemu aku.”kata
Daffa sambil menepuk jidatnya.
“Kenapa dengan kamu dulu? Aku gak merhatiin tuh.” Sahut Alya santai tanpa ada rasa
bersalah.
“Kan kamu sendiri pernah bilang kalau aku tuh dingin, cuek, ya begitulah…. Hanya sama
kamu aku tuh perhatian, yang lain gausah diperhatiin aja pada cari perhatian.”
Kata Daffa sambil mengelus puncak rambut Alya dan mengecupnya.
“Nah lo, paasti banyak yang mau jadi istri kamu..” lanjut Alya lagi.
“Iya sih, banyak yang mau jadi istriku … “ sahut Daffa santai.
“Ya udah, kenapa kamu malah maksa nikah sama aku?” tanya Alya lagi dengan nada sewot.
“Kamu cemburu? Kalau ada yang ngejar ngejar aku dan mau jadi istri aku?” tanya Daffa
sambil menaik turunkan alisnya, menggoda Alya.
“Ihh gee r.. siapa yang bilang gitu?” selak Alya sambil membuang pandangan wajahnya keluar jendela
mobil.
“Loh kamu cemburu ya gak apa … aku malah suka dong, artinya kamu cinta sama aku, lagian
kan statusnya udah istri aku.” Sahut Daffa sambil menarik bahu Alya dan
memeluknya.
“Hmm” gunam Alya, sambil berusaha menjauh dari pelukan Daffa.
“Hey istriku, sayangku… kok malah marah sih…” tanya Daffa sambil menarik hidung Alya
yang mancung dengan gemas.
“Ihhh sakit, Kak! Hmmmphh.” Sergahan Alya tidak kedengaran lagi karena bibirnya sudah dicium
oleh Daffa dengan kasar.
“Itu hukumannya…sekali lagi kamu manggil aku dengan ‘kak’ aku akan mencium kamu lagi
sampai dalam.” jawab Daffa sambil terengah engah, setelah mencium Alya tadi.
“Gak mau… lupa kan wajar..” seru Alya sambil memukul mukul lengan Daffa dengan satu
tangan karena tangan yang lainnya masih untuk menggendong Elena.
“Gak bisa… kemarin gak lupa masa sekarang lupa lagi.” Sahut Daffa sewot, sambil memeluk
Alya dengan erat dan mencium pipinya dengan gemas.
Tiba tiba Elena menangis kencang.. Alya langsung panic.
“Eh maap maap ..anak kesayangan mommy, terbangun ya, gara gara suara daddy kamu yang
keras ya… “ kata Alya sambil bermonolog menenangkan tangisan Elena yang tiba
tiba itu.
Ajaibnya Elena langsung terdiam saat mendengar suara Alya yang menenangkannya.
“Uhhh cantiknya anak mommy… apa El lapar? Mau minta susu ya? “ tanya Alya lagi, tapi
tentu saja baby El tidak menjawab, masa bayi usia belum genap 2 bulan udah bisa
ngomong, emangnya the boss baby film besutan DreamWorks Animation.
“Emang baby El lapar? Kayaknya baru saja dia terlelap karena kekenyangan…” bisik Daffa
ditelinga Alya.
“Engga sih… tuh dia gak nangis lagi, tapi dia juga belum tidur lagi, mungkin terbangun gara
gara suara kamu deh, Dad!” bisik Alya lagi, takut kalau suara mereka bakal
membuat Elena yang sedang ‘melamun’ akan terganggu, sehingga nanti bisa rewel
lagi.
“Habisnya kamu godain Daddy melulu sih..” bisik Daffa lagi di telinga Alya, niatan Daffa
tetep sama, ia ingin menggoda Alya. Daffa tahu bahwa telinga juga menjadi salah
satu titik sensitive Alya, saat Daffa bersuara ditelinganya dengan berbisik,
Alya merasakan perasaan yang aneh, seperti menggelitik tubuh Alya dari mulai
perut sampai kebawah, menimbulkan sensasi aneh yang menyenangkan.
Tiba tiba mobil yang mereka tumpangi berhenti dan asisten pribadi Daffa membuka pintu
tempat Alya duduk dan mempersilahkan Alya untuk turun.
“Nyonya muda, kita sudah sampai. Rupanya Nyonya besar juga sudah sampai.” Kata Tyo
memberi info sambil menunjuk mobil mama Daffa yang sudah terparkir dengan manis
di halaman butik itu.
“Tuan muda..” sapa Tyo ketika melihat Daffa sudah turun.
Mobil satunya yang membawa baby sitter dan pengawal pun sudah sampai di halaman butik
yang cukup besar itu.
Alya memasuki ruangan utama butik yang terlihat elegan dan mahal, sambil masih
menggendong baby El, sedangkan Daffa mengikuti sambil geleng geleng kepala,
Daffa bingung lha apa gunanya membawa baby sitter kalau harus Alya lagi yang
menggendong baby El.
Daffa ingin member i tahu Alya supaya menyerahkan baby El kepada baby sitter supaya Alya
bisa melakukan fitting lebih cepat.
“ Sayang, biar baby El dibawa sama baby sitter, supaya kamu gak kerepotan pas fitting
nanti.” kata Daffa sambil mencoba mengambil baby El dari gendongan Alya. Tapi
Alya tidak mau melepaskan baby El.
“Jangan Daddy, dia belum nyenyak tidurnya. Kalau dia nanti nangis, mommy malah repot,
gak jadi fitting, ntar.” Sahut Alya sambil menepuk nepuk pantat baby El, supaya
tidurnya lebih nyenyak lagi.
“Yaudah, tapi baby El ditaruh di baby bouncer nya aja, sambil kamu tepuk tepuk, supaya
bisa kamu tinggal fitting, biar nanti baby sitter yang gantiin kamu tepuk tepuk
si baby El.” Saran Daffa supaya Alya
ntar tidak kerepotan saat fitting baju.
Tiba tiba ada seoarng wanita yang cantik dan modis dalam balutan pakaian seksi dan minim
seperti kekurangan bahan menyapa Daffa dan memeluknya.
“Hai baby… gak sangka kita ketemu disini, kamu tampak semakin tampan. Dan aku merindukan belaian mu “ rayu wanita itu dengan genit sambil memandang Daffa dari atas kebawah dengan pandangan kagum dan seperti ingin menelan Daffa bulat bulat.
“Tan, lepaskan aku, jangan main peluk peluk orang sembarangan.” Jawab Daffa dingin
sambil menepis kemejanya yang kena tangan wanita cantik yang disebutnya ‘Tan”
tadi.
“Manggil orang seenaknya, sombong amat!!… and my name is Neshia. Why you call me, Tan?
You stupid jerk!” jawab wanita cantik itu sambil marah marah karena bekas
pelukkannya ditepis oleh Daffa seolah bekas pelukkannya ada banyak kuman yang harus segera di bersihkan dengan disinfektan.
“Make up kamu kayak tante tante, wajar kalau dipanggil tan. Kamu yang sembarangan, main peluk
peluk orang. Najis!” sergah Daffa masih dengan nada datar dan dinginnya.
Kelakuan mereka berdua menarik perhatian Alya yang sedari tadi menonton nya.
Dalam hati alya ada perasaan jengkel dan tidak suka ketika ada yang meluk meluk
suaminya didepan matanya.
“Kalau kalian masih lama, aku mau langsung naik ke lantai dua, ketemu mama Elz, bye!”
kata Alya dengan datar sambil melangkah kan kakinya ke lantai dua, tempat dimana mereka janjian dengan mama Elz.
“Ngapain nih perempuan baby sitter itu mau ketemu sama tante Elz, sih Daff?” tanya wanita lagi dengan sorot mata tidak suka.
“Emang apa hakmu melarang istriku dan anakku, bertemu dengan mertua dan oma nya?” tanya
Daffa balik dengan nada sewot.
“Lhoh, kapan kamu menikah? Bukankah istrimu sudah meninggal dan aku yang bakal
menggantikannya, sebagai istrimu? Dan kupikir dia adalah baby sittermu,
lihatlah pakaiannya huh!” kata Wanita yang tadi diketahui bernama Neshia itu.
“Didalam mimpiku yang terliar sekalipun, aku gak akan sudi mempunyai istri seperti kamu.
” Jawab Daffa sinis. Alya hanya memandang pertengkaran itu dengan memutar bola
matanya dengan jengah, sambil cepat cepat berlalu, masih saja dengan menggendong
baby El.
.
.
.
TBC
\==========================================
hai hai hai
sudah up lagi ya
meski bukan crazy up
jangan lupa like like like ya
kalau ada author yang mau kenalan dan saling support, gas di komen ya... thanks, God bless.
mudah banget muve on...bedalah sama perempuan suka mikir 2x
mksih byk
maap
:)