NovelToon NovelToon
ELEA (Tak Pantaskah Aku Dicintai?)

ELEA (Tak Pantaskah Aku Dicintai?)

Status: sedang berlangsung
Genre:Selingkuh / Tunangan Sejak Bayi / Percintaan Konglomerat / Teen Angst / Idola sekolah / Gadis nakal
Popularitas:5.6k
Nilai: 5
Nama Author: Dhanvi Hrieya

Dunia Elea jungkir-balik di saat dirinya tahu, ia adalah anak yang diculik. Menemukan keluarga aslinya yang bukan orang sembarangan, tidak mudah untuk Elea beradaptasi. Meskipun ia adalah darah keturunan dari Baskara, Elea harus membuktikan diri jika ia pantas menjadi bagian dari Baskara. Lantas bagaimana jika Elea merasa tempat itu terlalu tinggi untuk ia raih, terlalu terjal untuk ia daki.

"Lo cuma punya darah Baskara doang tapi, gue yang layak jadi bagian dari Baskara," ujar Rania lantang.

Senyum sinis terbit di bibir Elea. "Ya, udah ambil aja. Tapi, jangan nangis jika gue bakalan rebut cowo yang lo suka."

🌼🌼🌼

"Gue jadi milik lo? Cewe bego kek lo? Lo dan Rania nggak bisa disamain," cibir Saka dengan tatapan merendahkan.

Elea tersenyum kecut. "Ah, gitu kah? Kita bisa liat apakah pandangan lo akan berubah terhadap gue dan Rania, Saka!"

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dhanvi Hrieya, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 16| Rahasia

Beberapa maid yang menyambut kedatangan Elea tampak menunduk takut, Elea melangkah memasuki mansion didampingi oleh Guntur. Pria paruh baya itu sangat senang, putrinya mau diajak pulang ke rumah.

Guntur lebih dahulu melangkah di saat manik matanya mendapati pintu kamar Elea, ia membuka pintu. Mengulas senyum hangat untuk sang putri, ekspresi wajah Elea mungkin boleh saja tampak datar. Namun, jauh di dalam hatinya ia merasa bahagia diperlakukan seperti itu.

"Oh," gumam Elea di saat ia berhenti di depan meja rias. "Apa ini, Pi?" Elea menunjuk ke arah kotak beludru di atas meja.

"Bukalah," balas Guntur.

Elea duduk di bangku meja rias, membuka kotak panjang yang tergeletak di atas meja. Dahi Elea berlipat di saat ia mendapati pulpen, Elea melirik wajah sang ayah dan pulpen bergilir.

"Pulpen?" Elea menyentuh permukaan pulpen, dengan inisial namanya.

"Di saat Papi berulang tahun ke 17 tahun. Kakeknya Elea menghadiahi pulpen," tutur Guntur, "katanya, hadiah pulpen diberikan sebagai bentuk perwakilan awal. Kalo Elea akan membunuhi setiap dokumen penting dengan tandatangan, secara nggak langsung Papi sedang mengatakan. Jika Elea harus bersiap-siap untuk mengantikan Papi di perusahaan di masa depan."

Guntur ingin putrinya ini tahu, jika dirinya menyerah semuanya pada Elea. Putrinya tidak perlu merasa bersaing apalagi rendah diri pada siapa pun, sebagai seorang pewaris keluarga Baskara sekaligus pewaris tunggal untuk Sky Company.

"Bukannya perusahaan harusnya jadi milik Bang Zion?" Elea masih belum mengerti, meskipun David mengatakan jika Elea yang ditunjuk sebagai pewaris.

Nyatanya sang kakak lebih berhak, menjadi kandidat terkuat. Guntur tercekat, beberapa detik dihabiskan dalam diam.

"Apakah karena saham 50 persen ada di tangan Elea, jadi Bang Zion nggak bisa mewarisi perusahaan?"

Guntur mengeleng, ia mengikis jarak di antara dirinya dan sang putri. Berdiri di belakang tubuh Elea, sulit untuk Guntur jelaskan.

"Zion, hanya akan mendapatkan 3 persen. Ditambah dengan punya Mami menjadi 10 persen, selain karena Zion bukan pemenang saham terbesar. Zion tidak akan mengambil jurusan bisnis di saat ia tamat SMA," jawab Guntur berat, "Zion tidak akan campur tangan soal hak waris."

"Ha? Kenapa? Apakah ada alasan kenapa Bang Zion tidak berhak?" desak Elea.

Elea mendongak menatap sang ayah, Guntur mengulum bibirnya. Ia mendesah berat, Elea bangkit dari posisi duduknya.

"Zion... dia bukan anak kandung Papi," aku Guntur membuat pupil mata Elea membesar. "Hah, kisah ini terlalu pait untuk Papi ceritain. Mamimu, hamil Zion setelah menikah dengan Papi. Dia sama sekali tidak kasih tau siapa pria itu, karena Papi kasian liat mamimu. Kalo Papi ceraikan 1 bulan setelah kami menikah, maka mamimu bisa mati di tangan ayahnya. Papi pertahanin semuanya, karena Papi terlanjur cinta sama mami-nya Elea. Sampai kami memiliki kamu, sayangnya nggak ada rahasia yang abadi. Perbedaan Zion terlalu kentara, nenekmu mulai sadar. Diam-diam ngelakuin tes DNA, dan setelah itu semuanya mulai kacau."

Telapak tangan Elea menutup mulutnya yang terbuka, ternyata ada rahasia gila lainnya. Inikah alasan kenapa sang nenek selalu pilih kasih? Dan kenapa ayahnya tidak begitu dekat dengan Zion.

"... lalu, apakah Elea bukan anak kandung Mami, Pi?"

Dahi Guntur dibuat mengerut. "Kamu tentu aja anak kandungnya Mami, Elea. Darah daging Papi, kenapa kamu berpikir ke sana?"

Elea membuang muka, ibunya tidak pernah benar-benar menyayangi Elea. Bisa saja ia bukan anak kandung Diana, jadi wajar saja diperlakukan seburuk itu.

"Mami nggak pernah berperan sebagai seorang Ibu, buat Elea," gumam Elea lirih.

Tangannya digenggam lembut, Guntur mendesah berat. "Mungkin karena Mami nggak pernah mendapatkan perlakuan baik dari Nenek. Apalagi Nenek sangat menyayangi Elea, kami hampir berpisah karena hal ini. Tapi, setelah kamu menghilang tiba-tiba. Desakan untuk bercerai berhenti, karena Nenek jatuh sakit setelah kehilangan Elea."

"Tapi, salah Elea di mana, Pi?" Elea membawa atensinya ke arah sang ayah.

Guntur mengeleng, telapak tangan besarnya menyentuh sisi wajah sang putri. Di mana letak salah sang putri? Tidak ada. Guntur membesarkan Elea dengan kasih sayang yang berlimpah, ia pun memberikan semuanya untuk Elea.

Bahkan Guntur menerima Zion, yang bukan darah dagingnya. Menerima seluruh kekurangan Diana, hanya berharap wanita yang ia cintai setelah ia nikahi itu akan memberikan kebahagiaan pada putri mereka.

Anggap saja Guntur terlalu kuno dan bodoh, hanya ingin menikah sekali untuk seumur hidupnya. Guntur tahu istrinya main api di belakangnya, demi keharmonisan rumah tangga. Guntur telan semua rasa pedihnya mentah-mentah, lelaki paruh baya ini tidak tahu.

Perbuatan gila apalagi yang dilakukan oleh sang istri di belakangnya, mencoba menghilangkan nyawa Elea. Bahkan diam-diam memutuskan pencarian Elea, karena ketakutan.

...***...

"Nggak, Pa! Ini nggak sesuai sama apa yang Saka pingin," bantah Saka bersikeras.

Sorot mata tajam pria yang duduk di kursi kuasa itu membawa atensinya ke arah sang putra, pria paruh baya ini bukannya tidak tahu bagaimana perasaan putranya. Tetapi, keputusan sang ayah jauh di atas keputusannya, sulit untuk membantah.

"Langsung katakan aja pada kakekmu."

Saka dibuat mengerang frustrasi, ia mengadu pada sang ayah meminta bantuan sang ayah. Jika Saka bisa membatah langsung pada sang kakek kenapa ia harus menghadap ayahnya?

"Nggak bisa? Kalo nggak bisa ya, sudah. Terima aja perubahan yang terjadi, Saka," lanjutnya.

"Saka nggak cinta sama dia, Pa. Saka cuma mau Rania, bukan cewe lain, Pa." Saka tidak tahu harus berbicara seperti apa lagi, bahkan wajahnya merah padam.

Jonas mendengus, dibuangnya kasar dokumen penting di atas meja kerja. "Saka, di saat kamu dilahirkan di keluarga Buming, menikmati semuanya. Di saat itu lah kamu sudah nggak lagi diberikan memilih apapun, semua yang dikatakan kakekmu itu lah yang harus kamu jalani. Jika kamu bersikeras pada membuat pilihan, maka kamu harus meninggalkan semuanya. Baik itu nama Buming serta keluar dari rumah ini tanpa membawa apapun. Sanggup?"

Jonas bahkan tidak sanggup meninggalkan semuanya, bagi Jonas semua yang ia miliki adalah jerih payah sang ayah. Lahir dari keturunan langsung Buming, ia telah menyerahkan segalanya. Entah itu cinta, pilihan hidup, dan kebebasan.

"Ugh... sialan," maki Saka lirih.

Jonas tersenyum miring. "Tidak bisa, bukan?" kata Jonas, "karena kamu tau, jika kamu melepaskan segalanya. Gadis itu tidak akan mau menjadi pendampingmu, sebab kamu tau lebih jelas dari apapun. Jika dia berada di sisimu karena siapa kamu, bukan apa adanya kamu."

Saka ingin sekali membantah, sayangnya apa yang dikatakan oleh sang ayah benar adanya. Rania menginginkan dirinya karena apa yang dia punya, cinta? Itu hanya bisa dibeli dengan uang.

Tidak ingin munafik, uang mampu mengendalikan segalanya. Bahkan membeli perasan siapa pun, Saka tertunduk.

"Tapi, haruskah Saka hidup seperti Papa?" tanya Saka dengan intonasi nada rendah.

Jonas mendesah berat, pria paruh baya itu membuang muka. Jonas bisa hidup tanpa wanita yang dicintai tapi, tidak bisa hidup tanpa uang sang ayah.

Bersambung...

1
kalea rizuky
ngapain ngarep si bloon mending ma david
kalea rizuky
rania jalang di suka tolol dia cm anak angkat
kalea rizuky
lanjut donk
Anonymous
seru thor...smangat up y...elea ga boleh bucin ma saka...boleh sayang ma david aja.../Grin/
Yuliana langoy Yuliana
di tunggu kelanjutannya
Anonymous
ngapain elea ngarep saka...mending ma david...
Anonymous
fight girl/Scream/
Anonymous
goo eleaaa/Smile/
Anonymous
sippp nih elea ga kaleng2...
Anonymous
maaf thor...aq baru nemu novelmu...be strong elea...
Moreno
Thor, bisa tiap hari gak updatenya? Habisnya seru bangeettt 😆
Dhanvi Hrieya: author usahain up tiap hari ya kakak🫰🏻🫰🏻☺️
total 1 replies
I Rafli
lanjut toor
Ati Rohayati
mantap cerita nya ngga bertele tele ,ditunggu lanjutan nya thor bikin saka sama c zionis mati kutu
Dhanvi Hrieya: menyesal ya kan, kak😆
btw, makasih udah mampir kakak🙏🏻☺️
total 1 replies
Suryani Tohir
💪
Dhanvi Hrieya: makasih kakak atas rate bintangnya🙏🏻❤️
total 1 replies
Suryani Tohir
lanjut
Dhanvi Hrieya: mohon ditunggu kakak^^
total 1 replies
Moreno
Seru banget! Ditunggu kelanjutannya ya Thor
Dhanvi Hrieya: siap, kak. Mohon ditunggu ya, kakak. dan Makasih udah mau mampir🙏🏻☺️
total 1 replies
I Rafli
Hae kk aku mampir,,,
semangat 💪💪💪
Dhanvi Hrieya: makasih udah mampir kakak💪🏻💪🏻😚
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!