Xuan Rong seorang gadis 16 tahun yang menjadi korban sebuah amanat yang diberikan kaisar kepada ayahnya.
Mengubah identitas sebagai pria adalah caranya untuk menemukan keberadaan ayahnya.
Namun Xuan Rong tidak bisa menutupi identitasnya dari seseorang, akankah ia bisa bertemu dengan ayahnya ataukah terjebak dalam situasi untuk mencapai tujuannya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Kyo, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
CHAPTER 17
Pembicaraan tertutup antara Zhu Wen dan Tuan Huang seorang hakim di wilayah Nan Ning berlangsung di ruang baca .
"Ini data yang anda minta, Tuan Liang sendiri yang menyerahkannya padaku sebelum anda tiba. Dan sesuai kesepakatan ia ingin anda menepati janji," ucap Tuan Huang seraya menyodorkan sebuah buku ke Zhu Wen.
Zhu Wen menerima dengan salah satu tangannya dan memeriksa daftar nama didalam buku tersebut.
Terdapat beberapa nama sudah tidak asing baginya, namun ada beberapa nama yang benar-benar diluar dugaan.
Zhu Wen memeriksa sekilas ia menyelipkan buku tersebut didalam pakaiannya.
"Aku akan mengaturnya, sebelum dia kulepaskan, aku harap jangan ada satupun dari kalian menampakkan diri. Secara nyata perdana mentri belum menunjukkan pergerakkan yang signifikan, takutnya ia akan memanfaatkan jalur bawah, sehingga tidak ada kecurigaan.
Dan mengenai Tuan Liang tidak sebaiknya ia menunjukkan diri di saat ini, kesepakatan yang sudah dibicarakan, aku tidak ingin ada kesalahan sekecil apapun. Sepuluh hari dari sekarang aku akan melepaskannya dan kuharap kerjasama semuanya."
Setelah selesai bicara , Zhu Wen beranjak berdiri lalu melangkah meninggalkan ruang baca bersama Tuan Huang yang berjalan disampingnya.
Sampai diluar , Zhu Wen berpamitan.
Xuan Rong yang berjongkok menunggu didepan gerbang segera berdiri ketika melihat Zhu Wen berjalan kearahnya.
"Aku ingin menyegarkan diri dahulu sebelum kita berangkat ke ibukota besok," tukas Zhu Wen tanpa menoleh melangkah melewati Xuan Rong.
Xuan Rong mengiring langkah Zhu Wen dengan sedikit berlari untuk mengimbangi langkahnya.
Sepanjang jalan orang-orang menoleh bahkan sampai menghentikan kegiatannya hanya untuk menatap kearah mereka.
'Kenapa aku melupakannya, tentu saja ia memiliki wajah sempurna yang seperti magnet mampu menarik siapapun disekitarnya, yang jengkelnya ia tidak merasa risih sedikitpun bahkan menikmatinya seolah-olah sudah menjadi kebiasaannya,' gumam Xuan Rong dalam hati.
Xuan Rong yang tidak tahu kemana tujuan Zhu Wen, sontak terkejut ketika dipersimpangan tiba-tiba Zhu Wen berbelok memasuki "Wisma Bunga" tempat apa ini?
Astaga , Xuan Rong tidak menyangka yang dimaksud menyegarkan diri Zhu Wen adalah rumah bordil.
Tempat dimana berbagai hiburan berada, tentu saja seharusnya ia bisa menebaknya dari awal. Sudah kodratnya laki-laki senang melihat gadis-gadis cantik , ditambah sekian lama hanya berjibaku dengan urusan kemiliteran yang seluruhnya hanya berisikan laki-laki kecuali dirinya yang terbungkus dengan penampilan laki-laki.
Seluruh gadis-gadis langsung menyerbu ketika ia menapaki kakinya ditempat itu, bahkan sampai meninggalkan pelanggan disamping mereka. Seolah mereka tidak ingin melewatkan sebuah hal yang berharga.
Para gadis itu berebut merangkul lengan Zhu Wen, berusaha menarik perhatiannya. Akibat ulah para gadis itu membuat Xuan Rong terdesak kebelakang, hingga membuat jaraknya dengan Zhu Wen semakin menjauh. Diperebutkan sedemikian rupa tidak membuatnya risih sedikitpun, bahkan tampak sangat menikmati. Terbukti saat ini ia sedang duduk di sebuah kursi di depan panggung, bak seorang raja dengan empat orang gadis duduk dikanan kirinya dan seorang lagi di pangkuannya. Arak dan gadis keduanya ada bersamaan.
Denting dawai kecapi mulai terdengar, diiringi suara gemericing dari gelang kaki seorang wanita muncul dari balik panggung, sosok tersebut muncul ketika irama kecapi mengalun lebih cepat. Wajah nan elok rupawan bagai seorang dewi menebar senyuman dengan tatapan menggoda dilemparnya ke arah Zhu Wen.
Zhu Wen tersenyum tersanjung dari bawah panggung, diangkatnya salah satu lengannya yang memegang segelas arak bersulang tanda kagumnya.
Xuan Rong yang sejak tadi berdiri dibelakang , ternganga menikmati hiburan dihadapannya.
Gadis itu begitu cantik , belum pernah dilihatnya mahluk yang begitu sempurna dibelahan dunia manapun. Sebagai sesama wanita ia sendiri sangat kagum, kurasa tak akan ada laki-laki yang mampu menolak gadis ini. Terlebih dengan sifat yang dimiliki Zhu Wen, dengan senang hati tidak menolak rezeki yang datang.
Saat pertunjukkan tariannya selesai, gadis itu turun dari panggung langsung menuju meja Zhu Wen. Gadis itu dengan hanya mengenakan penutup dada serta bawahan kain menerawang, menampakkan siluet tubuh yang digilai kaum adam. Melenggang dengan pinggul yang gemulai, mata sendu yang menggoda terus menatap lekat Zhu Wen.
Ketika sampai didekat Zhu Wen, para gadis yang tadinya duduk menempel, dengan sendirinya langsung menyingkir.
Ia yang dengan gerakkan indahnya duduk di pangkuan Zhu Wen.
Diangkatnya oleh gadis tersebut poci arak menuangkan isinya kedalam gelas, kemudian dengan salah satu lengannya mengangkat gelas yang terisi arak tadi kearah bibir Zhu Wen agar diminumnya.
Zhu Wen menyeruput arak tersebut dari gelas di tangan gadis itu.
Ia dengan sengaja menempelkan dada menggesekkannya ketubuh Zhu Wen menggelayuti dengan manja.
"Tuan , apakah anda menikmati hiburan sederhanaku barusan?" ucap suara halus dari bibir sensual gadis tersebut.
Zhu Wen tersenyum membalas tatapan gadis tersebut, "Sempurna, aku tidak pernah melihat gadis secantikmu begitu pandai menari. Terus terang aku sangat terhibur, siapa namamu?" ungkap Zhu Wen sembari memeluk pinggang gadis itu.
"Apakah begitu penting sebuah nama?" dengan manjanya ia melingkarkan kedua tangannya di leher Zhu Wen.
"Tentu saja penting, amat sangat berharga bisa mengenal gadis secantikmu , agar otakku yang hampa ini bisa terus mengingatmu". Tak kalah godaannya, Zhu Wen pun melemparkan pujiannya.
"Ge Er... namaku" ia membisikkan ke telinga Zhu Wen dengan begitu menggoda.
Bisa dipastikan saat ini jantung Zhu Wen pasti ingin melompat keluar, adegan sepasang muda-mudi ini membuat siapapun yang melihat akan merasa jengah.
"Apakah tuan ingin mengenalku lebih jauh?" tukas Ge Er menatap penuh arti.
Salah satu tangan bebas Zhu Wen terangkat, membelai lengan Ge Er dengan jari jemarinya bergerak sehalus laba-laba.
"Baiklah Ge Er, terimakasih atas undanganmu. Terus terang aku sangat tertarik padamu , menolakmu benar-benar berat untukku. Tapi saat ini aku masih memiliki urusan lain, mungkin kita bisa melanjutkannya lain waktu".
Seolah tidak ingin melepaskan tangkapan besar, Ge Er terus meluruskan rayuan mautnya. Kali ini ia lebih berani seolah melupakan orang-orang yang kini sedang menatap mereka berdua, ia menempelkan bibirnya ke bibir Zhu Wen.
Zhu Wen terdiam , ia tak menolaknya tapi tak membalas. Ia menghormati gadis dipangkuannya saat ini, betapapun sempurnanya Ge Er ia tidak mampu menggerakkan hatinya. Bayangan Xuan Rong terus melintasi pikirannya, hingga ia tidak lagi fokus dengan gadis ini. Ia memilih menyudahi kesibukkannya hari ini, meninggalkan Ge Er dengan wajah masam.
Entah harus kagum atau kecewa terhadap sikap Zhu Wen, bisa-bisanya menolak gadis semenarik Ge Er, jika terjadi pada laki-laki lain sudah tentu hasrat membabi buta mereka akan menerkam keluar.
Seakan tidak puas dengan sikap atasannya, Xuan Rong memberanikan diri bertanya ketika dalam perjalanan pulang ke penginapan.
"Kenapa anda menolaknya?" tukas Xuan Rong seraya memiringkan kepalanya menatap Zhu Wen.
Zhu Wen yang terus berjalan lurus, "Aku hanya lelah, hingga tidak fokus pada gadis itu" jawabnya ringan.
Tak puas dengan jawaban Zhu Wen, Xuan Rong kembali memancing.
"Aku saja tidak pernah melihat gadis yang begitu sempurna, jika itu terjadi padaku, kupastikan tidak akan menolaknya" jawab Xuan Rong penuh senyuman.
Zhu Wen menghentikan langkahnya, berbalik sembari menatap Xuan Rong tajam.
"Kenapa tidak terpikirkan , coba tadi kuserahkan saja dia padamu," jawab Zhu Wen menggeram.
Seolah kena hantaman keras , Xuan Rong terdiam, ia berjalan mengiring atasannya sampai kepenginapan.
Malam itu Zhu Wen terus terjaga , bayangan ketika Ge Er mencoba merayunya bahkan mengajaknya mengenal lebih jauh , seolah ia tidak merasakan hasrat sama sekali.
Bagaimana mungkin gadis yang begitu sempurna tidak mampu menggerakkan hatinya, dengan kulit putih bertubuh sintal terus menggelayutinya seperti tidak mampu memasuki benaknya.
Rasa lelahkah yang menyebabkannya seperti itu, ataukah alasan lainnya? Entahlah , sepertinya Zhu Wen sendiri belum bisa menyadari apa yang penyebab dari perubahannya.
......................
cewek nya lemah sok kuat...
cowok nya kuat tp jahat karena ga percayaan...
mungkin karena abis baca cerita Mak yg Zhu suya...😍
jadi sebel Ama cewek yg lemah gini🥴😁😅