Bisakah kalian bayangkan, gadis 17 tahun yang baru masuk universitas di paksa untuk menjual tubuhnya kepada pria hidung belang? ya, Siera tidak akan pernah mau melakukan itu. melawan paman dan bibinya yang berbuat jahat padanya. bertemu seorang pria dan langsung mengajaknya menikah.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon shafrilla, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Habis di cium
Raut wajah Xavier benar-benar tidak bisa di perumpamakan, Dia barusan dicium oleh gadis berusia 17 tahun, sedangkan Sierra yang hendak pergi dia malah langsung menutup pintu, di luar kamar itu ada paman dan bibinya, bersiap untuk menangkap dirinya.
"Aduh... Bagaimana ini." Sierra benar-benar sangat kebingungan, Dia terlihat menepuk jidatnya berulang kali.
"Hei sarang lebah, berani sekali kamu mencium bosku seperti itu." Ricardo memarahi Sierra.
"Sudah Paman sudah, jangan marah-marah sama aku, habis aku tadi kebingungan, di luar sana ada paman dan bibiku." jawab Sierra.
"Memangnya kenapa dengan paman dan bibimu?" tanya Ricardo balik.
Di luar kamar Xavier, Alan dan Dorothy pemukul pintu kamar itu, memanggil nama Sierra berulang kali. "Sierra! Sierra!" panggil Dorothy.
"Aduh.. Para iblis ada di luar." Sierra ketakutan.
"Cepat keluar sana, paman dan bibimu ada di luar, jika kamu tidak cepat keluar mereka akan membuat keributan." kata Ricardo.
"Jangan seperti itu Paman, jangan seperti itu, tolong aku Paman. Mereka itu orang-orang jahat." jawab Sierra.
Xavier duduk kemudian menatap Sierra, pria itu menghela nafasnya berulang kali. "Kamu ini benar-benar membuat masalah, saat kamu dekat padaku malah kamu membuat aku ditimpa masalah sebesar ini." ucap Xavier.
"Jangan seperti itu paman, aku benar-benar minta maaf, tapi jangan suruh aku keluar, mereka berdua itu orang-orang jahat." Sierra berusaha untuk meminta pertolongan.
Xavier tidak mau mendengar, dia tidak memberi kesempatan untuk siaran menjelaskan mengenai dia yang hendak dijual oleh paman dan bibinya, Xavier kemudian meminta Sierra keluar dari kamarnya. Mau tidak mau Sierra akhirnya keluar dari kamar Xavier, Sierra sudah tidak menemukan paman dan bibinya, hatinya benar-benar sangat lezat namun sesaat kemudian paman dan bibinya sudah menunggu di tempat lain. Mereka berusaha untuk menangkap Sierra, namun sayangnya Sierra berlari dengan kencang kemudian berusaha untuk kabur dari mereka berdua. Alan menelpon Zovi, pria tua yang akan membeli Sierra, Alan meminta Zovi untuk memerintahkan anak buahnya membantu menangkap Sierra.
"Tangkap dia!" seru Alan.
"Dasar kalian penjahat!" seru Sierra.
Dengan langkah kaki terburu-buru dan berlari dengan begitu cepat Sierra sudah meninggalkan hotel tempat dia hendak dijual. anak buah Zovi tidak akan pernah mengira kalau gadis muda yang mereka kejar itu larinya seperti angin tornado.
"Mau lari kemana kamu." salah satu anak buah Jovi menemukan keberadaan Sierra dan hendak menangkapnya. namun sesaat kemudian tiba-tiba suara pukulan membuat anak buah Zovi langsung tumbang. Sera yang sudah berpikir hidupnya akan hancur itu tiba-tiba menatap sosok pria yang sudah membantunya.
Tatapan mata Sierra menatap pria yang ada di depannya, ternyata pria yang menolongnya adalah Xavier, pria yang tadi mengusirnya. "Paman." ucap Sierra ketika melihat pria tinggi itu ada di depannya.
"Cepat masuk ke mobilku, tuh orang-orang sudah mengejarmu." ucap Xavier.
Sierra menoleh, benar saja paman dan bibinya serta anaknya juga anak buah Zovi mengejarnya, tanpa menunggu waktu Sierra langsung berlari masuk ke dalam mobil Xavier.
pintu mobil sudah tertutup, Ricardo kemudian melajukan mobilnya dengan kecepatan tinggi, Alan yang melihat Sierra sudah pergi meninggalkan dirinya dan istrinya itu nampak begitu marah.
"Siapa yang menolongnya itu?" ucap Alan sembari kakinya menendang ke udara.
"Dasar anak brengsek, bagaimana ini, aku yakin kita akan dipukuli oleh pria tua itu." ucap Dorothy dengan wajah kebingungan.
Di dalam mobil milik Xavier yang melaju entah ke mana itu Sierra menghela nafasnya dengan begitu lega, dia akhirnya lepas dari paman dan bibinya yang seperti iblis itu. "Selamat selamat.., kedua orang brengsek itu benar-benar tidak punya hati, masak aku semudah dan secantik ini mau dijual sih, mereka kira aku ini barang atau makanan." di dalam mobil itu Sierra menggerutu panjang lebar.
Xavier yang ada di sampingnya dari tadi mendengar perkataan Sierra.
"Siapa Mereka sarang lebah?" tanya Ricardo.
"Mereka itu paman dan bibiku, apa paman tahu, masa mereka mau menjualku sih? mereka kira aku ini barang dagangan atau makanan, seumur hidup aku tidak akan pernah memaafkan mereka." ujar Sierra.
Tak ada perkataan yang keluar dari mulut Xavier, Dia kemudian memalingkan wajahnya setelah melihat bibir merah itu bergerak tak terkendali.
"Lalu, kamu mau diturunkan di mana?" tanya Ricardo.
Sierra menatap Xavier, pria itu memalingkan wajahnya menatap lalu lalang jalanan. "Di depan saja Paman." jawab Sierra.
"Lalu, kamu akan ke mana?" tanya Ricardo kembali.
"Nggak tahu deh, pokoknya pergi." jawab Sierra.
Setelah mobil itu berhenti Sierra membuka pintu mobilnya, Dia melihat Xavier yang mukanya seperti batu bata. Sierra beralih ke pintu depan mobil, dia nampak tersenyum menatap Ricardo.
"Ada apa?" tanya Ricardo dengan alis yang sudah berkerut.
"Paman." panggil Sierra.
"Ada apa?" jawab Ricardo.
"Paman, bisa aku minta uang tidak? aku tidak ada uang sama sekali, aku mau naik bus atau taksi." jawab Sierra tersenyum.
Ricardo sedikit terkejut kemudian tersenyum, tanpa bertanya lagi Dia kemudian memberikan beberapa lembar uang kepada Sierra. Melihat uang yang ada di tangannya Sierra nampak tersenyum, Dia kemudian memasukkan setengah tubuhnya ke dalam mobil kemudian tangannya langsung terulur sembari mencubit pipi Ricardo.
"Ih Paman baik banget deh, terima kasih Paman." ucap Sierra. setelah itu dia langsung berlari meninggalkan mobil milik Xavier.
Ricardo terdiam, Baru kali ini ada orang yang berani mencubit pipinya. "Anak itu benar-benar rese' juga, berani sekali dia menjewer pipiku seperti itu, Dia kira aku ini pamannya apa minta duit seperti itu. dia kira aku anak kecil di perlakukan begitu." Ricardo menggerutu kemudian malah menggelengkan kepalanya sambil tersenyum.
Sedangkan Sierra dia sudah masuk ke dalam taksi dan pergi entah ke mana.
"Tuan, apakah kita ke apartemen atau kita ke rumah?" tanya Ricardo.
"Kita kembali ke rumah saja." jawab Xavier yang kemudian menyandarkan tubuhnya di kursi. ketika dia menutup matanya tiba-tiba saja bayangan mengenai dia yang tadi dicium oleh Sierra terus memenuhi otaknya. "Ada apa dengan otakku ini? kenapa dari tadi bayangan si sarang lebah terus memenuhi pikiranku?" gumam Xavier dalam hati. pria itu mencoba untuk memijat kepalanya, matanya kembali tertutup dan bayangan mengenai Sierra kembali lagi. "Pasti ini karena efek samping otakku yang depresi gara-gara para wartawan terus mengikutiku itu." ucap Xavier.
"Ada apa Tuan?" tanya Ricardo.
"Tidak ada apa-apa." jawab Xavier dengan nada kesal. mobil melaju meninggalkan jalanan, berjalan menuju rumah Mega milik keluarga Lincoln.
Di rumah besar itu tuan besar Abraham sudah melihat beberapa berita mengenai putranya yang dicium oleh gadis yang sama yang ada di restoran. "Hahaha... lihatlah Alan, ini benar-benar sangat luar biasa. Baru kali ini aku melihat putraku seperti orang bego seperti itu, dia dicium oleh seorang gadis, Alan!" seru Abraham dengan suara yang keras. pria itu bukannya marah malah dia tertawa terbahak-bahak melihat Xavier dicium oleh Sierra.
Berita yang menjadi hot news itu berseliweran di seluruh media sosial, beberapa berita yang ada di media sosial memenuhi ponsel. "Menurut kabar yang saya dapatkan, Dia gadis yatim piatu Tuan, Dia tinggal bersama paman dan bibinya." ucap pelayan Andi.
"Jadi dia tidak punya orang tua ya?" tanya Abraham. pelayan Andi menganggukkan kepalanya.
*Bersambung*