NovelToon NovelToon
SIKSA KUBUR

SIKSA KUBUR

Status: tamat
Genre:Misteri / Horor / Tamat
Popularitas:81
Nilai: 5
Nama Author: gilangboalang

SINTA dan adiknya, ALIM, tumbuh dalam lingkungan keluarga yang sangat taat. Sejak kecil, Sinta adalah sosok yang sangat alim, menjunjung tinggi akidah Islam, dan memegang teguh keyakinannya. Dunia yang ia pahami—dunia yang damai dan dipenuhi janji surgawi—hancur berkeping-keping pada satu sore kelam.
​Orang tua mereka, Adam dan Lela, tewas dalam sebuah insiden yang dicap sebagai bom bunuh diri. Latar belakang kejadian ini sangat kelam: pelaku bom tersebut mengakhiri hidupnya dan Adam/Lela, sambil meneriakkan kalimat sakral "Allahu Akbar".
​Trauma ganda ini—kehilangan orang tua dan kontaminasi kalimat suci dengan tindakan keji—membuat keyakinan Sinta runtuh total. Ia mempertanyakan segala yang pernah ia yakini.
​Saat ini, Sinta bekerja sebagai Suster Panti Jompo, berhadapan dengan kematian secara rutin, tetapi tanpa sedikit pun rasa takut pada alam baka. Alim, di sisi lain, kini menjadi Penggali Kubur, dikelilingi oleh kuburan, tetapi tetap teguh memegang sisa-sisa keyakinannya yang diw

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon gilangboalang, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Istiqomah dan Jalan yang Benar

​🌙 Dua Minggu dalam Bayang-Bayang Kubur

​Sudah 2 minggu kini Sinta sudah mulai mendingan. Obat penenang dari Dr. Bima membantu meredam histeria dan memungkinkannya tidur lebih dari dua jam semalam. Namun, yang paling membantu bukanlah farmasi, melainkan keyakinan yang mengakar kuat: ia harus bertaubat.

​Wajah Slamet yang disiksa, suara gemuruh Malaikat, dan jeritan roh-roh di kuburan menjadi peringatan abadi, bukan lagi hanya halusinasi. Ketakutan Sinta telah menjadi bahan bakar bagi imannya.

​Alim, yang menyaksikan perubahan dramatis ini, memutuskan bahwa Sinta tidak membutuhkan lebih banyak obat, melainkan bimbingan spiritual.

​📜 Bimbingan Sang Ustadz

​Dia bertemu dengan ustadz itu dan mendengar ceramahnya. Alim membawanya ke majelis taklim terdekat. Ustadz yang ia temui, Ustadz Hafiz, memiliki aura tenang dan bijaksana.

​Sinta tidak berani menceritakan secara detail apa yang ia lihat, tetapi ia menceritakan tentang masa lalu kelamnya, kesombongannya terhadap agama, dan ketakutan absolut yang ia rasakan setelah hampir mati.

​Ustadz Hafiz mendengarkan dengan sabar, mengangguk tanpa menghakimi. Ia tidak mengomentari apakah cerita Sinta adalah mati suri atau penglihatan, tetapi ia menguatkan inti pesannya: Taubat adalah satu-satunya obat untuk kegelisahan jiwa.

​"Nak Sinta," kata Ustadz Hafiz dengan lembut, "Allah Maha Pengampun. Engkau sudah melihat Peringatan yang paling besar. Sekarang, gunakan ketakutan itu untuk cinta. Buktikan ketulusan taubatmu melalui perubahan yang tampak, baik di luar maupun di dalam."

​Ustadz Hafiz memberikan dua saran utama: perbaiki penampilan luar sebagai tanda kepatuhan, dan perbaiki jiwa melalui sholat tobat.

​Dan dia disarankan untuk memakai hijab.

​🧣 Hijab dan Sholat Taubat

​Sinta tidak ragu. Ia tahu, hijab adalah simbol perlindungan dan penyerahan diri yang nyata. Ia tidak lagi peduli pada pandangan dunia atau sinisme lama. Ia hanya peduli pada pandangan Allah yang baru saja ia yakini dengan mata kepalanya sendiri.

​Keesokan harinya, Sinta mengenakan hijab. Ia merasakan sensasi yang aneh: bukan beban, melainkan perlindungan dari pandangan dunia yang gelap, dunia yang pernah ia anggap bebas, tetapi kini ia sadari sebagai penjara nafsu.

​Setelah itu, ia melakukan Sholat Tobat (Salatut Taubah).

​Malam itu, setelah berwudhu, Sinta berdiri di atas sajadah. Ia melaksanakan sholat dua rakaat, menumpahkan segala yang ia tahan selama ini.

​Saat sujud, Sinta menangis. Dia berdoa dengan menangis ketakutan dan kesedihannya.

​Ketakutan karena ia tahu Slamet disiksa sekarang, dan ia hampir berakhir di tempat yang sama. Kesedihan karena ia telah menyia-nyiakan waktu begitu lama dalam kekufuran dan kesombongan.

​Ia memohon ampun dengan kalimat-kalimat yang ia pelajari dari roh-roh kubur: "Astaghfirullah Rabbal Baraya..."

​Dia benar-benar taubat dan ketakutan. Tobatnya bukan sekadar ucapan, melainkan perubahan total yang dipicu oleh trauma melihat neraka. Ia tidak akan pernah lagi melupakan suara Malaikat atau rasa dingin liang lahat.

​🌟 Istiqomah dan Kehidupan Baru

​Sejak malam itu, Sinta berubah drastis. Dia kini sudah istiqomah. Steadfastness ini bukan hanya sementara, bukan hanya respons panik; itu adalah fondasi hidupnya yang baru.

​Dia berhijab dan mencintai agama Islam. Ia tidak hanya menerima Islam, tetapi ia mencintai Islam karena agama ini memberinya peta jalan yang jelas untuk menghindari kengerian abadi yang ia saksikan.

​Kini dia menjadi Islami banget.

​Jadwal hariannya berputar pada sholat lima waktu, mendengarkan ceramah Ustadz Hafiz, dan membaca Al-Quran. Setiap kali ia merasa ragu atau lemah, ia hanya perlu menutup mata dan mengingat suara godam yang menghantam Slamet, dan ketakutannya akan segera mengubah keraguan itu menjadi ketaatan.

​Sinta, sang atheis sinis yang menantang surga dan neraka, kini menjadi hamba Allah yang paling patuh, sebuah bukti hidup bahwa terkadang, kebenaran terbesar datang dalam wujud kengerian yang paling nyata.

​Alim, yang melihat kedamaian baru di mata Sinta, meskipun terkadang masih terlihat ketakutan yang mendalam, tahu bahwa Sinta akhirnya selamat. Ia tidak sembuh dari trauma, tetapi ia telah menemukan Tujuan dari trauma itu.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!