CINTA SANG JENDRAL
Dikegelapan malam derap langkah kuda dan suara langkah kaki ratusan prajurit memakai baju zirah lengkap dengan senjata di tangan masing-masing, memenuhi jalanan ibu kota.
Mereka berlarian menuju sebuah kediaman yang tertutup oleh tembok hitam tinggi , yang memisahkan penghuni dengan dunia luar.
Seluruh prajurit menyebar mengepung setiap sisi .
Di dalam rumah, nampak sepasang suami istri , Xuan Xi Chong dan Hua Mu Niang sedang tergesa-gesa mengambil isi sebuah kotak di sebuah ruang rahasia di kamar pribadinya.
Xuan Xi Chong mengambil sebuah buku dan benda kecil persegi yang terbungkus kain berwarna kuning dari dalam kotak penyimpanan yang terletak di atas rak.
Lalu ia berbalik berjalan mendekati istrinya yang menatapnya dengan wajah cemas.
Sambil menunduk menatap benda di tangannya itu, "Istriku, bawalah ini bersamamu, pergi dan serahkan ini ke Tuan Liang di kota Dan Yang, dia akan tahu apa yang harus dilakukan!", ucap Xuan Xi Chong sembari menarik tangan dan menyerahkan buku serta benda persegi itu ke tangan istrinya.
Nyonya Xuan tertunduk menatap benda yang diserahkan Xuan Xi Chong padanya, "Tapi apa ini , tolong jelaskan apa yang terjadi?" ucap Hua Mu Niang yang menatap suaminya bingung.
Xuan Xi Chong mengangkat kedua lengannya memegang kedua bahu istrinya. Ditariknya nafas dalam, "Perdana mentri sedang mengincar benda ini, barusan Xiao Wei melaporkan, bahwa prajurit kerajaan sedang menuju kesini. Dan... beliau menyebarkan fitnah, aku telah berkhianat".
"Tapi.."
"Sst... ", Xuan Xi Chong mengangkat jari telunjuknya di depan bibirnya. "aku tahu, tapi tak ada seorangpun yang mampu mencegahnya saat ini untuk merebut stempel ini. Stempel ini memiliki kekuasaan tak terbatas, bahkan Pangeran Xi yang telah ditunjuk Yang Mulia untuk menggantikan posisinya pun tidak akan mampu melawan kekuasaan stempel 9 naga", sambung Xuan Xi Chong memotong ucapan istrinya.
"Waktu kita tidak banyak, bawalah Xuan Rong bersamamu dan ikuti Xiao Wei. Dia telah mempersiapkan semuanya."
"Tapi, bagaimana denganmu?" ucap Hua Mu Niang khawatir.
"Aku akan menghambat mereka untuk memberikan kalian waktu pergi menjauh", ungkap Xuan Xi Chong menjelaskan.
"Perdana mentri tidak akan begitu mudahnya memaafkan orang yang menentangnya , sebaiknya kau pun ikut pergi bersama."
"Tidak istriku, yakinlah .. Perdana mentri tidak akan membunuhku dalam waktu dekat. Jika Tuan Liang bisa cepat bertindak , kedatangan Pangeran Xi akan bisa membalikkan keadaan."ucap Xuan Xi Chong seraya menarik kepala istrinya dan mencium keningnya.
Hua Mu Niang menatap wajah suaminya yang juga menatapnya, "Suamiku apakah kau tahu apa akibatnya untuk keluarga kita, maksudku Xuan Rong.. bagaimana dengannya? Ia masih kecil, sedangkan perjalanan ini sangat berbahaya".
Xuan Xi Chong membuang nafasnya dengan berat, "Sementara titipkan Xuan Rong ke wisma, untuk menghentikan kecurigaan, lagi pula disana ada Mei Gui yang bisa mengatasinya!"
......................
Sepuluh tahun kemudian...
Di taman belakang kuil tampak seorang pemuda tampan dengan tubuh tegap, penampilan layaknya bangsawan menyempurnakan sosoknya yang diidamkan para wanita, dialah Zhu Wen , jendral tertinggi Kerajaan Wei.
Zhu Wen melangkahkan kakinya berjalan menatap lurus ke depan, menyusuri jalanan kecil disekitar taman di dekat sana. Taman yang ditumbuhi pohon wilow yang berada di tiap sisi-sisinya memberikan suasana sejuk dan nyaman.
Dari sudut matanya, Zhu Wen menangkap sesuatu yang mengalihkan pandangannya. Ia menolehkan kepalanya kesebelah kiri, terlihat sosok gadis tengah duduk sendirian di gazebo tak jauh dari tempatnya berdiri. Langkahnya terhenti, Zhu Wen memfokuskan matanya berusaha mengamati wajah si gadis.
Semakin lama Zhu Wen menatap, semakin ia terpancing untuk melihat wajah gadis itu lebih jelas.
Tanpa disadarinya kaki jenjang nan kekar itu melangkah, naluri lelakinya yang secara alamiah menangkap sebuah keindahan menariknya untuk terus mendekat.
Zhu Wen berjalan melewati jembatan kecil yang menghubungkan taman dan gazebo tersebut. Membuat jarak diantara mereka berdua kini hanya tinggal beberapa kaki saja. Dan dengan jarak yang cukup dekat tersebut, ia bisa melihat dengan jelas paras cantik gadis tersebut,
Zhu Wen tersenyum menatap gadis itu.
Gadis cantik berpostur mungil, rambut hitam tergerai indah, kontras dengan kulitnya yang putih bersih dengan wajah mungil dagu runcing, hidung yang mancung dan bibir merah mudanya yang ranum - Xuan Rong.
Xuan Rong yang sedang memejamkan mata, dengan kedua telapak tangan bertaut menopang dagu runcingnya. Terlihat ia sedang menikmati suasana tenang disana. Namu tiba-tiba Xuan Rong terkesiap , menyadari kehadiran orang lain didekatnya. Reflek ia menoleh, sepasang matanya menangkap sosok pria yang juga menatapnya dengan lekat.
Xuan Rong yang merasa tidak nyaman dengan kehadiran Zhu Wen, membuatnya segera bangkit berdiri ingin berjalan pergi. Sebelum melewati Zhu Wen, Xuan Rong membungkukkan tubuhnya, ia mempersilahkan Zhu Wen untuk menempati gazebo tersebut.
"Silahkan Tuan", sapa Xuan Rong ramah, kemudian ia berlalu.
"Nona..", langkah Xuan Rong terhenti. "Anda tidak perlu pergi. Akulah yang mengganggu anda, kita bisa berbagi sembari duduk berbincang", ucap Zhu Wen kembali.
"Aku adalah pendatang, dan ini kali pertama aku menginjak di kota ini. Apakah kehadiranku, mengganggu anda?" tanya Zhu Wen kembali.
"....." , Xuan Rong mengernyitkan alisnya menatap Zhu Wen dengan mata bulat polosnya.
"Tidak, maksudku aku hanya kurang nyaman saja dengan orang asing" , ucap Xuan Rong menanggapi.
'Oh... Kau cukup terus terang, nona ', gumam Zhu Wen seraya tersenyum kecil.
"Zhu Wen .. namaku Zhu Wen", ucap Zhu Wen memperkenalkan diri sembari menyatukan telapak tangannya mengepal didepan dada.
"Maaf tuan , tapi aku sedang terburu-buru," tolak Xuan Rong.
"Ehhh.... maaf nona", Zhu Wen melangkah menyusul sembari merentangkan sebelah lengannya di hadapan gadis itu , bermaksud menghentikan.
"Ada apa?" tanya Xuan Rong.
"Oh maaf... Apakah aku boleh tahu siapa nama nona? Agar kita bisa saling mengenal", ucap Zhu Wen masih terus berusaha.
Xuan Rong terdiam, menatap Zhu Wen dengan penasaran. 'Untuk apa pria ini begitu memaksa untuk mendekat' gumam Xuan Rong dalam hati.
Lain halnya denganZhu Wen, ketidaktertarikan Xuan Rong yang ditunjukkan dengan penolakkannya adalah pengalaman baru yang belum pernah dihadapinya, menantang Zhu Wen untuk semakin ingin mendekati.
"Tapi tuan, aku sudah ditunggu!" tolaknya halus langsung berlalu, mengabaikan Zhu Wen yang masih berusaha membujuknya.
"Tunggu nona!" Zhu Wen menarik lengan Xuan Rong berusaha menghentikan.
'Ya Tuhan, tolong aku! Disini tak ada seorangpun , dan aku hanya berdua dengan pria menakutkan ini . Bagaimana jika dia berbuat suatu hal yang... , gumam Xuan Rong sembari menolehkan kepalanya ke kiri dan ke kanan, berharap seseorang datang menolongnya.
"Maaf tuan, aku tidak mengenal anda, dan juga tolong lepaskan tangan anda", Xuan Rong meninggikan suaranya seraya menepis tangan Zhu Wen yang mencengkram kuat lengannya.
Zhu Wen menyipitkan matanya, tahu bahwa gadis dihadapannya saat ini sedang berpikir buruk tentangnya.
Zhu Wen mengendurkan cengkeraman tangannya, yang segera dimanfaatkan Xuan Rong melangkah pergi sembari bergumam berharap agar pria aneh itu tidak mengejarnya.
......................
Pengenalan tokoh
Zhu Wen
Pemuda berusia 20 tahun , seorang Jendral tertinggi Kerajaan Wei , flamboyan, tidak mempercayai sebuah cinta sejati.
Xuan Rong
Gadis berusia 16 tahun yang ditinggal kedua orangtuanya, tinggal di wisma Hong Yuan. Cenderung tertutup, dan gigih .
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 141 Episodes
Comments
Khusnul Khotimah
suka gambarnya bagus
2024-01-13
1
💐Lusi81
gabung,thor
2023-12-21
0
Sri Bayoe
nyimak dulu
2023-06-13
0