NovelToon NovelToon
Menjadi Sugar Baby

Menjadi Sugar Baby

Status: tamat
Genre:Romantis / Tamat
Popularitas:47M
Nilai: 4.9
Nama Author: Pratiwi Devyara

Siapa bilang menjadi sugar baby itu enak?.

Bergelimang kemewahan, bisa membeli tas mahal, perhiasan dan gadget terbaru dengan mudah. Bisa memiliki apartemen dan mobil seharga milyaran, segampang membalikkan telapak tangan.

Lea Michella dan teman-temannya, menempuh jalur instan agar bisa hidup enak. Mereka rela menjual kehormatan demi mengumpulkan pundi-pundi uang.

Namun ternyata, kehidupan sugar baby tak seindah dan semudah yang sering diceritakan oleh penulis di novel-novel online. Nyatanya ada banyak hal serius yang harus mereka hadapi.

Sanggupkah mereka bertahan atas pilihan yang mereka ambil?. Ikuti saja kisah ini.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Pratiwi Devyara, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Laundry

"Aarrghh."

"Buuuk."

"Buuuk."

"Buuuk."

Daniel memukul samsak tinju, di tempat dimana ia biasa latihan Thai boxing. Saat ini ia tengah membayangkan wajah ayahnya dan juga Grace.

"Buuuk."

"Buuuk."

"Buuuk."

Ia terus memukul, seakan yang ia pukul itu adalah ayahnya sendiri. Hingga tenaga yang ia keluarkan pun, tampak tak pernah ada habisnya.

"Haaaah."

Daniel menyudahi pukulan terakhir, tatkala keringat bukan lagi menetes. Melainkan sudah membanjiri sekujur tubuhnya yang atletis. Daniel kemudian duduk di sebuah kursi, lalu mereguk air mineral yang ia bawa. Nafasnya masih terdengar memburu hingga detik ini.

"Dan."

Tiba-tiba Richard dan Ellio muncul. Mereka berdua habis ngegym disebelah. Richard dan Ellio saling bersitatap satu sama lain, karena mereka berdua bisa melihat kemarahan yang ada di mata sahabat mereka tersebut.

Keduanya enggan bertanya secara spesifik, mengenai apa yang menjadi penyebab. Karena sudah barang tentu Grace lah, yang menjadi biang masalah dalam kehidupan Daniel.

"Dan, siang ini lo harus ketemu seseorang?" ujar Richard.

Daniel menoleh ke arah Richard. Ia tak mengerti pada apa yang dibicarakan oleh sahabatnya itu.

"Ada beberapa cewek yang mau kenalan sama lo?"

"Richard, pelase."

"Dan, lo harus berusaha move on apapun caranya. Lo nggak kasian sama gue dan Ellio?. Lo pikir kita nggak kepikiran sama kondisi lo yang kayak gini."

"Iya, Dan. Dengerin lah kata Richard, kita itu khawatir sama lo." timpal Ellio.

Daniel membuang pandangannya ke suatu sudut, ia kini berpikir. Mungkin inilah saatnya ia mulai mencari pengganti Grace secara serius. Setelah tadi ia melihat adegan tak senonoh itu didepan matanya. Hatinya kini menjadi begitu sakit.

"Ok, ujarnya kemudian."

Sementara disekolah, Lea yang tengah melintas tanpa sengaja mendengar percakapan antara Sharon dan kedua temannya.

"Jadi lo udah jadian, Shar. Sama Rangga?" tanya Maya.

"Yoi, disuruh emaknya Rangga jadian didepan dia." ujar Sharon seraya tersenyum.

"Serius lo?" Tasya berteriak.

"Serius." ujar Sharon lagi.

"Waduh, selamat ya." ujar Tasya diikuti senyum Maya.

Mereka bertiga lalu bergembira, sedang Lea hancur mendengarnya.

***

Siang itu Daniel memenuhi keinginan Richard dan Ellio, untuk menemui seorang wanita yang mereka maksudkan. Padahal sejatinya Daniel enggan melakukan ini semua. Namun ia juga tak tega melihat Richard dan Ellio, yang terus-menerus mengkhawatirkan keadaannya.

Intinya, ia melakukan ini demi kedua sahabatnya tersebut. Meski berotak mesum, namun baik Richard maupun Ellio adalah tipikal teman yang sangat baik. Mereka tak main-main dalam mengkhawatirkan kondisi satu sama lain. Bahkan pasangan mereka pun bisa terabaikan, demi mendahulukan kepentingan sahabat.

"Jangan lupa beli bunga dulu, masih ada tiga jam lagi." ujar Richard di telepon.

"Ok."

Daniel sekali lagi hanya menurut saja, pada instruksi yang diberikan oleh sahabatnya itu. Ia kini menekan pedal gas mobilnya, guna menuju ke sebuah tempat. Dimana ia bisa mendapatkan buket bunga. Bukan sembarang tempat, tapi itu adalah toko bunga yang menjual bunga import berkualitas.

Harganya cukup mahal, namun Daniel hanya menginginkan hadiah terbaik, bagi siapapun yang akan menerimanya. Ia tak peduli apakah dirinya nanti akan suka atau tidak, pada wanita yang akan dikenalkan kepadanya tersebut. Tapi yang jelas, ia hanya ingin memberikan yang terbaik.

Lagipula ia seorang bos berpenghasilan milyaran setiap bulan, ia tak ingin menjatuhkan harga dirinya dengan memberi barang murah.

Daniel melangkah menyusuri kawasan menuju ke toko bunga tersebut. Ia parkir agak jauh, karena di area itu kendaraan dilarang masuk. Di sana adalah tempat dimana kafe-kafe dengan nuansa aesthethic berjejer. Jadi hanya pejalan kaki yang diperkenankan untuk melintas.

Daniel melangkah agak sedikit terburu-buru, tanpa ia sadari bahwa di suatu arah. Ada seorang gadis yang tengah cekikikan dengan kedua temannya. Gadis tersebut tengah meminum coklat dingin dan sedang tidak melihat ke arah Daniel, begitu pula sebaliknya. Lalu,

"Buuuk."

"Byuur."

Coklat dingin milik gadis itupun tertumpah di jas Daniel yang mahal. Bahkan merembes hingga bagian kemeja dalamnya.

"Hah?"

Gadis itu menutup mulutnya karena kaget, sementara kini emosi Daniel mendadak naik ke ubun-ubun. Ditambah lagi ketika ia menyadari siapa gadis yang telah menabraknya itu.

"Kamu lagi, kamu lagi. Kenapa sih, nggak keluarga kamu, pacar kamu, kamu sendiri. Suka banget nabrakin diri ke saya. Kamu tau ini jas harganya berapa, hah?" Daniel berteriak pada gadis yang tiada lain adalah Lea tersebut.

"Ya salah om sendiri, kenapa setiap saya jalan. Om pasti ada didekat saya. Om sengaja ngikutin saya kan?" ujar Lea tak kalah berteriak.

"Heh, ngapain saya kurang kerjaan ngikutin kamu?. Kamu pikir kamu siapa, hah?. Sok kecakepan tau nggak."

Lea pun mendadak terdiam, jujur kata-kata Daniel barusan amat sangat melukai hatinya.

"Sekarang kamu lihat jas saya, ini harganya 55juta. Punya uang kamu buat mencuci jas ini di laundry mahal, hah?"

"Eh om, biasa aja dong. Lagian kan om yang nabrak." Vita emosi dan mencoba membela Lea yang kini terdiam disebelahnya.

"Tau, sok kaya banget jadi orang. Baru jas harga 55juta doang, amit-amit. Berapa sih kekayaan situ." timpal Vita tak kalah emosi.

"Heh, kekayaan saya itu bisa membeli harga diri kalian bertiga. Paham?"

"Plaaak."

Sebuah tamparan dari tangan Lea, mendarat begitu saja di pipi Daniel. Belum sempat Daniel memberikan reaksi, Lea sudah kembali memukul pria itu.

"Plaaak."

"Plaaak."

"Enak kan tiga kali tamparan. Satu buat saya, dua lagi karena anda menghina kedua teman saya."

"Byuuur." Lea menyiramkan kembali sisa es coklatnya di jas Daniel.

"Heh, kurang ajar kamu."

Daniel hendak mengamuk, namun orang-orang sekitar keburu memperhatikan mereka. Lea ditarik oleh Vita dan Nina untuk menjauh. Kini semua mata tertuju pada Daniel.

"Aarrgghh, brengsek." gerutunya seraya berjalan ke arah toko bunga. Ia tak menyangka nasibnya bisa begitu sial.

"Dan."

Clarita pemilik toko bunga itu mendekati Daniel. Mereka berdua saling mengenal satu sama lain. Daniel sendiri selalu pergi ke toko ini, jika ingin membelikan bunga untuk Grace.

"Baju lo kenapa?" tanya Clarita pada Daniel.

"Ada orang bodoh tadi, lewat nggak liat-liat. Dia bawa minuman gitu." Daniel berkilah, ia tak ingin membicarakan kesialannya di hadapan Clarita.

"Ya ampun, adek gue baru buka laundry di ujung sana. Kelang enam toko dari sini, ada layanan ekspres dan khusus untuk pakaian mahal."

"Serius, Cla?" tanya Daniel pada Clarita.

"Serius, namanya Clarissa Laundry. Lo kesana aja, nanti gue telpon adek gue dari sini. Kayaknya di masih di sana deh sekarang. Atau kalau dia udah pulang, gue suruh karyawannya yang nanganin."

"Ok, ke kanan atau kiri." tanya Daniel seraya menunjuk arah.

"Kiri, kelang enam toko ya."

"Oh ya, gue minta mawar merah ya." ujar Daniel lagi.

"Ok, beres. Ntar gue siapin."

Daniel lalu keluar dari toko bunga tersebut dan menuju ke laundry yang dimaksud. Dan benar saja, ternyata memang ada laundry yang baru dibuka ditempat itu.

***

"Kakak gue bilang, ada temennya mau. ngelaundry. Katanya sih bos tajir melintir dan tampan pula. Clarissa si pemilik laundry berujar pada kedua temannya.

Hari ini, ia dan yang lainnya diperkenankan oleh mami Sonia untuk keluar dari SB Agency selama kurang lebih 5 jam. Mereka dibebaskan untuk melakukan apa saja, termasuk berbelanja atau melakukan kegiatan lainnya.

Clarissa sendiri pergi ke laundry ini, karena ini adalah usahanya yang terbaru dan masih butuh perhatian. Seperti diketahui, ia mendaftar pada SB Agency, bermaksud agar mendapatkan suami kaya. Ia telah memiliki berbagai usaha, namun tetap ingin mencari pria kaya.

Karena jika ia menikahi pria miskin, ditakutkan pria tersebut akan insecure terhadap usaha dan penghasilan yang ia miliki. Dan lagi pula resiko benalu, karena banyak sekali laki-laki yang suka memanfaatkan kekayaan wanita dengan tidak tahu diri.

"Permisi."

Seorang pria tampan membuka pintu. Seketika waktu pun terhenti. Clarissa dan kedua temannya sesama peserta SB Agency itu pun terperangah.

Betapa tidak, sesosok makhluk tampan, tinggi, hot nan atletis. Kini berada tepat dihadapan mereka. Melangkah dengan tatapan yang memanah ke inti hati.

"Permisi, apa ini laundry adiknya Clarita?" tanya Pria itu padanya.

"Ah, oh, i, iya. Silahkan..!" ujar Clarissa dengan nada yang terbata-bata.

Ia masih tak percaya pada apa yang ia lihat. Sungguh sempurna sosok laki-laki tersebut di matanya. Hidung mancung, mata coklat tajam, wajah tampan. Ah, persis tokoh pemeran utama dalam film-film romantis. Atau seperti visual di novel-novel online yang bertebaran.

"Ada yang bisa saya bantu, pak, mmm."

"Daniel." ujar Daniel kemudian.

"Saya temannya Clarita." ujarnya lagi.

"Ok, pak Daniel. Ada yang bisa saya bantu?"

"Saya mau mencuci baju dan jas saya ini."

Daniel memperlihatkan jas dan baju kemejanya yang penuh noda bekas minuman coklat.

"Oh, ok."

Clarissa menoleh ke arah lain lalu kembali menoleh ke arah Daniel. Ia bingung karena ini adalah laundry, bukan toko baju. Praktis disini tak ada ruang ganti pakaian.

Namun tiba-tiba saja, Daniel sudah membuka jas dan kemejanya. Lalu, waktu pun kembali berhenti. Clarissa dan kedua temannya sama-sama terperangah, saat melihat tubuh sexy dan sixpack milik Daniel yang terpampang nyata dihadapan mereka. Tangan pria itu berotot dan berurat, karena selalu rajin angkat beban di gym.

"OMG."

Salah satu teman Clarissa berujar, sementara yang lainnya menelan ludah. Para karyawan wanita pun banyak yang tertegun.

"Ini." ujar Daniel seraya menyerahkan baju dan jasnya pada Clarissa. Sementara Clarissa masih terpaku.

"Clarissa?"

"Ah, oh, iya pak. Baik, ditunggu dulu. Silahkan duduk...!"

Daniel duduk pada kursi ruang tunggu. Clarissa kini berjalan ke arah dalam, dan menyerahkan pakaian pria itu pada karyawannya.

"Ris, menonjol." ujar salah seorang temannya pada Clarissa.

"Hus, Nia. Ntar dia denger loh." ujar Clarissa seraya melirik sekilas ke arah Daniel, yang kini tengah berkutat dengan handphone. Lalu temannya yang satu lagi pun turut berujar.

"Gue pengen di jamah sama dia, Ris."

"Kinar, ntar dia denger. Nggak enak sama kak Clara, kalau nih cowok ngadu."

"Iya, iya." ujar Kinar namun tetap memperhatikan Daniel.

Tak dapat dipungkiri jika Clarissa pun merasakan hal yang sama. Seluruh bagian sensitifnya berkedut, demi melihat tampilan tubuh Daniel yang tengah bertelanjang dada tersebut. Tak lama setelah itu, ia menghampiri Daniel dan memberikan minuman.

"Pak Daniel."

"Panggil Daniel aja."

"Ok, pak, eh Daniel. Ini minumnya." ujar Clarissa seraya meletakkan minuman tersebut di meja.

Daniel tersenyum.

"Iii, dia senyum anjay." Kedua teman Clarissa berujar dari kejauhan, layaknya cacing kepanasan.

"Kamu sama Clarita beda berapa tahun?" tanya Daniel seraya menatap Clarissa. Sementara yang ditatap jadi serba salah.

"Dia 35 dan aku 19. Berapa tuh?"

"Beda 16 tahun ya, jauh banget." ujar Daniel kemudian.

"Ya kan di atas aku masih ada dua lagi."

"Kalian 4 bersaudara?"

"Lima, dibawah aku ada satu cowok. Masih SMA."

Daniel mengangguk-anggukan kepala. Ia mengenal Clarita, kakak Clarissa. Karena wanita itu merupakan istri simpanan dari salah satu rekan Daniel.

Bisa dikatakan, Daniel adalah tempat curhat Clarita. Apabila ia tengah memiliki masalah dengan suami sirinya itu.

"Deert."

Handphone Clarissa bergetar, ternyata broadcast dari mami Sonia.

"Ladies, hanya sisa setengah jam lagi ya. Diharapkan untuk kembali ke agency tepat waktu."

Begitulah kira-kira bunyi dari pesan tersebut.

"Mm, Dan."

"Iya."

"Tolong simpan nomor telpon aku, karena aku harus segera pergi. Jadi kalau ada apa-apa dengan laundry nya, bisa langsung hubungi aku."

"Oh, ok." ujar Daniel kemudian.

Mereka pun lalu bertukar nomor telpon. Segera saja setelah itu, Clarissa dan kedua temannya bergegas kembali ke agency. Sebelum Mami Sonia nyap-nyap dan berteriak pada mereka semua.

1
Babo Saram
setuju nih yg bgini nih 👍
Ratna Komala
semoga Richard dan Nadya TDK terjadi apa" ke depannya dan semuanya berjalan LG seperti semula dan aman...semoga Hanif bisa menerima dgn hati yg legowo
HaNNa
sifat asline Daniel metu kabeh 😅
Nina Yasmine
hallo ka dev... sehat2 trs ka aku nunggu kelanjutannya loh ka ampe aku baca dari awal ampe akhir
Elan Lasmanah
lanjut thor
Susilo Susilo
morning ka dev where are you?????? kita masih nungguin lo update finishin aja deh biar ga ngegantung
zowa
kangenx Thor SM Daniel dgn lea
RiJu
lupa kalau pernah sedang baca cerita ini.
and yes, kurang suka bagian daniel nyingkat nama lea, apaan banget dipanggil "le"? ubur² ikan lele?? 🤭
Devyara (IG : oh_ya_ra): Kalau ga suka ya jangan baca, sesimpel itu. Isi pikiran Lo jangan paksakan ke orang lain. Dan tulisan gue ga mesti disukai semuanya. Ga suka ya udah, ribet.
total 1 replies
Chan Eun Shang
Hi kak Dev. Long time no see.. Hp ku rusak, di service baru balik lagi ke sini... Harapan sy kak selalu shat yah.... GBU
Anggun Peratiwi
Luar biasa
ellakayla
seneng baca novel ini dah 3x 🤭🤭
Ininiraa Kiw
karnadi anjir🫵😭
yua
lanjut donk KA. kangen sama derriel
Mutiaa
Udah di akhr tahun 2024 thor masih setia bolak balik NT liatin keluarga Pak Dan, kali2 ja da up. Sehat2 thor kami selalu menunggu dirimu. Kangen sma delil ni 🥰
Cey
author apa kabar? semoga dalam lindungan Tuhan
Rikawaii San
Luar biasa
Susilo Susilo
kak dev sehat kah?? sudah lama kagak ada kabarnya mudah mudahan sudah membaik
marina dewi
setelah sekian lama akhirnya aku balik lagi kesini KRNA mau tau lanjutannya akhirnya ada dan bisa sembuhin kangen
masih nunggu ya lanjutannya thor
zowa
masih nunggu lanjutannya.karna msh ga bisa lepas dr semua karyamu Dev
Rin Arina
sekian lama aku baru baca lagi nih novel🤭🤭🤭 sibuk bngt sama real life
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!