Kalian tahu bagaimana rasanya ketika kita dijadikan korban hanya untuk sebuah tujuan licik??
Itulah yang dirasakan oleh Karina, gadis baik dan cantik yang dijadikan tumbal untuk menikahi pria idiot namun kaya raya. Tak satupun saudari karina yang mau menikah dengan tuan muda itu sampai keputusan sang ayah dimana Karina si bungsu yang harus menikahinya demi mencegah kebangkrutan perusahaan mereka. Namun siapa sangka sebuah kebenaran terbongkar sehingga membuat kehidupan karina dan keluarga liciknya berubah.
Penasaran dengan kisah nya???
Jangan lupa like, komen dan vote ya 😊
Follow Instagram aku @Alfianaaa05_
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Alfiana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
DATANG KE PESTA
Karin dan jay pergi ke mall dengan di antar sekertaris kemal yang kebetulan izin untuk mengantar tuan dan nona mudanya. Mall terbesar itu di datangi karin dan jay dengan penuh semangat, hari ini mereka akan membeli kado untuk ulang tahun mita nanti malam.
"Silahkan" Ucap kemal membukakan pintu mobilnya.
"Terima kasih" Balas karin keluar lebih dulu di susul oleh jay.
"Karin,aku mau membeli mobilan dan robot" Ucap jay dengan antusias.
"Iya sayang kita beli ya" Ujar karin manggut-manggut.
Toko pertama yang mereka kunjungi adalah toko baju dan barang barang keperluan wanita lainnya, seperti tas, sepatu dan juga makeup.
"Karin, aku tidak mau kesini. Aku mau kesana" Rengek Jay menarik narik tangan karin sambil menunjuk ke tempat dimana ada berbagai macam permainan anak anak.
"Nona, tuan muda biar saya yang urus" Ucap kemal kemudian mengajak Jay pergi ke tempat yang ia inginkan.
"Jadi apa yang anda butuhkan nona?" Tanya pelayan toko tersebut.
"Gaun ini apa ada warna dan ukuran yang lebih besar?" Tanya karin sambil memegang gaun berwana navy sebatas lutut.
"Tentu nona, mohon ditunggu" Jawab pelayan itu kemudian pergi untuk mengambilkan pesanan pelanggan nya.
Setalah 10 menit menunggu akhirnya baju yang ia minta dibawakan oleh pelayan toko tersebut, bahan dan kualitasnya tentu sudah tidak bisa di ragukan lagi membuat karin akhirnya menggesek kartu untuk membeli gaun tersebut.
"Terima kasih" Ucap karin membawa paper bag bersisi gaun tersebut.
Karin segera keluar dari toko, ia melangkahkan kakinya menuju tempat tempat permainan untuk mencari keberadaan Jay dan kemal. Sudah satu putaran karin mengelilingi area permainan itu namun kedua pria itu tidak terlihat.
"Dimana mereka" Gumam karin celingak-celinguk.
"Karin???" Panggil jay yang baru saja kembali dari toilet dan kemal dibelakangnya sambil membawa sebuah tentengan.
"Kamu darimana jay?" Tanya karin lembut.
"Membeli mainan dan kado untuk kakak kamu" Jawab jay dengan antusias.
"Benarkah?? apa yang Jay beli hmmm?" Tanya Karin lagi sambil mengusap kening Jay sampai batas rambut.
"Rahasia, hahahah" Jawab Jay tertawa lepas.
"Ya sudah ayo pulang, ini sudah sore kita harus bersiap untuk pergi ke pesta nya" Ajak karin.
Kemal dengan sigap mengambil belanjaan milik karin namun baru beberapa detik karin segera mengambilnya karena menurutnya kemal akan merasa malu jika harus membawa belanjaan wanita.
"Tidak apa apa kemal" Ucap karin ketika orang kepercayaan keluarganya itu protes.
Dengan berhias natural karin terlihat begitu cantik. Gaun merah polos dengan panjang setulang kering itu membuat penampilan karin sangat anggun bak model. Jangan lupakan Jay yang juga di bantu bersiap siap oleh istrinya, kemeja dan Jas senada dipadukan dengan dasi kupu-kupu yang melingkar di leher jenjangnya, jay terlihat begitu tampan dan menawan seperti para pebisnis dan pengusaha, bahkan kekurangannya tertutupi oleh penampilannya malam ini.
"Nona, sekretaris kemal sudah siap" Ucap pak ratim menunduk sopan kepada karin yang sedang merapikan dasi jay sedikit miring.
"Baiklah, ayo Jay" Ajak karin menggandeng tangan jay sementara tangan lainnya memegang dompet Gucci keluaran terbaru yang disiapkan oleh pak ratim.
"Selamat malam tuan dan nona muda" Sapa kemal dengan sopan sambil menunduk pelan.
"Malam kemal, ayo kita langsung saja lagipula acaranya sebentar lagi dimulai" Ajak karin diangguki oleh kemal yang segara masuk ke dalam mobil.
"Kadonya??" Tanya jay merasa ia tidak membawa kado.
"Di dalam sayang" Jawab karin tersenyum lembut.
Selama perjalanan jay tidak henti mengoceh,bukannya tidak suka karin justru menyukai ketika pria itu terus saja mengoceh dan membuatnya terkekeh karena kelucuan jay suaminya.
"Karin, ada badut kan?" Tanya jay menatap karin dengan lembut.
"Aku tidak tahu Jay, semoga saja ada" Jawab karin membalas tatapan Jay tak kalah lembut.
"Aku tidak mau datang jika tidak ada badut" Rajuk jay melipat tangan didada sambil memanyunkan bibirnya.
"Hahahaha, lucunya tuan muda Winata" Tawa karin membelai sebelah pipi jay.
Di depan diam diam kemal memperhatikan tuan dan nona mudanya, dia ikut bahagia karena ada orang yang benar-benar tulus pada tuan muda jay karena setahu ia sudah ratusan bahkan hampir ribuan wanita menolak jay karena kekurangannya ya meski tak dapat di pungkiri ada juga yang menerima namun tujuannya semata-mata karena harta.
"Nona anda adalah wanita yang baik, kebahagiaan akan datang pada anda ketika waktunya sudah tepat nanti" Batin kemal tersenyum sedikit.
Mobil Mercedes Benz C-Class hitam yang jay dan karin Kendarai sudah masuk pekarangan rumah adijaya, beberapa mobil mewah lainnya juga terpakir yang diyakini milik rekan bisnis adijaya dan beberapa juga milik teman mita ataupun rahma.
"Non karin??!!!" Seru bi Narti melihat nona nya.
"Bi Narti, apa kabar?" Balas karin ramah.
"Bibi baik, non ini suaminya?" Tanya bi Narti ragu.
"Iya bi, ganteng ya" Jawab karin terkekeh.
"Ganteng banget non, silahkan masuk" Jawab bi Narti kemudian mempersilahkan karin dan jay masuk.
"Kemal ayo masuklah" Ajak karin.
"Maaf nona, saya menunggu saja disini" Balas kemal datar seraya menggelengkan kepalanya.
Begitulah sifat dari seorang kemal Pradipta, dia akan bersikap begitu lembut dan ramah ketika bersama dengan keluarga winata sedangkan diluar semua itu ia akan menjadi orang yang dingin dan tak berekspresi.
"Baiklah kemal, dadah" Ucap jay melambaikan tangannya yang dibalas senyuman kecil oleh kemal.
"Jay, karin??" Panggil seseorang membuat karin dan jay menoleh ke belakang bahkan kemal pun ikut menoleh.
"Pak Bayu, anda datang juga?" Tanya karin.
"Ya, aku di undang secara khusus oleh mita apa kamu lupa" Jawab bayu membuat karin memejamkan matanya sebentar karena baru mengingatnya.
"Ahh iya saya lupa" Balas karin.
"Jangan terlalu formal padaku karin, panggil saja aku bayu" Ucap bayu lupa jika ada kemal juga disana.
"Jangan melewati batasan anda" Ucap kemal datar namun lirikan nya bagai pisau yang siap merobek mulut bayu.
"Ahhh ada freezer juga disini ternyata, apa kau diundang juga?" Tanya bayu mengalihkan pandangannya karena jujur ia juga sedikit takut dengan kemal.
Kemal tidak menjawab membuat bayu kikuk sendiri. Karin dan jay masuk duluan karena pria itu sudah sejak tadi merengek minta masuk ke dalam rumah.
Sesampainya di depan pintu masuk, keduanya disambut oleh adijaya dan monic yang terlihat bak raja dan ratu sejagat itu. Penampilan yang begitu mewah dan elegan bahkan terkesan mencolok.
"Karin, jay kalian datang?" Tanya Monic tersirat senyum mengejek di wajahnya.
"Apa ada badut di dalam? apa ada balon dan juga kue?" Tanya Jay menyerobot.
"Tentu saja Jay, kami sudah menyiapkan semuanya" Jawab adijaya.
"Ayo karin masuk, aku sudah tidak sabar" Ajak jay menarik tangan karin.
"Sebentar Jay, aku harus bicara pada mamah dan papahku" Balas karin dengan lembut.
"Tidak mau!!! aku mau masuk sekarang" Tolak jay berteriak membuat beberapa tamu menoleh pada mereka.
"Masuk saja karin, kita bisa bicara lain waktu" Tutur monic kemudian membisikan sesuatu pada karin. "Suami idiot mu ini bisa membuat kami malu, jadi bawa sekarang" Bisik monic tajam.
"Mamah??!!!" Pekik karin kesal karena mamahnya menghina jay.
"Masuklah Karin, jangan buat keributan" Ucap adijaya berat.
Karin benar-benar merasa kesal atas perlakuan kedua orangtuanya, tidak ada rasa hormat bahkan terima kasih dari keduanya padahal karin sudah berkorban selama ini. Ya meski semua itu adalah kewajiban karin membahagiakan orang tua nya tapi tetap saja ucapan terima kasih pantas ia terima.
Ditambah lagi dengan perlakukan mereka kepada Jay, entah tidak tahu terima kasih atau alzheimer mereka melupakan bahwa keluarga jay yang sudah menolong keluarga mereka dari kesusahan.
"Jay, kamu adalah suamiku meski mereka orang tuaku tapi sungguh aku tidak suka ketika mereka menghinamu apalagi dihadapanku"
Jangan lupa dukungannya 🤗🤗
BERSAMBUNG.....