NovelToon NovelToon
Selena

Selena

Status: sedang berlangsung
Genre:Bullying dan Balas Dendam / Reinkarnasi / Enemy to Lovers / Mengubah Takdir
Popularitas:685
Nilai: 5
Nama Author: aulia indri yani

Hidup untuk yang kedua kalinya Selena tak akan membiarkan kesempatannya sia-sia. ia akan membalas semua perlakuan buruk adik tirinya dan ibu tirinya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon aulia indri yani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

CHAPTER 01

Malam itu terasa sepi dan sunyi—tidak ada kehangatan disekitar.

Selena menggigil, tangannya mengerat pada selimutnya dengan usang.

Matanya menatap memohon—penuh harap pada pintu gudang, tangannya memukul lemah dan bergetar

"Ayah ... Tolong buka pintunya." Suaranya hampir bisikan samar yang dibawa angin.

Ia sudah dikurung digudang selama 7 hari. Oleh ayahnya—Wirya Wiranata, Selena dituduh menjatuhkan Karina—adik tirinya dari tangga.

Bukan hanya itu, tuduhan yang sangat kejam terjadi pada Selena sebelumnya.

Tak ada yang mempercayainya.

Tubuhnya gemetar, tangannya tergeletak dilantai. nafasnya perlahan melambat dengan air mata perlahan menetes untuk terakhir kalinya

Selena berharap di kehidupannya keadilan untuknya ditegakkan. Dia bersumpah akan membuat mereka—Karina dan Evelyn, adik dan ibu tirinya membalas semua perbuatan mereka.

Nafas Selena melambat, kepalanya terkulai lemas. Hingga menghembuskan nafas terakhir terkunci di gudang.

Ditinggal, dilupakan dan dalam kondisi Hina.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

alarm berbunyi, mata coklat terang milik Selena terbuka dengan terkejut dan bingung.

ia melirik kamar sekitar—ini bukan gudang tempat dimana ia dikurung oleh ayahnya.

Perlahan Selena bangun dari kasur, menatap tak percaya. Menatap tubuhnya yang terpantul dicermin—menatap tak begitu percaya.

Selena mencubit, menampar pipinya. Ini sakit—ia tidak bermimpi dihidupkan kembali.

Seolah kehidupan sebelumnya hanyalah seperti mimpi buruk.

"Ya tuhan.. Terimakasih." bisiknya bersyukur, hampir meneteskan air matanya.

Dengan tekad kuat, Selena menegapkan diri. Berganti pakaian—dia sudah siap memulai kisahnya, merubah nasibnya menjadi lebih baik.

Ia kembali dikehidupan sebelumnya—waktu ini dan hari ini adalah hari setelah Selena dimarahi ayahnya karena meninggalkan Karina dikampus sendirian tanpa memberikan tumpangan.

Kini Selena siap memutarkan balik fakta kebohongan Karina. Ia akan memulai balas dendam sekarang.

Selena menuruni tangga—bersiap memulai, ia tak akan membiarkan orang-orang mengendalikan dirinya kembali.

Diruang makan ada ayahnya—Wirya Wiranata sedang menyesap kopinya ditemani istri barunya dan putri tirinya, Evelyn dan Karina.

Evelyn diduga cinta pertama Wirya sejak masuk sekolah menengah atas—pernikahan nya dengan Ana, ibu Selena membuat hubungan mereka berakhir.

Selena pikir ayahnya mencintai tulus mendiang ibunya—terlihat cara ayahnya dulu sangat mencintainya. Dulu mereka bertiga bahagia dengan satu putri mereka, setelah Ana meninggal dunia—masa lalu Wirya kembali—memicu emosi lama dan kerinduan yang tak disangka kembali.

"Selamat pagi ayah." Sapa Selena tanpa melihat mereka bertiga. Hanya menarik kursi dan duduk disana.

Wirya menurun korannya, mengangguk samar. "Sudah menyesali perbuatanmu Selena?" Tanya Wirya penuh harap, ia tak mau kedua putrinya memiliki masalah lagi.

Secara otomatis Selena menaruh alat makannya. Karina menatap pandangan Selena dengan waspada, menghitung setiap reaksi Selena agar bagaimana ia membalasnya dengan baik.

Sementara Evelyn sesekali melirik Selena, meletakan tangannya di lengan Wirya sebagai bentuk sentuhan menenangkan.

Seperti ibu yang bijak.

Selena berdeham, mereka mengharapkan ledakan. Jika ledakan amarah—ketidaksetujuan memberikan mereka celah sempurna untuk membalas layaknya korban.

Tangannya dengan lembut memegang lengan Karina. "Karina, adikku. Maafkan kakak ya karena meninggalkan mu kemarin. Kakak berjanji akan menjadi kakak yang terbaik untukmu mulai hari ini."

Suara Selena manis, seperti layaknya rasa bersalah. Membuat Karina—Evelyn dan Wirya terkejut—tak biasa mereka melihat sifat Selena yang pengertian dan lembut.

Selena berpura-pura terkejut dengan reaksi mereka, hampir halus memainkan perannya. "Kenapa kalian terkejut? Aku salah karena menelantarkan adikku. Aku mengakui kesalahanku." tanyanya berpura-pura bingung dengan senyuman tipis.

Wirya berdeham, mengangguk puas dengan sikap Selena yang tampak pengertian dan tidak memperpanjang masalah. "Iya, ayah senang kalian bisa akur."

Evelyn segera berdeham, mengangguk kaku dengan senyum dipaksakan. "Ya, ibu juga senang." sahutnya setuju, meletakan tangannya di lengan Selena lembut. "Kami berusaha menjadi yang terbaik untukmu sayang, aku juga berusaha menjadi ibumu yang baik begitupun Karina."

Evelyn tampak gugup mengatakannya, seperti seorang ibu tiri yang berusaha mendapatkan hati seorang anak kecil.

Segera Karina mengangguk, menyempurnakan drama ibunya. Sentuhannya ringan memeluk Selena dengan mudah

"Aku memaafkan kakak, lain kali jangan seperti itu ya kak Selena? Aku hanya ingin pulang bersama denganmu." ucapnya manis—selena hanya mengangguk, berpura-pura hubungan tiri ini sempurna

"Tentu saja adikku tersayang." Selena mengelus rambut lembut Karina meski matanya menunjukkan rasa dendam dan tidak suka secara terang-terangan.

Karina dan Evelyn tahu bahwa Selena hanyalah sandiwara—berpura-pura hubungan mereka membaik, layaknya sebuah keluarga

Mereka berdua entah bahwa sikap baik Selena pertanda baik atau buruk.

Jika buruk, mereka bisa mempertimbangkan menjadi 'Korban yang baik' namun jika Selena menjadi baik kepada mereka? Itu butuh rencana ulang untuk membuat semuanya sempurna.

Saat makan malam selesai, Selena bangkit. Mencium pipi Wirya dan Evelyn. Diam-diam wanita itu meringis jijik dicium putri tirinya.

Wirya terkekeh senang, mengelus pipi Selena dengan bangga. "Itu baru anak ayah. Akur lah dengan adikmu ya?" pesannya yang langsung diangguki oleh Selena.

"Tentu ayah! Aku akan menjaga adikku dengan sangat baik."

Diam-diam Karina cemberut mengapa Selena begitu bersikap baik? Wajah cemberut itu langsung dilihat oleh Evelyn—Evelyn melotot, memperingati Karina untuk tetap bersikap baik.

Dengan segera Karina tersenyum, menggandeng tangan Selena "Aku suka kakak Selena! dia baik dan juga pengertian ayah, jangan khawatir. Dia tidak akan menyakitiku, aku sepenuhnya percaya padanya."

Wirya mengangguk puas—senang dengan ikatan persaudaraan mereka. "Ya baiklah, pergilah. atau kalian akan terlambat ke sekolah"

Karina mengangguk, menggandeng tangan Selena—menariknya keluar dari rumah dengan langkah ceria seolah mereka benar-benar akur dan memiliki ikatan saudara yang sangat baik.

Saat sampai didepan pintu rumah, Karina melepaskan tangannya dari lengan Selena. Seolah melihat orang yang tak dikenal.

"Kenapa kau bertingkah baik kepadaku?" tanya Karina dengan bingung, matanya penuh menyelidiki pada Selena

Selena berbalik sebelum sampai dimobil, hanya tersenyum miring. "Kalian bersikap baik dihadapan ayahku, maka aku juga akan bersikap baik dengan kalian berdua dihadapan ayahku."

Mata Karina melotot tak percaya, benar dugaannya. Selena memang berpura-pura baik dihadapan ayah tirinya agar terhindar masalah.

"Kau licik sekali bersikap baik kepadaku dan ibuku hanya mencari perhatian dari ayahmu." Sahutnya dengan kesal, kedua tangannya terkepal erat.

Karina melangkah mendekat, hingga masuk kedalam mobil bersama Selena. Dengan enggan ia duduk bersebelahan dengan Selena. Ia benci bagaimana berbagi dengan Selena.

"Oh, kau mengatakan aku licik?" Selena memakai kacamata hitamnya, sebelah kakinya disilangkan dengan anggun.

menoleh menatap Karina dengan senyuman tipis yang mengejek.

"Aku hanya memulai apa yang sudah kalian berdua mulai, sayang." Selena bersandar puas, tak hanya ini. Selena sudah membuat rencana matang untuk mempermalukan mereka berdua.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!